Re: [balita-anda] [Artikel] Bayi Haus Terus, ASI-nya Kurang?
Setelah baca artikel ini, ternyata α∂a̲̅ beberapa kesamaan dengan bayiku. gara2 aku panas dalam ϑƏN sekarang demam Ūđåћ 2 hari. Maureenku jadi keras pupnya duuh sedih sekali lihatnya. Please sarannya dõooº°˚˚°ºnk karena asi jadi aku buang takut kasih dia Asi daripada pup nya keras. Tolong Ɣªª .. Huaah... ♏å♏α ĹαưƦƐħ (6,11) - Maureen (12hr). --Original Message-- From: Sylvia Radjawane To: balita-anda@balita-anda.com ReplyTo: balita-anda@balita-anda.com Subject: [balita-anda] [Artikel] Bayi Haus Terus, ASI-nya Kurang? Sent: Mar 31, 2011 17:21 hi BA members, Sekadar posting salah satu artikel tulisan dr. Widodo Judarwanto, Sp.A. yang dimuat di websitenya_Kompas_ (edisi 14 Mar 2011) happy reading :) Sylvia - mum to Jovan, Rena, Aleta Luigi . http://health.kompas.com/read/2011/03/14/11420357/Bayi.Haus.Terus.ASI-nya.Kurang . Bayi Haus Terus, ASI-nya Kurang? (dr. Widodo Judarwanto, Sp.A) Bayiku kok tidak pernah kenyang? Haus terus seakan tidak pernah kenyang meskipun minum ASI sudah lama dan cukup sering. Mendengar bayi yang menangis terus membuat orangtua panik. Apalagi nenek si bayi terus-menerus memerintahkan anaknya untuk menambah susu formula. Ternyata setiap tangisan bayi belum tentu haus. Dalam keadaan gangguan tertentu bayi sering menangis dan rewel. Hal ini sering dianggap haus, padahal itu adalah tanda haus palsu. Kekhawatiran ASI kurang atau fobia ASI kurang adalah perasaan yang tidak benar pada ibu yang menganggap bahwa produksi ASI tidak mencukupi kebutuhan bayi. Keadaan ini terjadi karena adanya gejala-gejala tertentu pada bayi yang masih dianggap haus, padahal bayi sudah minum banyak. Gejala ini cukup menyesatkan dan dianggap bahwa bayi masih kurang minum sehingga pemberian susu formula ditambahkan. Pada akhirnya hal inilah yang seringkali menggagalkan program ASI eksklusif. *Manifestasi “haus palsu”* Beberapa gejala pada bayi yang timbul bukan karena rasa haus dan lapar dapat disebut gejala palsu. Gejala ini seringkali timbul karena ada yang dirasakan tidak nyaman pada tubuh bayi, khususnya ketidaknyamanan saluran cerna. Gejala yang timbul biasanya tampak bila bayi minum susu terburu-buru, tidak sabar, seringkali minta minum (kurang dari satu setengah jam) atau sering ngempeng. Gejala lain adalah gerakan mulut seperti mau minum atau bila pipi atau bibir disentuh seperti mau minum. Reflek mengisap pada bayi sangat tinggi, terutama pada bayi dengan gangguan hipersesitivitas. Hal ini belum tentu tanda haus. Keadaan gejala haus palsu ini seringkali mengakibatkan kegagalan program ASI eksklusif. Ibu sering merasa letih dan kurang tidur karena tampak bayi sering minta minum dan hanya terus ngempeng (tidak menyedot) puting susu. Akhirnya, karena kondisi tersebut keputusan pemberian susu formula dilakukan. Ketidaknyamanan pada bayi ini seringkali terjadi karena rasa sakit atau gangguan pada saluran cerna bayi. Keadaan ini sering terjadi karena imaturitas saluran cerna pada bayi masih belum sempurna. Biasanya dengan pertambahan usia terutama di atas usia 3 bulan gangguan ini akan membaik. Gangguan tersebut sering terjadi pada penderita dengan bakat alergi dan hipersensitif. Gangguan pada saluran cerna dapat dianggap sebagai penyebab bila terjadi gejala bayi sering muntah atau gumoh, kembung, *hiccup* (cegukan), buang angin keras dan sering, sering rewel gelisah (kolik) terutama malam hari, BAB lebih dari 4 kali perhari, BAB tidak tiap hari. . Kadang disertai hernia umbilikalis (benjolan pada pusar/”bodong”) bahkan juga hernia scrotalis, inguinalis karena sering ngeden. Gangguan saluran cerna karena alergi ini biasanya semakin meningkat saat malam hari. Pola diurnal malam hari ini juga terjadi pada gangguan alergi lainnya seperti napas grok-grok, batuk, asma, hidung buntu dan sebagainya. Pola ini juga berkaitan mengapa bayi sering rewel malam hari dan mengapa bayi lebih sering minta minum malam hari. Gangguan saluran cerna ini disertai lidah timbul putih seperti jamur dan bibir kering. Gangguan saluran cerna tersebut seringkali disertai gangguan hidung dan kulit. Meskipun sangat jarang sebagai penyebab tetapi popok basah, kedinginan atau udara panas bisa mengakibatkan gejala haus palsu ini timbul. Selain gejala haus palsu juga didapatkan tanda haus palsu. Tanda ini adalah gerakan dan tanda pada bayi yang sebenarnya tidak berhubungan dengan rasa haus pada bayi, tetapi dianggap bayi kurang minum. Tanda tersebut diantaranya adalah reflek* sucking* (bila disentuh pipi mulut mengikuti tangan seperti ingin dihisap) yang berlebihan, lidah sering menjulur-julur, memasukkan tangan ke mulut, timbul gerakan mengecap pada mulut bayi dan sebagainya. Tanda tersebut bukan merupakan rasa haus, dapat dilihat setelah minum banyak tanda tersebut masih sering dilakukan oleh bayi. Pada keadaan gejala haus palsu dan tanda haus palsu biasanya bayi mengalami *overfeeding*. “Overfeeding” adalah bayi mendapatkan jumlah ASI melebihi kebutuhan normal nutrisi pada bayi
[balita-anda] [Artikel] Bayi Haus Terus, ASI-nya Kurang?
hi BA members, Sekadar posting salah satu artikel tulisan dr. Widodo Judarwanto, Sp.A. yang dimuat di websitenya _Kompas_ (edisi 14 Mar 2011) happy reading :) Sylvia - mum to Jovan, Rena, Aleta Luigi . http://health.kompas.com/read/2011/03/14/11420357/Bayi.Haus.Terus.ASI-nya.Kurang . Bayi Haus Terus, ASI-nya Kurang? (dr. Widodo Judarwanto, Sp.A) Bayiku kok tidak pernah kenyang? Haus terus seakan tidak pernah kenyang meskipun minum ASI sudah lama dan cukup sering. Mendengar bayi yang menangis terus membuat orangtua panik. Apalagi nenek si bayi terus-menerus memerintahkan anaknya untuk menambah susu formula. Ternyata setiap tangisan bayi belum tentu haus. Dalam keadaan gangguan tertentu bayi sering menangis dan rewel. Hal ini sering dianggap haus, padahal itu adalah tanda haus palsu. Kekhawatiran ASI kurang atau fobia ASI kurang adalah perasaan yang tidak benar pada ibu yang menganggap bahwa produksi ASI tidak mencukupi kebutuhan bayi. Keadaan ini terjadi karena adanya gejala-gejala tertentu pada bayi yang masih dianggap haus, padahal bayi sudah minum banyak. Gejala ini cukup menyesatkan dan dianggap bahwa bayi masih kurang minum sehingga pemberian susu formula ditambahkan. Pada akhirnya hal inilah yang seringkali menggagalkan program ASI eksklusif. *Manifestasi “haus palsu”* Beberapa gejala pada bayi yang timbul bukan karena rasa haus dan lapar dapat disebut gejala palsu. Gejala ini seringkali timbul karena ada yang dirasakan tidak nyaman pada tubuh bayi, khususnya ketidaknyamanan saluran cerna. Gejala yang timbul biasanya tampak bila bayi minum susu terburu-buru, tidak sabar, seringkali minta minum (kurang dari satu setengah jam) atau sering