[AstroDigi] Susu Unta Ampuh Melawan Tumor dan Diabetes
Tribunnews.com | Senin, 23 Agustus 2010 | Susu sapi? Sudah biasa. Susu kerbau? Apalagi. Lalu bagaimana dengan susu unta? Konon,susu ini diperkirakan lebih sehat karena mengandung sejumlah nutrisi yang tepat. Sebuah perusahaan yang bermarkas di Dubai berencana akan menjual susu unta ke wilayah Eropa dengan nama yang bahkan terkesan eksentrik, Camelicious. Camel berarti unta sementara licious berasal dari delicious yang mengandung makna lezat atau nikmat. Regulator Uni Eropa, Juli lalu, sudah memastikan jika Uni Emirat Arab akan menjadi pengekspor pertama susu unta untuk 27 negara anggotanya. Nah, jika berhasil lulus uji tes, susu unta dalam bentuk serbuk ini akan masuk ke pasaran Eropa tahun depan dan bahkan akan disasar ke Asia dan Amerika. Ini memang sesuatu yang tidak umum di negara-negara Barat, kata David Wernery, penasihat hukum untuk mereka Camelicious. Kami memikirkan tentang toko-toko kesehatan dan pasar alternatif. Ini mungkin sesuatu yang baru, jelasnya. Konon, susu ini memiliki kadar vitamin C tiga kali lebih banyak ketimbang susu sapi dan dipertimbangkan sebagai susu bagi mereka yang peka terhadap laktosa. Para peneliti sudah melakukan studi jika susu unta mampu melawan perkembangan bakteri, tumor,diabates, dan sudah digunakan sejak dari dulu untuk mengobati penyakit liver di wilayah Asia Tengah dan Afrika Utara. www.AstroDigi.com (Nino Guevara Ruwano) -- Posted By NINO to AstroDigi at 9/01/2010 02:00:00 AM
[AstroDigi] Perempuan Seringkali Kesulitan Memilih Jins
KOMPAS.com | Selasa, 24/8/2010 | Celana jins merupakan salah satu celana yang bisa Anda kenakan saat sedang bersantai atau semi formal. Tak heran, ini merupakan salah satu busana yang selalu ada di setiap lemari baju. Meski begitu, tetap saja celana jins yang paling sering dipakai tak sebanyak jumlah celana yang dimiliki di lemari. Pencarian celana jins yang membuat si pemakai terlihat menarik terus berlanjut. Tahun kemarin, produsen celana jins kenamaan, Levi Strauss menggelar survei terhadap wanita untuk menggali lebih dalam apa permasalahan pada wanita saat memilih jins. Apa hasilnya? Banyak wanita tidak bisa menemukan celana jins yang sempurna untuk dirinya. Levi's sudah membuat celana jins sejak tahun 1873, pada awalnya hanya untuk pria. Kemudian para wanita mulai menggunakan celana jins milik pasangan atau kakaknya yang laki-laki. Lalu diciptakanlah celana jins untuk wanita sekitar pada tahun 1934-an. Namun, hingga sekarang, tetap ada keluhan dari wanita bahwa sulit untuk mencari celana jins yang tepat untuk mereka. Dalam survei global yang dilakukan pada 60 ribu wanita di seluruh dunia, Levi's menemukan bahwa; * Lebih dari setengah responden (54 persen) mencoba setidaknya 10 pasang jins sebelum menemukan yang tepat dan membelinya. * Sebagian besar responden (87 persen) berharap mereka dapat menemukan jins yang lebih baik daripada yang mereka miliki saat ini. * Sebanyak 67 persen percaya bahwa jins hanya didesain bagi mereka yang memiliki bentuk tubuh ideal. * Hanya 28 persen responden yang percaya bahwa jins didesain untuk pas dengan bentuk tubuh mereka. Diterangkan oleh Eden Bunag, Country Manager Levi's Indonesia mengatakan, masalah yang tak mengenakkan saat memilih celana jins antara lain; * Muffin Top Saat Anda mengenakan celana jins yang letak waistband tidak tepat dan menjepit di bagian bawah perut dan menyebabkan bagian perut keluar dari waistband celana. Alhasil, bagian lemak di bagian bawah perut mencuat menggelambir. * Hungry Bum Ini adalah kondisi ketika bagian celana tidak cukup besar untuk menopang dan menampung bokong, sehingga lipatan tengah bokong seakan menelan celana. Seseorang harus secara manual menarik bagian celana yang masuk di antara lipatan bokong. * Sausage Casing Ketika Anda menggunakan celana yang konturnya tak cocok untuk kondisi kaki Anda, sausage casing bisa terjadi. Ketika paha Anda tak muat pada celana, sehingga