RE: [balita-anda] Sebuah Dunia untuk Nathan - Part III (Cantumkan nama penulisnya!)

2007-06-04 Terurut Topik fithri Purwanti Devi
Mba' ...
Knapa ndak d kasih ta'u aja d sini siapa pengarangnya?!
Jadi klo' ada yg fwd lagi bisa d kasih nama pengarangnya.
Saya pernah d kirim dari temen yg sumbernya dari (Sumber ilmiah tulisan
: http://www.autism.org)/)
Di BA juga.
Krn sudah k baca smua member BA apa salahnya ta'u siapa pengarangnya ...

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Monday, June 04, 2007 3:15 PM
To: balita-anda@balita-anda.com
Subject: Fw: [balita-anda] Sebuah Dunia untuk Nathan - Part III
(Cantumkan nama penulisnya!)

Dear All BAer ... 
Siapa yah yg dulu posting cerpen dengan judul diatas??? ...
penulisnya minta koreksi / segera melakukan koreksi dengan mencantumkan 
nama-nya. 
Dan Beliau telah menjapri sy, mungkin dikiranya sy yg telah memposting 
cerpennya. 
Walahh ... baca aja sy gk pernah. apalagii memposting-nya ke BA.

Yg dulu posting mohon japri sy biar sy kasih info Email pengarangnya yaa

... 


Thanks®ards,
Ina.W 

--
Beli tanaman hias, http://www.toekangkeboen.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]
menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED]



Fw: [balita-anda] Sebuah Dunia untuk Nathan - Part III (Cantumkan nama penulisnya!)

2007-06-04 Terurut Topik BKC1028
Dear All BAer ... 
Siapa yah yg dulu posting cerpen dengan judul diatas??? ...
penulisnya minta koreksi / segera melakukan koreksi dengan mencantumkan 
nama-nya. 
Dan Beliau telah menjapri sy, mungkin dikiranya sy yg telah memposting 
cerpennya. 
Walahh ... baca aja sy gk pernah. apalagii memposting-nya ke BA.

Yg dulu posting mohon japri sy biar sy kasih info Email pengarangnya yaa 
... 


Thanks®ards,
Ina.W 

Re: [balita-anda] Sebuah Dunia untuk Nathan - Part III

2007-05-10 Terurut Topik Ria Sari Susilaningtyas
Return Receipt
   
   Your   Re: [balita-anda] Sebuah Dunia untuk Nathan - Part III   
   document:   
   
   wasRia Sari Susilaningtyas/StarEnergy   
   received
   by: 
   
   at:05/11/2007 08:52:22 AM   
   





--
Beli tanaman hias, http://www.toekangkeboen.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]
menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED]



Re: [balita-anda] Sebuah Dunia untuk Nathan - Part III

2007-05-04 Terurut Topik sarjana_muhammad

Return Receipt
   
Your  Re: [balita-anda] Sebuah Dunia untuk Nathan - Part III   
document   
:  
   
was   Sarjana Muhammad/ID/ARNOTTS/CSC  
received   
by:
   
at:   04/05/2007 02:02:46 PM ZE7   
   




**
This e-mail and any files transmitted with it may contain 
confidential information and is intended solely for use by 
the individual to whom it is addressed.  If you received
this e-mail in error, please notify the sender, do not 
disclose its contents to others and delete it from your 
system.

