Re: Balasan: Re: [assunnah] Tanya : Hizbut Tahrir.......??

2006-06-18 Terurut Topik Ahmad Ridha
On 6/16/06, hanif hanif <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Anyway, semoga siapa saja yang baca tulisan ini masih ingat bahwa however
> HT itu masih muslim. Dan hendaklah dakwah dilaksanankn dg cara yg ahsan.


Mas Hanif, apakah ada dalam tulisan tersebut yang menyatakan bahwa HT
bukan muslim?

Mas Hanif, justru HT-lah yang menyatakan bahwa hari ini tidak ada lagi
pemerintahan Islam. Mereka juga suka memutarbalikkan sejarah misalnya
mencela dakwah Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab rahimahullah.

> Seandainya judulnya diganti "Nasehat untuk saudaraku HT" tentu akan lebih
> baik dan yang dinasehati mungkin lebih tertarik.
>
> Kenapa org indonesia suka AA Gym. Krn dia berdakwah dg lembut. Ada seorg
> salafy di paris yg selalu menasehati saya personally dan dg bhs arab yg halus
> dan baik. Sungguh itu lebih membekas di hati dan merasuk di jiwa, ketimbang
> org yg mengatakan "sesat", "sesat", "sesat" di hadapan saya.


Bentuk nasihat bisa bermacam-macam. Mas Hanif bisa lihat sendiri dari
tulisan para ulama bahkan teladan dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi
wa Sallam sendiri.

Lihatlah bagaimana Rasulullah lemah lembut terhadap Arab Badui yang
buang air kecil di masjid namun beliau menegur keras shahabat yang
terlalu panjang membaca Al-Qur'an dalam shalat berjama'ah.

Tanggapan Mas Hanif sendiri merupakan nasihat yang semoga bermanfaat.
Betapa banyak umat ini yang tertipu oleh dakwah yang menyimpang karena
"kemasan" yang menarik. Besarnya jumlah yang berhasil diajak bukanlah
menjadi ukuran utama. Betapa sayangnya jika seseorang menjadi rajin ke
masjid -yang adalah sangat baik - namun juga terkena syubhat-syubhat
dalam masalah aqidah.

Semoga Allah Ta'ala memudahkan para da'i untuk berdakwah dengan manhaj
yang diridha-Nya dan tidak menjadikan umat lari dari kebenaran.

> Saya takut kalian lupa kalau org2 liberal di sana semakin beringas saja. 
> Mereka
> menghina Allah, Rasul dan Kitab Nya secara terang2an. Dan tidak tanggung2,
> yg dipakai adlh lembaga keagamaan semacam IAIN / UIN.
> Sedangkan kita hanya sibuk memberi fatwa sesat, bid'ah, neraka, dsb kepada
> orang yg sedang berjuang yang mungkin "salah metode dakwah" krn kurang
> faham agama. Bukankah agama itu nasehat.


Mas Hanif, apakah kalau kita mengingkari satu kesalahan berarti kita
lalai dari kesalahan yang lain? Apakah ada yang mengatakan bahwa JIL
tidak apa-apa?

Kalau Mas Hanif lihat ke waktu yang tidak terlalu lampau, bukankah
ketika ada tokoh yang erat dengan JIL meninggal seorang "tokoh Islam"
pun memujinya? Apakah para "pejuang Islam" yang memiliki kekuasaan
legislatif dan eksekutif namun tidak penginaan itu juga telah lupa?
Kalau melihat situs sebuah "partai Islam" untuk melihat "sikap resmi"
mereka, tidaklah saya temui berita mengenainya. Padahal di dalamnya
tidak terluput target untuk kursi legislatif dan eksekutif serta
aktivitas bantuan yang dilakukan.

