ini artikelnya yaaaaa
Kanker Mulut             Rahim, Momok Semua             Wanita
                                       
             KANKER mulut rahim             (serviks), tak pelak, merupakan 
momok yang             paling menakutkan bagi semua wanita. Selain belum ada 
obatnya,             kanker mulut rahim juga bisa mengakibatkan kematian. Jenis 
kanker             ini paling sering ditemukan di antara penyakit kanker 
ginekologik,             dan menjadi penyebab kematian utama wanita penderita 
kanker di             negara berkembang, termasuk Indonesia.
                                       Kanker mulut rahim ditandai dengan 
tumbuhnya sel-sel pada mulut             rahim yang tidak lazim (abnormal). 
Sebelum menjadi sel-sel kanker,             terjadi beberapa perubahan yang 
dialami oleh sel-sel tersebut selama             bertahun-tahun.
                          Pada stadium awal, kanker ini cenderung tidak         
    terdeteksi. Pada               tahap prakanker atau displasia sampai 
stadium 1, praktis tidak ada               keluhan yang dirasakan. Baru 
menginjak stadium 1A-3B terdapat             keluhan. Salah satu tanda 
signifikan adalah keluar darah sewaktu               berhubungan seks, 
sedangkan pada stadium 4B, sel kanker mungkin               sudah menjalar ke 
otak dan paru-paru.                            
"Penyebab kanker rahim adalah virus               Human papilloma.              
 Virus ini muncul antara lain akibat perilaku sering berganti-ganti             
  pasangan seks, sehingga menimbulkan penyakit kelamin," kata               
seksolog dan ahli kandungan dr Boyke Dian Nugraha SpOG MARS.
                              Selain               itu, sel-sel mulut rahim 
yang teracuni oleh nikotin yang               dikandung dalam darah juga 
memunyai kecenderungan memengaruhi               selaput lendir pada tubuh, 
termasuk selaput lendir mulut rahim,               sehingga membuatnya rentan 
terhadap sel-sel kanker. Bisa juga               terinfeksi dari sperma yang 
mengandung komplemen histone               yang dapat bereaksi dengan DNA sel 
serviks, sehingga terjadi               kanker. Cairan sperma (semen) pria yang 
bersifat alkalis juga               dapat menimbulkan perubahan pada sel-sel 
ephitel serviks (neoplasma               dan displasia), dan mengakibatkan 
kanker mulut rahim.
                                             "Makin maraknya penggunaan pil 
kontrasepsi dan memudarnya               rasa malu kalau hamil di luar nikah 
juga berperan dalam               peningkatan angka kanker mulut rahim," tambah 
Boyke yang juga               Direktur Utama Klinik Pasutri itu.
                              Bagaimana               mencegahnya?
               "Adanya deteksi dini dan banyaknya penanganan serta              
 manajemen medis yang baik dalam penanganan kanker akan               
memperpanjang lama hidup penderita," ujar dr Indriani SpRM,               dari 
RS Kanker Dharmais, Jakarta.
                              Pencegahan paling efektif adalah melalui 
pendeteksian dini               dengan pemeriksaan pap smear, yang bisa 
mendeteksi               pertumbuhan sel-sel yang akan menjadi sel kanker. 
Semakin dini               sel-sel abnormal terdeteksi, semakin rendahlah 
risiko seseorang               menderita kanker mulut rahim.
                              Pap smear test adalah suatu pemeriksaan yang      
         aman, murah,               dan telah dipakai bertahun-tahun untuk 
mendeteksi kelainan sel-sel               di mulut rahim. Tes ini pertama kali 
ditemukan oleh dr George               Papanicolou. Metode tes ini adalah 
pemeriksaan sel-sel yang               diambil dari cairan mulut rahim dan 
kemudian diperiksa dengan               mikroskop untuk melihat 
perubahan-perubahan yang terjadi dari sel               tersebut. Tes ini tidak 
memakan banyak waktu, hanya beberapa menit.
