[balita-anda] BELAJAR DARI MASA KECIL ALBERT EINSTEIN

2008-11-26 Terurut Topik Wenny Eko Purwani



BELAJAR DARI MASA KECIL ALBERT EINSTEIN

Penulis :Ayah Edy (Program Pendidikan Keluarga Radio Smart FM 95.9)

Para orang tua dan guru yang berbahagia, Siapa yang tidak kenal Albert 
Einstain...sang jenius fisika penggagas terori relativitas, Mungkin sebagian 
besar kita semua belum mengetahui seperti apa Einstain kecil, dan seperti apa 
pada saat ia bersekolah, semoga dengan sedikit mengtahi masa kesilnya kita bisa 
mendapatkan pelajaran daripadanya.

Einstein seperti juga anak-anak lainnya adalah anak yang pada masa kecilnya 
biasa-biasa saja bahkan cerderung sebagai anak yang bermasalah dengan sekolah. 
Einstein adalah anak yang suka membangkang waktu bersekolah dia sering tidak 
mau mengikuti perintah gurunya malainkan hanya mau mengerjakan apa yang ia 
sukai yakni yang berhubungan dengan musik, membaca buku-buku sains, dan 
berlayar.

Einstain kecil tidak mau belajar apa bila ia tidak suka pelajarannya oleh 
karena itu ia sering bolos pada saat pelajaran bahasa, sastra dan menggambar. 
Ia membolos untuk melakukan aktivitas yang disukainya tadi. Sehingga pada 
akhirnya Einstein tidak berhasil lulus SMP, melainkan hanya mendapat keterangan 
pernah bersekolah SMP dari sekolahnya.

Berbekal surat keterangan tersebut ia nekad berusaha melamar di SMA, sebagian 
besar sekolah SMA yang didatanginya menolak, namun Einstein dan orang tuanya 
tidak pernah patah semangat untuk terus mencoba hingga akhirnya ada sekolah SMA 
yang menerimanya.

Setelah SMA kelakuannya masih sama saja tidak pernah berubah, ia hanya suka 
pelajaran Matematika dan Fisika saja, jadi Einstain masih sering membolos di 
pelajaran-pelajaran yang tidak dia sukai, sampai akhirnya ia kembali dinyatakan 
sebagai anak yang tidak tamat SMA. dan untuk kedua kalinya ia di nyatakan gagal 
lagi disekolah.

Namun hebatnya orang tua Einstein; tetap mendukung anaknya untuk terus berusaha 
melanjutkan sekolahnya; bahkan ia ikut membantu dengan berbagai hal agar 
anaknya bisa terus bersekolah.

Meskipun Einstein tahu ia tidak belum tamat SMA dan tidak punya pernah punya 
ijazah; ia tetap berani melamar ke perguruan tinggi; Nekad benar ya tapi 
kalau bukan nekad dan keras kepala bukan Einstein namanya.

Tahun 1895 ia melamar di Politeknik Federal, di Zurich Swiss tapi sayang ia 
gagal di ujian masuk dan menurut sekolah tsb, usianya pun masih terlalu muda. 
Lalu dia diminta menamatkan SMAnya terlebih dahulu, baru setelah itu ia melamar 
lagi dan akhirnya di terima sebagai mahasiswa di Politeknik Federal, Swiss.

Tahukah Einstain pada waktu ia ditanya Izajahnya, ia dengan tegas mengatakan 
bahwa saya tidak pernah punya Izajah tapi kemampuan saya boleh di uji, ya 
terutama di bidang Matematika dan Fisika. Saat itu kedua pelajaran itu memang 
sangat di perhitungkan

Kemudian setelah lulus Einstein kembali ke negara asalnya Jerman, dan setelah 
kembali ke sana ia banyak mengkritik sistem pendidikan di Jerman yang 
menurutnya banyak menghambat potensi unggul yang dimiliki oleh seorang anak. Ia 
juga banyak berseberangan dengan Otoritas Akademik di Jerman. Sehingga pada 
akhirnya dia memilih untuk tidak mau menjadi warga negara Jerman. Peristiwa ini 
terjadi pada saat Einstain berusia 20tahun.