Terus terang saya terkesan dengan nasihat Mas Hanif bahwa bahwa masih
ada praktik-praktik kesyirikan yang belum tersentuh. Kebetulan saya
kemarin bertemu ikwan yang juga mengeluhkannya, jadi sebenarnya ada
keinginan lho, Mas, untuk mengubahnya. BTW, Mas Hanif, bagaimana
kaitan budaya yang terkait kesyirikan dengan kebijakan umum "partai
Islam" tersebut dalam bidang sosial budaya yang berbunyi:

"1. Membangun imunitas individu, keluarga, dan masyarakat dari
berbagai virus sosial budaya yang dapat merusak jati diri kaum
muslimin.
2. Mengembangkan produk-produk budaya Islam baik dalam bentuk
keteladanan ataupun dalam bentuk kesenian.
3. Aktif dalam mewujudkan perundang-undangan yang meninggikan budaya
bangsa dan mengkoreksi budaya yang merusak."

Mas Hanif juga menasihati kurang aktifnya dakwah salafiyyun terhadap
pemerintah. Seorang saudara juga pernah mengatakan "Apakah salafy
pernah menasehati pemerintah selain pemerintah saudi?"

Dalam masalah ini perlulah diingat, apakah jika tidak dipublikasikan
berarti tidak ada? Apalagi dalam masalah ini memang sepatutnya tidak
digembar-gemborkan. Kebetulan saya mengetahui bahwa ada upaya untuk
itu, yang mungkin masih kurang karena salafiyyun seringkali difitnah
oleh sebagian "pejuang Islam" sebagai wahhabi, pemecah belah dan
lain-lain.

Dengan tulisan ini, Mas Hanif, tidaklah untuk mengatakan bahwa setiap
individu salafiyyun terbebas dari kesalahan. Sungguh Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda (yang artinya):

"Setiap anak adam pasti bersalah, sebaik-baik orang yang bersalah
adalah orang yang bertaubat". (HR. At-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad).

Mas Hanif, betapa indah perkataan "Mohon dikoreksi dan ditanggapi
berdasarkan dalil" karena tidaklah agama ini dibangun di atas akal
atau perasaan semata. Dakwah salafiyyah tidaklah sekadar masalah
aqidah dan ibadah namun juga terkait manhaj (metode) dalam memahami
agama.

Akhir kata, mohon maaf jika ada kata yang kurang berkenan dan mohon
koreksi jika ada yang keliru. Kebenaran hanyalah dari Allah Ta'ala dan
kesalahan datang dari diri saya sendiri atau syaithan.

Allahu Ta'ala a'lam.

Wassalaamu 'alaikum 

Re: Balasan: Re: [assunnah] Tanya : Hizbut Tahrir.......??

2006-06-15 Terurut Topik hanif hanif
Anyway, semoga siapa saja yang baca tulisan ini masih ingat bahwa however HT 
itu masih muslim. Dan hendaklah dakwah dilaksanankn dg cara yg ahsan.

Seandainya judulnya diganti "Nasehat untuk saudaraku HT" tentu akan lebih baik 
dan yang dinasehati mungkin lebih tertarik.

Kenapa org indonesia suka AA Gym. Krn dia berdakwah dg lembut. Ada seorg salafy 
di paris yg selalu menasehati saya personally dan dg bhs arab yg halus dan 
baik. Sungguh itu lebih membekas di hati dan merasuk di jiwa, ketimbang org yg 
mengatakan "sesat", "sesat", "sesat" di hadapan saya.

Saya takut kalian lupa kalau org2 liberal di sana semakin beringas saja. Mereka 
menghina Allah, Rasul dan Kitab Nya secara terang2an. Dan tidak tanggung2, yg 
dipakai adlh lembaga keagamaan semacam IAIN / UIN.
Sedangkan kita hanya sibuk memberi fatwa sesat, bid'ah, neraka, dsb kepada 
orang yg sedang berjuang yang mungkin "salah metode dakwah" krn kurang faham 
agama. Bukankah agama itu nasehat.