ngempeng. Gejala lain adalah gerakan mulut seperti mau minum atau bila pipi atau bibir disentuh seperti mau minum. Reflek mengisap pada bayi sangat tinggi, terutama pada bayi dengan gangguan hipersesitivitas. Hal ini belum tentu tanda haus. Keadaan gejala haus palsu ini seringkali mengakibatkan kegagalan program ASI eksklusif. Ibu sering merasa letih dan kurang tidur karena tampak bayi sering minta minum dan hanya terus ngempeng (tidak menyedot) puting susu. Akhirnya, karena kondisi tersebut keputusan pemberian susu formula dilakukan. Ketidaknyamanan pada bayi ini seringkali terjadi karena rasa sakit atau gangguan pada saluran cerna bayi. Keadaan ini sering terjadi karena imaturitas saluran cerna pada bayi masih belum sempurna. Biasanya dengan pertambahan usia terutama di atas usia 3 bulan gangguan ini akan membaik. Gangguan tersebut sering terjadi pada penderita dengan bakat alergi dan hipersensitif. Gangguan pada saluran cerna dapat dianggap sebagai penyebab bila terjadi gejala bayi sering muntah atau gumoh, kembung, *hiccup* (cegukan), buang angin keras dan sering, sering rewel gelisah (kolik) terutama malam hari, BAB lebih dari 4 kali perhari, BAB tidak tiap hari. . Kadang disertai hernia umbilikalis (benjolan pada pusar/”bodong”) bahkan juga hernia scrotalis, inguinalis karena sering ngeden. Gangguan saluran cerna karena alergi ini biasanya semakin meningkat saat malam hari. Pola diurnal malam hari ini juga terjadi pada gangguan alergi lainnya seperti napas grok-grok, batuk, asma, hidung buntu dan sebagainya. Pola ini juga berkaitan mengapa bayi sering rewel malam hari dan mengapa bayi lebih sering minta minum malam hari. Gangguan saluran cerna ini disertai lidah timbul putih seperti jamur dan bibir kering. Gangguan saluran cerna tersebut seringkali disertai gangguan hidung dan kulit. Meskipun sangat jarang sebagai penyebab tetapi popok basah, kedinginan atau udara panas bisa mengakibatkan gejala haus palsu ini timbul. Selain gejala haus palsu juga didapatkan tanda haus palsu. Tanda ini adalah gerakan dan tanda pada bayi yang sebenarnya tidak berhubungan dengan rasa haus pada bayi, tetapi dianggap bayi kurang minum. Tanda tersebut diantaranya adalah reflek* sucking* (bila disentuh pipi mulut mengikuti tangan seperti ingin dihisap) yang berlebihan, lidah sering menjulur-julur, memasukkan tangan ke mulut, timbul gerakan mengecap pada mulut bayi dan sebagainya. Tanda tersebut bukan merupakan rasa haus, dapat dilihat setelah minum banyak tanda tersebut masih sering dilakukan oleh bayi. Pada keadaan gejala haus palsu dan tanda haus palsu biasanya bayi mengalami *overfeeding*. “Overfeeding” adalah bayi mendapatkan jumlah ASI melebihi kebutuhan normal nutrisi pada bayi, sehingga berat badan bayi tampak meningkat pesat. Biasanya berat badan bayi bertambah melebihi 750 gram dalam 2 minggu. * * *ASI eksklusif penuhi kebutuhan nutrisi bayi* Badan Kesehatan Dunia (WHO), Organisasi Pangan Sedunia (FAO), British Nutrition Foundation, ESPGAN (European Society for Pediatric Gastroenterology and Nutrition) merekomendasikan pemberian ASI selama enam bulan pertama setelah kelahiran. Selama itu, bayi tidak perlu mendapatkan makanan dan minuman apa pun selain ASI. Secara alamiah, ASI diproduksi dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan
Re: [balita-anda] [Artikel] Bayi Haus Terus, ASI-nya Kurang?
