Bls: Bls: [assunnah] Tanya: Poligami
baik... bagaimana istri harus mempersiapkan diri...? tidak lain adalah dengan ilmu dan iman... bagaimana istri mendapat semua itu...? dengan taufiq dari Allah dan bantuan orang terdekatnya yaitu suaminya. bagaimana mungkin suami mengatakan ana enggak dulu ta'addud zawjat karena istri belum siap...? keliru ya ikhwah yang akan berbuat itu antum. antum sudah siap secara ilmu dan amal...? sudah siapkan diri dan istri...? kalau istri belum siap itu karena suami kurang membekali dengan ilmunya dan barang kali amalan sehari-hari suami tidak masuk dalam verivikasi suami yang layak ta'addud zawjat. wanita berilmu dan beriman bila mendapati suami yang layak poligami dan mampu untuk itu, nggak akan susah dipoligami. Bahkan dia sendiri bila perlu mencarikan yang terbaik untuk suaminya. daripada salah pilih betul nggak... mohon maaf bila ada kata yang kurang berkenan dan bila ada kesalahan mohon koreksinya. Dari: AbuAzzam abuazzam.muzhof...@gmail.com Kepada: assunnah@yahoogroups.com Dikirim: Kamis, 22 Desember 2011 16:16 Judul: Re: Bls: [assunnah] Tanya: Poligami Afwan Bu Khoulah, Kalo ana berpandangan bahwa bukan pihak suami saja yang harus mempersiapkan segalanya, tetapi pihak istri pertama juga harus mempersiapkan Mental untuk menerima poligami. Sayangnya, kebanyakan wanita hanya menuntut kaum laki2 untuk perfect dan setia. Tetapi kaum wanita lupa bahwa perlu menyiapkan hati dan mental agar sabar dan tawakal jika sewaktu2 suaminya berniat poligami. Wallahu a'lam AbuAzzam Wong Solo Sent from my BlackBerryA^A^� -Original Message- From: Ibu Khoulah Am ibukhou...@yahoo.co.id Sender: assunnah@yahoogroups.com Date: Mon, 19 Dec 2011 18:09:08 To: assunnah@yahoogroups.comassunnah@yahoogroups.com Reply-To: assunnah@yahoogroups.com Subject: Bls: [assunnah] Tanya: Poligami tidak ada dalil yang menunjukkan harus dengan ridho istri. Tapi mohon diperhatikan beberapa hal. istri tidak setuju...? ada alasannya kah...? alangkah baiknya bila suami mendengarkan alasan istri, mungkin karena...: - suami kurang memenuhi hak istri dan keluarga. dan i ni umumnya menjadi sebab tidak setujunya istri. juga sebab kegagalan dan berantakannya rumah tangga. BayangkanA^ ikhwah istri kesepian menunggu suami di rumah pulang sudah larut malam suami jarang duduk bercengkrama dengan istri dan anak-anak, semua keruwetan rumah istri sendiri yang menghadapi. tidak ada sanak saudara di sekitar tempat bermukim si istri, suami kadang kala pergi begitu saja bersama teman temannya rihlah dll, tiba- tiba mau nikah lagi? anak dan istri yang pertama saja kurang dapat perhatian kok mau mengambil amanah yang baru... jangan lupa bahwa sebagaimana suami menikah ingin menjaga kehormatan, istripun menikah juga untuk menjaga kehormatan dan kesuciannya. - bisa jadi hak istri yang kurang terpenuhi itu adalah pendidikan dari suami. bagaimana suami mau menikah lagi, istri yang pertama masih ia biarkan ke sana ke mari sendiri dengan motornya, kasian mana laki-laki yang menjadi suaminya...? apakah dia tidak cemburu bila istrinya berdesak-desakan di jalanan, di lampu merah dengan para pesepeda motor yang umumnya laki-laki...? tidak sekedar mengantar taklim ke majlis taklim saja, atau mendengar radio