Yth. Pak Moderator,
"Kenapa ya Pak beberapa hari ini saya tdk bisa menerima e-mail dari
balita.com
?






----- Original Message -----
From: Rina Sofiany <[EMAIL PROTECTED]>
To: Balita-Anda <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Monday, July 21, 2003 12:46 PM
Subject: [balita-anda] Artikel ttg ASI


> Terus Minum ASI Sampai Batita
> MOTHER & BABY: Tuesday, 6 May 2003 14:38:51 WIB
>
> Kalau baik ibu maupun anak bisa memperoleh manfaat ASI hingga usia batita,
> mengapa buru-buru menyapih anak?
>
> Pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif diwajibkan sampai bayi
berusia
> enam bulan. Setelah itu bayi harus diperkenalkan makanan padat karena ASI
> saja tidak cukup untuk memenuhi pertumbuhannya. Tetapi menurut Dr. Utami
> Roesli, D.Sp.A.MBA., meski sudah mendapatkan makanan padat, sebetulnya ibu
> jangan buru-buru lega dan menyapih bayi.
>
> Bayi bisa tetap diberikan ASI, kok. "Kalau memang ibu mampu, berikanlah
ASI
> hingga anak berusia dua tahun. Jadi setelah bayi mendapat makanan padat,
ASI
> dapat dilanjutkan sebagai tambahan nutrisi. Kalau sudah mendapat ASI anak
> tidak perlu lagi minum susu formula. Kebutuhan protein untuk anak usia
> setahun ke atas bisa didapat dari sumber protein lain selain susu seperti
> telur, tahu, tempe, ikan, daging, dan lain-lain," demikian Utami.
>
> Minum ASI Terus, Cerdas dan Kuat
>
> Belakangan ini sedang dihidupkan tren menyusui lebih lama bagi para ibu.
> Bukan hanya ASI Ekslusif enam bulan, tetapi menyusui selama satu, dua,
> bahkan tiga tahun. Bagi banyak ibu yang melakukannya, mereka akhirnya
> merasakan kenikmatan dari menyusui lama ini, dan tetap ingin menyusui
> bayinya lebih lama dari waktu yang disarankan.
>
> Di dunia internasional, UNICEF dan Akademi Pediatrik Amerika juga telah
> merilis pernyataan yang mendukung ibu memberikan ASI lebih lama. Menurut
> Pakar Pediatrik Jack Newman, MD. FRCPC., menyusui anak hingga berusia 3-4
> tahun, sebenarnya bukan sesuatu yang baru, karena merupakan hal biasa yang
> dilakukan beberapa ibu di berbagai penjuru dunia. Ini karena terus
> memberikan ASI mendatangkan keuntungan yang dapat mereka rasakan langsung.
>
> Alasan para ibu menyusui anaknya lebih lama adalah karena ia tidak mau
> melepaskan ikatan (bonding) yang dirasakan bersama anak. Secara
psikologis,
> anak yang disusui lama pun akan mendapatkan kenikmatan psikologis karena
> kekuatan dan rasa aman yang dimilikinya dengan ibu. "Si kecil akan merasa
> dekat dan akrab dengan Anda," ujar Jane Barger, R.N. M.A., IBCLC, pakar
> konsultan sebuah situs ASI.
>
> Manfaat lainnya, pemberian ASI cukup lama mengurangi kesuburan Ibu
sehingga
> menunda ibu segera hamil lagi - meski ASI setelah program ASI Ekslusif
bukan
> metode KB yang efektif. Selain itu, memberi ASI lama juga menguntungkan
> secara ekonomis karena anak tidak perlu minum susu follow on atau
lanjutan.
>
> Memang menurut Utami Roesli, selepas satu tahun ASI bukan makanan utama
> anak. Namun anak tetap memerlukan susu untuk membantu perkembangannya, dan
> ASI bisa memberi ini, jauh lebih baik dari susu sapi. "Selepas masa enam
> bulan ASI tetap memiliki kandungan protein, lemak, dan nutrisi lain yang
> sangat penting, juga elemen-elemen yang dibutuhkan bayi dan anak untuk
> perkembangan otak, usus, dan organ tubuh lainnya. ASI setelah masa enam
> bulan juga tetap mempunyai unsur-unsur yang membantu daya tahan tubuh,
yang
> akan melindungi anak dari berbagai penyakit yang semakin mengincarnya
> dibanding tahun pertama kehidupannya," demikian Pakar ASI dari RS St
Carolus
> Jakarta ini seraya melanjutkan, seperti yang kita tahu, semakin besar
anak,
> semakin beresiko ia terkena berbagai penyakit. ASI memiliki unsur-unsur
yang
> menyempurnakan sistem imunitas (kekebalan) anak yang belum matang.
>
> Penelitian yang dilakukan di banyak day care dan pre school memperlihatkan
> anak-anak yang diberi ASI cukup lama jarang terserang penyakit dan kecil