Sharingnya :$ ☀☺◎Ќέз³☀ ;) bnget Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: Sylvia Radjawane sylvia.radjaw...@gmail.com Date: Thu, 31 Mar 2011 17:21:20 To: balita-anda@balita-anda.com Reply-To: balita-anda@balita-anda.com Subject: [balita-anda] [Artikel] Bayi Haus Terus, ASI-nya Kurang? hi BA members, Sekadar posting salah satu artikel tulisan dr. Widodo Judarwanto, Sp.A. yang dimuat di websitenya_Kompas_ (edisi 14 Mar 2011) happy reading :) Sylvia - mum to Jovan, Rena, Aleta Luigi . http://health.kompas.com/read/2011/03/14/11420357/Bayi.Haus.Terus.ASI-nya.Kurang . Bayi Haus Terus, ASI-nya Kurang? (dr. Widodo Judarwanto, Sp.A) Bayiku kok tidak pernah kenyang? Haus terus seakan tidak pernah kenyang meskipun minum ASI sudah lama dan cukup sering. Mendengar bayi yang menangis terus membuat orangtua panik. Apalagi nenek si bayi terus-menerus memerintahkan anaknya untuk menambah susu formula. Ternyata setiap tangisan bayi belum tentu haus. Dalam keadaan gangguan tertentu bayi sering menangis dan rewel. Hal ini sering dianggap haus, padahal itu adalah tanda haus palsu. Kekhawatiran ASI kurang atau fobia ASI kurang adalah perasaan yang tidak benar pada ibu yang menganggap bahwa produksi ASI tidak mencukupi kebutuhan bayi. Keadaan ini terjadi karena adanya gejala-gejala tertentu pada bayi yang masih dianggap haus, padahal bayi sudah minum banyak. Gejala ini cukup menyesatkan dan dianggap bahwa bayi masih kurang minum sehingga pemberian susu formula ditambahkan. Pada akhirnya hal inilah yang seringkali menggagalkan program ASI eksklusif. *Manifestasi “haus palsu”* Beberapa gejala pada bayi yang timbul bukan karena rasa haus dan lapar dapat disebut gejala palsu. Gejala ini seringkali timbul karena ada yang dirasakan tidak nyaman pada tubuh bayi, khususnya ketidaknyamanan saluran cerna. Gejala yang timbul biasanya tampak bila bayi minum susu terburu-buru, tidak sabar, seringkali minta minum (kurang dari satu setengah jam) atau sering ngempeng. Gejala lain adalah gerakan mulut seperti mau minum atau bila pipi atau bibir disentuh seperti mau minum. Reflek mengisap pada bayi sangat tinggi, terutama pada bayi dengan gangguan hipersesitivitas. Hal ini belum tentu tanda haus. Keadaan gejala haus palsu ini seringkali mengakibatkan kegagalan program ASI eksklusif. Ibu sering merasa letih dan kurang tidur karena tampak bayi sering minta minum dan hanya terus ngempeng (tidak menyedot) puting susu. Akhirnya, karena kondisi tersebut keputusan pemberian susu formula dilakukan. Ketidaknyamanan pada bayi ini seringkali terjadi karena rasa sakit atau gangguan pada saluran cerna bayi. Keadaan ini sering terjadi karena imaturitas saluran cerna pada bayi masih belum sempurna. Biasanya dengan pertambahan usia terutama di atas usia 3 bulan gangguan ini akan membaik. Gangguan tersebut sering terjadi pada penderita dengan bakat alergi dan hipersensitif. Gangguan pada saluran cerna dapat dianggap sebagai penyebab bila terjadi gejala bayi sering muntah atau gumoh, kembung, *hiccup* (cegukan), buang angin keras dan sering, sering rewel gelisah (kolik) terutama malam hari, BAB lebih dari 4 kali perhari, BAB tidak tiap hari. . Kadang disertai hernia umbilikalis (benjolan pada pusar/”bodong”) bahkan juga hernia scrotalis, inguinalis karena sering ngeden. Gangguan saluran cerna karena alergi ini biasanya semakin meningkat saat malam hari. Pola diurnal malam hari ini juga terjadi pada gangguan alergi lainnya seperti napas grok-grok, batuk, asma, hidung buntu dan sebagainya. Pola ini juga berkaitan mengapa bayi sering rewel malam hari dan mengapa bayi lebih sering minta minum malam hari. Gangguan saluran cerna ini disertai lidah timbul putih seperti jamur dan bibir kering. Gangguan saluran cerna tersebut seringkali disertai gangguan hidung dan kulit. Meskipun sangat jarang sebagai penyebab tetapi popok basah, kedinginan atau udara panas bisa mengakibatkan gejala haus palsu ini timbul. Selain gejala haus palsu juga didapatkan tanda haus palsu. Tanda ini adalah gerakan dan tanda pada bayi yang sebenarnya tidak berhubungan dengan rasa haus pada bayi, tetapi dianggap bayi kurang minum. Tanda tersebut diantaranya adalah reflek* sucking* (bila disentuh pipi mulut mengikuti tangan seperti ingin dihisap) yang berlebihan, lidah sering menjulur-julur, memasukkan tangan ke mulut, timbul gerakan mengecap pada mulut bayi dan sebagainya. Tanda tersebut bukan merupakan rasa haus, dapat dilihat setelah minum banyak tanda tersebut masih sering dilakukan oleh bayi. Pada keadaan gejala haus palsu dan tanda haus palsu biasanya bayi mengalami *overfeeding*. “Overfeeding” adalah bayi mendapatkan jumlah ASI melebihi kebutuhan normal nutrisi pada bayi, sehingga berat badan bayi tampak meningkat pesat. Biasanya berat badan bayi bertambah melebihi 750 gram dalam 2 minggu. * * *ASI eksklusif penuhi kebutuhan nutrisi bayi* Badan Kesehatan Dunia (WHO), Organisasi Pangan
Re: [balita-anda] [Artikel] Bayi Haus Terus, ASI-nya Kurang?
