Gizi untuk Optimalkan Kecerdasannya *Oleh: Dokter Handrawan Nadesul* ------------------------------ Tidak ada obat yang membuat anak jadi cerdas. Kecerdasan total anak itu dibangun, bukan semata diwariskan. Bakat cerdas saja tak cukup bila gizinya tidak memadai. Bakat, dan gizi saja pun belum sempurna bila otak tidak dirangsang oleh pendidikan. Seberapa jauh peran gizi untuk mengoptimalkan kecerdasannya? IBARAT pisau, betapa tumpul pun, bila diasah akan tajam juga. Demikian halnya otak anak. Sebaliknya otak yang mewarisi bakat cerdas saja, namun tidak diasah, dan tidak pula dipupuk, tak mungkin menjadi brilian. Peran gizi terletak pada fungsi pemupukan.
Otak anak sudah berkembang sejak di dalam kandungan ibu. Protein yang ibu kirimkan selama di kandungan yang membangun fondasi otak. Namun pertumbuhan otak belum selesai ketika anak lahir. Masih perlu waktu beberapa tahun sampai pertumbuhan otaknya optimal. Untuk itu protein dalam menu harian tidak boleh sampai kekurangan. Dua tahun pertama pertumbuhan anak disebut "masa emas" otak. Tak ada kesempatan kedua untuk membentuk otak yang optimal. Sekali lancung membangun otak pada dua tahun pertama, tak mungkin lagi dikoreksi pada tahun-tahun berikutnya. Jadi memang peran gizi, protein khususnya, sangat menentukan pencapaian (kecerdasan) dalam dua tahun pertama itu. Mewarisi bakat cerdas saja tanpa ditunjang oleh kecukupan protein, akan sia-sia saja. Selain protein, otak memerlukan beberapa zat gizi vital. Sebagian bersifat esensial, yang tak boleh tidak harus tersedia dari menu harian. Maka keanekaragaman menu harian juga ikut menentukan apakah otak anak bakal bertumbuh optimal. Peran asam lemak dalam omega-3, omega-6, dan omega-9, misalnya. Berapa banyak anak membutuhkan protein? Bayi baru lahir sekurang-kurangnya membutuhkan 2.2 Gram protein untuk setiap Kg berat badan. Kebutuhan protein per kg berat badannya menurun dengan bertambahnya umur. Dalam tahun pertama, kecukupan protein anak dapat diandalkan dari susu (ASI). Protein ASI tentu lebih bersesuaian dengan kebutuhan tubuh anak. Selanjutnya, dengan semakin bertambahnya usia anak kuantitas ASI sudah tidak cukup untuk bisa memenuhi kebutuhan anak akan protein. Untuk memenuhi kebutuhan protein, menu harian anak harus ditambahkan protein, bahkan sejak anak mengenal makanan padat pertama, misalnya nasi tim, anak memperoleh proteinnya dari telur, ikan, daging, ati, selain tahu, dan tempe. Kita tahu, protein sendiri ada yang berasal dari sumber protein hewani, ada pula yang dari sumber nabati. Tubuh kita, termasuk tubuh anak, membutuhkan keduanya, dengan perbandingan porsi protein hewani lebih banyak daripada protein nabati. Itu berarti protein tak cukup hanya mengandalkan dari menu tahu dan tempe semata. Kerja otak juga membutuhkan sejumlah vitamin dan mineral sejak otak mula pertama bertumbuh, selain zat-zat gizi esensial. Maka kecukupan vitamin dan mineral, tidak boleh sampai kekurangan. Gizi berperan untuk pembentukan otak anak, namun tanpa pendidikan serta stimulasi (selama pengasuhan) yang tepat, otak tidak akan optimal kecerdasannya. Satu hal yang tak boleh diabaikan, cara mengasuh dan mendidik dengan penuh kasih sayang, ikut menentukan apakah kecerdasan anak yang sudah bagus dan lengkap akan berkembang atau justru terhambat. Setiap anak punya peluang untuk menjadi yang terbaik bagi dirinya. Namun di tangan kita para orangtua, guru, sekolah, dan semua orang yang lebih tua, nasib hari depan seorang anak punya potensi menjadi calon juara kelas, ataukah tidak. http://www.sahabatnestle.co.id/HOMEV2/main/dunia-dancow/tksk_sd.asp?id=959 -- Muslifa Aseani Jalan Kanfer Utara V 246 Banyumanik Semarang http://www.bayipertama.com?id=lucky http://www.smsbisnis.com/?id=08179555736 [Semua no, kecuali Pro XL] http://www.myidol88.blogspot.com [klik iklan gugelku sminggu sekali yaaa....dolar hunting nih] Open Minded&Positive Thinking, Good Combination 4 Ur Brain