salam dari paris,

hanif



On 14/06/06, Ruudv_AvL <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> MEMBONGKAR KESESATAN HIZBUT TAHRIR : SIAPA MEREKA ?
>
> Apa Itu Hizbut Tahrir?
> Hizbut Tahrir (untuk selanjutnya disebut HT) telah memproklamirkan diri
> sebagai kelompok politik (parpol), bukan kelompok yang berdasarkan
> kerohanian semata, bukan lembaga ilmiah, bukan lembaga pendidikan (akademis)
> dan bukan pula lembaga sosial (Mengenal HT, hal. 1). Atas dasar itulah, maka
> seluruh aktivitas yang dilakukan HT bersifat politik, baik dalam mendidik
> dan membina umat, dalam aspek pergolakan pemikiran dan dalam perjuangan
> politik. (Mengenal HT, hal. 16)
> Adapun aktivitas dakwah kepada tauhid dan akhlak mulia, sangatlah mereka
> abaikan. Bahkan dengan terang-terangan mereka nyatakan: "Demikian pula,
> dakwah kepada akhlak mulia tidak dapat menghasilkan kebangkitan…, dakwah
> kepada akhlak mulia bukan dakwah (yang dapat) menyelesaikan problematika
> utama kaum muslimin, yaitu menegakkan sistem khilafah." (Strategi Dakwah HT,
> hal. 40-41). Padahal dakwah kepada tauhid dan akhlak mulia merupakan misi
> utama para nabi dan rasul.
> Allah Ta'ala menegaskan:
> وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِيْ كُلِّ أُمَّةٍ رَسُوْلاً أَنِ اُعْبُدُوا اللهَ
> وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوْتَ
> "Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk
> menyerukan): 'Beribadahlah hanya kepada Allah dan jauhilah segala sesembahan
> selain-Nya'." (An-Nahl: 36)
> Rasulullah Shallallahu 'alaihi wassalam juga menegaskan:
> بُعِثْتُ لأُتَمِّمَ مَكاَرِمَ اْلأَخْلاَقِ
>
> "Aku diutus (oleh Allah) untuk menyempurnakan akhlak yang bagus." (HR.
> Al-Bukhari dalam Al-Adabul Mufrad, Ahmad, dan Al-Hakim. Dishahihkan oleh
> Asy-Syaikh Al-Albani dalam Ash-Shahihah no. 45)
>
> Tujuan dan Latar Belakang
> Mewujudkan kembali Daulah Khilafah Islamiyyah di muka bumi, merupakan
> tujuan utama yang melatarbelakangi berdirinya HT dan segala aktivitasnya.
> Yang dimaksud khilafah adalah kepemimpinan umat dalam suatu Daulah Islam
> yang universal di muka bumi ini, dengan dipimpin seorang pemimpin tunggal
> (khalifah) yang dibai'at oleh umat. (Lihat Mengenal HT, hal. 2, 54)
>
> Para pembaca, tahukah anda apa yang melandasi HT untuk mewujudkan Daulah
> Khilafah Islamiyyah di muka bumi? Landasannya adalah bahwa semua negeri kaum
> muslimin dewasa ini -tanpa kecuali- termasuk kategori Darul Kufur (negeri
> kafir), sekalipun penduduknya kaum muslimin. Karena dalam kamus HT, yang
> dimaksud Darul Islam adalah daerah yang didalamnya diterapkan sistem hukum
> Islam dalam seluruh aspek kehidupan termasuk dalam urusan pemerintahan, dan
> keamanannya berada di tangan kaum muslimin, sekalipun mayoritas penduduknya
> bukan muslim. Sedangkan Darul Kufur adalah daerah yang didalamnya diterapkan
> sistem hukum kufur dalam seluruh aspek kehidupan, atau keamanannya bukan di
> tangan kaum muslimin, sekalipun seluruh penduduknya adalah muslim. (Lihat
> Mengenal HT, hal. 79)
>
> Padahal tolok ukur suatu negeri adalah keadaan penduduknya, bukan sistem
> hukum yang diterapkan dan bukan pula sistem keamanan yang mendominasi.
> Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata: "Keberadaan suatu bumi (negeri)
> sebagai Darul Kufur, Darul Iman, atau Darul Fasiqin, bukanlah sifat yang
> kontinu (terus-menerus/langgeng) bagi negeri tersebut, namun hal itu sesuai
> dengan keadaan penduduknya. Setiap negeri yang penduduknya adalah
> orang-orang mukmin lagi bertakwa maka ketika itu ia sebagai negeri wali-wali
> Allah. Setiap negeri yang penduduknya orang-orang kafir maka ketika itu ia
> sebagai Darul Kufur, dan setiap negeri yang penduduknya orang-orang fasiq
> maka ketika itu ia sebagai Darul Fusuq. Jika penduduknya tidak seperti yang
> kami sebutkan dan berganti dengan selain mereka, maka ia disesuaikan dengan
> keadaan penduduknya tersebut." (Majmu' Fatawa, 18/282)
>
> Para pembaca, mengapa -menurut HT- harus satu khilafah? Jawabannya adalah,
> karena seluruh sistem pemerintahan yang ada dewasa ini tidak sah dan bukan
> sistem Islam. Baik itu sistem kerajaan, republ