> kemungkinan terinfeksi ketimbang anak-anak yang tidak diberi ASI, atau
> diberi ASI namun sebentar. "Seorang ibu yang melepas pekerjaannya untuk
> menyusui bayinya, suatu saat pasti menyadari betapa "pengorbanannya"
> tersebut lebih bernilai dibanding gaji yang ia terima," ungkap Jack.
>
> Memperkuat Ikatan, Namun Tetap Mandiri
>
> Sayangnya, belakangan ini banyak rumor negatif yang kerap membuat ibu
> khawatir menyusui anaknya lebih dari satu tahun. Salah satunya gosip yang
> mengatakan bila Anda menyusui batita, kekebalan tubuh ibu akan tersedot
> anak. "Faktanya, itu tidak benar dan aneh," bantah Jack, seraya
menerangkan
> kekebalan ibu dan kekebalan anak yang diperoleh dari ASI adalah dua hal
yang
> terpisah dan berbeda.
>
> Mitos lainnya adalah batita atau balita yang terus menyusu akan tumbuh
> menjadi anak manja dan tidak mandiri. Ini, menurut Jack, belum pernah
> dibuktikan secara ilmiah. Malahan dia yakin anak yang tetap menyusu di
usia
> batita akan mandiri, dan yang lebih penting, dalam kemandiriannya ia pun
> merasa lebih aman karena mendapat cinta dan kasih sayang cukup dari ibu.
>
> Selain itu tidaklah sulit menyapih batita atau balita, karena mereka
> biasanya tahu kapan harus berhenti menyusu, dan biasanya dapat menyapih
> dirinya sendiri tanpa kerewelan atau trauma. "Ketika ia ingin berhenti
> disusui, keinginannya merupakan bukti kemampuannya mengambil keputusan.
> Ketika ia tidak disusui lagi, ia tahu bahwa ia telah mendapatkan sesuatu
dan
> mengalami kemajuan. Sebuah batu rintangan telah ia lewati dengan baik.
> Sebaliknya, bila seorang anak dipaksakan pada sesuatu terlalu awal
(termasuk
> dipaksa disapih), ini tidak akan menjamin ia akan menjadi mandiri secara
> utuh," papar Jack.
>
> Teruskan ASI, Susu Sapi Mencetus Autis?
>
> Susu sapi atau domba, disinyalir merupakan salah satu pencetus autisme,
> khususnya bagi anak yang memiliki problem pencernaan.
> Protein yang berasal dari susu sapi atau domba, disebut kasein, merupakan
> protein yang sulit dicerna tubuh manusia. Protein terdiri dari rantai
> panjang asam amino. Jika pencernaan baik maka rantai tersebut terpecah
> total, tetapi jika pencernaan buruk rantai tersebut tidak terlepas total
> sehingga masih ada rantai pendek asam amino, disebut peptida.
>
> Peptida ini sebagian masuk ke otak bersama aliran darah. Dalam otak ia
akan
> disergap opioid receptor (penerima opioid) dan kemudian bereaksi dan
> berfungsi seperti morfin yang akan mengacaukan otak anak hingga ia
> terjangkit autisme.
>
> Itulah sebabnya anak-anak penyandang autisme yang melakukan terapi
biomedis
> (penyembuhan autisme dengan cara diet khusus), membuang susu dan semua
bahan
> makanan mengandung susu dari daftar menunya, sebagai aturan pertama.
Menurut
> Dr. Melly Budhiman , Sp. K.J, Ketua Yayasan Autisma yang juga pencetus
> Terapi Biomedis di Indonesia, penyandang autisme biasanya merasakan
> perbedaan di dalam tubuhnya dan menjadi lebih baik setelah berpantang
minum
> susu.
>
> Dengan kenyataan seperti ini sebenarnya patut direnungkan tepatkah jika
> selama ini kita memberikan banyak susu kepada anak-anak hingga mereka
begitu
> tergantung susu? Kebudayaan Eropa Barat berpegang teguh pada kepercayaan
> susu adalah minuman wajib. Para profesional di bidang kesehatan seperti
> perawat, ahli gizi, dan para dokter yang berpandangan "kuno" pun tidak
mudah
> diyakinkan bahwa susu sapi tidak sesuai dengan pencernaan tubuh manusia.
> (Rahmi Hastari/Berbagai sumber)
> Sumber: Tabloid Ibu & Anak
>
>
>
> ---------------------------------------------------------------------
> >> Mau kirim bunga hari ini ? Klik, http://www.indokado.com/
> >> Info balita, http://www.balita-anda.com
> >> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
>
>


---------------------------------------------------------------------
>> Mau kirim bunga hari ini ? Klik, http://www.indokado.com/
>> Info balita, http://www.balita-anda.com
>> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke