Jangan Biarkan Cahaya itu Redup
Ketika anak balita kita sedang tidur, tataplah sejenak wajahnya.
Perhatikan dalam-dalam. Maka akan kita temukan padanya wajah yang teduh,
bersih, tanpa beban, dan penuh kedamaian. Tidur nyenyaknya tak akan
terganggu, bila fisiknya sehat sempurna dan terpenuhi kebutuhannya.
Cukup makan, cukup sandang, dan di tempat tidur yang nyaman bagaimanapun
kondisinya.

Melihat sosoknya, seakan menyiratkan sebuah kenyamanan hidup, ketenangan
fikiran, dan kebersihan jiwa. Sungguh, hal yang demikian merupakan
sebuah keadaan yang kita dambakan.

*** 

Saat anak sedang terjaga, lihatlah bening matanya, serta keceriaan
wajahnya. Maka akan kita temukan di sana sebuah semangat hidup yang
demikian membara, keyakinan diri akan kepastian masa depan yang
membentang luas, dan ketundukan sikap kepada kehendak Sang Maha
Pencipta.

Jiwanya yang masih suci, putih bersih laksana kertas kosong tanpa noda,
siap merekam segala hal yang didengar dan dilihatnya, dan memutarnya
kembali dalam kegiatan kesehariannya. 

Fisiknya yang sedang dalam proses tumbuh kembang, siap melaksanakan
segala titah yang diperintahkan oleh Sang Sutradara Utama pengatur dan
penentu garis hidup kita. 

Keingintahuan mereka akan segala hal yang baru, menunjukkan kepada kita
semua bahwa hidup ini harus selalu diisi dengan perjuangan, semangat
belajar, dan kerja keras.

Semua aspek kehidupannya, melahirkan inspirasi dan motivasi bagi kita
untuk lebih berhati-hati menjaganya, agar kesuciannya tak luntur oleh
perjalanan waktu, dan tak terkotori oleh kesalahan pola asuh yang kita
terapkan padanya.

***

Mereka adalah cahaya hidup kita, yang akan mengantarkan sebuah titik
terang dalam kekalutan, karena tawa riangnya akan menjadi hiburan yang
membukakan belenggu fikiran kita.

Mereka juga cahaya hidup kita, yang akan mengantarkan lahirnya semangat
baru ketika diri kita sedang lemah, dan tidak memiliki semangat hidup,
karena ada titipan amanah yang harus kita tanggung. 

Dan mereka adalah cahaya hidup kita, bila kita mampu mengantarkan mereka
menjadi anak-anak yang sholeh dan sholihah, karena kita orangtuanyalah
yang akan membentuk dirinya. Hingga do'a-do'anya, akan mengalirkan
pahala yang tiada putus walau kita telah tiada.

Rasulullah SAW ketika ditanya tentang peran kedua orang tua, beliau
menjawab : "Mereka adalah (yang menyebabkan) surgamu atau nerakamu",
(HR. Ibnu Majah). 

Karena itu, marilah kita berupaya menjadikan cahaya-cahaya itu tetap
bersinar cemerlang, hingga dapat menerangi jalan hidup kita, dalam
mempersiapkan diri, mencari bekal, untuk pertemuan abadi dengan Yang
Maha Suci. Dengan cara, berusaha mendidiknya dengan baik, memilihkan
teman yang baik, dan memberinya lingkungan hidup yang baik. Dan tidak
membiarkan cahaya itu redup, oleh perjalanan waktu dan tambahnya usia.

Robbanaa hablanaa min azwaajinaa wadzurriyaatinaa qurrota a;yun
waj'alnaa lilmuttaqiina imaaman (yaa Allah, karuniakanlah kepada
pasangan-pasangan kami, dan keturunan kami sebagai penyenang hati
(kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa). Amin. 

Wallohu a'lam bishshowwab 

***eramuslim***
[EMAIL PROTECTED]
Ummu Shofi





===================================================================
        Daarut- tauhid Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar
=================================================================== 






AYO GALANG SOLIDARITAS UNTUK MEMBANTU KORBAN MUSIBAH DI ACEH & DAN SUMATERA 
UTARA !!!
================
Kirim bunga, http://www.indokado.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]

Reply via email to