TEGAKKAN SHALAT DENGAN BERJAMA'AH

Oleh
Syaikh Muhammad bin Shâlih al-'Utsaimîn
http://almanhaj.or.id/content/3485/slash/0/tegakkan-shalat-dengan-berjamaah/

Marilah kita selalu memelihara ketakwaan kepada Allah Ta'ala, dan
marilah kita selalu berusaha menjaga shalat, baik shalat yang wajib
maupun yang sunnah. Dengan demikian, semoga kita menjadi hamba-hamba
Allah Subhanahu wa Ta’ala yang taat mengerjakannya. Karena kita
mengetahui, shalat merupakan tiang agama. Shalat merupakan salah satu
rukun Islam. Oleh karenanya, orang yang tidak mau melaksanakan shalat,
seolah ia tidak beragama dan tidak memiliki bagian yang dapat
diharapkan dalam Islam.

Menegakkan shalat merupakan manifestasi keimanan seseorang.
Sebaliknya, meninggalkan shalat merupakan bukti yang nyata kekufuran
seseorang. Barang siapa menjaga shalatnya, maka ia akan memiliki
cahaya di hatinya, cahaya di wajahnya, cahaya di alam kuburnya dan
cahaya tatkala dibangkitkan dari kuburnya. Ia akan mendapatkan
keberuntungan pada hari kiamat, dan iapun akan dikumpulkan bersama
orang-orang yang diberi kenikmatan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dari
kalangan para nabi, shiddiqîn, para syuhada’ dan orang-orang shalih.

Ketahuilah, pertama kali amal yang akan dihisab oleh Allah Azza wa
Jalla pada hari kiamat kelak ialah shalat. Apabila shalat kita baik,
maka baiklah seluruh amalan kita. Akan tetapi, apabila shalat kita
rusak, maka rusaklah seluruh amalan kita.

Oleh karena itu, janganlah menunda-nunda dalam mendirikan shalat,
apalagi tatkala kita mempunyai kelonggaran. Ingatlah selalu kepada
Allah Subhanahu wa Ta’ala ketika waktu luang, niscaya Allah Subhanahu
wa Ta’ala akan mengingat kita saat dalam kesempitan. Barangsiapa
melupakan Allah Subhanahu wa Ta’ala , maka Allah Subhanahu wa Ta’ala
juga akan melupakannya. Barangsiapa menyia-nyiakan urusan Allah
Subhanahu wa Ta’ala , maka Allah juga akan menyia-nyiakan urusan orang
tersebut.

Adakah di antara kita yang merasa aman dan merasa masih jauh dari
kematian, sehingga ia berkata ”nanti saja untuk bertaubat”. Yaitu,
setelah merasa dekat dengan kematian, barulah bertaubat dan
melaksanakan shalat?! Padahal setiap hari kita selalu khawatir apabila
sewaktu-waktu kematian datang menjemput, pagi atau sore. Maut akan
datang tiba-tiba, sementara kita tidak menyadarinya.

Lalu, setelah kematian, apa yang akan terjadi? Sungguh, tidak ada lagi
kesempatan untuk beramal. Yang ada hanyalah pemberian pembalasan
terhadap setiap perbuatan yang telah kita kerjakan. Allah Subhanahu wa
Ta’ala berfirman:

يَوْمَئِذٍ يَصْدُرُ النَّاسُ أَشْتَاتًا لِيُرَوْا أَعْمَالَهُمْ فَمَنْ
يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ

Pada hari itu manusia keluar dari kuburnya dalam keadaan
bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan
mereka. Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun,
niscaya dia akan melihat (balasan)nya. [al-Zalzalah/99:6-7]

Oleh karena itu sepantasnya kita segera bertaubat, mentaati
perintah-perintah Allan dan menjauhi larangan-laranganNya.