                              Pasien dalam keadaan berbaring               
terlentang, akan dimasukkan               sebuah alat yang disebut spekulum ke 
dalam liang vagina. Kemudian               cairan sel rahim diambil dengan cara 
mengusap dinding leher rahim               dengan sebuah alat yang disebut 
spatula. Cairan tersebut dioleskan               pada object-glass, kemudian 
dikirim ke laboratorium               patologi untuk diperiksa lebih lanjut. 
Pemeriksaan pap smear               yang teratur sangat diperlukan untuk 
mengetahui lebih dini adanya               perubahan awal dari sel-sel yang 
berpotensi menjadi kanker.
                              Namun, pemeriksaan               pap smear 
memiliki beberapa kelemahan               yang memungkinkan mendapatkan hasil 
yang kurang akurat, misalnya               bila pengeluaran cairan dari vagina 
kurang memadai hingga sel di               dalamnya tidak terlihat. Kelemahan 
lainnya, mungkin karena zat               pewarnaan yang digunakan sudah 
kedaluwarsa. Kendala lainnya               menyangkut human error ketika 
pemeriksaan dilakukan.
                              Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu 
dilakukan untuk               menghindarkan wanita dari kemungkinan terkena 
kanker mulut rahim.
                              1. Pemeriksaan teratur. Apabila Anda wanita 
dewasa yang               melakukan hubungan seks secara teratur, lakukan pap 
smear test               setiap dua tahun. Ini dilakukan sampai berusia 70 
tahun.
                              2. Waspadai gejalanya. Segera hubungi dokter 
kalau ada               gejala-gejala yang tidak normal seperti pendarahan, 
terutama               setelah aktivitas seksual.
                              3. Hindari merokok. Wanita sebaiknya tidak        
       merokok,               karena dapat merangsang timbulnya sel-sel kanker 
melalui nikotin               dikandung dalam darah Anda. Risiko wanita perokok 
terkena kanker               mulut rahim adalah 4-13 kali lebih besar 
dibandingkan wanita bukan               perokok. Diperkirakan nikotin 
memberikan efek toksik pada sel               epitel, sehingga memudahkan 
masuknya mutagen virus.
                              4. Hindarkan antiseptik. Hindarkan kebiasaan 
pencucian               vagina dengan menggunakan obat-obatan antiseptik maupun 
deodoran               karena akan mengakibatkan iritasi di serviks yang 
merangsang               terjadinya kanker.
                              5. Hindari pemakaian bedak               (talek). 
Hindari pemakaian talk (bedak) pada vagina wanita usia               subur, 
karena justru bisa               mengakibatkan kanker ovarium (indung telur). 
Jangan menggunakan               estrogen pada wanita yang terlambat menopouse.
                              Faktor-faktor lain yang juga ikut memicu mudahnya 
sel kanker               mulut rahim menyerang antara lain hubungan seksual 
terlalu muda (di               bawah usia 20), dan hubungan seksual yang tidak 
stabil. Selain itu,               pemberian hormon diethistilbesterol (DES) 
sewaktu hamil dapat               menimbulkan kanker serviks dan vagina pada 
keturunannya.
                              Tapi, masalah faktor ganti-ganti pasangan seksual 
dalam perkara               kanker mulut rahim ini bukan hanya 'larangan' bagi 
pihak wanita.               Istri yang suaminya gemar 'jajan di luar' juga 
berpotensi besar               terserang kanker mulut rahim.
                              Namun, secara               umum, kanker mulut 
rahim ini disebabkan               ketidaktahuan atau rendahnya pengetahuan 
tentang pencegahan itu               akibat faktor sosioekonomi yang rendah. 
(*/V-1)
             http://www.media-indonesia.com/cetak/berita.asp?ID=2002073023515871
Bahaya Kanker Serviks Bagi Wanita
http://situs.kesrepro.info/aging/mar/2003/ag03.htm
                                                                           