**


--
Beli tanaman hias, http://www.toekangkeboen.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]
menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED]



Re: [balita-anda] Sebuah Dunia untuk Nathan - Part III

2007-05-03 Terurut Topik BKC1028
受信確認レポート
   
  件名:  Re: [balita-anda] Sebuah Dunia untuk Nathan - Part III
   
  開封者:Ina BKC1028 Widiyanawati/BKCP/BKC 
   
  日付:  2007/05/04 12:53:28 ZE7   
   





--
Beli tanaman hias, http://www.toekangkeboen.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]
menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED]



Re: [balita-anda] Sebuah Dunia untuk Nathan - Part III

2007-05-03 Terurut Topik Indonesian Training Centre
Return Receipt
   
   Your   Re: [balita-anda] Sebuah Dunia untuk Nathan - Part III   
   document:   
   
   wasIndonesian Training Centre/ID/Ecco   
   received
   by: 
   
   at:04-05-2007 12:10:12 ZE7  
   






--
Beli tanaman hias, http://www.toekangkeboen.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]
menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED]



Re: [balita-anda] Sebuah Dunia untuk Nathan - Part III

2007-05-03 Terurut Topik desya

hiks..hiks..terharu bacanya.

bagus banget.

jadi ingat kado2 terindah yang ada dirumah

salam,
desy
BundaVaNifTa
- Original Message - 
From: <[EMAIL PROTECTED]>

To: 
Sent: Thursday, May 03, 2007 4:56 PM
Subject: [balita-anda] Sebuah Dunia untuk Nathan - Part III




Mazaya menggenggam erat jemari Nathan. Wajah mungil yang mewarisi
ketampanan
Heykal dan garis-garis ketegaran wajah Ibunya itu terlihat tegang. Hari
ini
adalah final "Lomba Baca Puisi
Tingkat Nasional" yang diikutinya.

"Mama, aku takut kalah" ujarnya ragu. Mazaya tersenyum lembut seraya
membelai rambut putranya.

"Nathan khan tadi sudah berdoa dan minta sama Tuhan untuk dikasih
kemenangan. Jadi, harus yakin bisa menang. Yang penting bacanya nanti
yang
bagus ya sayang" sahutnya memberi semangat. Namun tak urung dada Ibu
muda
itu terasa sesak, ia takut Nathan kalah dan kecewa karena ia bertanding
dengan 7 anak normal lainnya yang terseleksi masuk babak final hari ini.
Tapi dari kesemua peserta, hanya Nathan lah yang beriwayat autis.

Mama,

Aku memang terlahir beda

Kataku sulit dicerna

Wajahku tak bersinar ceria

Aku hidup di dunia tanpa warna..

Mama,

Ada jemarimu menyaput warna diduniaku

Ada senyummu memberi bentuk di abstraknya hidupku

Ada senandungmu di senyapnya malamku.

Mama,

Kini duniaku tak lagi gulita

Doa mu melebihi mukjizat yang pernah ada

Kini aku hidup seperti mereka, dapat tertawa, bercanda dan berkarya

Terima kasih Mama,

Telah merajut rapi benang-benang masa depanku

Walau kutahu betapa banyak duka, derita dan air mata telah tertumpah

Peluk, cium serta sujudku, hanya untukmu yang selalu tercinta

Air mata Mazaya menetes deras, ada letupan-letupan bahagia yang begitu
dahysat di dadanya. Tepuk tangan riuh terdengar dari seluruh penjuru
gedung.
Semua juri berdiri memberi penghargaan, mungkin karena mereka tahu
Nathan
adalah penyandang autis yang berhasil menyamai kepintaran anak normal.
Bahkan Mazaya hampir tak percaya pada kalimat-kalimat puisi yang begitu
jelas diucapkannya. Secara subyektif, Mazaya yakin anaknya lah yang
paling
bagus dalam hal penampilan dan pembacaan puisi.

Ternyata apa yang diduga Mazaya benar. Pengumuman pemenangpun dibacakan
dan... Juara pertama diraih oleh Muhammad Nathan Ibrahim.

Ibu muda itu serta merta memeluk tubuh Nathan yang tiba-tiba terasa
dingin.
Senyum ceria terpencar di wajah mungilnya. Senyum yang begitu lama
diperjuangkan olehnya.

"Mama, itu kan namaku" ujarnya lugu

"Ia Nak, kamu pemenangnya!"

Dengan langkah mantap. Nathan pun melangkah menuju panggung penghargaan.
Sama sekali tak terlihat ciri-ciri autis pada dirinya. Mazaya memang
telah
berhasil membawa buah hatinya keluar dari dunia yang tak pernah
diharapkan
oleh Ibu manapun di jagat ini. Selama lima tahun berjuang, akhirnya
Mazaya
berhasil mempersembahkan sebuah dunia bagi Nathan. Dunia yang
sebenarnya,
dimana ia akan mendapatkan banyak pilihan dalam bercita-cita.

Berita kemenangan Nathan yang diliput beberapa media massa, akhirnya
sampai
juga pada Haykel. Ada yang tercabik-cabik di hatinya. Haru, sesal dan
berjuta perasaan berkecamuk di batinnya. Nathan terlihat begitu gagah
dengan
piala di tangannya.

Senyumnya mengembang ceria meliputi kesempurnaan wajah tampannya. Ingin
rasanya ia berlari memeluk 'pria kecil'nya yang pernah dicampakkan dan
dianggap tak berguna. Sayangnya Haykel tak pernah mengetahui kekuatan
yang
dimiliki Mazaya. Ia tak pernah menyadari, begitu banyak mukjizat
terlimpah
dan tercipta untuk seorang Ibu seperti Mazaya.

Ada keinginan di hatinya untuk kembali memasuki kehidupannya yang dulu.
Tapi
lima tahun bukanlah waktu yang singkat untuk suatu perubahan. Hidup
Haykel
kini telah diramaikan oleh Natasha dan Mandira - bayi perempuan mungil
berusia satu tahun yang terdiagnosa tuna rungu sejak lahir. Karma Tuhan
memang selalu nyata. Dulu Haykel ernah menolak kehadiran Nathan, tapi
kemudian takdir kembali mempertemukannya dengan Mandira yang menuntut
tanggung jawab dan perhatiannya sebagai orang tua. Ia pun akhirnya
tersadar
setiap anak adalah kado terindah dari Tuhan, hanya terkadang mereka
datang
dengan sampul yang berbeda. Adakalanya hadir dengan motif indah menawan
Namun tak jarang terbungkus dalam sampul buram tanpa warna. Tapi apapun
bentuknya mereka tidak hadir begitu saja apalagi di luar rencana atau
ketidaksengajaan. Keberadaannya, selalu membawa pesan atau pembelajaran
tersendiri bagi orang dewasa. Alangkah bahagianya jika seorang anak
diberitahu bahwa alasan mereka dilahirkan adalah karena ada rencana
besar
Tuhan dan kedua orang tua mereka yang selalu mempersiapkan sebentuk masa
depan indah dan kasih sayang berlimpah.


--
Beli tanaman hias, http://www.toekangkeboen.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]
menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED]





Re: [balita-anda] Sebuah Dunia untuk Nathan - Part III

2007-05-03 Terurut Topik Rachma Dewi Octavia (Sec. of Koeswo, PKP-HO)

Bagus banget...hiks...hiks...

Mengispirasi banget.Inget sering nggak sabar kalo pas Rafi & Reza nakal, 
rewel minta perhatian sementara badan & pikiran dah penat. Harus lebih 
sabar lagi ya ...




- Original Message - 
From: <[EMAIL PROTECTED]>

To: 
Sent: Thursday, May 03, 2007 4:56 PM
Subject: [balita-anda] Sebuah Dunia untuk Nathan - Part III




Mazaya menggenggam erat jemari Nathan. Wajah mungil yang mewarisi
ketampanan
Heykal dan garis-garis ketegaran wajah Ibunya itu terlihat tegang. Hari 
ini

adalah final "Lomba Baca Puisi
Tingkat Nasional" yang diikutinya.

"Mama, aku takut kalah" ujarnya ragu. Mazaya tersenyum lembut seraya
membelai rambut putranya.

