http://www.askdrsears.com/html/6/T064200.asp
*SIBLING RIVALRY (translated by: Sylvia Radjawane)* ------------------------- *14. Children do not have to be treated equally.* Memang anak-anak diciptakan setara, tetapi tidaklah mungkin untuk memperlakukan mereka setara sepanjang waktu. Pemahaman seperti ini baru kami peroleh dalam kehidupan keluarga besar kami dan setelah kelahiran beberapa anak kami. Begitu besarnya keinginan orang tua untuk mencegah pertengkaran di antara anak-anaknya, sehingga mereka berupaya untuk memperlakukan sama kepada semua anak mereka, apakah itu dalam hal memilihkan piyama atau menyeleksi sekolah. Setiap anak tidaklah sama; Anda tidak perlu beranggapan seolah-olah mereka adalah sama. Buatlah setiap keputusan dalam setiap momen atau peristiwa dan jangan cemas dengan konsekuensi jangka panjang yang mungkin terjadi jika Anda lebih memperhatikan anak Anda dibandingkan anak Anda yan glain. Cobalah menerapkan keseimbangan perhatian 'dalam 1 minggu', bukan 'dalam 1 hari'. 'Kenapa Hayden dapat sepasang sepatu baru sedangkan aku idak?' protes Erin. 'Karena sepatu Hayden telah rusang dan kamu sudah mendapatkan sepasang sepatu baru bulan lalu'. Walau demikian, kami tidak membiarkan Hayden memamerkan hadiahnya di hadapan Erin. Anak-anak ingin diperlakukan sebagai individu, bukan diperlakukan sama. Tetapi memang anak-anak memiliki pemahaman sejak lahir tentang keadilan, atau tentang apa yang mereka rasa sebagai bentuk keadilan. Ada anak-anak yang memang terlahir sebagai 'scorekeeper', jika Anda mencoba untuk bergabung dalam 'permainan', pasti akan membuat Anda kewalahan. Suatu kali di saat makan malam, ada kegiatan 'menghitung jumlah kacang polong yang disajikan untuk setiap piring untuk meyakinkan bahwa jumlah kacang yang diterima masing-masing anak adalah sama'. Setelah itu, kami membiarkan mereka melakukannya sendiri. Jika mereka ingin meneruskan aktivitas konyol ini, itu adalah pilihan mereka, tapi kami tidak akan bergabung dengan 'permainan' jenis begini. Jika ada suguhan yang perlu dibagi, kami minta salah satu anak untuk membaginya, sementara anak yang lain mendapat giliran pertama untuk memilih. Sebisa mungkin, cobalah untuk membagi pekerjaan rumah yang sama bobotnya di antara anak-anak Anda, sesuai dengan usia dan kemampuannya, sementara itu jangan paksa diri Anda untuk menjadi orang tua yang 100% adil. Anda tidak dapat melakukannya. Ingat, Anda sedang mempersiapkan anak-anak Anda untuk menghadapi kehidupan nyata, dan kehidupan nyata di luar rumah tidak memperlakukan orang secara sama dan adil. 'Papa, kenapa aku harus tidur jam 9 malam sedangkan Erin tidak perlu tidur hingga jam 10?' Jawablah dengan,'Karena kamu perlu lebih banyak tidur'. Anak-anak tampaknya tidak akan mengomel jika mereka menyadari adanya keadilan dalam keputusan Anda. Jelaskan kepada mereka bahwa anak-anak memperoleh hak-hak yang berbeda dan lebih banyak lagi kewajiban saat mereka beranjak semakin besar. Akan tiba masanya memperoleh hak-hak istimewa tsb. saat mereka semakin besar nanti. Kadangkala metode 'terapi kelompok' memecahkan masalah tentang 'pembagian waktu yang sama'. Jika kami memberikan waktu yang sama kepada setiap anak untuk menceritakan bukunya sebelum tidur, kami hanya akan terus 'membaca' sepanjang malam karena jumlah anak kami yang banyak. Itulah yang membuat anak-anak kami yang lebih tua segera belajar bahwa adiknya yang lebih kecil butuh lebih banyak waktu bersama orang tua untuk mengantarnya tidur. Jika mereka juga ingin hal yang sama, mereka akan bergabung dalam aktivitas 'dongeng keluarga sebelum tidur'. Bahkan sering kali kami ternyata telah dikelilingi oleh beberapa anak yang ikut bergabung dalam 'pembacaan dongeng anak usia 3 tahun' menjelang tidur malam. * * *15. Every child is a favorite.