Kalau pengalaman saya, kebetulan saya punya alat elektrolisa dan
pengukur tingkat kepadatan zat dalam air (TDS meter), dari beberapa merk
yg saya ukur, Produk keluaran Niki Fresh yang terbaik, setelah di
elektrolisa air-nya tetap bening (tidak berubah warna atau berbusa) dan
pengukuran TDS-nya hampir mendekati 0
Bisa dikatakan air tersebut air murni, tanpa kandungan apa2 termasuk
mineral.
Dari sebuah artikel yg pernah saya baca, katanya mineral yang dibutuhkan
tubuh yg terbaik bukan dari air minum dari dari sayuran, buah, susu dll.
Bapak Ibu, jangan salah paham ya, saya bukan agen air Niki Fresh tapi
saya hanya customer mereka yg mau sharing informasi. :)
Sekian,
Salam.
-Original Message-
From: Tommy Susi [mailto:[EMAIL PROTECTED]]
Sent: Friday, December 13, 2002 4:34 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [balita-anda] tanya isi ulang Air Mineral
Sedikit sharing mengenai Air Minum Isi Ulang.
Akhir-akhir ini memang lagi berkembang usaha baru, yaitu Air Isi Ulang
(AIU)
(Bukan Air Mineral Isi Ulang, karena sekarang air seperti Aqua sudah
menyebutkan sebagai Air Minum Dalam Kemasan).
Cukup dengan modal yang relatif kecil, seseorang sudah dapat membuka
usaha
ini. Begitu juga dengan kita sebagai pemakai air bisa mendapatkannya
dengan
harga yang relatif jauh lebih murah dibandingkan air kemasan lainnya
(Galonan), maka tentu akan menjadikan kita cenderung lebih memilih jenis
air
alternatif ini, terlebih ditengah kesulitan ekonomi, dimana harga
barang-barang naik terus. Namun tentunya kita harus jeli melihat/
memilih
AIU ini, karena tentunya kita tidak ingin kalau gara-gara ingin hemat,
malah
nantinya timbul masalah/ penyakit yang membutuhkan biaya yang lebih
besar.
Kadang-kadang kita ingin membeli/ mengkonsumsi air, kita hanya melihat,
apakah air tersebut bening atau keruh/ tidak bening, padahal ada
beberapa
hal yang seharusnya membuat kita berpikir ulang untuk mengkonsumsi AIU
ini.
Sebagai ilustrasi, jika kita hanya ingin mendapatkan air yang bening,
maka
kita cukup menggunakan Karbon Aktif (bisa dari arang tempurung). Jadi
dari
air sumber dihubungkan ke Karbon Aktif dan di tampung, maka hasilnya
akan
langsung bening. Hal ini sudah kami cobakan dirumah kami, dimana kalau
sebelumnya air tanah kami sangat kuning dan keruh sekali, tetapi setelah
melewati Karbon Aktif, maka air tersebut langsung menjadi bening sekali.
Tapi apakah memang cukup dengan bening, maka itu menjamin bahwa air
tersebut
sudah layak minum ? tentu tidak.
Kembali ke AIU tadi, berarti cukup dengan Karbon Aktif, maka air yang
diambil dari sumber yang kita tidak ketahui bisa menjadi bening kembali,
tinggal saja, apakah si AIU tadi melalui proses Ionisasi atau UV,
sehingga
bakteri yang ada dalam air akan mati. Kalau tidak, berarti air tersebut
masih tetap tidak layak untuk diminum. Lalu kalau sudah melalui UV,
apakah
secara rutin lampu UVnya diganti atau tidak, karena lampu UV memiliki
jam
kerja. Jadi kalau sudah sampai pada batas waktunya, maka walaupun masih
hidup, tetapi lampu tersebut tidak lagi berguna untuk sebagai bakteri
shield
atau tidak lagi mematikan bakteri, sehingga akhirnya bakteri akan lewat
juga. Dan kadang-kadang ada pengusaha yang mengabaikan hal ini demi
mengejar
keuntungan yang makin besar.
Khusus untuk daerah Jakarta atau daerah yang padat penduduknya, hal
Bakteri
ini sangat penting, karena dengan kepadatan penduduk yang sudah
sedemikian
tinggi, maka penyebaran Bakteri E-Coli sudah semakin meluas (Salah satu
penyebaran melalui MCK). Kalau misalnya AIU tersebut mendapatkan air
dari
sumber terdekat dari tempat dia membuka jasa tersebut (bukan dari
pergunungan), maka dapat dipastikan bahwa pencemaran Bakteri ini akan
semakin tinggi.
Dari berbagai artikel yang pernah kami dapatkan antara lain dari Kompas,
menyebutkan :
Rabu, 21 Maret 2001 - Air Kemasan Palsu bisa timbulkan Anemia
Senin, 19 Maret 2001 - Air Minum Kemasan Berlender beredar luas
Kamis, 22 Maret 2001 - Minum Air Kemasan Palsu bisa Mati Lemas
Kamis, 13 September 2001 - Air PDAM Diduga Mengandung Kasinogenik
Sabtu, 02 Desember 2000 - Air PDAM Mengandung Timbal
dan tentunya masih banyak lagi artikel-artikel sejenis, dapat
disimpulkan
bahwa sebenarnya air yang kita konsumsi selama ini, baik dari PDAM
maupun
air Kemasan belum tentu benar-benar layak minum
Sebagai air yang sehat/ layak minum, maka kita dapat melihat dari tabel
berikut. Kalau misalnya air yang kita konsumsi sudah mendekati atau
bahkan
bisa lebih bagus dari tabel ini, maka berarti air kita sudah layak
minum.
Syarat Mutu Air Minum
BauTidak Berbau
Rasa Tidak Berasa
Sulfat (mg/l) Maks. 200
Klorida (mg/l)Maks. 250
Besi (mg/l) Maks. 0,1
Mangan (mg/l) Maks. 0,1
Timbal (mg/l)