"Nathan khan tadi sudah berdoa dan minta sama Tuhan untuk dikasih
kemenangan. Jadi, harus yakin bisa menang. Yang penting bacanya nanti yang
bagus ya sayang" sahutnya memberi semangat. Namun tak urung dada Ibu muda
itu terasa sesak, ia takut Nathan kalah dan kecewa karena ia bertanding
dengan 7 anak normal lainnya yang terseleksi masuk babak final hari ini.
Tapi dari kesemua peserta, hanya Nathan lah yang beriwayat autis.

Mama,

Aku memang terlahir beda

Kataku sulit dicerna

Wajahku tak bersinar ceria

Aku hidup di dunia tanpa warna..

Mama,

Ada jemarimu menyaput warna diduniaku

Ada senyummu memberi bentuk di abstraknya hidupku

Ada senandungmu di senyapnya malamku.

Mama,

Kini duniaku tak lagi gulita

Doa mu melebihi mukjizat yang pernah ada

Kini aku hidup seperti mereka, dapat tertawa, bercanda dan berkarya

Terima kasih Mama,

Telah merajut rapi benang-benang masa depanku

Walau kutahu betapa banyak duka, derita dan air mata telah tertumpah

Peluk, cium serta sujudku, hanya untukmu yang selalu tercinta

Air mata Mazaya menetes deras, ada letupan-letupan bahagia yang begitu
dahysat di dadanya. Tepuk tangan riuh terdengar dari seluruh penjuru
gedung.
Semua juri berdiri memberi penghargaan, mungkin karena mereka tahu Nathan
adalah penyandang autis yang berhasil menyamai kepintaran anak normal.
Bahkan Mazaya hampir tak percaya pada kalimat-kalimat puisi yang begitu
jelas diucapkannya. Secara subyektif, Mazaya yakin anaknya lah yang paling
bagus dalam hal penampilan dan pembacaan puisi.

Ternyata apa yang diduga Mazaya benar. Pengumuman pemenangpun dibacakan
dan... Juara pertama diraih oleh Muhammad Nathan Ibrahim.

Ibu muda itu serta merta memeluk tubuh Nathan yang tiba-tiba terasa 
dingin.

Senyum ceria terpencar di wajah mungilnya. Senyum yang begitu lama
diperjuangkan olehnya.

"Mama, itu kan namaku" ujarnya lugu

"Ia Nak, kamu pemenangnya!"

Dengan langkah mantap. Nathan pun melangkah menuju panggung penghargaan.
Sama sekali tak terlihat ciri-ciri autis pada dirinya. Mazaya memang telah
berhasil membawa buah hatinya keluar dari dunia yang tak pernah diharapkan
oleh Ibu manapun di jagat ini. Selama lima tahun berjuang, akhirnya Mazaya
berhasil mempersembahkan sebuah dunia bagi Nathan. Dunia yang sebenarnya,
dimana ia akan mendapatkan banyak pilihan dalam bercita-cita.

Berita kemenangan Nathan yang diliput beberapa media massa, akhirnya 
sampai

juga pada Haykel. Ada yang tercabik-cabik di hatinya. Haru, sesal dan
berjuta perasaan berkecamuk di batinnya. Nathan terlihat begitu gagah
dengan
piala di tangannya.

Senyumnya mengembang ceria meliputi kesempurnaan wajah tampannya. Ingin
rasanya ia berlari memeluk 'pria kecil'nya yang pernah dicampakkan dan
dianggap tak berguna. Sayangnya Haykel tak pernah mengetahui kekuatan yang
dimiliki Mazaya. Ia tak pernah menyadari, begitu banyak mukjizat terlimpah
dan tercipta untuk seorang Ibu seperti Mazaya.