Setelah itu Enstain mencari negara netral yang memberikan kebebasan warga 
negaranya untuk berekspresi, akhirnya pilihannya jatuh pada Negara Swiss. Akan 
tetapi karena pada perang dunia kedua dia merasa terdesak oleh Nazi di Swiss, 
dia juga mengajukan kewarganegaraan AS. Hingga akhir hayatnya dia memiliki 2 
kewarganegaraan yakni Swiss dan AS.

Kalo kita perhatikan ciri-ciri Eistein ini mirip sekali dengan anak-anak yang 
cenderung dominan otak kanannya. Pertama Dia tahu apa yang dia mau dan dia juga 
tahu apa yang dia tidak mau. Yang kedua dia hanya mau mengerjakan apa yang dia 
mau, dan jika dipaksa dia cenderung akan melawan atau menghindar. Dan yang 
ketiga dia sangat fokus untuk bisa mencapai apa yang dia mau hingga akhirnya ia 
menjadi Ilmuwan besar dunia di abad 20.

Apa kira-kira Hikmah dari kisah ini.mungkin beberap diantarnya adalah;

Yang pertama; Penting bagi kita semua orang tua dan guru untuk belajar memahami 
potensi unggul yang dimiliki oleh masing-masing anak. Yang kedua adalah; Kita 
tidak bisa lagi memaksaakan anak untuk bisa disemua bidang matapelajaran, dan 
melupakan kemampuan unggulnya. Dan yang ketiga adalah; Anak yang gagal di ujian 
bukan berarti dia gagal di kehidupan. karena bisa jadi justru soal-soal 
ujiannyalah yang keliru untuk menilai potensi unggul anak-anak kita.

Silahkan anda temukan sendiri apa bila masih ada hikmah lain dibalik kisah ini.


IMPORTANT NOTICE
This e-mail transmission (including attachment hereto, if any) is intended for 
the use of the named addressee or authorized recipient(s). It may contains 
confidential and/ or legally privileged information otherwise protected by law 
from disclosure belong to PT. Krama Yudha Tiga Berlian Motors ("KTB"), 
therefore the authorized recipients shall protect this confident

[balita-anda] BELAJAR DARI MASA KECIL ALBERT EINSTEIN

2008-11-26 Terurut Topik Wenny Eko Purwani
BELAJAR DARI MASA KECIL ALBERT EINSTEIN

Penulis :Ayah Edy (Program Pendidikan Keluarga Radio Smart FM 95.9)

Para orang tua dan guru yang berbahagia, Siapa yang tidak kenal Albert 
Einstain...sang jenius fisika penggagas terori relativitas, Mungkin sebagian 
besar kita semua belum mengetahui seperti apa Einstain kecil, dan seperti apa 
pada saat ia bersekolah, semoga dengan sedikit mengtahi masa kesilnya kita bisa 
mendapatkan pelajaran daripadanya.

Einstein seperti juga anak-anak lainnya adalah anak yang pada masa kecilnya 
biasa-biasa saja bahkan cerderung sebagai anak yang bermasalah dengan sekolah. 
Einstein adalah anak yang suka membangkang waktu bersekolah dia sering tidak 
mau mengikuti perintah gurunya malainkan hanya mau mengerjakan apa yang ia 
sukai yakni yang berhubungan dengan musik, membaca buku-buku sains, dan 
berlayar.

Einstain kecil tidak mau belajar apa bila ia tidak suka pelajarannya oleh 
karena itu ia sering bolos pada saat pelajaran bahasa, sastra dan menggambar. 
Ia membolos untuk melakukan aktivitas yang disukainya tadi. Sehingga pada 
akhirnya Einstein tidak berhasil lulus SMP, melainkan hanya mendapat keterangan 
pernah bersekolah SMP dari sekolahnya.

Berbekal surat keterangan tersebut ia nekad berusaha melamar di SMA, sebagian 
besar sekolah SMA yang didatanginya menolak, namun Einstein dan orang tuanya 
tidak pernah patah semangat untuk terus mencoba hingga akhirnya ada sekolah SMA 
yang menerimanya.