Mantap Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: Pegy Turangan pegy_orne...@rocketmail.com Date: Thu, 31 Mar 2011 10:27:06 To: balita-anda@balita-anda.com Reply-To: balita-anda@balita-anda.com Subject: Re: [balita-anda] [Artikel] Bayi Haus Terus, ASI-nya Kurang? Sharingnya :$ ☀☺◎Ќέз³☀ ;) bnget Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: Sylvia Radjawane sylvia.radjaw...@gmail.com Date: Thu, 31 Mar 2011 17:21:20 To: balita-anda@balita-anda.com Reply-To: balita-anda@balita-anda.com Subject: [balita-anda] [Artikel] Bayi Haus Terus, ASI-nya Kurang? hi BA members, Sekadar posting salah satu artikel tulisan dr. Widodo Judarwanto, Sp.A. yang dimuat di websitenya_Kompas_ (edisi 14 Mar 2011) happy reading :) Sylvia - mum to Jovan, Rena, Aleta Luigi . http://health.kompas.com/read/2011/03/14/11420357/Bayi.Haus.Terus.ASI-nya.Kurang . Bayi Haus Terus, ASI-nya Kurang? (dr. Widodo Judarwanto, Sp.A) Bayiku kok tidak pernah kenyang? Haus terus seakan tidak pernah kenyang meskipun minum ASI sudah lama dan cukup sering. Mendengar bayi yang menangis terus membuat orangtua panik. Apalagi nenek si bayi terus-menerus memerintahkan anaknya untuk menambah susu formula. Ternyata setiap tangisan bayi belum tentu haus. Dalam keadaan gangguan tertentu bayi sering menangis dan rewel. Hal ini sering dianggap haus, padahal itu adalah tanda haus palsu. Kekhawatiran ASI kurang atau fobia ASI kurang adalah perasaan yang tidak benar pada ibu yang menganggap bahwa produksi ASI tidak mencukupi kebutuhan bayi. Keadaan ini terjadi karena adanya gejala-gejala tertentu pada bayi yang masih dianggap haus, padahal bayi sudah minum banyak. Gejala ini cukup menyesatkan dan dianggap bahwa bayi masih kurang minum sehingga pemberian susu formula ditambahkan. Pada akhirnya hal inilah yang seringkali menggagalkan program ASI eksklusif. *Manifestasi “haus palsu”* Beberapa gejala pada bayi yang timbul bukan karena rasa haus dan lapar dapat disebut gejala palsu. Gejala ini seringkali timbul karena ada yang dirasakan tidak nyaman pada tubuh bayi, khususnya ketidaknyamanan saluran cerna. Gejala yang timbul biasanya tampak bila bayi minum susu terburu-buru, tidak sabar, seringkali minta minum (kurang dari satu setengah jam) atau sering ngempeng. Gejala lain adalah gerakan mulut seperti mau minum atau bila pipi atau bibir disentuh seperti mau minum. Reflek mengisap pada bayi sangat tinggi, terutama pada bayi dengan gangguan hipersesitivitas. Hal ini belum tentu tanda haus. Keadaan gejala haus palsu ini seringkali mengakibatkan kegagalan program ASI eksklusif. Ibu sering merasa letih dan kurang tidur karena tampak bayi sering minta minum dan hanya terus ngempeng (tidak menyedot) puting susu. Akhirnya, karena kondisi tersebut keputusan pemberian susu formula dilakukan. Ketidaknyamanan pada bayi ini seringkali terjadi karena rasa sakit atau gangguan pada saluran cerna bayi. Keadaan ini sering terjadi karena imaturitas saluran cerna pada bayi masih belum sempurna. Biasanya dengan pertambahan usia terutama di atas usia 3 bulan gangguan ini akan membaik. Gangguan tersebut sering terjadi pada penderita dengan bakat alergi dan hipersensitif. Gangguan pada saluran cerna dapat dianggap sebagai penyebab bila terjadi gejala bayi sering muntah atau gumoh, kembung, *hiccup* (cegukan), buang angin keras dan sering, sering rewel gelisah (kolik) terutama malam hari, BAB lebih dari 4 kali perhari, BAB tidak tiap hari. . Kadang disertai hernia umbilikalis (benjolan pada pusar/”bodong”) bahkan juga hernia scrotalis, inguinalis karena sering ngeden. Gangguan saluran cerna karena alergi ini biasanya semakin meningkat saat malam hari. Pola diurnal malam hari