dari luar, terlihat sekali proporsi dan ketidaknyamanan pada bagian paha akibat ukuran dan bentuk celana tersebut tidak cocok untuk Anda. * Gaper Tidakkah Anda kesal ketika duduk, celana jins Anda seakan membuka di pinggang bagian belakang? Sehingga celengan pun terlihat. Alhasil, Anda harus berdiri sejenak, mengangkat celana, lalu duduk kembali hati-hati agar tidak terbuka lagi bagian tersebut. * Butt Crack Ini adalah kondisi ketika celana Anda terlalu rendah sehingga mempertontonkan lipatan bokong. Uh, memalukan sekali! Biasanya terjadi saat sedang duduk dan mengenakan celana yang ukurannya tidak pas. * Underwear Exposer Mirip seperti butt crack, ini kejadian ketika celana bagian belakang Anda turun ke bawah dan memperlihatkan celana dalam. Tak heran perusahaan celana dalam sekarang memproduksi celana dalam yang bagian belakangnya berbentuk V, supaya memberikan keleluasaan bagi si pemakai saat beraktivitas. Sementara menurut Elvara Djandini, penata busana sosialita dan artis, Wanita Indonesia cenderung memiliki pinggul besar, jarang ada wanita Indonesia tak berpinggul. Sangat jarang yang tubuhnya lurus bak model di catwalk. Karena itulah, sulit untuk mencari celana jins yang dijual massal yang bisa menyenangkan semua wanita. Jadi, ketika Anda masih belum juga menemukan celana jins yang tepat, jangan takut, banyak wanita di luar sana yang memiliki masalah yang sama. www.AstroDigi.com (Nino Guevara Ruwano) -- Posted By NINO to AstroDigi at 9/01/2010 02:48:00 AM
[AstroDigi] [BISNIS ONLINE] Usai Shalat Tarawih, Warga Tangkap Rampok
KOMPAS.com | Selasa, 24 Agustus 2010 | Suasana Desa Cukan Lipai, Kecamatan Batang Alai Selatan (BAS), Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kalimantan Selatan, Senin (23/8/2010) malam mencekam. Ratusan warga bersenjata tajam mengepung dan nyaris membantai seorang perampok yang menyatroni kampung mereka. Beruntung, anggota kepolisian berhasil menenangkan warga dan mengamankan Yamin (24), salah seorang pelaku rampok. Isur, salah satu warga setempat, mengatakan, kejadian berawal saat lima orang perampok beraksi di rumah Abdullah (55), warga RT 3/RW 2 desa setempat, saat warga sedang melaksanakan salat Tarawih. Saat kejadian, pemilik pabrik penggilingan padi di desa itu sedang berada di rumah bersama istrinya, Manah (50), dan anaknya, Ifat. Sekitar pukul 20.00 Wita, tiba-tiba datang sekawanan orang tak dikenal dan langsung masuk ke rumah korban melalui pintu samping. Ketiganya kemudian disuruh masuk dan diancam dengan parang. Setelah itu kawanan rampom menyuruh mereka menyerahkan perhiasan dan uang yang ada di kamar. Puas menguras harta di kamar, perampok yang tidak menggunakan topeng itu meminta Abdullah untuk menyerahkan barang berharganya yang lain, katanya. Abdullah beralasan barangnya ada di luar. Saat rampok lengah Abdullah kabur langsung berlari ke musalla yang jaraknya hanya sekitar 200 meter dari rumahnya untuk memberitahu warga. Mendapat laporan, warga yang baru salat Tarawih beberapa rakaat langsung berhamburan menyusul ke rumah Abdullah. Namun, rampok yang menyadari aksinya telah diketahui warga langsung kabur ke hutan belakang rumah Abdullah. Bersama anggota Kepolisian Sektor (Polsek) BAS, warga langsung melakukan pengejaran terhadap para perampok tersebut. Usaha warga tidak sia-sia, salah satu perampok yang bersembunyi berhasil dibekuk.(Banjarmasin Post, Khairil Rahim) www.AstroDigi.com (Nino Guevara Ruwano) -- Posted By NINO to BISNIS ONLINE at 8/31/2010 07:44:00 PM
[AstroDigi] [en.ASTRODIGI.com] Tamandua Mexicana, Half Bear Half Armadillo