Ada keinginan di hatinya untuk kembali memasuki kehidupannya yang dulu.
Tapi
lima tahun bukanlah waktu yang singkat untuk suatu perubahan. Hidup Haykel
kini telah diramaikan oleh Natasha dan Mandira - bayi perempuan mungil
berusia satu tahun yang terdiagnosa tuna rungu sejak lahir. Karma Tuhan
memang selalu nyata. Dulu Haykel ernah menolak kehadiran Nathan, tapi
kemudian takdir kembali mempertemukannya dengan Mandira yang menuntut
tanggung jawab dan perhatiannya sebagai orang tua. Ia pun akhirnya 
tersadar

setiap anak adalah kado terindah dari Tuhan, hanya terkadang mereka datang
dengan sampul yang berbeda. Adakalanya hadir dengan motif indah menawan
Namun tak jarang terbungkus dalam sampul buram tanpa warna. Tapi apapun
bentuknya mereka tidak hadir begitu saja apalagi di luar rencana atau
ketidaksengajaan. Keberadaannya, selalu membawa pesan atau pembelajaran
tersendiri bagi orang dewasa. Alangkah bahagianya jika seorang anak
diberitahu bahwa alasan mereka dilahirkan adalah karena ada rencana besar
Tuhan dan kedua orang tua mereka yang selalu mempersiapkan sebentuk masa
depan indah dan kasih sayang berlimpah.


--
Beli tanaman hias, http://www.toekangkeboen.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Peraturan milis,

RE: [balita-anda] Sebuah Dunia untuk Nathan - Part III

2007-05-03 Terurut Topik Grace Larope
Hibagus..bangets

Regards,
Grace

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: May 3, 2007 4:56 PM
To: balita-anda@balita-anda.com
Subject: [balita-anda] Sebuah Dunia untuk Nathan - Part III


Mazaya menggenggam erat jemari Nathan. Wajah mungil yang mewarisi
ketampanan
Heykal dan garis-garis ketegaran wajah Ibunya itu terlihat tegang. Hari
ini
adalah final "Lomba Baca Puisi
Tingkat Nasional" yang diikutinya.

"Mama, aku takut kalah" ujarnya ragu. Mazaya tersenyum lembut seraya
membelai rambut putranya.

"Nathan khan tadi sudah berdoa dan minta sama Tuhan untuk dikasih
kemenangan. Jadi, harus yakin bisa menang. Yang penting bacanya nanti
yang
bagus ya sayang" sahutnya memberi semangat. Namun tak urung dada Ibu
muda
itu terasa sesak, ia takut Nathan kalah dan kecewa karena ia bertanding
dengan 7 anak normal lainnya yang terseleksi masuk babak final hari ini.
Tapi dari kesemua peserta, hanya Nathan lah yang beriwayat autis.

Mama,

Aku memang terlahir beda

Kataku sulit dicerna

Wajahku tak bersinar ceria

Aku hidup di dunia tanpa warna..

Mama,

Ada jemarimu menyaput warna diduniaku

Ada senyummu memberi bentuk di abstraknya hidupku

Ada senandungmu di senyapnya malamku.

Mama,

Kini duniaku tak lagi gulita

Doa mu melebihi mukjizat yang pernah ada

Kini aku hidup seperti mereka, dapat tertawa, bercanda dan berkarya

Terima kasih Mama,

Telah merajut rapi benang-benang masa depanku

Walau kutahu betapa banyak duka, derita dan air mata telah tertumpah

Peluk, cium serta sujudku, hanya untukmu yang selalu tercinta

Air mata Mazaya menetes deras, ada letupan-letupan bahagia yang begitu
dahysat di dadanya. Tepuk tangan riuh terdengar dari seluruh penjuru
gedung.
Semua juri berdiri memberi penghargaan, mungkin karena mereka tahu
Nathan
adalah penyandang autis yang berhasil menyamai kepintaran anak normal.
Bahkan Mazaya hampir tak percaya pada kalimat-kalimat puisi yang begitu
jelas diucapkannya. Secara subyektif, Mazaya yakin anaknya lah yang
paling
bagus dalam hal penampilan dan pembacaan puisi.