ini juga terjadi pada gangguan alergi lainnya seperti napas grok-grok, batuk, asma, hidung buntu dan sebagainya. Pola ini juga berkaitan mengapa bayi sering rewel malam hari dan mengapa bayi lebih sering minta minum malam hari. Gangguan saluran cerna ini disertai lidah timbul putih seperti jamur dan bibir kering. Gangguan saluran cerna tersebut seringkali disertai gangguan hidung dan kulit. Meskipun sangat jarang sebagai penyebab tetapi popok basah, kedinginan atau udara panas bisa mengakibatkan gejala haus palsu ini timbul. Selain gejala haus palsu juga didapatkan tanda haus palsu. Tanda ini adalah gerakan dan tanda pada bayi yang sebenarnya tidak berhubungan dengan rasa haus pada bayi, tetapi dianggap bayi kurang minum. Tanda tersebut diantaranya adalah reflek* sucking* (bila disentuh pipi mulut mengikuti tangan seperti ingin dihisap) yang berlebihan, lidah sering menjulur-julur, memasukkan tangan ke mulut, timbul gerakan mengecap pada mulut bayi dan sebagainya. Tanda tersebut bukan merupakan rasa haus, dapat dilihat setelah minum banyak tanda tersebut masih sering dilakukan oleh bayi. Pada keadaan gejala haus palsu dan tanda haus palsu biasanya bayi mengalami *overfeeding
Re: [balita-anda] [Artikel] Bayi Haus Terus, ASI-nya Kurang?
4 jempol buat sharingnya mbak.. Sangat bermanfaat. Btw, gmn caranya memasukkan seluruh daerah areola ke mulut bayi ya? On 3/31/11, pram...@gmail.com pram...@gmail.com wrote: Mantap Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: Pegy Turangan pegy_orne...@rocketmail.com Date: Thu, 31 Mar 2011 10:27:06 To: balita-anda@balita-anda.com Reply-To: balita-anda@balita-anda.com Subject: Re: [balita-anda] [Artikel] Bayi Haus Terus, ASI-nya Kurang? Sharingnya :$ ☀☺◎Ќέз³☀ ;) bnget Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: Sylvia Radjawane sylvia.radjaw...@gmail.com Date: Thu, 31 Mar 2011 17:21:20 To: balita-anda@balita-anda.com Reply-To: balita-anda@balita-anda.com Subject: [balita-anda] [Artikel] Bayi Haus Terus, ASI-nya Kurang? hi BA members, Sekadar posting salah satu artikel tulisan dr. Widodo Judarwanto, Sp.A. yang dimuat di websitenya_Kompas_ (edisi 14 Mar 2011) happy reading :) Sylvia - mum to Jovan, Rena, Aleta Luigi . http://health.kompas.com/read/2011/03/14/11420357/Bayi.Haus.Terus.ASI-nya.Kurang . Bayi Haus Terus, ASI-nya Kurang? (dr. Widodo Judarwanto, Sp.A) Bayiku kok tidak pernah kenyang? Haus terus seakan tidak pernah kenyang meskipun minum ASI sudah lama dan cukup sering. Mendengar bayi yang menangis terus membuat orangtua panik. Apalagi nenek si bayi terus-menerus memerintahkan anaknya untuk menambah susu formula. Ternyata setiap tangisan bayi belum tentu haus. Dalam keadaan gangguan tertentu bayi sering menangis dan rewel. Hal ini sering dianggap haus, padahal itu adalah tanda haus palsu. Kekhawatiran ASI kurang atau fobia ASI kurang adalah perasaan yang tidak benar pada ibu yang menganggap bahwa produksi ASI tidak mencukupi kebutuhan bayi. Keadaan ini terjadi karena adanya gejala-gejala tertentu pada bayi yang masih dianggap haus, padahal bayi sudah minum banyak. Gejala ini cukup menyesatkan dan dianggap bahwa bayi masih kurang minum sehingga pemberian susu formula ditambahkan. Pada akhirnya hal inilah yang seringkali menggagalkan program ASI eksklusif. *Manifestasi “haus palsu”* Beberapa gejala pada bayi yang timbul bukan karena rasa haus dan lapar dapat disebut gejala palsu. Gejala ini seringkali timbul karena ada yang dirasakan tidak nyaman pada tubuh bayi, khususnya ketidaknyamanan saluran cerna. Gejala yang timbul biasanya tampak bila bayi minum susu terburu-buru, tidak sabar, seringkali minta minum (kurang dari satu setengah jam) atau sering