[AstroDigi] Susu Unta Ampuh Melawan Tumor dan Diabetes

2010-08-31 Terurut Topik NINO
Tribunnews.com | Senin, 23 Agustus 2010 | Susu sapi? Sudah biasa. Susu
kerbau? Apalagi. Lalu bagaimana dengan susu unta? Konon,susu ini
diperkirakan lebih sehat karena mengandung sejumlah nutrisi yang tepat.

Sebuah perusahaan yang bermarkas di Dubai berencana akan menjual susu
unta ke wilayah Eropa dengan nama yang bahkan terkesan eksentrik,
Camelicious. Camel berarti unta sementara licious berasal dari
delicious yang mengandung makna lezat atau nikmat.

Regulator Uni Eropa, Juli lalu, sudah memastikan jika Uni Emirat Arab
akan menjadi pengekspor pertama susu unta untuk 27 negara anggotanya.
Nah, jika berhasil lulus uji tes, susu unta dalam bentuk serbuk ini
akan masuk ke pasaran Eropa tahun depan dan bahkan akan disasar ke Asia
dan Amerika.

Ini memang sesuatu yang tidak umum di negara-negara Barat, kata David
Wernery, penasihat hukum untuk mereka Camelicious.

Kami memikirkan tentang toko-toko kesehatan dan pasar alternatif. Ini
mungkin sesuatu yang baru, jelasnya. Konon, susu ini memiliki kadar
vitamin C tiga kali lebih banyak ketimbang susu sapi dan
dipertimbangkan sebagai susu bagi mereka yang peka terhadap laktosa.

Para peneliti sudah melakukan studi jika susu unta mampu melawan
perkembangan bakteri, tumor,diabates, dan sudah digunakan sejak dari
dulu untuk mengobati penyakit liver di wilayah Asia Tengah dan Afrika
Utara.

www.AstroDigi.com (Nino Guevara Ruwano)

--
Posted By NINO to AstroDigi at 9/01/2010 02:00:00 AM

[AstroDigi] Perempuan Seringkali Kesulitan Memilih Jins

2010-08-31 Terurut Topik NINO
KOMPAS.com | Selasa, 24/8/2010 | Celana jins merupakan salah satu
celana yang bisa Anda kenakan saat sedang bersantai atau semi formal.
Tak heran, ini merupakan salah satu busana yang selalu ada di setiap
lemari baju.

Meski begitu, tetap saja celana jins yang paling sering dipakai tak
sebanyak jumlah celana yang dimiliki di lemari. Pencarian celana jins
yang membuat si pemakai terlihat menarik terus berlanjut. Tahun
kemarin, produsen celana jins kenamaan, Levi Strauss menggelar survei
terhadap wanita untuk menggali lebih dalam apa permasalahan pada wanita
saat memilih jins. Apa hasilnya?

Banyak wanita tidak bisa menemukan celana jins yang sempurna untuk
dirinya. Levi's sudah membuat celana jins sejak tahun 1873, pada
awalnya hanya untuk pria. Kemudian para wanita mulai menggunakan celana
jins milik pasangan atau kakaknya yang laki-laki. Lalu diciptakanlah
celana jins untuk wanita sekitar pada tahun 1934-an. Namun, hingga
sekarang, tetap ada keluhan dari wanita bahwa sulit untuk mencari
celana jins yang tepat untuk mereka.

Dalam survei global yang dilakukan pada 60 ribu wanita di seluruh
dunia, Levi's menemukan bahwa;



* Lebih dari setengah responden (54 persen) mencoba setidaknya 10
pasang jins sebelum menemukan yang tepat dan membelinya.
* Sebagian besar responden (87 persen) berharap mereka dapat menemukan
jins yang lebih baik daripada yang mereka miliki saat ini.
* Sebanyak 67 persen percaya bahwa jins hanya didesain bagi mereka yang
memiliki bentuk tubuh ideal.
* Hanya 28 persen responden yang percaya bahwa jins didesain untuk pas
dengan bentuk tubuh mereka.

Diterangkan oleh Eden Bunag, Country Manager Levi's Indonesia
mengatakan, masalah yang tak mengenakkan saat memilih celana jins
antara lain;
* Muffin Top
Saat Anda mengenakan celana jins yang letak waistband tidak tepat dan
menjepit di bagian bawah perut dan menyebabkan bagian perut keluar dari
waistband celana. Alhasil, bagian lemak di bagian bawah perut mencuat
menggelambir.