Ternyata apa yang diduga Mazaya benar. Pengumuman pemenangpun dibacakan
dan... Juara pertama diraih oleh Muhammad Nathan Ibrahim.

Ibu muda itu serta merta memeluk tubuh Nathan yang tiba-tiba terasa
dingin.
Senyum ceria terpencar di wajah mungilnya. Senyum yang begitu lama
diperjuangkan olehnya.

"Mama, itu kan namaku" ujarnya lugu

"Ia Nak, kamu pemenangnya!"

Dengan langkah mantap. Nathan pun melangkah menuju panggung penghargaan.
Sama sekali tak terlihat ciri-ciri autis pada dirinya. Mazaya memang
telah
berhasil membawa buah hatinya keluar dari dunia yang tak pernah
diharapkan
oleh Ibu manapun di jagat ini. Selama lima tahun berjuang, akhirnya
Mazaya
berhasil mempersembahkan sebuah dunia bagi Nathan. Dunia yang
sebenarnya,
dimana ia akan mendapatkan banyak pilihan dalam bercita-cita.

Berita kemenangan Nathan yang diliput beberapa media massa, akhirnya
sampai
juga pada Haykel. Ada yang tercabik-cabik di hatinya. Haru, sesal dan
berjuta perasaan berkecamuk di batinnya. Nathan terlihat begitu gagah
dengan
piala di tangannya.

Senyumnya mengembang ceria meliputi kesempurnaan wajah tampannya. Ingin
rasanya ia berlari memeluk 'pria kecil'nya yang pernah dicampakkan dan
dianggap tak berguna. Sayangnya Haykel tak pernah mengetahui kekuatan
yang
dimiliki Mazaya. Ia tak pernah menyadari, begitu banyak mukjizat
terlimpah
dan tercipta untuk seorang Ibu seperti Mazaya.

Ada keinginan di hatinya untuk kembali memasuki kehidupannya yang dulu.
Tapi
lima tahun bukanlah waktu yang singkat untuk suatu perubahan. Hidup
Haykel
kini telah diramaikan oleh Natasha dan Mandira - bayi perempuan mungil
berusia satu tahun yang terdiagnosa tuna rungu sejak lahir. Karma Tuhan
memang selalu nyata. Dulu Haykel ernah menolak kehadiran Nathan, tapi
kemudian takdir kembali mempertemukannya dengan Mandira yang menuntut
tanggung jawab dan perhatiannya sebagai orang tua. Ia pun akhirnya
tersadar
setiap anak adalah kado terindah dari Tuhan, hanya terkadang mereka
datang
dengan sampul yang berbeda. Adakalanya hadir dengan motif indah menawan
Namun tak jarang terbungkus dalam sampul buram tanpa warna. Tapi apapun
bentuknya mereka tidak hadir begitu saja apalagi di luar rencana atau
ketidaksengajaan. Keberadaannya, selalu membawa pesan atau pembelajaran
tersendiri bagi orang dewasa. Alangkah bahagianya jika seorang anak
diberitahu bahwa alasan mereka dilahirkan adalah karena ada rencana
besar
Tuhan dan kedua orang tua mereka yang selalu mempersiapkan sebentuk masa
depan indah dan kasih sayang berlimpah.


--
Beli tanaman hias, http://www.toekangkeboen.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]
menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED]

--
This e-mail, including 

Re: [balita-anda] Sebuah Dunia untuk Nathan - Part III

2007-05-03 Terurut Topik CiCi
Ga ada nama pengarang aslinya ya? soalnya di milis sebelah si pengarang asli 
komplen krn cerpennya ini dah beredar di macam2 milis tanpa mencantumkan 
namanya sbg pengarang. sayangnya, imelnya dah keburu didelete en namanya jg 
aku lupa. :((



cc

- Original Message - 
From: <[EMAIL PROTECTED]>

To: 
Sent: Thursday, May 03, 2007 4:56 PM
Subject: [balita-anda] Sebuah Dunia untuk Nathan - Part III




Mazaya menggenggam erat jemari Nathan. Wajah mungil yang mewarisi
ketampanan
Heykal dan garis-garis ketegaran wajah Ibunya itu terlihat tegang. Hari 
ini

adalah final "Lomba Baca Puisi
Tingkat Nasional" yang diikutinya.

