Tribunnews.com | Selasa, 17 Agustus 2010 | SEBUAH robot dibuat secara
khusus untuk masuk ke Piramida Agung Giza lebih dalam. Robot yang jadi
bagian dari Proyek Djedi, sebuah proyek yang sudah berjalan tahunan,
akan menjelajah ke tempat yang tidak terjangkau oleh robot sebelumnya.
Robot ini akan masuk ke dalam ruangan yang tak terjamah selama 4.500
tahun.

Ruangan yang akan dimasuki tersebut adalah kuburan sang Ratu yang
letaknya berada lebih dalam dibandingkan kuburan Raja. Kuburan Raja
terletak lebih dekat dengan pintu keluar agar rohnya bisa dengan mudah
menemukan jalan ke alam baka.

Robot penjelajah dilengkapi dengan kamera serat optik berukuran mini
untuk melihat ke berbagai sudut yang sulit. Robot ini dibuat oleh para
peneliti dari Universitas Leeds bekerja sama dengan Dessault
(perusahaan penerbangan asal Prancis) dan Scoutec (perusahaan robotika
asal Inggris).

Tugas robot tersebut akan memeriksa kekuatan batu dengan menggunakan
satelit ultrasonik. Selain itu, robot ini bisa mengeluarkan mikrobot
berdiameter 0,7 inci.



Agar tidak mengubah permukaan batu piramida yang sensitif, robot
dilengkapi dengan roda nilon dan serat karbon.

"Semua robot dibuat sehingga kerusakan yang diakibatkan bisa sangat
minimal. Roda yang baru ini tidak mencengkeram, tapi menggelincir di
atas permukaan batu," Shaun Whitehead, Mission Manager berkata pada
TechNewsDaily.

Robot baru ini akan jadi robot ketiga yang pernah berusaha menjelajah
kubur Ratu. Ekspedisi dengan robot pertama mendapati pintu besar yang
terkunci. Robot kedua mendapati pintu lagi di balik pintu besar pertama
tersebut. Dengan mikrobot dan bor, robot ketiga ini diharapkan bisa
melewati halangan serupa.

* Robot ini merupakan bagian dari Proyek Djedi.

* Robot penjelajah ini dilengkapi dengan kamera serat optik berukuran
mini untuk melihat ke berbagai sudut yang sulit.

* Robot ini akan masuk ke ruang kuburan sang Ratu di dalamPiramida yang
letaknya berada lebih dalam dibandingkan kuburan Raja.

* Robot ini dibuat oleh para peneliti dari Universitas Leeds bekerja
sama dengan Dessault (perusahaan penerbangan asal Prancis) dan Scoutec
(perusahaan robotika asal Inggris).

* Tugas robot tersebut akan memeriksa kekuatan batu dengan menggunakan
satelit ultrasonik. Selain itu, robot ini bisa mengeluarkan mikrobot
berdiameter 0,7 inci.

Agar tidak mengubah permukaan batu piramida yang sensitif, robot
dilengkapi dengan roda nilon dan serat karbon.
Roda yang baru ini tidak mencengkeram, tapi menggelincir di atas
permukaan batu

Sumber: LiveScience

www.AstroDigi.com (Nino Guevara Ruwano)

--
Posted By NINO to AstroDigi at 9/06/2010 02:00:00 AM

Kirim email ke