From: Irfan Sulaiman <mirfansulai...@yahoo.co.id>
Sent: Sun, 14 February, 2010 15:34:19

Mohon penjelasannya, dan bolehkan kita mencintai seorang akhwat ?
Assalamu'alaikum,

Berikut ada artikel terkait dengan permasalahan yg Sdr. Irfan tanyakan. Semoga 
bermanfaat.

http://rumaysho.com/belajar-islam/muslimah/2780-obat-ketika-merindukan-si-dia.html

http://rumaysho.com/belajar-islam/muslimah/1622-cinta-bukanlah-disalurkan-lewat-pacaran-.html

Wassalamu'alaikum,
-Ummu Zahra-

Silakan baca juga fatwa dibawah ini.
1. Hubungan Kasih Sayang Sebelum Pernikahan (Pacaran).
http://www.almanhaj.or.id/content/2114/slash/0
Yang mulia Syaikh Muhammad bin Shalih al-�Utsaimin rahimahullahu ditanya: �Apa 
pandangan agama tentang hubungan sebelum perkawinan (pacaran)?�

Beliau menjawab: �Pernyataan penanya �sebelum menikah�, jika yang dia dimaksud 
adalah sebelum "mencampuri" dan sesudah akad, maka ini tidak berdosa. Karena 
dengan akad, ia sudah menjadi isterinya, meskipun belum melakukan persetubuhan. 
Adapun sebelum akad, pada saat lamaran atau sebelum itu, maka ini diharamkan 
dan tidak dibolehkan. Tidak boleh seseorang bermesraan bersama wanita yang 
bukan isterinya, baik berbicara, memandang maupun berduaan. Diriwayatkan dari 
Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, bahwa beliau bersabda.

��� ���������� ������ ����������� ������ ���� ���� ��������� ����� ��������� 
��������� ������ ���� ���� ��������.

"Janganlah seseorang berduaan dengan seorang wanita kecuali bersama mahramnya, 
dan janganlah wanita bepergian kecuali bersama mahramnya" [10]

Walhasil, jika berkumpul ini setelah akad, maka tidaklah berdosa. Jika ini 
dilakukan sebelum akad walaupun setelah peminangan dan pinangannya diterima, 
maka ini (pun) tidak boleh. Perbuatan ini haram baginya, karena wanita ini 
masih tergolong orang lain, hingga ia mengikatnya (dengan ikatan pernikahan)." 
[11]

SEBAGIAN PENYELEWENGAN YANG TERJADI DALAM PERKAWINAN YANG WAJIB 
DIHINDARKAN/DIHILANGKAN.
http://www.almanhaj.or.id/content/173/slash/2
[1]. Pacaran
Kebanyakan orang sebelum melangsungkan perkawinan biasanya "Berpacaran" 
terlebih dahulu, hal ini biasanya dianggap sebagai masa perkenalan individu, 
atau masa penjajakan atau di anggap sebagai perwujudan rasa cinta kasih 
terhadap lawan jenisnya.

Adanya anggapan seperti ini, kemudian melahirkan konsesus bersama antar 
berbagai pihak untuk menganggap masa berpacaran sebagai sesuatu yang lumrah dan 
wajar-wajar saja. Anggapan seperti ini adalah anggapan yang salah dan keliru. 
Dalam berpacaran sudah pasti tidak bisa dihindarkan dari berintim-intim dua 
insan yang berlainan jenis, terjadi pandang memandang dan terjadi sentuh 
menyentuh, yang sudah jelas semuanya haram hukumnya menurut syari'at Islam.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

"Artinya : Jangan sekali-kali seorang laki-laki bersendirian dengan seorang 
perempuan, melainkan si perempuan itu bersama mahramnya". [Hadits Shahih 
Riwayat Ahmad, Bukhari dan Muslim].

Jadi dalam Islam tidak ada kesempatan untuk berpacaran dan berpacaran hukumnya 
haram.

[2]. Tukar Cincin.
Dalam peminangan biasanya ada tukar cincin sebagai tanda ikatan, hal ini bukan 
dari ajaran Islam. (Lihat Adabuz-Zifaf, Syaikh Nashiruddin Al-AlBani)

Kirim email ke