Balasan: Re: [assunnah] Tanya : Hizbut Tahrir.......??

2006-06-14 Terurut Topik Ruudv_AvL
MEMBONGKAR KESESATAN HIZBUT TAHRIR : SIAPA MEREKA ?

Apa Itu Hizbut Tahrir?
Hizbut Tahrir (untuk selanjutnya disebut HT) telah memproklamirkan diri sebagai 
kelompok politik (parpol), bukan kelompok yang berdasarkan kerohanian semata, 
bukan lembaga ilmiah, bukan lembaga pendidikan (akademis) dan bukan pula 
lembaga sosial (Mengenal HT, hal. 1). Atas dasar itulah, maka seluruh aktivitas 
yang dilakukan HT bersifat  politik, baik dalam mendidik dan membina umat, 
dalam aspek pergolakan pemikiran dan dalam perjuangan politik. (Mengenal HT, 
hal. 16)
Adapun aktivitas dakwah kepada tauhid dan akhlak mulia, sangatlah mereka 
abaikan. Bahkan dengan terang-terangan mereka nyatakan: "Demikian pula, dakwah 
kepada akhlak mulia tidak dapat menghasilkan kebangkitan…, dakwah kepada akhlak 
mulia bukan dakwah (yang dapat) menyelesaikan problematika utama kaum muslimin, 
yaitu menegakkan sistem  khilafah." (Strategi Dakwah HT, hal. 40-41). Padahal 
dakwah kepada tauhid dan akhlak mulia merupakan misi utama para nabi dan rasul.
Allah Ta'ala menegaskan:
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِيْ كُلِّ أُمَّةٍ رَسُوْلاً أَنِ اُعْبُدُوا اللهَ 
وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوْتَ
"Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk  
menyerukan): 'Beribadahlah hanya kepada Allah dan jauhilah segala sesembahan 
selain-Nya'." (An-Nahl: 36)
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wassalam juga menegaskan:
بُعِثْتُ لأُتَمِّمَ مَكاَرِمَ اْلأَخْلاَقِ

"Aku diutus (oleh Allah) untuk menyempurnakan akhlak yang bagus." (HR. 
Al-Bukhari dalam Al-Adabul Mufrad, Ahmad, dan Al-Hakim. Dishahihkan oleh 
Asy-Syaikh Al-Albani dalam Ash-Shahihah no. 45)

Tujuan dan Latar Belakang
Mewujudkan kembali Daulah Khilafah Islamiyyah di muka bumi, merupakan tujuan 
utama yang melatarbelakangi berdirinya HT dan segala aktivitasnya. Yang 
dimaksud khilafah adalah kepemimpinan umat dalam suatu Daulah Islam yang 
universal di muka bumi ini, dengan dipimpin seorang pemimpin tunggal (khalifah) 
yang dibai'at oleh umat. (Lihat Mengenal HT, hal. 2, 54)

Para pembaca, tahukah anda apa yang melandasi HT untuk mewujudkan Daulah 
Khilafah Islamiyyah di muka bumi? Landasannya adalah bahwa semua negeri kaum 
muslimin dewasa ini -tanpa kecuali- termasuk kategori Darul Kufur (negeri 
kafir), sekalipun penduduknya kaum muslimin. Karena dalam kamus HT, yang 
dimaksud Darul Islam adalah daerah yang didalamnya diterapkan sistem hukum 
Islam dalam seluruh aspek kehidupan termasuk dalam urusan pemerintahan, dan 
keamanannya berada di tangan kaum  muslimin, sekalipun mayoritas penduduknya 
bukan muslim. Sedangkan Darul Kufur adalah daerah yang didalamnya diterapkan 
sistem hukum kufur dalam seluruh aspek kehidupan, atau keamanannya bukan di 
tangan kaum muslimin, sekalipun seluruh penduduknya adalah muslim. (Lihat 
Mengenal HT, hal. 79)

Padahal tolok ukur suatu negeri adalah keadaan penduduknya, bukan sistem hukum 
yang diterapkan dan bukan pula sistem keamanan yang mendominasi. Syaikhul Islam 
Ibnu Taimiyyah berkata: "Keberadaan suatu bumi (negeri) sebagai Darul Kufur, 
Darul Iman, atau Darul Fasiqin, bukanlah sifat yang kontinu 
(terus-menerus/langgeng) bagi negeri  tersebut, namun hal itu sesuai dengan 
keadaan penduduknya. Setiap negeri yang penduduknya adalah orang-orang mukmin 
lagi bertakwa maka ketika itu ia sebagai negeri wali-wali Allah. Setiap negeri 
yang penduduknya orang-orang kafir maka ketika itu ia sebagai Darul Kufur, dan 
setiap negeri yang penduduknya orang-orang fasiq maka ketika itu ia  sebagai 
Darul Fusuq. Jika penduduknya tidak seperti yang kami sebutkan dan berganti 
dengan selain mereka, maka ia disesuaikan dengan keadaan penduduknya tersebut." 
(Majmu' Fatawa, 18/282)

Para pembaca, mengapa -menurut HT- harus satu khilafah? Jawabannya adalah, 
karena seluruh sistem pemerintahan yang ada dewasa ini tidak sah dan bukan 
sistem Islam. Baik itu sistem kerajaan, republik presidentil (dipimpin 
presiden) ataupun republik parlementer (dipimpin perdana menteri). Sehingga 
merupakan suatu kewajiban menjadikan Daulah  Islam hanya satu negara 
(khilafah), bukan negara serikat yang terdiri dari banyak negara bagian. (Lihat 
Mengenal HT, hal. 49-55)

Ahlus Sunnah Wal Jamaah berkeyakinan bahwa pada asalnya Daulah Islam hanya satu 
negara (khilafah) dan satu khalifah. Namun, jika tidak memungkinkan maka tidak 
mengapa berbilangnya kekuasaan dan pimpinan.
- Al-'Allamah Ibnul Azraq Al-Maliki, Qadhi Al-Quds (di masanya) berkata: 
"Sesungguhnya persyaratan bahwa kaum muslimin (di dunia ini) harus dipimpin 
oleh seorang pemimpin semata, bukanlah suatu keharusan bila memang tidak 
memungkinkan." (Mu'amalatul Hukkam, hal. 37)
- Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab berkata: "Para imam dari setiap madzhab 
bersepakat bahwa seseorang yang berhasil menguasai sebuah negeri atau beberapa 
negeri maka posisinya seperti imam (khalifah) dalam segala hal. Kalaulah tidak 
demikian maka (urusan) dunia ini tidak akan tegak, karena kaum muslimin sejak 
kurun waktu yang lama sebelum Al-Imam Ahmad sam