Re: [balita-anda] [Info] Busung Lapar NTB
Nambahin info dari Mba Muslifa kalau ada yang mau cek Websitenya bisa ke: www.portalinfaq.org , semoga membantu. R/Mamanya trisha Muslifa Aseani wrote: Tetap hanya bisa membantu, HANYA dengan kopi paste... Bunda Zalwa-Semarang ps: terima kasih utk Dompet ... di milis sebelah Dari milis asuransi-syariah agus kurniawan [EMAIL PROTECTED]http://us.f338.mail.yahoo.com/ym/[EMAIL PROTECTED]YY=14860order=downsort=datepos=0view=ahead=b wrote: KITA TAK PANTAS MENCIUM BAU SURGA Program: Peduli Korban Busung Lapar ( kwashiorkor) Hati kami sungguh berkecamuk hebat dan tak menentu. Busung Lapar yang selama ini sudah di tetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) pada Februari 2005 ternyata hingga hampir setahun ini masih begitu banyak keluarga kurang gizi disana. Setelah mendarat di bumi NTB, tim Portalinfaq langsung menuju lokasi keluarga-keluarga yang anak-anaknya mengalami gizi buruk dan busung lapar di Lombok. Di dusun Bagu Lombok Tengah kami diantar oleh relawan Portalinfaq yang merupakan orang lokal di daerah sana dan juga Kepala Dusun. Kami bertemu dengan keluarga Munawir yang memiliki 3 anak. Sesaat Munawir masuk ke dalam rumah bersama istrinya dan menggendong dua orang putra-putrinya ke teras tempat kami menunggu. Kami (saya dan rekan saya) segera terdiam sesaat melihat kondisi kedua anaknya. Si sulung (Abdul Wahid) yang berusia 12 tahun berat badannya hanya sekitar 17 kg (kurus sekali), dan ketika saya lepas gendongan saya karena ingin mencatat datanya ternyata Abdul Wahid tidak bisa duduk dengan tegak karena badannya memang lemas hingga satu tangan saya harus ikut juga memeganginya. Sementara adiknya yang bernama Raihun (8 tahun) tidak jauh berbeda keadaanya. Bahkan dari mulutnya juga selalu meneteskan air liur. Badannya juga kurus sekali, sama seperti kakaknya. Kedua kakak beradik ini belum bisa berbicara secara lancar padahal usianya sudah jauh dari cukup untuk bisa melakukannya. Menurut penuturan ayahnya, mereka berdua mengalami hal semacam ini sejak usia kurang lebih 7 bulan. Sampai hari ini, saat kami mengunjunginya, kondisinya belum berubah banyak. Keduanya pernah dirawat di Rumah Sakit Umum Mataram oleh LSM yang menjadi mitra Portalinfaq, namun karena keterbatasan dana mereka hanya dirawat selama 2 minggu. Lagi pula selama perawatan anaknya itu, Munawir jadi tidak bisa bekerja (beliau adalah buruh tani) untuk menghidupi keluarga. Walaupun alhamdulillah dengan perawatan 2 minggu itu ada sedikit kemajuan kondisi tubuh Abdul wahid dan adiknya. Abdul wahid dan Raihun adalah dua diantara banyak keluarga yang kami temui secara langsung di Lombok Tengah dan Lombok Barat yang mengalami gizi buruk dan busung lapar. Ada juga yang lumpuh layu yang diawali dengan kondisi yang sama, yakni kekurangan gizi. Belum lagi di Lombok Timur, Dompu, Sumbawa dan bahkan Mataram yang merupakan ibukota propinsi NTB. Sesaat tiba di bandara, hati kami sungguh berkecamuk hebat dan tak menentu. Busung Lapar yang selama ini sudah di tetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) pada Februari 2005 ternyata hingga hampir setahun ini masih begitu banyak keluarga kurang gizi disana. Melihat dengan mata kepala sendiri memang jauh berbeda dengan mendengar atau melihat berita di media cetak dan elektronik. Seorang rekan yang menemani