* Orang tua yang bisa bilang kalau mereka tidak pernah menjadikan salah satu anak mereka favorit dibandingkan saudaranya yang lain adalah tidak realistis. Ada sebagian orang tua dan anak-anak yang punya kepribadian yang berbeda, ada pula yang saling bertautan. Ada anak-anak yang mewarisi sifat-sifat yang baik dari orang tua mereka, tapi ada pula yang tidak. Kuncinya adalah: jangan biarkan anak-anak Anda menganggap hal ini sebagai sikap Anda yang pilih kasih. Lebih baik, buat mereka merasa spesial. Jika anak Anda bertanya pada Anda, 'Siapa yang lebih dicintai – aku atau Matthew?', berikan jawaban politis yang tepat – 'Kamu berdua dicintai, masing-masing dengan cara yang spesial'. Berikan perumpamaan bahwa 'cinta' itu seperti 'sinar matahari' – membagi sinar matahari bukan berarti kita mendapatkan lebih sedikit dari yang lain, dan cinta orang tua kepada anak-anaknya bagaikan sinar matahari. Katakan kepada setiap anak 'kualitas spesial' mereka: 'Kamu adalah anak sulung kami, tidak ada seorang pun yang dapat menjadi anak sulung kami' (atau anak ke dua, atau anak perempuan pertama, dll.) Jangan terjebak dengan perangkap 'siapa yang terbaik' Anak-anak tidak mengharapkan Anda berkata 'siapa yang lebih baik', mereka hanya 'memancing' Anda untuk bisa meyakinkan mereka tentang perasaan Anda terhadap mereka. *16. Minimize comparisons.* Ini juga merupakan dasar dari perasaan rendah diri, yang mendorong perilaku yang tidak diinginkan di antara anak dalam keluarga. Puji anak Anda untuk pencapaian prestasi yang ada hubungannya dengan dirinya sendiri, bukan karena dibandingkan dengan saudaranya yang lain. Setiap anak akan merasa bahwa dia adalah pribadi yang spesial di mata orang tuanya. Anak-anak selalu dibandingkan terus-menerus. Dalam sebagian besar hidup mereka, mereka akan diukur berdasarkan kemampuan: nilai-nilai di sekolah, cara memukul bola di dalam tim baseball, perlombaan dan permainan di antara mereka. Hanya rumah yang menjadi satu-satunya organisasi yang tersisa yang menghargai seorang anak sebagai dirinya sendiri, bukan berdasarkan perbandingan dengan anak lain. Karena itu, hindari komentar seperti, 'Kenapa kamu tidak dapat memiliki nilai baik seperti kakakmu?' *17. Referee quarrels.* Waktu berperan sebagai 'wasit' dan waktu berperan sebagai 'penonton' adalah keputusan subjektif tahap demi tahap. Dengan hanya membiarkan saja anak-anak tersebut atau memberikan mereka peringatan, kadang itulah yang sebenarnya diperlukan. Komentar yang berhasil menghentikan 'perang' dengan segera ala Martha istri saya adalah, 'Kalian mengganggu kedamaian Ibu'. Cara ini berhasil karena kami telah menanamkan ide sejak dini dalam keluarga kami bahwa di tengah orang banyak (keluarga kami termasuk kategori 'orang banyak'), setiap orang menghargai kedamaian sesamanya. Jika anak-anak mulai masuk dalam tahap berbahaya (mis. melukai seseorang atau merusak barang milik seseorang), segera hentikan perkelahian. Anak-anak dalam keluarga yang diizinkan untuk berkelahi saat mereka masih kecil cenderung berbuat yang sama saat mereka dewasa. Yang terpenting, hentikan perlakuan kasar di antara anak-anak di rumah – baik perlakuan kasar secara fisik atau emosional. *18. When in doubt, intervene.* Tentang persaingan antar anak dalam keluarga, Anda mungkin pernah dengar 'Oh, hal seperti itu akan berlalu juga nantinya!' Baik pengalaman dan penelitian telah menunjukkan bahwa tanpa bimbingan dari orang tua, anak-anak yang memiliki hubungan yang buruk cenderung bertumbuh menjadi orang-orang dewasa yang juga memiliki hubungan buruk. Semakin sering diizinkan untuk berkelahi saat mereka masih anak-anak, kecenderungan untuk berkelahi saat mereka dewasa juga semakin besar. Berpuas diri dengan kesimpulan bahwa hubungan yang ada pada masa kanak-anak secara alami akan berubah dari 'tidak enak' menjadi 'manis' adalah sikap yang naif. Karena memang tidaklah demikian. Pada saat anak-anak bertumbuh dan kehilangan kasih dari saudara-saudara kandung nya yang merupakan hak asasinya sebagai seorang anak dalam keluarga, maka hubungan yang terbentuk menjadi lebih 'tidak menyenangkan' di kemudian hari. *19. Listen to both sides.