Re: [balita-anda] [Info] Busung Lapar NTB

2006-01-18 Terurut Topik Fanny Zulfaini
Nambahin info dari Mba Muslifa kalau ada yang mau cek Websitenya bisa 
ke: www.portalinfaq.org , semoga membantu.


R/Mamanya trisha

Muslifa Aseani wrote:


Tetap hanya bisa membantu, HANYA dengan kopi paste...
Bunda Zalwa-Semarang
ps: terima kasih utk Dompet ... di milis sebelah

Dari milis asuransi-syariah

agus kurniawan [EMAIL PROTECTED]http://us.f338.mail.yahoo.com/ym/[EMAIL 
PROTECTED]YY=14860order=downsort=datepos=0view=ahead=b
wrote:


KITA TAK PANTAS MENCIUM BAU SURGA

Program: Peduli Korban Busung Lapar ( kwashiorkor)

Hati kami sungguh berkecamuk hebat dan tak menentu. Busung Lapar  yang
selama ini sudah di tetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) pada Februari
2005 ternyata hingga hampir setahun ini masih begitu banyak keluarga kurang
gizi disana.

Setelah mendarat di bumi NTB, tim Portalinfaq langsung menuju lokasi
keluarga-keluarga yang anak-anaknya mengalami gizi buruk dan busung lapar di
Lombok. Di dusun Bagu Lombok Tengah kami diantar oleh relawan  Portalinfaq
yang merupakan orang lokal di daerah sana dan juga Kepala Dusun. Kami
bertemu dengan keluarga Munawir yang memiliki 3 anak.

Sesaat Munawir masuk ke dalam rumah bersama istrinya dan menggendong dua
orang putra-putrinya ke teras tempat kami menunggu.

Kami (saya dan rekan saya) segera terdiam sesaat melihat kondisi kedua
anaknya. Si sulung (Abdul Wahid) yang berusia 12 tahun berat badannya hanya
sekitar 17 kg (kurus sekali), dan ketika saya lepas gendongan saya karena
ingin mencatat datanya ternyata Abdul Wahid tidak bisa duduk dengan tegak
karena badannya memang lemas hingga satu tangan saya harus ikut juga
memeganginya.

Sementara adiknya yang bernama Raihun (8 tahun) tidak jauh berbeda
keadaanya. Bahkan dari mulutnya juga selalu meneteskan air liur. Badannya
juga kurus sekali, sama seperti kakaknya. Kedua kakak beradik ini belum bisa
berbicara secara lancar padahal usianya sudah jauh dari cukup untuk bisa
melakukannya.

Menurut penuturan ayahnya, mereka berdua mengalami hal semacam ini sejak
usia kurang lebih 7 bulan. Sampai hari ini, saat kami mengunjunginya,
kondisinya belum berubah banyak. Keduanya pernah dirawat di Rumah Sakit Umum
Mataram oleh LSM yang menjadi mitra Portalinfaq, namun karena keterbatasan
dana mereka hanya dirawat selama 2 minggu. Lagi pula selama perawatan
anaknya itu, Munawir jadi tidak bisa bekerja (beliau adalah buruh tani)
untuk menghidupi keluarga. Walaupun alhamdulillah dengan perawatan 2 minggu
itu ada sedikit kemajuan kondisi tubuh Abdul wahid dan adiknya.

Abdul wahid dan Raihun adalah dua diantara banyak keluarga yang kami temui
secara langsung di Lombok Tengah dan Lombok Barat yang  mengalami gizi buruk
dan busung lapar. Ada juga yang lumpuh layu yang diawali dengan kondisi yang
sama, yakni kekurangan gizi. Belum lagi di Lombok Timur, Dompu, Sumbawa dan
bahkan Mataram yang merupakan ibukota propinsi NTB.

Sesaat tiba di bandara, hati kami sungguh berkecamuk hebat dan tak menentu.
Busung Lapar yang selama ini sudah di tetapkan  sebagai Kejadian Luar Biasa
(KLB) pada Februari 2005 ternyata hingga hampir setahun ini masih begitu
banyak keluarga kurang gizi disana. Melihat dengan mata kepala sendiri
memang jauh berbeda dengan mendengar atau melihat berita di media cetak dan
elektronik. Seorang rekan yang menemani survey kami di lapangan sempat
mengatakan kepada saya setelah banyak menyaksikan kondisi saudara-saudara
kita disana: Pak kalau melihat seperti ini, rasanya kita semua tidak pantas
mencium harumnya bau Surga ya?