ngempeng. Gejala lain adalah gerakan mulut seperti mau minum atau bila pipi atau bibir disentuh seperti mau minum. Reflek mengisap pada bayi sangat tinggi, terutama pada bayi dengan gangguan hipersesitivitas. Hal ini belum tentu tanda haus. Keadaan gejala haus palsu ini seringkali mengakibatkan kegagalan program ASI eksklusif. Ibu sering merasa letih dan kurang tidur karena tampak bayi sering minta minum dan hanya terus ngempeng (tidak menyedot) puting susu. Akhirnya, karena kondisi tersebut keputusan pemberian susu formula dilakukan. Ketidaknyamanan pada bayi ini seringkali terjadi karena rasa sakit atau gangguan pada saluran cerna bayi. Keadaan ini sering terjadi karena imaturitas saluran cerna pada bayi masih belum sempurna. Biasanya dengan pertambahan usia terutama di atas usia 3 bulan gangguan ini akan membaik. Gangguan tersebut sering terjadi pada penderita dengan bakat alergi dan hipersensitif. Gangguan pada saluran cerna dapat dianggap sebagai penyebab bila terjadi gejala bayi sering muntah atau gumoh, kembung, *hiccup* (cegukan), buang angin keras dan sering, sering rewel gelisah (kolik) terutama malam hari, BAB lebih dari 4 kali perhari, BAB tidak tiap hari. . Kadang disertai hernia umbilikalis (benjolan pada pusar/”bodong”) bahkan juga hernia scrotalis, inguinalis karena sering ngeden. Gangguan saluran cerna karena alergi ini biasanya semakin meningkat saat malam hari. Pola diurnal malam hari ini juga terjadi pada gangguan alergi lainnya seperti napas grok-grok, batuk, asma, hidung buntu dan sebagainya. Pola ini juga berkaitan mengapa bayi sering rewel malam hari dan mengapa bayi lebih sering minta minum malam hari. Gangguan saluran cerna ini disertai lidah timbul putih seperti jamur dan bibir kering. Gangguan saluran cerna tersebut seringkali disertai gangguan hidung dan kulit. Meskipun sangat jarang sebagai penyebab tetapi popok basah, kedinginan atau udara panas bisa mengakibatkan gejala haus palsu ini timbul. Selain gejala haus palsu juga didapatkan tanda haus palsu. Tanda ini adalah gerakan dan tanda pada bayi yang sebenarnya tidak berhubungan dengan rasa haus pada bayi, tetapi dianggap bayi kurang minum. Tanda tersebut diantaranya adalah reflek* sucking* (bila disentuh pipi mulut mengikuti tangan seperti ingin dihisap) yang berlebihan, lidah sering menjulur-julur, memasukkan tangan ke mulut, timbul
Re: [balita-anda] [Artikel] Bayi Haus Terus, ASI-nya Kurang?
Itu daerah yang gelap di sekitar puting. Cara memasukkan paling mudah, bikin si bayi mangap. caranya? bikin si bayi nangis. How? telapak kaki coba digelitik. Coba buka bedong bayi, nanti kalo dia merasa agak dingin akan nangis. Nah mangap kan? langsung masukin puting dan areola ke mulut bayi. begitu dia menghisap dan kita tidak merasa sakit, tapi nyaman bagi ibu dan bayi. Nah itu artinya pas posisinya. Cara paling mudah dengan duduk. Saya karena sesar, sepanjang hari pertama belum boleh duduk jadi menyusio sambil tidur. Susah buat saya, sakit semua, dan asi belum keluar jadi digigitin terus dengan rahangnya. akibatnya lecet. Sent from my Nayma's white iPhone On Mar 31, 2011, at 10:08 PM, delima manalu delpino...@gmail.com wrote: 4 jempol buat sharingnya mbak.. Sangat bermanfaat. Btw, gmn caranya memasukkan seluruh daerah areola ke mulut bayi ya? On 3/31/11, pram...@gmail.com pram...@gmail.com wrote: Mantap Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: Pegy Turangan pegy_orne...@rocketmail.com Date: Thu, 31 Mar 2011 10:27:06 To: balita-anda@balita-anda.com Reply-To: balita-anda@balita-anda.com Subject: Re: [balita-anda] [Artikel] Bayi Haus Terus, ASI-nya Kurang? Sharingnya :$ ☀☺◎Ќέз³☀ ;) bnget Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: Sylvia Radjawane sylvia.radjaw...