* Anak-anak dapat menjadi 'sobat' dan 'musuh'. Kita tidak saja perlu melindungi tubuh-tubuh yang sedang tumbuh ini dari perlakuan fisik yang kasar (yang mana anak-anak umumnya tumbuh dengan sedikit atau tanpa luka fisik yang menetap) tapi yang lebih penting lagi, kita perlu melindungi pola pikir mereka yang mampu menyerap perlakuan emosional yang kasar – yang lebih cenderung memberikan dampak jangka panjang dalam kehidupan mereka. Perlakuan kasar terhadap anak dalam keluarga tidak dapat ditolerir. Jika tanda bahaya mulai muncul, ingat untuk mengutamakan keselamatan, baru psikologi. Pertama-tama, pisahkan para 'petarung' kemudian antisipasi dari kemungkinan terjadinya 'perang' teriakan di antara mereka, tenangkan setiap orang dan kenakan topi 'psikologi' Anda di atas topi 'otoritas' Anda. Juga, jika Anda merasa bahwa seorang anak Anda sedang menjadikan anak dalam keluarganya 'korban', segera hentikan! 'Perang' kata-kata kasar tetap termasuk kategori 'perang'. Secara khusus, waspadalah untuk tetap mengatasi situasi agar dapat mencegah setiap anak memiliki 'luka' emosional, yang akan butuh waktu lebih lama untuk sembuh dibandingkan 'luka' fisik. Tunjukkan pada mereka beberapa alternatif untuk mengatasi perbedaan-perbedaan yang ada, karena ini adalah pelajaran hidup yang berharga. Dengarkan semua opini dari kedua belah pihak yang 'berperang', 'Ia memukulku', 'Nggak, ia yang memukulku dulu!' 'Saya benci kamu!' 'Saya lebih benci sama kamu!'. Berikan anak-anak Anda waktu dan tempat untuk melepaskan kemarahan dan frustrasi mereka sebelum memulai 'terapi' Anda. Anak-anak selalu 'terperangkap' dengan emosi diri sendiri sehingga mereka tidak mendengar apa yang sedang Anda katakan pada mereka. Tunjukkan bahwa Anda memahami sudut pandang masing-masing anak dan bantu mereka mau mendengarkan isi hati saudaranya yang lain dengan cara mengulang perkataan mereka tentang perasaan mereka masing-masing, 'Bob, kamu merasa Jim berbuat salah padamu, dan Jim, kamu merasa Bob telah berlaku tidak adil ... Coba lihat, ini adalah sesuatu yang kalian berdua dapat mengatasinya. Kalian anak-anak yang sudah besar, dan Saya mengharapkan kalian ke luar dari kamar tidur ini sebagai teman'. Dalam keluarga kami, jika perseteruan antar anak sedang memuncak, anak-anak kami kadang akan berkomentar bahwa ini terjadi karena kami memiliki terlalu banyak anak. Kami akan membuat mereka terdiam dengan komentar balik, 'Lalu siapa dari antara kalian yang seharusnya tidak jadi anak kami?' *20. Siblings are forever.* Sebagai orang tua dari banyak anak, kami juga merangkap sebagai – guru, wasit, pelatih, psikolog dan jendral perang. Walau demikian kami juga merangkap sebagai komunikator untuk membantu anak-anak kami menjadi teman sepanjang masa satu dengan yang lainnya. Saat anak-anak ada dalam masa usia 6 hingga 10 tahun, tekankan kepada anak-anak Anda arti sebenarnya seorang 'kakak laki-laki' atau 'kakak perempuan'. Anak-anak akan menghayati pepatah 'darah lebih kental dibandingkan air'. Saudara-saudara kandung adalah semacam sistem penopang kehidupan. Ini pesan yang kami sampaikan kepada anak-anak kami: 'Saudara-saudara kandungmu pada akhirnya akan menjadi sahabat terbaikmu. Suatu kali teman-temanmu yang lain akan pindah atau menghilang, tapi 'teman-teman' dalam keluargamu – saudara-saudara kandungmu -, akan selalu ada setiap kali kamu membutuhkannya. ...Friends come and go, siblings are forever... ------------------------- **