rodja lalu suami menganggap cukup, tidak pendidikan adalah lebih dari itu. pendidikan mencakup pembiasaan dan pemantauan... menerapkan ilmu dalam kehidupan sehari-hari - bisa jadi istri merasa kurang terpenuhi dalam kehidupan dalam kamarnya. kalau masalah yang satu ini memang sensitif, kita orang luar tidak tahu apa-apa. hanya suami istri itulah yang bisa intropeksi diri. sebagai penutup, menikah lagi dengan tujuan yang baik memang disyariatkan. tapi jangan lupa bahwa untuk mencetak generasi sholeh sholihah adalah berawal dari ayah-ibu yang harmonis, keluarga mawaddah wa rahmah. apa gunanya memperbanyak anak tapi perceraian di sana sini. alangkah baiknya bila sebelum menikah lagi, buat daftar agenda langkah -langkah apa saja yang perlu didahulukan dalam antum beribadah kepada Allah karena nikah adalah juga ibadah. mungkin ada hal hal yang masih wajib ain yang antum harus dahulukan sehingga bila antum melangkahinya antum tidak layak melangkah pada jenjang poligami. wallohu a'lam bish showab. mohon bagi ikhwah yang membaca dikoreksi bila ada kekeliruan. Dari: irfandi bangsawan ibag...@yahoo.com Kepada: assunnah@yahoogroups.com Dikirim: Senin, 19 Desember 2011 21:02 Judul: [assunnah] Tanya: Poligami Bismillah. ana mau tanya. kalau seorang suami ingin berpoligami apakah harus dengan persetujuan istrinya? Bagaimana bila seorang istri tidak ridho di madu? Jazakallahu khoir. Website anda http://www.almanhaj.or.id Berhenti berlangganan: assunnah-unsubscr...@yahoogroups.com Ketentuan posting : http://milis.assunnah.or.id/aturanmilis/ Yahoo! Groups Links * To visit your group on the
Re: Bls: Bls: [assunnah] Tanya: Poligami
Memang harus dua2nya siap. Tapi tidak selalu jika satu pihak tidak siap diakibatkan oleh pihak lain tidak membantu menyiapkannya. Mudah2an tukar pikiran ini mendapat taufik dari Allah Subhanahu wa Ta'ala. IbnuS Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Ibu Khoulah Am ibukhou...@yahoo.co.id Sender: assunnah@yahoogroups.com Date: Fri, 23 Dec 2011 09:46:57 To: assunnah@yahoogroups.comassunnah@yahoogroups.com Reply-To: assunnah@yahoogroups.com Subject: Bls: Bls: [assunnah] Tanya: Poligami baik... bagaimana istri harus mempersiapkan diri...? tidak lain adalah dengan ilmu dan iman... bagaimana istri mendapat semua itu...? dengan taufiq dari Allah dan bantuan orang terdekatnya yaitu suaminya. bagaimana mungkin suami mengatakan ana enggak dulu ta'addud zawjat karena istri belum siap...? keliru ya ikhwah yang akan berbuat itu antum. antum sudah siap secara ilmu dan amal...? sudah siapkan diri dan istri...? kalau istri belum siap itu karena suami kurang membekali dengan ilmunya dan barang kali amalan sehari-hari suami tidak masuk dalam verivikasi suami yang layak ta'addud zawjat. wanita berilmu dan beriman bila mendapati suami yang layak poligami dan mampu untuk itu, nggak akan susah dipoligami. Bahkan dia sendiri bila perlu mencarikan yang terbaik untuk suaminya. daripada salah pilih betul nggak... mohon maaf bila ada kata yang kurang berkenan dan bila ada kesalahan mohon koreksinya. Dari: AbuAzzam abuazzam.muzhof...