Terima kasih forward-nya. Contoh kasus yg menarik. Seringkali kita dihadapkan pada hal-hal demikian yg tdk kita duga-duga muncul dari buah hati kita....
mamanya sikembar --- Ipung <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Semoga bermanfaat! > > Ipung Rachmaningtyas > > > Ma... aku mau jadi Tuhan dong ! > > > > Heeek! rasanya aku seperti tercekik ketika anakku > yang kedua perempuan > > berusia 4 tahun tiba-tiba datang padaku suatu pagi > sambil menggendong > > bonekanya mengucapkan kalimat diatas dengan wajah > tanpa dosa. > Sepertinya > > penyampaian maksud ini sudah "direncanakannya" > dengan rapih > sebeluimnya. > > Soalnya ketika ia pertama menghampiriku dia > memulai dengan mengatakan > > seperti ini. > > > > "Ma.. ma.. sini deh! Adik mau bilang sesuatu yang > rahasia sama mama, > tapi > > mama janji ya enggak bilang siapa-siapa!" > > > > "Oh. Iya Insya Allah mama enggak bilang siapa > siapa" jawabku pasti > penuh > > rasa ingin tahu. "Rahasia apapula ini?" tanyaku > pada diri sendiri. > > > > "Bener lho Ma, Mama juga enggak boleh bilang sama > Ayah ya", desaknya. > > > > "Iya, Mama janji" kataku. Kemudian janji ini jujur > saja aku langgar > saking > > aku bingungnya. > > > > Nah setelah kalimat-kalimat di atas itu-lah dia > menyampaikan kepadaku > : > > "Ma.. bantuin adik dong Ma. Adik pengen sekali > jadi Tuhan!" > > > > Setelah menarik napas sejenak, dan meredakan > hatiku yang bingung aku > > pelan-pelan bertanya untuk memastikan diriku > sendiri. "Adik pengen > jadi > Tuuu > > haaan?" kataku sambil menatap matanya. > > > > "Iya ma," nadanya agak tinggi. "Adik pengen sekali > jadi Tuhan" > ulangnya > > lagi. > > > > "Hmm .. gimana ini!" bisikku dalam hati. > > > > "Boleh enggak Mama tahu kok tiba-tiba adik pengen > jadi Tuhan sih?" > > selidikku. > > > > "Iya.. 'kan jadi Tuhan itu enak Ma. Mau apa apa > aja gampang. Mau bikin > > bintang bisa, mau bikin bumi bisa, mau bikin angin > bisa. 'Kan enak > begitu." > > jelasnya dengan nada datar. > > > > Huuuh dia ngomong seenaknya, dadaku bergemuruh. > "Ya Allah, ini dia nih > aku > > jadi korban kata kataku sendiri". Apa yang > diucapkan anakku itu adalah > > kata-kataku ketika menjelaskan kepada dia beberapa > hari yang lalu > tentang > > Maha Kuasanya Allah dan kalimat "Kun fayakun!" > > > > "Yuk, sini yuk kita duduk dulu", sambil memegang > tangannya aku bimbing > ia > ke > > sofa di ruang keluarga. Sebetulnya aku yang perlu > duduk, karena aku > merasa > > mulai kehilangan kepercayaan diri dan agak sedikit > gemetar dan lemas. > > > > Aku masih mencoba menenangkan diri, soalnya aku > betul-betul sedang > merasa > > bingung sebagai ibu, karena aku sungguh-sungguh > belum mengetahui > bagaimana > > caranya menjawab pertanyaan dan permintaan anakku. > Tapi aku merasa > > tertantang betul dan berusaha benar supaya > kebingunganku itu tidak > > tertangkap oleh anakku. > > > > Sambil merangkul bahunya aku berbisik pelan > ketelinganya, "Jadi kalau > adik > > bisa jadi Tuhan, adik sebetulnya mau apa?" Tiba > tiba saja pertanyaan > itu > > meluncur dari mulutku. > > > > "Hm.. hm..hm.. adik ..adik mau bikin es krim yang > banyak sekali, ada > > coklat, ada strawberry.. pokoknya macem-macem, > Terus ade bikin boneka > yang > > lucu-lucu banyak sekali, terus adek mau bikin > wafer, maenan dan ..." > dia > > terus menyebutkan daftar barang yang disenangi > anak-anak dengan > bersemangat. > > Seolah-olah semuanya sudah dihafalkan selama > seminggu. > > > > "Oh, gitu! Enak benar dong!" > > > > "Iya.. ma .. makanya adik pikir kalau bisa adik > jadi Tuhan wah.. enak > > bener!" dia tekankan benar ketika mengucapkan kata > ENAK BENER. > > > > "Makanya ma.. Bantuin adik dong Ma supaya adik > bisa jadi Tuhan Ma!" > > > > "Oh Tuhanku!.. seruku dalam hati. "Bantulah aku ya > Allah bagaimana > caranya > > memenuhi dan menjawab permintaan anakku ini". > > > > Sambil menenangkan hatiku aku peluk dia dari > samping, lalu pelan-pelan > > kusampaikan padanya, "Dik, gini ya dik. Jadi Tuhan > itu memang enak > sekali. > > Tapi dik.. itu suuuuusssssaaah betul, Jadi mama > enggak bisa sekarang > juga > > bantuin adik. Mama mau pikir dulu, mau berdoa > dulu, bagaimana nih > caranya, > > supaya Mama bisa bantuin adik, Ya!" bujukku sambil > enggak yakin apakah > ini > > "mengena" atau tidak. > > > > "Tapi Mama janji Mama mau bantu adik ya!" > pintanya. > > > > "Hhah!" leganya hatiku mendengarkan jawabannya. > Aku bayangin dia akan > rewel > > dan terus merengek. Langsung aku jawab dengan > suara pasti "Oh iya, > Mama > akan > > berusaha pokoknya, ya, asal Adik juga sabar!" > > > > "Ya deh ma, dia memandangku dengan tersenyum." > Senyum yang sarat > dengan > > harapan. Dia enggak tahu aku bingung setengah > mati. Lalu aku suruh dia > > bermain dengan tetangga. > > > > Mulailah aku duduk dekat telpon, nelpon temen kiri > dan kanan, aku > telpon > > ayahnya dikantor "Ya nanti sore deh kita > bicarakan!" jawab ayahnya > pendek, > > karena dia sedang rapat. > > > > Aku kesal juga, karena aku berharap reaksinya > sedikit lebih panjang > dari > > pada sekedar kalimat itu. > > > > Hari berganti, setiap pagi anakku bertanya padaku > "Udah dapet belum > ma?" > > > > "Waduh belum tuh nak", jawabku. Mama lagi berusaha > terus" janjiku . > > > > Jawaban yang diberikan ayahnya maupun teman > temanku tidak ada yang > > memuaskan. Rasanya kok kurang pas untuk > disampaikan ke si Adik. > > > > Aku terus-menerus berdoa minta petunjuk dan > hidayah === message truncated === __________________________________ Do you Yahoo!? Yahoo! Calendar - Free online calendar with sync to Outlook(TM). http://calendar.yahoo.com --------------------------------------------------------------------- >> Mau kirim bunga hari ini ? Klik, http://www.indokado.com/ >> Info balita, http://www.balita-anda.com >> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]