Dari milis sebelah...
Semoga membantu
===
*P**lastik, styrofoam, bahkan kertas sebagai pembungkus, begitu akrab dalam
kehidupan sehari-hari. Tapi ternyata ada bahayanya, lo. *
Pernah membeli buah potong dalam wadah *styrofoam* lalu atasnya ditutup
plastik tipis tembus pandang? Atau justru menyeduh mi atau sup langsung dari
gelas/mangkok yang terbuat dari *styrofoam*?
Bahan-bahan pembungkus itu ternyata kerap menimbulkan bahaya. Terutama bagi
kesehatan buah hati tercinta. Yuk, kita simak penjelasan berikut.
PLASTIK
Ini bahan yang paling populer digunakan. Dari mulai alat-alat makan, botol,
hingga untuk bahan pembungkus. Menurut *Ilyani S. Andang*, dari Bagian Riset
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia, jenis plastik yang digunakan untuk
kemasan makanan/minuman adalah *Poli Propilen, Poli Etilen, Poli Vynil
Chlorida,* dan lainnya. Yang relatif lebih aman hanya *Poli Propilen* dan *
Etilen*.
*Poli Etilen*, lanjutnya, tampak bening. Sementara *propilen* lebih lembut
dan agak tebal. Biasanya untuk bungkus gula. Sedangkan jenis *Poli Vynil
Chlorida (PVC)* biasanya dipakai untuk pembungkus permen dan juga
pembungkus/penutup karena amat tipis dan transparan.
Jenis-jenis plastik ini memiliki tingkat risiko bahaya yang berbeda,
tergantung dari material plastik, jenis makanan yang dibungkus, lama kontak
antara plastik dan makanan, serta suhu atau temperaturnya.
Plastik, lanjut Ilyani, merupakan suatu polimer yang terbentuk dari bagian
kecil-kecil yang disebut monomer (bahan-bahan pembentuk plastik). Nah,
monomer ini bisa berpindah ke makanan yang dibungkus. Padahal, makanan ini
kemudian kita konsumsi. Mau tidak mau, bahan-bahan tadi ikut terserap ke
dalam tubuh.
Lama-kelamaan, lanjutnya, bahan-bahan berbahaya tadi akan menumpuk dalam
tubuh karena tak bisa dibuang, baik lewat urin maupun feses
*** RISIKO PENYAKIT
Kanker adalah salah satu penyakit yang bisa muncul karena pemakaian bahan
plastik. Sebuah penelitian di Jepang, kata Ilyani, mengindikasikan, *Poli
Stiren* dapat menjadi penyebab/pemicu kanker dan berpengaruh pada sistem
saraf pusat. Sedangkan *Poli Vynil Chlorida* dan *Vinylidene Chloride
Resin*merupakan dioksin, yaitu senyawa kimia yang digolongkan sebagai
pemicu atau
penyebab kanker yang utama. Sifatnya sangat beracun.
*** TERJADINYA PERPINDAHAN
!.Bahan makanan yang mengandung lemak dan bersifat asam organik
(buah-buahan, misalnya) memicu perpindahan monumer yang membahayakan itu.
!.Semakin lama makanan dibungkus zat berbahaya tadi, semakin banyak pula
bahan plastik pindah ke makanan.
!.Semakin tinggi suhu, perpindahan akan semakin cepat. Pada suhu dingin,
monumer relatif tak berpindah karena tak ada pemicunya.
*STYROFOAM*
Ia masih tergolong keluarga plastik karena terbuat dari *Poli Stiren* dan
amat disukai karena praktis, ringan, relatif tahan bocor, dan bisa menjaga
suhu makanan dengan baik.
Tapi bukan berarti tak ada bahayanya. Menurut *Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan*,
dosen jurusan Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Faperta ITB, dari
hasil survei di AS (1986) ditemukan, 100 persen jaringan lemak orang Amerika
mengandung stiren yang berasal dari *styrofoam*. Bahkan pada penelitian 2
tahun berikut, kandungan stiren sudah mencapai ambang batas yang bisa
memunculkan gejala gangguan saraf.
Selain pada makanan, penggunaan *styrofoam* sebagai wadah minuman akan
menyebabkan terjadinya proses pelarutan bahan *styrofoam* ke dalam minuman.
Sedangkan dampak jangka panjangnya, menurut sumber *Polystyrene Health
Homepage*, menyebabkan gejala saraf seperti kelelahan, *nervous*, sulit
tidur, serta anemia. Masih berdasar sumber yang sama, bahan dasar *styrofoam
* bersifat larut lemak dan alkohol. Berarti ia tak cocok dijadikan wadah
minuman susu atau yoghurt, karena keduanya mengandung lemak relatif tinggi.
Termasuk minum kopi dengan campuran krim dalam wadah ini.
Bahkan sebuah studi di New Jersey AS menemukan, 75 persen ASI mengalami
kontaminasi stiren yang berasal dari konsumsi ibu yang menggunakan wadah *
styrofoam*. Pada ibu-ibu yang mengandung, stiren juga bisa bermigrasi ke
janin melalui plasenta.
Ilyani juga mengungkapkan, berdasar penelitian paling akhir,
*styrofoam*dinyatakan berbahaya bagi kesehatan. Selain kanker pada
anak, meski
dampaknya tak segera kelihatan dan baru muncul sekian tahun kemudian, juga
bisa menyerang sistem reproduksinya kelak. Kesuburan menurun, bahkan mandul.
Dampak pada anak jika biasa diberi makanan tersebut antara lain, bisa
kehilangan kreativitas dan pasif. Kalau tetap ingin menggunakannya sebagai
wadah makanan, sebaiknya makanan didinginkan dulu sebelum dimasukkan.
ALUMINIUM *FOIL*
Bahan ini relatif aman dan stabil. Jadi, jika terkena panas tidak
berpengaruh karena titik panas atau titik lebur aluminium tinggi. Meski
dipanaskan sampai mendidih, tidak akan larut. Kalau disimpan dalam kulkas
yang bersuhu dingin, tidak memicu perpindahan bahan plastik. Selain itu,
aluminium