* Hungry Bum
Ini adalah kondisi ketika bagian celana tidak cukup besar untuk
menopang dan menampung bokong, sehingga lipatan tengah bokong
seakan menelan celana. Seseorang harus secara manual menarik bagian
celana yang masuk di antara lipatan bokong.

* Sausage Casing
Ketika Anda menggunakan celana yang konturnya tak cocok untuk kondisi
kaki Anda, sausage casing bisa terjadi. Ketika paha Anda tak muat pada
celana, sehingga dari luar, terlihat sekali proporsi dan
ketidaknyamanan pada bagian paha akibat ukuran dan bentuk celana
tersebut tidak cocok untuk Anda.

* Gaper
Tidakkah Anda kesal ketika duduk, celana jins Anda seakan membuka di
pinggang bagian belakang? Sehingga celengan pun terlihat. Alhasil,
Anda harus berdiri sejenak, mengangkat celana, lalu duduk kembali
hati-hati agar tidak terbuka lagi bagian tersebut.

* Butt Crack
Ini adalah kondisi ketika celana Anda terlalu rendah sehingga
mempertontonkan lipatan bokong. Uh, memalukan sekali! Biasanya terjadi
saat sedang duduk dan mengenakan celana yang ukurannya tidak pas.

* Underwear Exposer
Mirip seperti butt crack, ini kejadian ketika celana bagian belakang
Anda turun ke bawah dan memperlihatkan celana dalam. Tak heran
perusahaan celana dalam sekarang memproduksi celana dalam yang bagian
belakangnya berbentuk V, supaya memberikan keleluasaan bagi si pemakai
saat beraktivitas.

Sementara menurut Elvara Djandini, penata busana sosialita dan
artis, Wanita Indonesia cenderung memiliki pinggul besar, jarang ada
wanita Indonesia tak berpinggul. Sangat jarang yang tubuhnya lurus bak
model di catwalk. Karena itulah, sulit untuk mencari celana jins yang
dijual massal yang bisa menyenangkan semua wanita. Jadi, ketika Anda
masih belum juga menemukan celana jins yang tepat, jangan takut, banyak
wanita di luar sana yang memiliki masalah yang sama.

www.AstroDigi.com (Nino Guevara Ruwano)

--
Posted By NINO to AstroDigi at 9/01/2010 02:48:00 AM

[AstroDigi] [BISNIS ONLINE] Usai Shalat Tarawih, Warga Tangkap Rampok

2010-08-31 Terurut Topik NINO
KOMPAS.com | Selasa, 24 Agustus 2010 | Suasana Desa Cukan Lipai,
Kecamatan Batang Alai Selatan (BAS), Kabupaten Hulu Sungai Tengah
(HST), Kalimantan Selatan, Senin (23/8/2010) malam mencekam. Ratusan
warga bersenjata tajam mengepung dan nyaris membantai seorang perampok
yang menyatroni kampung mereka.

Beruntung, anggota kepolisian berhasil menenangkan warga dan
mengamankan Yamin (24), salah seorang pelaku rampok.

Isur, salah satu warga setempat, mengatakan, kejadian berawal saat lima
orang perampok beraksi di rumah Abdullah (55), warga RT 3/RW 2 desa
setempat, saat warga sedang melaksanakan salat Tarawih. Saat kejadian,
pemilik pabrik penggilingan padi di desa itu sedang berada di rumah
bersama istrinya, Manah (50), dan anaknya, Ifat.

Sekitar pukul 20.00 Wita, tiba-tiba datang sekawanan orang tak dikenal
dan langsung masuk ke rumah korban melalui pintu samping. Ketiganya
kemudian disuruh masuk dan diancam dengan parang. Setelah itu kawanan
rampom menyuruh mereka menyerahkan perhiasan dan uang yang ada di kamar.

Puas menguras harta di kamar, perampok yang tidak menggunakan topeng
itu meminta Abdullah untuk menyerahkan barang berharganya yang lain,
katanya.

Abdullah beralasan barangnya ada di luar. Saat rampok lengah Abdullah
kabur langsung berlari ke musalla yang jaraknya hanya sekitar 200 meter
dari rumahnya untuk memberitahu warga.

Mendapat laporan, warga yang baru salat Tarawih beberapa rakaat
langsung berhamburan menyusul ke rumah Abdullah. Namun, rampok yang
menyadari aksinya telah diketahui warga langsung kabur ke hutan
belakang rumah Abdullah.