Setelah SMA kelakuannya masih sama saja tidak pernah berubah, ia hanya suka 
pelajaran Matematika dan Fisika saja, jadi Einstain masih sering membolos di 
pelajaran-pelajaran yang tidak dia sukai, sampai akhirnya ia kembali dinyatakan 
sebagai anak yang tidak tamat SMA. dan untuk kedua kalinya ia di nyatakan gagal 
lagi disekolah.

Namun hebatnya orang tua Einstein; tetap mendukung anaknya untuk terus berusaha 
melanjutkan sekolahnya; bahkan ia ikut membantu dengan berbagai hal agar 
anaknya bisa terus bersekolah.

Meskipun Einstein tahu ia tidak belum tamat SMA dan tidak punya pernah punya 
ijazah; ia tetap berani melamar ke perguruan tinggi; Nekad benar ya tapi 
kalau bukan nekad dan keras kepala bukan Einstein namanya.

Tahun 1895 ia melamar di Politeknik Federal, di Zurich Swiss tapi sayang ia 
gagal di ujian masuk dan menurut sekolah tsb, usianya pun masih terlalu muda. 
Lalu dia diminta menamatkan SMAnya terlebih dahulu, baru setelah itu ia melamar 
lagi dan akhirnya di terima sebagai mahasiswa di Politeknik Federal, Swiss.

Tahukah Einstain pada waktu ia ditanya Izajahnya, ia dengan tegas mengatakan 
bahwa saya tidak pernah punya Izajah tapi kemampuan saya boleh di uji, ya 
terutama di bidang Matematika dan Fisika. Saat itu kedua pelajaran itu memang 
sangat di perhitungkan

Kemudian setelah lulus Einstein kembali ke negara asalnya Jerman, dan setelah 
kembali ke sana ia banyak mengkritik sistem pendidikan di Jerman yang 
menurutnya banyak menghambat potensi unggul yang dimiliki oleh seorang anak. Ia 
juga banyak berseberangan dengan Otoritas Akademik di Jerman. Sehingga pada 
akhirnya dia memilih untuk tidak mau menjadi warga negara Jerman. Peristiwa ini 
terjadi pada saat Einstain berusia 20tahun.

Setelah itu Enstain mencari negara netral yang memberikan kebebasan warga 
negaranya untuk berekspresi, akhirnya pilihannya jatuh pada Negara Swiss. Akan 
tetapi karena pada perang dunia kedua dia merasa terdesak oleh Nazi di Swiss, 
dia juga mengajukan kewarganegaraan AS. Hingga akhir hayatnya dia memiliki 2 
kewarganegaraan yakni Swiss dan AS.

Kalo kita perhatikan ciri-ciri Eistein ini mirip sekali dengan anak-anak yang 
cenderung dominan otak kanannya. Pertama Dia tahu apa yang dia mau dan dia juga 
tahu apa yang dia tidak mau. Yang kedua dia hanya mau mengerjakan apa yang dia 
mau, dan jika dipaksa dia cenderung akan melawan atau menghindar. Dan yang 
ketiga dia sangat fokus untuk bisa mencapai apa yang dia mau hingga akhirnya ia 
menjadi Ilmuwan besar dunia di abad 20.

Apa kira-kira Hikmah dari kisah ini.mungkin beberap diantarnya adalah;

Yang pertama; Penting bagi kita semua orang tua dan guru untuk belajar memahami 
potensi unggul yang dimiliki oleh masing-masing anak. Yang kedua adalah; Kita 
tidak bisa lagi memaksaakan anak untuk bisa disemua bidang matapelajaran, dan 
melupakan kemampuan unggulnya. Dan yang ketiga adalah; Anak yang gagal di ujian 
bukan berarti dia gagal di kehidupan. karena bisa jadi justru soal-soal 
ujiannyalah yang keliru untuk menilai potensi unggul anak-anak kita.

Silahkan anda temukan sendiri apa bila masih ada hikmah lain dibalik kisah ini.


IMPORTANT NOTICE
This e-mail transmission (including attachment hereto, if any) is intended for 
the use of the named addressee or authorized recipient(s). It may contains 
confidential and/ or legally privileged information otherwise protected by law 
from disclosure belong to PT. Krama Yudha Tiga Berlian Motors ("KTB"), 
therefore the authorized recipients shall protect this confidential