Menurut perkiraan                         Departemen Kesehatan saat ini ada 
sekitar 200 ribu kasus                         setiap tahunnya.                 
                                                          
                         Penderita kanker mulut rahim di Indonesia ternyata     
                    jumlahnya sangat banyak. Menurut perkiraan Departemen       
                  Kesehatan saat ini ada sekitar 100 kasusper 100 ribu          
               penduduk atau 200 ribu kasus setiap tahunnya. Selain itu,        
                 lebih dari 70 persen kasus yang datang ke rumah                
         sakitditemukan dalam keadaan stadium lanjut.                         
Menurut Dr. Bambang Dwipoyono SpOG dari divisi Kanker                         
Ginekologik RS Kanker Dharmais Jakarta, faktor resiko                         
epidemiologik penyumbang terjadinya dan berkembangnya                         
kanker serviks adalah infeksi virus papiloma manusia                         
atau Human Virus Papilloma (HVP). Akibat yang                         
ditimbulkan penyakit ini diantaranya berupa penurunan                         
harapan hidup, lamanya penderitaan, dan tingginya biaya                         
pengobatan. “Karena itu upaya prevensi harus mulai                         
dilakukan,” tegas Bambang.                         
Dia menyebutkan, berdasarkan data RS Kanker Dharmais,                         
pasien yang menderita kanker serviks pada stadium lanjut                        
 pada tahun 1993-1997 sebanyak 710 kasus baru. Sebesar 65                       
  persen pasien datang pada stadium lanjut (IIB-IV). Angka                      
   ketahanan hidup dalam dua tahun stadium lanjut tersebut                      
   berkisar 53,2 persen dan untuk stadium awal hampir 90                        
 persen.                         
Bambang juga menambahkan, penelitian yang dilakukan                         
Bank Dunia mendukung pendapat bahwa program penapisan                         
kanker serviks tak hanya menyelamatkan jiwa tapi juga                         
biaya yang dikeluarkan jadi murah. Sebagai perbandingan,                        
 program penapisan untuk satu orang untuk setiap lima                         
tahun menghabiskan US$100 dan wanita tersebut masih                         
dapat bekerja karena terhindar dari kanker serviks. Tapi                        
 di sisi lain, biaya pengobatan kanker US$2600 dan wanita                       
  tersebut tak dapat bekerja lagi.                         
Jika menilik perjalanan penyakit itu, menurut Bambang,                         
hampir 90 persen kasus berasal dari epitel permukaan (epitel                    
     skuamosa). Didapatkan suatu keadaan yang disebut                         
pembakal kanker atau prakanker. Keadaan tersebut dimulai                        
 dari yang bersifat ringan sampai menjadi karsinoma in                         
situ yang semuanya dapat didiagnosa dengan skrining atau                        
 penapisan. Dalam proses perkembangannya, dapat terjadi                         
perubahan atau perpindahan daru satu tingkat ke tingkat                         
yang lain. “Dari yang ringan ke yang lebih berat atau                         
sebaliknya,” papar Bambang.                         
Terjadinya perubahan tersebut diperlukan keadaan yang                         
“cocok”, sehingga untuk menjadi kanker diperlukan                         waktu 
10-20 tahun. Namun jika sudah menjadi kanker                         stadium 
awal, penyakit ini dapat menyebar ke daerah di                         sekitar 
mulut rahim.                         
Kondisi prakanker sampai karsinoma in situ (stadium                         0) 
sering tak menunjukkan gejala karena proses                         penyakitnya 
berada di dalam lapisan epitel dan belum                         menimbulkan 
perubahan yang nyata dari mulut rahim. Pada                         akhirnya 
gejala yang ditimbulkan adalah keputihan,                         perdarahan 
paska sanggama dan pengeluaran cairan encer                         dari 
vagina. Lalu jika sudah menjadi invasif akan                         ditemukan 
gejala seperti perdarahan spontan, perdarahan                         paska 
sanggama, keluarnya cairan (keputihan) dan rasa                         tak 
nyaman saat melakukan hubungan seksual.                         
Dalam perjalanannya, lanjut Bambang, penyakit kanker                         