Wikipedia.org | Anteaters are the four mammal species of the suborder Vermilingua[1] commonly known for eating ants and termites.[2] Together with the sloths, they compose the order Pilosa. The name anteater is also colloquially applied to the unrelated aardvark, numbat, echidna, and pangolin. Species include the Giant Anteater Myrmecophaga tridactyla, about 1.8 m (6 ft) long including the tail; the Silky Anteater Cyclopes didactylus, about 35 cm (14 in.) long; the Southern Tamandua or Collared Anteater Tamandua tetradactyla, about 1.2 m (4 ft) long; and the Northern Tamandua Tamandua mexicana of similar dimensions. The largest extant representative of the group is the Giant Anteater, or ant-bear (Myrmecophaga tridactyla), an animal measuring up to 2.4 meter (8 feet) in length, excluding the tail, and up to 1.2 meter (4 foot) in height at the shoulder. It has a long, thin head and a large, bushy tail. Its prevailing color is gray, with a broad black band, bordered with white, starting on the chest, and passing obliquely over the shoulder, diminishing gradually in breadth as it approaches the loins, where it ends in a point. Giant Anteaters are sometimes mistaken for bears because of their claws and bushy fur. The Giant Anteater is also a very solitary animal. In Spanish, an anteater is referred to as an oso hormiguero, literally, anteating bear. Its food consists mainly of termites, which it obtains by opening nests with its powerful sharp anterior (front) claws. As the insects swarm to the damaged part of their dwelling, it draws them into its mouth by means of its long, flexible, rapidly moving tongue covered with sticky saliva. Their tongue can be flicked up to 150-160 times or more per minute. A full-grown giant Anteater eats upwards of 30,000 ants and termites a day. They also have small spikes on their tongue that help keep the ants and other insects on the tongue while they get swept into the anteater’s mouth. The Giant Anteater and regular anteaters have no teeth. Their physical digestion is aided by the pebbles and debris that they consume when they are eating their protein-packed meal. Once the bugs are trapped by the sticky tongue, the bugs are crushed by the tongue, against the anteater's hard palate. The giant Anteater lives above ground, not burrowing underground like armadillos or aardvarks. The anteater finds a place to sleep, curls up, and covers itself with its bushy tail. Since the anteater is a very solitary animal, it can be easily awoken. When attacked, it can defend itself with its sabre-like anterior claws. The female produces one offspring per birth. During much of its first year of life, a young Anteater will ride on its mother's back. It is generally acknowledged that giant Anteaters have a poor sense of sight but a keen sense of smell. In fact, their sense of smell is regarded to be some 40 times stronger than that of humans. The name of the species, tridactyla, comes from tri and dactylos, which is Greek for three fingers. However, giant Anteaters actually have five toes on each paw (the fifth is vestigial). The name probably came about because only three of the front toes have prominent claws and can be easily seen. Giant Anteaters rarely make sounds. When they do it is mostly when they are young; the sound is a high-pitched, shrilly grunt noise. A baby that has fallen off his mother's back will grunt to its mother either to remind her that it has fallen off or to simply instruct her where it is or to get her attention. The two Anteaters of the genus Tamandua, the Southern Tamandua (Tamandua tetradactyla) and the Northern Tamandua (Tamandua mexicana), are much smaller than the Giant Anteater, and differ essentially from it in their habits, being mainly arboreal. They inhabit the dense primeval forests of South and Central America. The usual colour is yellowish-white, with a broad black lateral band, covering nearly the whole of the side of the body. The silky Anteater (Cyclopes didactylus) is a native of the hottest parts of South and Central America, and about the size of a cat, of a general yellowish color, and exclusively arboreal in its habits. Both the tamanduas and the silky Anteater possess partially prehensile tails. www.AstroDigi.com (Nino Guevara Ruwano) -- Posted By NINO to en.ASTRODIGI.com at 8/31/2010 08:58:00 PM