Bersama anggota Kepolisian Sektor (Polsek) BAS, warga langsung
melakukan pengejaran terhadap para perampok tersebut. Usaha warga tidak
sia-sia, salah satu perampok yang bersembunyi berhasil
dibekuk.(Banjarmasin Post, Khairil Rahim)

www.AstroDigi.com (Nino Guevara Ruwano)

--
Posted By NINO to BISNIS ONLINE at 8/31/2010 07:44:00 PM

[AstroDigi] [en.ASTRODIGI.com] Tamandua Mexicana, Half Bear Half Armadillo

2010-08-31 Terurut Topik NINO
Wikipedia.org | Anteaters are the four mammal species of the suborder
Vermilingua[1] commonly known for eating ants and termites.[2] Together
with the sloths, they compose the order Pilosa. The name anteater is
also colloquially applied to the unrelated aardvark, numbat, echidna,
and pangolin.

Species include the Giant Anteater Myrmecophaga tridactyla, about 1.8 m
(6 ft) long including the tail; the Silky Anteater Cyclopes didactylus,
about 35 cm (14 in.) long; the Southern Tamandua or Collared Anteater
Tamandua tetradactyla, about 1.2 m (4 ft) long; and the Northern
Tamandua Tamandua mexicana of similar dimensions.

The largest extant representative of the group is the Giant Anteater,
or ant-bear (Myrmecophaga tridactyla), an animal measuring up to 2.4
meter (8 feet) in length, excluding the tail, and up to 1.2 meter (4
foot) in height at the shoulder. It has a long, thin head and a large,
bushy tail. Its prevailing color is gray, with a broad black band,
bordered with white, starting on the chest, and passing obliquely over
the shoulder, diminishing gradually in breadth as it approaches the
loins, where it ends in a point. Giant Anteaters are sometimes mistaken
for bears because of their claws and bushy fur. The Giant Anteater is
also a very solitary animal. In Spanish, an anteater is referred to as
an oso hormiguero, literally, anteating bear.


Its food consists mainly of termites, which it obtains by opening nests
with its powerful sharp anterior (front) claws. As the insects swarm to
the damaged part of their dwelling, it draws them into its mouth by
means of its long, flexible, rapidly moving tongue covered with sticky
saliva. Their tongue can be flicked up to 150-160 times or more per
minute. A full-grown giant Anteater eats upwards of 30,000 ants and
termites a day. They also have small spikes on their tongue that help
keep the ants and other insects on the tongue while they get swept into
the anteater’s mouth.

The Giant Anteater and regular anteaters have no teeth. Their physical
digestion is aided by the pebbles and debris that they consume when
they are eating their protein-packed meal. Once the bugs are trapped by
the sticky tongue, the bugs are crushed by the tongue, against the
anteater's hard palate.

The giant Anteater lives above ground, not burrowing underground like
armadillos or aardvarks. The anteater finds a place to sleep, curls up,
and covers itself with its bushy tail. Since the anteater is a very
solitary animal, it can be easily awoken. When attacked, it can defend
itself with its sabre-like anterior claws.


The female produces one offspring per birth. During much of its first
year of life, a young Anteater will ride on its mother's back. It is
generally acknowledged that giant Anteaters have a poor sense of sight
but a keen sense of smell. In fact, their sense of smell is regarded to
be some 40 times stronger than that of humans. The name of the species,
tridactyla, comes from tri and dactylos, which is Greek for three
fingers. However, giant Anteaters actually have five toes on each paw
(the fifth is vestigial). The name probably came about because only
three of the front toes have prominent claws and can be easily seen.
Giant Anteaters rarely make sounds. When they do it is mostly when they
are young; the sound is a high-pitched, shrilly grunt noise. A baby
that has fallen off his mother's back will grunt to its mother either
to remind her that it has fallen off or to simply instruct her where it
is or to get her attention.

The two Anteaters of the genus Tamandua, the Southern Tamandua
(Tamandua tetradactyla) and the Northern Tamandua (Tamandua mexicana),
are much smaller than the Giant Anteater, and differ essentially from
it in their habits, being mainly arboreal. They inhabit the dense
primeval forests of South and Central America. The usual colour is
yellowish-white, with a broad black lateral band, covering nearly the
whole of the side of the body.

The silky Anteater (Cyclopes didactylus) is a native of the hottest
parts of South and Central America, and about the size of a cat, of a
general yellowish color, and exclusively arboreal in its habits.

Both the tamanduas and the silky Anteater possess partially prehensile
tails.

www.AstroDigi.com (Nino Guevara Ruwano)

--
Posted By NINO to en.ASTRODIGI.com at 8/31/2010 08:58:00 PM