@gmail.com Kepada: assunnah@yahoogroups.com Dikirim: Kamis, 22 Desember 2011 16:16 Judul: Re: Bls: [assunnah] Tanya: Poligami Afwan Bu Khoulah, Kalo ana berpandangan bahwa bukan pihak suami saja yang harus mempersiapkan segalanya, tetapi pihak istri pertama juga harus mempersiapkan Mental untuk menerima poligami. Sayangnya, kebanyakan wanita hanya menuntut kaum laki2 untuk perfect dan setia. Tetapi kaum wanita lupa bahwa perlu menyiapkan hati dan mental agar sabar dan tawakal jika sewaktu2 suaminya berniat poligami. Wallahu a'lam AbuAzzam Wong Solo Sent from my BlackBerryA^A^� -Original Message- From: Ibu Khoulah Am ibukhou...@yahoo.co.id Sender: assunnah@yahoogroups.com Date: Mon, 19 Dec 2011 18:09:08 To: assunnah@yahoogroups.comassunnah@yahoogroups.com Reply-To: assunnah@yahoogroups.com Subject: Bls: [assunnah] Tanya: Poligami tidak ada dalil yang menunjukkan harus dengan ridho istri. Tapi mohon diperhatikan beberapa hal. istri tidak setuju...? ada alasannya kah...? alangkah baiknya bila suami mendengarkan alasan istri, mungkin karena...: - suami kurang memenuhi hak istri dan keluarga. dan i ni umumnya menjadi sebab tidak setujunya istri. juga sebab kegagalan dan berantakannya rumah tangga. BayangkanA^ ikhwah istri kesepian menunggu suami di rumah pulang sudah larut malam suami jarang duduk bercengkrama dengan istri dan anak-anak, semua keruwetan rumah istri sendiri yang menghadapi. tidak ada sanak saudara di sekitar tempat bermukim si istri, suami kadang kala pergi begitu saja bersama teman temannya rihlah dll, tiba- tiba mau nikah lagi? anak dan istri yang pertama saja kurang dapat perhatian kok mau mengambil amanah yang baru... jangan lupa bahwa sebagaimana suami menikah ingin menjaga kehormatan, istripun menikah juga untuk menjaga kehormatan dan kesuciannya. - bisa jadi hak istri yang kurang terpenuhi itu adalah pendidikan dari suami. bagaimana suami mau menikah lagi, istri yang pertama masih ia biarkan ke sana ke mari sendiri dengan motornya, kasian mana laki-laki yang menjadi suaminya...? apakah dia tidak cemburu bila istrinya berdesak-desakan di jalanan, di lampu merah dengan para pesepeda motor yang umumnya laki-laki...? tidak sekedar mengantar taklim ke majlis taklim saja, atau mendengar radio rodja lalu suami menganggap cukup, tidak pendidikan adalah lebih dari itu. pendidikan mencakup pembiasaan dan pemantauan... menerapkan ilmu dalam kehidupan sehari-hari - bisa jadi istri merasa kurang terpenuhi dalam kehidupan dalam kamarnya. kalau masalah yang satu ini memang sensitif, kita orang luar tidak tahu apa-apa. hanya suami istri itulah yang bisa intropeksi diri. sebagai penutup, menikah lagi dengan tujuan yang baik memang disyariatkan. tapi jangan lupa bahwa untuk mencetak generasi sholeh sholihah adalah berawal dari ayah-ibu yang harmonis, keluarga mawaddah wa rahmah. apa gunanya memperbanyak anak tapi perceraian di sana sini. alangkah baiknya bila sebelum menikah lagi, buat daftar agenda langkah -langkah apa saja yang perlu didahulukan dalam antum beribadah kepada Allah karena nikah adalah juga ibadah. mungkin ada hal hal yang masih wajib ain yang antum harus dahulukan sehingga bila antum melangkahinya antum tidak layak melangkah pada jenjang poligami. wallohu a'lam bish showab. mohon bagi ikhwah yang membaca dikoreksi bila ada kekeliruan. Dari: irfandi bangsawan ibag...@yahoo.com Kepada