Saya katakan padanya,Ya! kita tidak pantas mencium harumnya bau Surga kalau
kita tidak berbuat apa-apa bagi mereka! Bila kita tidak peduli dan tidak mau
tahu dengan kondisi saudara-saudara kita itu berarti kita dengan sengaja
membiarkan banyak kematian generasi bangsa ini.

Selain memberi bantuan daging Qurban berupa sapi dan kambing untuk keluarga
gizi buruk dan busung lapar, kami juga membuat Posko Susu Peduli di 3 titik
di 2 desa di daerah Gerung (Selatan dan Utara) dan Gapuk selama 1 bulan
penuh untuk membantu perbaikan gizi masyarakat disana. Portalinfaq juga akan
membuat follow up bersama LSM lokal Gerakan Pemuda Mandiri (GEMMA)
Nusantara, dan juga pihak-pihak lainnya dengan membuat program pemberdayaan
ekonomi dengan memaksimalkan potensi lokal.

Menurut kami, ini akan menjadi solusi terbaik guna mengatasi persoalan gizi
buruk di NTB, yang merupakan daerah paling banyak korban akibat busung lapar
di antara proponsi-propinsi lain di Indonesia.

Tentu saja penanganan gizi buruk ini membutuhkan kepedulian dari kita semua
baik LSM, Masyarakat dan apalagi pemerintah baik Pemda maupun Pusat. Karena
areanya yang hampir merata di NTB, dan ternyata juga terjadi hampir di
seluruh pulau di bumi yang notabene sangat subur hasil alam dan sumber
dayanya ini, yang sering disebut orang Gemah Ripah Loh Jinawi.

Kepedulian anda bisa di salurkan melalui rekening kami di Bank BCA
291-300-5244 cabang Arteri Pondok Indah dengan mencantumkan 

[balita-anda] [Info] Busung Lapar NTB

2006-01-17 Terurut Topik Muslifa Aseani
Tetap hanya bisa membantu, HANYA dengan kopi paste...
Bunda Zalwa-Semarang
ps: terima kasih utk Dompet ... di milis sebelah

Dari milis asuransi-syariah

agus kurniawan [EMAIL PROTECTED]http://us.f338.mail.yahoo.com/ym/[EMAIL 
PROTECTED]YY=14860order=downsort=datepos=0view=ahead=b
wrote:


KITA TAK PANTAS MENCIUM BAU SURGA

Program: Peduli Korban Busung Lapar ( kwashiorkor)

Hati kami sungguh berkecamuk hebat dan tak menentu. Busung Lapar  yang
selama ini sudah di tetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) pada Februari
2005 ternyata hingga hampir setahun ini masih begitu banyak keluarga kurang
gizi disana.

Setelah mendarat di bumi NTB, tim Portalinfaq langsung menuju lokasi
keluarga-keluarga yang anak-anaknya mengalami gizi buruk dan busung lapar di
Lombok. Di dusun Bagu Lombok Tengah kami diantar oleh relawan  Portalinfaq
yang merupakan orang lokal di daerah sana dan juga Kepala Dusun. Kami
bertemu dengan keluarga Munawir yang memiliki 3 anak.

Sesaat Munawir masuk ke dalam rumah bersama istrinya dan menggendong dua
orang putra-putrinya ke teras tempat kami menunggu.

Kami (saya dan rekan saya) segera terdiam sesaat melihat kondisi kedua
anaknya. Si sulung (Abdul Wahid) yang berusia 12 tahun berat badannya hanya
sekitar 17 kg (kurus sekali), dan ketika saya lepas gendongan saya karena
ingin mencatat datanya ternyata Abdul Wahid tidak bisa duduk dengan tegak
karena badannya memang lemas hingga satu tangan saya harus ikut juga
memeganginya.