mulut rahim membutuhkan waktu yang cukup lama dari                         
kondisi normal sampai menjadi kanker. Dalam penelitian                         
secara epidemiologik dan laboratorik ada beberapa faktor                        
 yang berperan secara langsung maupun tak langsung.                         
Pertama, skrining atau penapisan. Dalam pemantauan                         
perjalanan penyakit, diagnosis displasia sering                         
ditemukan pada usia 20 tahunan. Karsinoma in situ pada                         
usia 25-35 tahun dan kanker serviks invasif pada usia 40                        
 tahun. “Untuk mendeteksi adanya kanker mulut rahim                         
dengan cara tes pap yaitu pemeriksaan sitologi,”kata                         
dia.                         
Kedua, penularan penyakit kanker ini melalui hubungan                         
seksual. Penelitian awal menunjukkan tingginya kejadian                         
kanker serviks pada perempuan lajang dan menikah pada                         
usia muda. Terdapat pula peningkatan dua kali lipat pada                        
 perempuan yang mulai berhubungan seksual sebelum usia 16                       
  tahun. “Juga meningkat pada perempuan dengan seksual                         
partner yang multiple,” paparnya.                         
Ketiga, peran pasangan pria. Pada penelitian terhadap                         
perempuan yang menikah dengan seorang laki-laki yang                         
pernah mempuyai istri yang menderita kanker mulut rahim,                        
 kejadian penyakit kanker pada kelompok perempuan itu                         
jadi meningkat. Keempat, karakteristik reproduksi dan                         
menstruasi, dan terakhir faktor merokok.                         
Bambang memaparkan, untuk pengobatan kanker mulut                         rahim 
ditentukan oleh berat ringan penyakit atau                         stadium. 
Umumnya pada stadium awal tindakan operasi                         menjadi 
pilihan pertama. Pilihan modalitas pengobatan                         lain 
seperti penyinaran dan pemberian sitostatika (kemoterapi)                       
  dilakukan pada kasus yang lanjut atau khusus. Ada juga                        
 tindakan pengobatan berupa gabungan yang terdiri dari                         
operasi dan radiasi; operasi dan kemoterapi; radiasi dan                        
 kemoterapi; atau operasi, radiasi dan kemoterapi.                         
Namun, tegas Bambang, upaya pencegahan kanker serviks                         
merupakan langkah yang mesti dilakukan. Cara yang bisa                         
dilakukan dalam rangka menurunkan faktor resiko seperti                         
mencegah hubungan seksual pada usia dini, faktor pada                         
pria, jumlah pasangan seks, dan kebiasaan merokok.                         
Pencegahan ini bertujuan menghilangkan resiko perilaku                         
seksual yang meningkatkan paparan terhadap virus                         
papiloma manusia.                         
Hal lain yang bisa dilakukan adalah memperbanyak                         
mengkonsumsi sayuran berwarna hijau tua dan kuning yaitu                        
 yang banyak mengandung beta karoten, vitamin C dan                         
vitamin E. Serta vaksinasi terhadap virus papiloma yang                         
bertujuan mencegah dan pengobatan terhadap infeksi                         
virus. “Pemberian vaksin dilakukan sedini mungkin                         
sebelum seseorang aktif melakukan hubungan seksual,”                         
ucap Bambang. (hilman hilmansyah)
                                      sumber:             KlinikNet             




cahyandari wr <[EMAIL PROTECTED]> wrote:  Dearest Parents..

Mohon pencerahannya utk ibu mertua saya yg kemungkinan kena kanker mulut
rahim
begitu mnrt dokter kandungan & skrg lagi tunggu hasil lab.
kalo ada artikelnya, pengobatan medis & alternatif, dokter / tabib yg
recomend, & biaya berapa, de el el...
apa saja yg harus dilakukan utk penyembuhan beliau, agar kami sekeluarga
bisa persiapan sedini mungkin..
terima kasih banyak..

Warmest Regards,
Iyan
-Snack Enak Murah Meriah-
ingin katalog terbaru kami, silahkan japri.
http://cahyandariwr.multiply.com/



Regards,
Uci mamaKavin+Ija
http://oetjipop.multiply.com
       
---------------------------------
Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di bidang Anda di Yahoo! 
Answers

Kirim email ke