@gmail.com Date: Thu, 31 Mar 2011 17:21:20 To: balita-anda@balita-anda.com Reply-To: balita-anda@balita-anda.com Subject: [balita-anda] [Artikel] Bayi Haus Terus, ASI-nya Kurang? hi BA members, Sekadar posting salah satu artikel tulisan dr. Widodo Judarwanto, Sp.A. yang dimuat di websitenya_Kompas_ (edisi 14 Mar 2011) happy reading :) Sylvia - mum to Jovan, Rena, Aleta Luigi . http://health.kompas.com/read/2011/03/14/11420357/Bayi.Haus.Terus.ASI-nya.Kurang . Bayi Haus Terus, ASI-nya Kurang? (dr. Widodo Judarwanto, Sp.A) Bayiku kok tidak pernah kenyang? Haus terus seakan tidak pernah kenyang meskipun minum ASI sudah lama dan cukup sering. Mendengar bayi yang menangis terus membuat orangtua panik. Apalagi nenek si bayi terus-menerus memerintahkan anaknya untuk menambah susu formula. Ternyata setiap tangisan bayi belum tentu haus. Dalam keadaan gangguan tertentu bayi sering menangis dan rewel. Hal ini sering dianggap haus, padahal itu adalah tanda haus palsu. Kekhawatiran ASI kurang atau fobia ASI kurang adalah perasaan yang tidak benar pada ibu yang menganggap bahwa produksi ASI tidak mencukupi kebutuhan bayi. Keadaan ini terjadi karena adanya gejala-gejala tertentu pada bayi yang masih dianggap haus, padahal bayi sudah minum banyak. Gejala ini cukup menyesatkan dan dianggap bahwa bayi masih kurang minum sehingga pemberian susu formula ditambahkan. Pada akhirnya hal inilah yang seringkali menggagalkan program ASI eksklusif. *Manifestasi “haus palsu”* Beberapa gejala pada bayi yang timbul bukan karena rasa haus dan lapar dapat disebut gejala palsu. Gejala ini seringkali timbul karena ada yang dirasakan tidak nyaman pada tubuh bayi, khususnya ketidaknyamanan saluran cerna. Gejala yang timbul biasanya tampak bila bayi minum susu terburu-buru, tidak sabar, seringkali minta minum (kurang dari satu setengah jam) atau sering ngempeng. Gejala lain adalah gerakan mulut seperti mau minum atau bila pipi atau bibir disentuh seperti mau minum. Reflek mengisap pada bayi sangat tinggi, terutama pada bayi dengan gangguan hipersesitivitas. Hal ini belum tentu tanda haus. Keadaan gejala haus palsu ini seringkali mengakibatkan kegagalan program ASI eksklusif. Ibu sering merasa letih dan kurang tidur karena tampak bayi sering minta minum dan hanya terus ngempeng (tidak menyedot) puting susu. Akhirnya, karena kondisi tersebut keputusan pemberian susu formula dilakukan. Ketidaknyamanan pada bayi ini seringkali terjadi karena rasa sakit atau gangguan pada saluran cerna bayi. Keadaan ini sering terjadi karena imaturitas saluran cerna pada bayi masih belum sempurna. Biasanya dengan pertambahan usia terutama di atas usia 3 bulan gangguan ini akan membaik. Gangguan tersebut sering terjadi pada penderita dengan bakat alergi dan hipersensitif. Gangguan pada saluran cerna dapat dianggap sebagai penyebab bila terjadi gejala bayi sering muntah atau gumoh, kembung, *hiccup* (cegukan), buang angin keras dan sering, sering rewel gelisah (kolik) terutama malam hari, BAB lebih dari 4 kali perhari, BAB tidak tiap hari. . Kadang disertai hernia umbilikalis (benjolan pada pusar/”bodong”) bahkan juga hernia scrotalis, inguinalis karena sering ngeden. Gangguan saluran cerna karena alergi ini biasanya semakin meningkat saat malam hari. Pola diurnal malam hari ini juga terjadi pada gangguan alergi lainnya seperti napas grok-grok, batuk, asma, hidung buntu dan sebagainya. Pola ini juga berkaitan mengapa bayi sering rewel malam hari
Re: [balita-anda] [Artikel] Bayi Haus Terus, ASI-nya Kurang?
OOoo.. gitu ya.. trims untuk tipsnya.. [?] Regards, *Delima br. Manalu* -Baby Rein makes my life better-