Sementara adiknya yang bernama Raihun (8 tahun) tidak jauh berbeda
keadaanya. Bahkan dari mulutnya juga selalu meneteskan air liur. Badannya
juga kurus sekali, sama seperti kakaknya. Kedua kakak beradik ini belum bisa
berbicara secara lancar padahal usianya sudah jauh dari cukup untuk bisa
melakukannya.

Menurut penuturan ayahnya, mereka berdua mengalami hal semacam ini sejak
usia kurang lebih 7 bulan. Sampai hari ini, saat kami mengunjunginya,
kondisinya belum berubah banyak. Keduanya pernah dirawat di Rumah Sakit Umum
Mataram oleh LSM yang menjadi mitra Portalinfaq, namun karena keterbatasan
dana mereka hanya dirawat selama 2 minggu. Lagi pula selama perawatan
anaknya itu, Munawir jadi tidak bisa bekerja (beliau adalah buruh tani)
untuk menghidupi keluarga. Walaupun alhamdulillah dengan perawatan 2 minggu
itu ada sedikit kemajuan kondisi tubuh Abdul wahid dan adiknya.

Abdul wahid dan Raihun adalah dua diantara banyak keluarga yang kami temui
secara langsung di Lombok Tengah dan Lombok Barat yang  mengalami gizi buruk
dan busung lapar. Ada juga yang lumpuh layu yang diawali dengan kondisi yang
sama, yakni kekurangan gizi. Belum lagi di Lombok Timur, Dompu, Sumbawa dan
bahkan Mataram yang merupakan ibukota propinsi NTB.

Sesaat tiba di bandara, hati kami sungguh berkecamuk hebat dan tak menentu.
Busung Lapar yang selama ini sudah di tetapkan  sebagai Kejadian Luar Biasa
(KLB) pada Februari 2005 ternyata hingga hampir setahun ini masih begitu
banyak keluarga kurang gizi disana. Melihat dengan mata kepala sendiri
memang jauh berbeda dengan mendengar atau melihat berita di media cetak dan
elektronik. Seorang rekan yang menemani survey kami di lapangan sempat
mengatakan kepada saya setelah banyak menyaksikan kondisi saudara-saudara
kita disana: Pak kalau melihat seperti ini, rasanya kita semua tidak pantas
mencium harumnya bau Surga ya?

Saya katakan padanya,Ya! kita tidak pantas mencium harumnya bau Surga kalau
kita tidak berbuat apa-apa bagi mereka! Bila kita tidak peduli dan tidak mau
tahu dengan kondisi saudara-saudara kita itu berarti kita dengan sengaja
membiarkan banyak kematian generasi bangsa ini.

Selain memberi bantuan daging Qurban berupa sapi dan kambing untuk keluarga
gizi buruk dan busung lapar, kami juga membuat Posko Susu Peduli di 3 titik
di 2 desa di daerah Gerung (Selatan dan Utara) dan Gapuk selama 1 bulan
penuh untuk membantu perbaikan gizi masyarakat disana. Portalinfaq juga akan
membuat follow up bersama LSM lokal Gerakan Pemuda Mandiri (GEMMA)
Nusantara, dan juga pihak-pihak lainnya dengan membuat program pemberdayaan
ekonomi dengan memaksimalkan potensi lokal.

Menurut kami, ini akan menjadi solusi terbaik guna mengatasi persoalan gizi
buruk di NTB, yang merupakan daerah paling banyak korban akibat busung lapar
di antara proponsi-propinsi lain di Indonesia.

Tentu saja penanganan gizi buruk ini membutuhkan kepedulian dari kita semua
baik LSM, Masyarakat dan apalagi pemerintah baik Pemda maupun Pusat. Karena
areanya yang hampir merata di NTB, dan ternyata juga terjadi hampir di
seluruh pulau di bumi yang notabene sangat subur hasil alam dan sumber
dayanya ini, yang sering disebut orang Gemah Ripah Loh Jinawi.

Kepedulian anda bisa di salurkan melalui rekening kami di Bank BCA
291-300-5244 cabang Arteri Pondok Indah dengan mencantumkan pesan Program
Penanganan Gizi buruk dan Busung Lapar di NTB. Dengan begitu  mudah-mudahan
kita masih bisa berharap bahwa kita masih pantas mencium  bau Syurga