Salah satu kewajiban dalam mengerjakan shalat, ialah melaksanakannya
di masjid dengan berjama'ah. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَارْكَعُوا مَعَ الرَّاكِعِينَ

Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta
orang-orang yang ruku'. [al-Baqarah/2:43]

Inilah jalan yang telah ditempuh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
dan para sahabatnya. Salah seorang sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam yang bernama 'Abdullah bin Mas’ud pernah berkata:

"Barang siapa yang senang bertemu dengan Allah Ta'ala sebagai seorang
muslim, maka hendaklah dia menjaga shalat-shalat ditempat yang
diperintahkan. Sungguh, Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mensyariatkan
jalan petunjuk kepada nabi kalian. Dan sesungguhnya shalat-shalat itu
termasuk di antara jalan petunjuk. Seandainya kalian shalat di rumah
sendiri-sendiri sebagaimana shalatnya orang-orang yang menyimpang,
tentu kalian akan meninggalkan sunah nabimu. Dan seandainya kalian
meninggalkan sunah nabimu, tentu kalian akan tersesat.

Seseorang yang berwudhu dan membaguskan wudhunya kemudian ia pergi ke
masjid, Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menuliskan setiap langkahnya
dengan satu kebaikan yang akan mengangkat derajatnya. Dengan langkah
itu pula, akan dihapus satu kejelekannya. Dan saya perhatikan,
tidaklah ada yang meniggalkan ini kecuali orang-orang munafik yang
telah jelas kemunafikannya atau orang yang sedang sakit. Sungguh, di
antara mereka (para sahabat) ada seorang laki-laki yang mendatangi
shalat berjamaah dengan dipapah oleh dua orang, sehingga ia pun bisa
berada di tengah-tengah shaf”.

Melaksanakan shalat berjamaah di masjid merupakan salah satu kewajiban
yang harus dipenuhi. Orang yang mengerjakan shalat bersama jamaah,
berarti ia telah menunaikan kewajiban yang telah diperintahkan Allah
Subhanahu wa Ta’ala . Sedangkan orang yang tidak shalat berjamaah
tanpa adanya faktor atau udzur yang dibenarkan syariat, berarti ia
telah bermaksiat kepada Allah Ta'ala dan telah membahayakan dirinya
sendiri. Sebagian ulama mengatakan, barang siapa meninggalkan shalat
berjamaah tanpa udzur, maka shalatnya tidak sah. Demikian juga
dikatakan oleh Syaikhul-Islam Ibnu Taimiyyah dari riwayat Imam Ahmad.

Barang siapa menunaikan shalat dengan berjamaah, sungguh ia telah
mengumpulkan pahala. Karena shalat dengan berjamaah itu lebih utama
dari pada shalat sendiri, pahalanya 27 derajat dibandingkan shalat
sendiri. Barang siapa yang meninggalkan shalat berjamaah tanpa adanya
udzur, tetapi hanya karena malas atau lalai, maka hal ini termasuk
perbuatan dosa. Allah Subhanahu wa Ta’ala mensifatinya seperti
orang-orang munafik:

إِنَّ الْمُنَافِقِينَ يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَهُوَ خَادِعُهُمْ وَإِذَا
قَامُوا إِلَى الصَّلَاةِ قَامُوا كُسَالَىٰ يُرَاءُونَ النَّاسَ وَلَا
يَذْكُرُونَ اللَّهَ إِلَّا قَلِيلًا

Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan
membalas tipuan mereka . Dan apabila mereka berdiri untuk salat mereka
berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan salat) di hadapan
manusia. Dan tidaklah mereka menyebut nama Allah kecuali sedikit
sekali [an-Nisâ`/4:142]

Dan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda tentang mereka:

أَثْقَلُ الصَّلاَةِ عَلَى الْمُنَافِقِيْنَ صَلاَةُ الْعِشَاءِ
وَصَلاَةُ الْفَجْرِ، وَلَوْ يَعْلَمُوْنَ مَا فِيْهِمَا لَأَتَوْهُمَا
وَلَوْ حَبْوًا، وَالَّذِيْ نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَوْ يَعْلَمُ
أَحَدُهُمْ أَنَّهُ يَجِدُ عَرْقًا سَمِينًا أَوْ مِرْمَاتَيْنِ
حَسَنَتَيْنِ لَشَهِدَ الْعِشَاءَ

Shalat paling berat atas kaum munafikin ialah shalat 'Isya' dan shalat
Subuh. Seandainya mereka mengetahui keutamaan pada kedua shalat itu,
niscaya mereka akan mendatanginya meski dengan merangkak. Demi Dzat,
yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, seandainya salah seorang dari
mereka akan memperoleh tulang (dari kambing) yang gemuk atau daging
yang terletak diantara dua kuku yang bagus, niscaya ia akan mendatangi
shalat Isya` (karena tujuan itu).

