Ada  sebagian wanita yang berpendirian, karena tubuhnya adalah
miliknya maka  ia bebas memperlakukan tubuhnya itu, bebas menampilkan
tubuhnya melalui  dandanan yang sesuai dengan keinginannya di depan
publik.
 
Kisah nyata berikut ini terjadi di sebuah apotek di bilangan
Jakarta Barat. Seorang wanita muda masuk ke dalam apotek dan langsung
menuju  petugas penerima resep. Ia berpenampilan seksi, dengan rok
pendek dan  kaus ketat membalut sebagian tubuhnya sehingga masih nampak
bagian  perut (pusar).

Setelah menyerahkan resep dokter, ia mengambil tempat duduk
persis di  sebelah laki-laki muda yang sejak awal mengikuti kedatangan
wanita muda  ini dengan tatapan matanya.

Dengan suara perlahan namun dapat didengar orang di sekitarnya,
lelaki muda itu membuka percakapan, "mbak tarifnya berapa?"

Si perempuan muda nampak terkejut. Ia menatap dengan marah
kepada lelaki tadi. Kemudian dengan nada ketus menjawab, "saya bukan
pelacur, bukan wanita murahan..."!!

Si lelaki muda tak kurang marahnya. "Siapa yang bilang mbak
pelacur atau wanita murahan. Saya cuma menanyakan tarif, karena cara
mbak berdandan seperti sedang menjajakan sesuatu."

Terjadi 'perang mulut' yang membuat pengunjung apotek ikut
menyaksikan. Dengan nada tinggi si wanita muda berkata ketus, "tubuh
saya milik saya, saya bebas mau ngapain aja dengan tubuh ini, dasar
pikiranmu saja yang kotor..."

Si lelaki muda tak mau kalah. "Saya bebas menggunakan mata
saya. Saya juga bebas menggunakan mulut saya termasuk untuk menanyakan
berapa tarif kamu. Saya juga bebas menggunakan pikiran saya..."

Si wanita muda tak kehabisan argumen. "Saya bisa melaporkan kamu
ke polisi dengan tuduhan telah melakukan perbuatan tidak  menyenangkan."

"Silakan," kata si lelaki. "Saya juga bisa menuntut kamu dengan
tuduhan  melakukan perbuatan tidak menyenangkan, antara lain karena kamu
telah mengganggu ketenangan 'adik' saya. Kamu ke apotek mau menebus obat
atau  mau membangunkan 'adik' saya?"

Mungkin karena malu, si wanita muda itu sekonyong-konyong
meninggalkan  apotek, padahal urusannya sama sekali belum selesai.
Sedangkan si lelaki, setelah selesai dengan urusannya ia pergi ngeloyor
dengan wajah  bersungut-sungut.

Sumber: Harian BERITA KOTA, edisi Rabu, 10 Mei 2006, Kapling Rakyat, hal. 
10.


    
----------------------------------------------------
EMAIL DISCLAIMER
    
This email and any files transmitted with it is 
confidential and intended solely for the use of
the individual or entity to whom it is addressed.
Any personal views or opinions stated are solely 
those of the author and do not necessarily 
represent those of the company.
   
If you have received this email in error 
please notify the sender immediately. 
Please also delete this message and 
attachments if any from your computer.

Kirim email ke