survey kami di lapangan sempat mengatakan kepada saya setelah banyak menyaksikan kondisi saudara-saudara kita disana: Pak kalau melihat seperti ini, rasanya kita semua tidak pantas mencium harumnya bau Surga ya? Saya katakan padanya,Ya! kita tidak pantas mencium harumnya bau Surga kalau kita tidak berbuat apa-apa bagi mereka! Bila kita tidak peduli dan tidak mau tahu dengan kondisi saudara-saudara kita itu berarti kita dengan sengaja membiarkan banyak kematian generasi bangsa ini. Selain memberi bantuan daging Qurban berupa sapi dan kambing untuk keluarga gizi buruk dan busung lapar, kami juga membuat Posko Susu Peduli di 3 titik di 2 desa di daerah Gerung (Selatan dan Utara) dan Gapuk selama 1 bulan penuh untuk membantu perbaikan gizi masyarakat disana. Portalinfaq juga akan membuat follow up bersama LSM lokal Gerakan Pemuda Mandiri (GEMMA) Nusantara, dan juga pihak-pihak lainnya dengan membuat program pemberdayaan ekonomi dengan memaksimalkan potensi lokal. Menurut kami, ini akan menjadi solusi terbaik guna mengatasi persoalan gizi buruk di NTB, yang merupakan daerah paling banyak korban akibat busung lapar di antara proponsi-propinsi lain di Indonesia. Tentu saja penanganan gizi buruk ini membutuhkan kepedulian dari kita semua baik LSM, Masyarakat dan apalagi pemerintah baik Pemda maupun Pusat. Karena areanya yang hampir merata di NTB, dan ternyata juga terjadi hampir di seluruh pulau di bumi yang notabene sangat subur hasil alam dan sumber dayanya ini, yang sering disebut orang Gemah Ripah Loh Jinawi. Kepedulian anda bisa di salurkan melalui rekening kami di Bank BCA 291-300-5244 cabang Arteri Pondok Indah dengan mencantumkan
[balita-anda] [Info] Busung Lapar NTB
Tetap hanya bisa membantu, HANYA dengan kopi paste... Bunda Zalwa-Semarang ps: terima kasih utk Dompet ... di milis sebelah Dari milis asuransi-syariah agus kurniawan [EMAIL PROTECTED]http://us.f338.mail.yahoo.com/ym/[EMAIL PROTECTED]YY=14860order=downsort=datepos=0view=ahead=b wrote: KITA TAK PANTAS MENCIUM BAU SURGA Program: Peduli Korban Busung Lapar ( kwashiorkor) Hati kami sungguh berkecamuk hebat dan tak menentu. Busung Lapar yang selama ini sudah di tetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) pada Februari 2005 ternyata hingga hampir setahun ini masih begitu banyak keluarga kurang gizi disana. Setelah mendarat di bumi NTB, tim Portalinfaq langsung menuju lokasi keluarga-keluarga yang anak-anaknya mengalami gizi buruk dan busung lapar di Lombok. Di dusun Bagu Lombok Tengah kami diantar oleh relawan Portalinfaq yang merupakan orang lokal di daerah sana dan juga Kepala Dusun. Kami bertemu dengan keluarga Munawir yang memiliki 3 anak. Sesaat Munawir masuk ke dalam rumah bersama istrinya dan menggendong dua orang putra-putrinya ke teras tempat kami menunggu. Kami (saya dan rekan saya) segera terdiam sesaat melihat kondisi kedua anaknya. Si sulung (Abdul Wahid) yang berusia 12 tahun berat badannya hanya sekitar 17 kg (kurus sekali), dan ketika saya lepas gendongan saya karena ingin mencatat datanya ternyata Abdul Wahid tidak bisa duduk dengan tegak karena badannya memang lemas hingga satu tangan saya harus ikut juga memeganginya. Sementara adiknya yang bernama Raihun (8 tahun) tidak jauh berbeda keadaanya. Bahkan dari mulutnya juga selalu meneteskan air liur. Badannya juga kurus