From: aulsa...@gmail.com
Date: Tue, 22 Jan 2013 15:08:06 +0700
assalamu'alaikum...
bagaimana hukumnya apabila sholat menggunakan pakaian yang terkena cipratan air
hujan,
contoh nya cipratan yang berasal dari ban motor, air tergenang yg
terlindas-terciprat dari mobil kena ke pakaian,
dan sebagainya (tdk murni air hujan langsung).
apakah air cipratan ini termasuk najis?
bagaimana cara sholat apabila terdapat cipratan air ini pada pakaian kita.
mhn penjelasannya...
jazakumullah khair.
wassalamu'alaikum
Hal-Hal yang Termasuk Najis
1. Air kencing, Kotoran manusia, Madzi, Wadi, Kotoran (hewan) yang tidak
(halal) dimakan dagingnya, Air liur anjing, Bangkai,
2. Air
Semua air yang turun dari langit dan keluar dari bumi adalah suci dan
menyucikan.
Dasarnya adalah firman Allah Subhanahu wa Ta'ala
وَهُوَ الَّذِي أَرْسَلَ الرِّيَاحَ بُشْرًا بَيْنَ يَدَيْ رَحْمَتِهِ ۚ
وَأَنزَلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً طَهُورًا
“Dia-lah Yang meniupkan angin (sebagai) pembawa kabar gembira yang dekat
sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); dan Kami turunkan dari langit air yang
amat bersih.” [Al-Furqaan: 48]
Sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam tentang laut:
هُوَ الطَّهُوْرُ مَاؤُهُ، اَلْحِلُّ مَيْتَتُهُ.
“Air laut itu suci dan menyucikan serta halal bangkainya.” [2]
Juga sabda beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam tentang sumur:
إِنَّ الْمَاءَ طَهُوْرٌ لاَ يُنَجِّسُهُ شَيْءٌ.
“Sesungguhnya air itu suci dan menyucikan, tidak dinajiskan oleh sesuatu pun.”
Air tetap dalam kesuciannya sekalipun bercampur dengan sesuatu yang suci selama
tidak keluar dari keasliannya (kemutlakn)nya. (*)
Dasarnya adalah sabda beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam kepada para wanita
yang memandikan jenazah puteri beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam :
اِغْسِلْنَهَا ثَلاَثًا أَوْ خَمْسًا أَوْ أَكْثَرَ مِنْ ذلِكَ إِنْ رَأَيْتُنَّ
بِمَاءٍ وَسِدْرٍ، وَاجْعَلْنَ فِي اْلآخِرَةِ كَافُوْرًا أَوْ شَيْئًا مِنْ
كَافُوْرٍ.
“Mandikanlah ia tiga kali, lima kali atau lebih dengan air dan bidara jika
menurut kalian perlu. Dan jadikanlah basuhan terakhir dengan kapur barus atau
sedikit dengannya.” [3]
Tidaklah air itu dihukumi najis meskipun terdapat najis padanya kecuali jika ia
berubah karenanya.
Dasarnya adalah hadits Abu Sa'id. Dia mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa sallam ditanya: “Wahai Rasulullah, bolehkah kami wudhu di sumur
Budha‘ah?” Yaitu sumur yang di sana dibuang darah haidh, daging anjing, dan
kotoran.
Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
اَلْمَاءُ طَهُوْرٌ لاَ يُنَجِّسُهُ شَيْءٌ.
“Air itu suci dan menyucikan, tidak dinajiskan oleh suatu apa pun.” [4
Selengkapnya baca di
http://almanhaj.or.id/content/1438/slash/0/air-an-najaasaat/
Wallahu Ta'ala A'lam