Rabu, 04 April 2007 Lagi, Praja IPDN Tewas Mengenaskan
JATINANGOR -- Kembali kampus 'pencetak' birokrat, Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), menelan korban siswanya. Madya Praja (tingkat II) asal Sulawesi Utara, Cliff Muntu (21 tahun), Senin (2/4), pukul 21.30 WIB, tewas saat berkunjung ke barak yang menjadi tempat tinggal seniornya. Berdasarkan data yang dihimpun dari kampus IPDN, seusai mengikuti latihan drum band di kampusnya, Senin (2/4) sekitar pukul 21.30 WIB, Cliff tidak langsung pulang ke kamarnya di Barak Kalimantan Tengah. Cliff malah beranjak ke tempat tinggal seniornya, Nindya Praja (tingkat III), di Barak DKI Atas. Di barak seniornya itulah, praja pembawa pataka dalam regu drum band IPDN itu, sempat larut dalam percakapan dengan puluhan Nindya Praja (tingkat III). Kepala Bagian Pengasuhan Praja IPDN, Ilhami Bisri, menyatakan, tidak lama berbincang dengan seniornya, Cliff langsung pingsan. Melihat kondisi Cliff, kata Ilhami, seniornya langsung membawanya ke lantai dua untuk diobati. Karena tetap tidak sadar, akhirnya Cliff dilarikan ke Rumah Sakit Al Islam, Kota Bandung, sekitar pukul 23.40 WIB. Setibanya di RS Al Islam, Dokter Jaga setempat, dr Beni Benardi, menyatakan Cliff telah meninggal dunia. Beni sama sekali tidak mengetahui penyebab kematian mahasiswa tingkat II tersebut. Menurut Beni, tidak ada tanda-tanda kekerasan pada jenazah Cliff. Namun, berdasarkan keterangan dari keluarganya yang disampaikan oleh perwakilan IPDN, Cliff mengidap penyakit liver. ''Untuk mengetahui penyebab kematiannya, harus diotopsi di RS Hasan Sadikin Bandung,'' ujar Beni di RS Al Islam, Rabu (3/4). Setelah mendengar keterangan dr Beni, perwakilan dari IPDN yang juga Dosen Senior, Prof Dr Lexi Giroth, tidak langsung membawa jenazah Clif ke RS Hasan Sadikin. Jenazah Cliff didiamkan di RS Al Islam selama delapan jam lebih. Jenazah Cliff baru dialihkan ke RS Hasan Sadikin untuk diotopsi sekitar pukul 08.40 WIB. Itu pun, atas permintaan langsung dari Kapolres Sumedang, AKBP Syamsul Bahri. ''Kita tetap akan selidiki di balik kematian mahasiswa IPDN tersebut,'' katanya. Hingga Selasa (3/4) sore, jenazah Cliff masih dalam proses otopsi di RS Hasan Sadikin. Namun, pada bantal peti jenazah Cliff, terlihat tetesan darah dari kepala jenazah. Bahkan, ke dua pipi jenazah Cliff tampak lebam. Harus bertanggung jawab Mendagri ad interim, Widodo AS, mengaku belum mendapatkan laporan kejadian itu. ''Saya belum dengar, saya minta laporan dulu,'' katanya. Menurut Widodo, tewasnya praja IPDN itu terjadi untuk kali kedua itu tak lepas dari pembinaan sekolah milik Departemen Dalam Negeri itu. ''Ada otoritas pembina yang harus bertanggung jawab,'' tegasnya.n san/kie/djo ( ) http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=288406&kat_id=6