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menerangkan, seandainya orang-orang
yang tidak mengikuti shalat berjamaah ini tahu bahwa mereka akan
mendapatkan keuntungan dunia yang hina ini, tentu dia akan
mendatanginya. Sungguh, kebanyakan dari orang-orang munafik yang tidak
mengikuti shalat berjamaah itu, seandainya mereka memiliki kepentingan
dari urusan-urusan dunia pada waktu Subuh, tentu kita akan
mendapatinya sangat bersemangat dan tidak pernah terlambat.

Disamping itu, shalat berjamaah juga akan lebih menumbuhkan semangat,
lebih tuma’ninah, menghilangkan sifat malas dan sifat tergesa-gesa,
serta menghindari keterlambatan mengerjakan shalat di luar waktunya.
Shalat dengan berjamaah, juga akan menumbuhkan rasa solidaritas dan
kecintaan sesama kaum muslimin, menyemarakkan masjid dan menampakkan
syiar Islam. Shalat dengan berjamaah dapat berfungsi menjadi sarana
pengajaran untuk orang-orang yang belum mengetahui, pengingat bagi
yang lupa, dan banyak lagi kemashlahatan-kemashlahatan lainnya.

Tidak bisa dibayangkan apabila Allah Ta'ala tidak mensyariatkan shalat
berjamaah, apakah yang terjadi dengan umat Islam?

Umat Islam akan bercerai-berai, masjid-masjid terkunci, dan tidak ada
syiar jama'ah yang bisa dilihat. Oleh karena itu, di antara hikmah dan
rahmat dari Allah Ta'ala bagi umat Islam ini, yaitu Allah Subhanahu wa
Ta’ala mewajibkan shalat berjamaah bagi kaum muslimin. Maka marilah
kita bersyukur kepada Allah dengan nikmat ini. Yakni dengan cara
menunaikan kewajiban shalat secara berjamaah. Hendaklah kita merasa
malu kepada Allah Ta'ala, tatkala melihat diri kita tidak termasuk
dari golongan orang-orang yang melaksanakan perintah-Nya. Begitu pula,
hendaklah kita takut terhadap hukuman dari Allah Subhanahu wa Ta’ala ,
tatkala melihat diri kita bersama dengan orang-orang yang melanggar
larangan-Nya.

Kita memohon pertolongan kepada Allah Ta'ala supaya dimudahkan dalam
berdzikir, bersyukur dan beribadah kepada-Nya.

Setelah mengetahui pentingnya shalat, maka kita perlu bertanya,
mengapa masih ada di antara kita yang menyia-nyiakan shalat? Bahkan
merasa berat melakukannya secara berjamaah? Padahal shalat merupakan
sarana penghubung antara kita dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala .
Apabila tidak ada penghubung, bagaimana seseorang dapat beribadah
kepada-Nya, mencintai-Nya dan merendahkan diri di hadapan-Nya?

Bukankah suatu kerugian jika seseorang mendengar seruan dunia dan
perhisannya, ia pun segera menyambutnya. Tetapi sebaliknya, tatkala
mendengar seruan Allah “hayya 'alash-shalâh… hayya 'alal-falâh", ia
merasa berat dan berpaling darinya.

Oleh karena itu, saatnya kita memulai untuk memperhatikan pelaksanaan
shalat ini, dan melakukannya secara berjamaah di masjid. Sehingga kita
akan merasakan kenikmatannya.

(Diangkat oleh Ustadz Abu Maryam, dari kitab Dhiyâ`ul Lâmi’, Syaikh
Muhammad bin Shâlih al-'Utsaimîn, halaman 404 – 406)

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 05/Tahun XII/1429/2008M.
Penerbit Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo-Purwodadi Km.8
Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196]


------------------------------------

Website anda http://www.almanhaj.or.id
Berhenti berlangganan: assunnah-unsubscr...@yahoogroups.com
Ketentuan posting : http://milis.assunnah.or.id/aturanmilis/
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/assunnah/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/assunnah/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    assunnah-dig...@yahoogroups.com 
    assunnah-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    assunnah-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke