[balita-anda] Cegah Hipertensi dengan Pola Makan
- Original Message - From: Sukamto Pawiro To: Ummi Ihsan (E-mail) ; Senthot BS (E-mail) ; Aris S (E-mail) Sent: Monday, February 24, 2003 1:11 AM Subject: Cegah Hipertensi dengan Pola Makan Cegah Hipertensi dengan Pola Makan Perubahan pola makan menjurus ke sajian siap santap yang mengandung lemak, protein, dan garam tinggi tapi rendah serat pangan (dietary fiber), membawa konsekuensi terhadap berkembangnya penyakit degeneratif (jantung, diabetes mellitus, aneka kanker, osteoporosis, dan hipertensi. Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 1995 menunjukkan prevalensi penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi di Indonesia cukup tinggi, yaitu 83 per 1.000 anggota rumah tangga. Pada umumnya perempuan lebih banyak menderita hipertensi dibandingkan dengan pria. Prevalensinya di daerah luar Jawa dan Bali lebih besar dibandingkan di kedua pulau itu. Hal tersebut terkait erat dengan pola makan, terutama konsumsi garam, yang umumnya lebih tinggi di luar Pulau Jawa dan Bali. Pengaturan menu bagi penderita hipertensi dapat dilakukan dengan empat cara. Cara pertama adalah diet rendah garam, yang terdiri dari diet ringan (konsumsi garam 3,75-7,5 gram per hari), menengah (1,25-3,75 gram per hari) dan berat (kurang dari 1,25 gram per hari). Cara kedua, diet rendah kolesterol dan lemak terbatas. Cara ketiga, diet tinggi serat. Dan keempat, diet rendah energi (bagi yang kegemukan). Jenis Hipertensi Penyakit hipertensi sering disebut sebagai the silent disease. Umumnya penderita tidak mengetahui dirinya mengidap hipertensi sebelum memeriksakan tekanan darahnya. Penyakit ini dikenal juga sebagai heterogeneous group of disease karena dapat menyerang siapa saja dari berbagai kelompok umur dan kelompok sosial-ekonomi. Hipertensi dapat dikelompokkan dalam dua kategori besar, yaitu primer dan sekunder. Hipertensi primer artinya hipertensi yang belum diketahui penyebabnya dengan jelas. Berbagai faktor diduga turut berperan sebagai penyebab hipertensi primer, seperti bertambahnya umur, stres psikologis, dan hereditas (keturunan). Sekitar 90 persen pasien hipertensi diperkirakan termasuk dalam kategori ini. Golongan kedua adalah hipertensi sekunder yang penyebabnya boleh dikatakan telah pasti, misalnya ginjal yang tidak berfungsi, pemakaian kontrasepsi oral, dan terganggunya keseimbangan hormon yang merupakan faktor pengatur tekanan darah. Faktor pemicu hipertensi dapat dibedakan atas yang tidak dapat dikontrol (seperti keturunan, jenis kelamin, dan umur) dan yang dapat dikontrol (seperti kegemukan, kurang olahraga, merokok, serta konsumsi alkohol dan garam). Hipertensi dapat dicegah dengan pengaturan pola makan yang baik dan aktivitas fisik yang cukup. Secara umum seseorang dikatakan menderita hipertensi jika tekanan darah sistolik/diastoliknya melebihi 140/90 mmHg (normalnya 120/80 mmHg). Sistolik adalah tekanan darah pada saat jantung memompa darah ke dalam pembuluh nadi (saat jantung mengkerut). Diastolik adalah tekanan darah pada saat jantung mengembang dan menyedot darah kembali (pembuluh nadi mengempis kosong). Tekanan darah normal (normotensif) sangat dibutuhkan untuk mengalirkan darah ke seluruh tubuh, yaitu untuk mengangkut oksigen dan zat-zat gizi. Berdasarkan diastolik dan sistolik, penggolongan tekanan darah serta saran yang dianjurkan adalah seperti pada Tabel 1. Mekanisme Terjadinya Hipertensi Gejala-gejala hipertensi antara lain pusing, muka merah, sakit kepala, keluar darah dari hidung secara tiba-tiba, tengkuk terasa pegal, dan lain-lain. Dampak yang dapat ditimbulkan oleh hipertensi adalah kerusakan ginjal, pendarahan pada selaput bening (retina mata), pecahnya pembuluh darah di otak, serta kelumpuhan. Mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya angiotensin II dari angiotensin I oleh angiotensin I-converting enzyme (ACE). ACE memegang peran fisiologis penting dalam mengatur tekanan darah. Darah mengandung angiotensinogen yang diproduksi di hati. Selanjutnya oleh hormon, renin (diproduksi oleh ginjal) akan diubah menjadi angiotensin I. Oleh ACE yang terdapat di paru-paru, angiotensin I diubah menjadi angiotensin II. Angiotensin II inilah yang memiliki peranan kunci dalam menaikkan tekanan darah melalui dua aksi utama. Aksi pertama adalah meningkatkan sekresi hormon antidiuretik (ADH) dan rasa haus. ADH diproduksi di hipotalamus (kelenjar pituitari) dan bekerja pada ginjal untuk mengatur osmolalitas dan volume urin. Dengan meningkatnya ADH, sangat sedikit urin yang diekskresikan ke luar tubuh (antidiuresis), sehingga menjadi pekat dan tinggi osmolalitasnya. Untuk mengencerkannya, volume cairan ekstraseluler akan ditingkatkan dengan cara menarik cairan dari bagian intraseluler. Akibatnya, volume darah meningkat, yang pada akhirnya akan meningkatkan tekanan darah. Aksi kedua adalah menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal. Aldosteron merupakan hormon steroid yang memiliki peranan penting
Re: [balita-anda] Mau Punya Adek
trima kasih pak taufik dan bu yuliana ,,,sangat menarik,, masih dinantikan sharing yg lain... - Original Message - From: Taufan Surana [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, February 14, 2003 8:11 AM Subject: RE: [balita-anda] Mau Punya Adek Ikutan sharing ya Kelahiran anak kedua memang sering menjadi masalah jika kita tidak mempersiapkannya jauh sebelum anak kedua lahir. Seperti yg dialami putra Pak Edi dan Hasan(?), kelihatan bahwa dia merasa tersaingi dg keberadaan adiknya, shg dia mencari perhatian dg jalan yg justru membuat orgtuanya marah. Apalagi jika anak menginjak usia 2 tahun, yg mana dia baru mulai mengerti dan belajar bahwa eksistensi dirinya yg ternyata terpisah dari org lain, shg dia membutuhkan perhatian lebih dari orgtua atau org lain. Yg sangat penting adalah kita perlu tahu bgmn perilaku psikologis anak usia 2 tahunan, shg kita tidak salah dalam menghadapinya. Sbg sharing saja, banyak hal yg telah kami lakukan utk mempersiapkan kelahiran anak kedua kami (Afina) yg berbeda 2 th 10 bln dg kakaknya (Rihan). Pertama, sebelum Afi lahir : 1. Memperlihatkan foto/rekaman video Rihan waktu masih bayi, sambil menjelaskan bahwa dia nanti mau punya adik yg seperti dia waktu bayi. 2. Menjelaskan bgmn menyayang adiknya nanti. 3. Menjelaskan hal2 yg menyenangkan, seperti misalnya, Nanti kita main sama2 dg adik, dsb. 4. (apalagi ya sementara yg saya ingat ini) Setelah kelahiran Afi. 1. Selalu dilibatkan dalam merawat adiknya, seperti mengambilkan popok, pampers, dll. 2. Lebih memperhatikan dia drpd adiknya. BUKAN sebaliknya ! Dan yg penting lagi meminta seluruh keluarga melakukan hal yg sama, terutama eyang dan saudara lainnya. Saya sangat terkesan ketika Afina baru saja lahir, ada seorang nenek di RS itu yg mendatangi kami, kmd mengatakan, Selamat atas kelahiran putrinya. Ingat, anda HARUS lebih memperhatikan KAKAKnya daripada anak kedua ini. Dan itu yg terus kami lakukan. 3. Jangan selalu menjadikan adiknya sebagai obyek utama. Misalnya, ketika dia bermain bola, dan bolanya hampir kena adiknya, JANGAN mengatakan, Jangan dekat2 adik, nanti kena adik. Tapi katakan misalnya, Nanti kena Ibu, dlsb. 4. Jangan terlalu sering melarangnya bermain/mendekati adiknya. Kalau mau ditinggal sebentar saja mereka hanya berduaan, katakan, Adiknya dijagain ya... Dengan begitu dia merasa dipercaya dan diberi tanggung jawab. Tapi ingat, jika anak pertama masih sekitar 2 tahunan, jangan pernah ditinggal lama, karena dia belum tahu mana yg aman dan berbahaya bagi adiknya. 5. Jika dia melakukan kesalahan, seperti misalnya memukul adiknya, jangan dimarahi, tapi jelaskan mengapa tdk boleh memukul. 6. Jika dia melakukan sesuatu yg memang benar2 membahayakan adiknya, dengan tegas jauhkan dia dari adiknya, dan menasehati dg tegas utk tidak mengulanginya. Yg penting, jangan menasehatinya waktu dia sedang marah/nangis, tapi tunggu setelah dia tenang. 7. Mengatakan bahwa adiknya sayang sama dia. Misalnya, Mas dicariin sama adik tuh... soalnya adik sayang sama Mas. 8. Bermain bersama sesering mungkin. Misalnya, memintanya membacakan/menceritakan buku ke adiknya, menyanyikan lagu, dll. Itu yg sementara ini saya ingat. Hasilnya cukup memuaskan sekali. Rihan dan Afina selalu main sama2, shg sering kali mereka tidak mau tidur siang, tapi maunya mainan terus :( Tapi, namanya juga anak... berantemnya juga sering sih..he..he..he... Seperti diatas tadi, utk mengajarkan disiplin dg baik kpd anak usia 2 tahunan, kita harus tahu perilaku anak usia tsb. Jangan sampai terjadi dimana dg ketegasan yg salah, anak kita kelihatan 'disiplin', tapi sebenarnya dia takut dan tertekan. Utk yg sudah punya buku elektronik (eBook) saya yg berjudul 3 Tahun Pertama yg Menentukan, silahkan dibaca di bagian tindakan ke-8 dari 10 Tindakan Penting untuk Merangsang Perkembangan Otak, krn terlalu panjang jika disampaikan melalui email. Maaf kalau kepanjangan. salam, Taufan -Original Message- From: Abi Ihsan [mailto:[EMAIL PROTECTED]] Sent: Friday, February 14, 2003 1:21 PM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [balita-anda] Mau Punya Adek awal bulan lalu , Anak saya yg berusia 2.5 tahun juga resmi menjadi kakak Setelah menjadi kakak , kadang ada saja tingkah lakunya tg sepertinya mencari perhatian , mungkin karena Umminya yg dulunya lengket sam adia , sekarang lebih banyak berinteraksi dg si bayi-adiknya. Bahkan kadang si Kakak mencubit atau bahkan sukam memukul adiknya BAgaiamana mengatasi hal ini? Bagaimana pendekatan psikologis kepada sang kakak? Terimakasih ABI IHsan - Original Message - From: Edi [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, February 14, 2003 6:57 AM Subject: Re: [balita-anda] Mau Punya Adek Teman teman mohon sharingnya Anak saya umur 20 bulan, posisi saat ini ibunya lagi hamil 7 bulan, perasaan saya akhir akhir ini anak saya kok gak kaya biasanya, mudah marah
[balita-anda] Malaikat di rumahmu
Malaikat di rumahmu Suatu hari seorang bayi siap untuk dilahirkan ke dunia. Dia bertanya kepada Tuhan : Para malaikat disini mengatakan bahwa besok Engkau akan mengirimku ke dunia, tetapi bagaimana cara saya hidup disana, saya begitu kecil dan lemah? Dan Tuhan menjawab, Saya telah memilih satu malaikat untukmu. Ia akan menjaga dan mengasihimu. Tapi disini, di dalam surga, apa yang pernah saya lakukan hanyalah bernyanyi dan tertawa. Ini sudah cukup bagi saya untuk berbahagia. Malaikatmu akan bernyanyi dan tersenyum untukmu setiap hari. Dan kamu akan merasakan kehangatan cintanya dan menjadi lebih berbahagia. Dan bagaimana saya bisa mengerti saat orang-orang berbicara kepadaku jika saya tidak mengerti bahasa mereka? Malaikatmu akan berbicara kepadamu dengan bahasa yang paling indah yang pernah kamu dengar; dan dengan penuh kesabaran dan perhatian, dia akan mengajarkan bagaimana cara kamu berbicara. Dan apa yang akan saya lakukan saat saya ingin berbicara kepadaMu ? Malaikatmu akan mengajarkan bagaimana cara kamu berdo'a. Saya mendengar bahwa di Bumi banyak orang jahat. Siapa yang akan melindungi saya ? Malaikatmu akan melindungimu, walaupun hal tersebut mungkin dapat mengancam jiwanya. Tapi, saya pasti akan merasa sedih karena tidak melihatMu lagi. Malaikatmu akan menceritakan padamu tentang Saya, dan akan mengajarkan bagaimana agar kamu bisa kembali kepadaKu, walaupun sesungguhnya Aku akan selalu berada di sisimu. Saat itu Surga begitu tenangnya sehingga suara dari Bumi dapat terdengar, dan sang anak bertanya perlahan. Tuhan, jika saya harus pergi sekarang, bisakah Kamu memberitahuku nama malaikat tersebut ? Kamu akan memanggil malaikatmu, Ibu. Ingatlah selalu kasih sayang ibu, berdoalah untuknya dan cintailah dia sepanjang masa.