sekali, sama seperti kakaknya. Kedua kakak beradik ini belum bisa berbicara secara lancar padahal usianya sudah jauh dari cukup untuk bisa melakukannya. Menurut penuturan ayahnya, mereka berdua mengalami hal semacam ini sejak usia kurang lebih 7 bulan. Sampai hari ini, saat kami mengunjunginya, kondisinya belum berubah banyak. Keduanya pernah dirawat di Rumah Sakit Umum Mataram oleh LSM yang menjadi mitra Portalinfaq, namun karena keterbatasan dana mereka hanya dirawat selama 2 minggu. Lagi pula selama perawatan anaknya itu, Munawir jadi tidak bisa bekerja (beliau adalah buruh tani) untuk menghidupi keluarga. Walaupun alhamdulillah dengan perawatan 2 minggu itu ada sedikit kemajuan kondisi tubuh Abdul wahid dan adiknya. Abdul wahid dan Raihun adalah dua diantara banyak keluarga yang kami temui secara langsung di Lombok Tengah dan Lombok Barat yang mengalami gizi buruk dan busung lapar. Ada juga yang lumpuh layu yang diawali dengan kondisi yang sama, yakni kekurangan gizi. Belum lagi di Lombok Timur, Dompu, Sumbawa dan bahkan Mataram yang merupakan ibukota propinsi NTB. Sesaat tiba di bandara, hati kami sungguh berkecamuk hebat dan tak menentu. Busung Lapar yang selama ini sudah di tetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) pada Februari 2005 ternyata hingga hampir setahun ini masih begitu banyak keluarga kurang gizi disana. Melihat dengan mata kepala sendiri memang jauh berbeda dengan mendengar atau melihat berita di media cetak dan elektronik. Seorang rekan yang menemani survey kami di lapangan sempat mengatakan kepada saya setelah banyak menyaksikan kondisi saudara-saudara kita disana: Pak kalau melihat seperti ini, rasanya kita semua tidak pantas mencium harumnya bau Surga ya? Saya katakan padanya,Ya! kita tidak pantas mencium harumnya bau Surga kalau kita tidak berbuat apa-apa bagi mereka! Bila kita tidak peduli dan tidak mau tahu dengan kondisi saudara-saudara kita itu berarti kita dengan sengaja membiarkan banyak kematian generasi bangsa ini. Selain memberi bantuan daging Qurban berupa sapi dan kambing untuk keluarga gizi buruk dan busung lapar, kami juga membuat Posko Susu Peduli di 3 titik di 2 desa di daerah Gerung (Selatan dan Utara) dan Gapuk selama 1 bulan penuh untuk membantu perbaikan gizi masyarakat disana. Portalinfaq juga akan membuat follow up bersama LSM lokal Gerakan Pemuda Mandiri (GEMMA) Nusantara, dan juga pihak-pihak lainnya dengan membuat program pemberdayaan ekonomi dengan memaksimalkan potensi lokal. Menurut kami, ini akan menjadi solusi terbaik guna mengatasi persoalan gizi buruk di NTB, yang merupakan daerah paling banyak korban akibat busung lapar di antara proponsi-propinsi lain di Indonesia. Tentu saja penanganan gizi buruk ini membutuhkan kepedulian dari kita semua baik LSM, Masyarakat dan apalagi pemerintah baik Pemda maupun Pusat. Karena areanya yang hampir merata di NTB, dan ternyata juga terjadi hampir di seluruh pulau di bumi yang notabene sangat subur hasil alam dan sumber dayanya ini, yang sering disebut orang Gemah Ripah Loh Jinawi. Kepedulian anda bisa di salurkan melalui rekening kami di Bank BCA 291-300-5244 cabang Arteri Pondok Indah dengan mencantumkan pesan Program Penanganan Gizi buruk dan Busung Lapar di NTB. Dengan begitu mudah-mudahan kita masih bisa berharap bahwa kita masih pantas mencium bau Syurga