"Mama, aku takut kalah" ujarnya ragu. Mazaya tersenyum lembut seraya
membelai rambut putranya.






--
Beli tanaman hias, http://www.toekangkeboen.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]
menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED]



Re: [balita-anda] Sebuah Dunia untuk Nathan - Part III

2007-05-03 Terurut Topik Wiwi Williyanti


aduh mba bagus bgt ceritanya.sampai nangis neh..kasih ibu memang 
sepanjang masaselamat buat nathan terutama buat ibunya yang udah 
super duper hebat



- Original Message - 
From: <[EMAIL PROTECTED]>

To: 
Sent: Thursday, May 03, 2007 4:56 PM
Subject: [balita-anda] Sebuah Dunia untuk Nathan - Part III




Mazaya menggenggam erat jemari Nathan. Wajah mungil yang mewarisi
ketampanan
Heykal dan garis-garis ketegaran wajah Ibunya itu terlihat tegang. Hari 
ini

adalah final "Lomba Baca Puisi
Tingkat Nasional" yang diikutinya.

"Mama, aku takut kalah" ujarnya ragu. Mazaya tersenyum lembut seraya
membelai rambut putranya.

"Nathan khan tadi sudah berdoa dan minta sama Tuhan untuk dikasih
kemenangan. Jadi, harus yakin bisa menang. Yang penting bacanya nanti yang
bagus ya sayang" sahutnya memberi semangat. Namun tak urung dada Ibu muda
itu terasa sesak, ia takut Nathan kalah dan kecewa karena ia bertanding
dengan 7 anak normal lainnya yang terseleksi masuk babak final hari ini.
Tapi dari kesemua peserta, hanya Nathan lah yang beriwayat autis.

Mama,

Aku memang terlahir beda

Kataku sulit dicerna

Wajahku tak bersinar ceria

Aku hidup di dunia tanpa warna..

Mama,

Ada jemarimu menyaput warna diduniaku

Ada senyummu memberi bentuk di abstraknya hidupku

Ada senandungmu di senyapnya malamku.

Mama,

Kini duniaku tak lagi gulita

Doa mu melebihi mukjizat yang pernah ada

Kini aku hidup seperti mereka, dapat tertawa, bercanda dan berkarya

Terima kasih Mama,

Telah merajut rapi benang-benang masa depanku

Walau kutahu betapa banyak duka, derita dan air mata telah tertumpah

Peluk, cium serta sujudku, hanya untukmu yang selalu tercinta

Air mata Mazaya menetes deras, ada letupan-letupan bahagia yang begitu
dahysat di dadanya. Tepuk tangan riuh terdengar dari seluruh penjuru
gedung.
Semua juri berdiri memberi penghargaan, mungkin karena mereka tahu Nathan
adalah penyandang autis yang berhasil menyamai kepintaran anak normal.
Bahkan Mazaya hampir tak percaya pada kalimat-kalimat puisi yang begitu
jelas diucapkannya. Secara subyektif, Mazaya yakin anaknya lah yang paling
bagus dalam hal penampilan dan pembacaan puisi.

Ternyata apa yang diduga Mazaya benar. Pengumuman pemenangpun dibacakan
dan... Juara pertama diraih oleh Muhammad Nathan Ibrahim.

Ibu muda itu serta merta memeluk tubuh Nathan yang tiba-tiba terasa 
dingin.

Senyum ceria terpencar di wajah mungilnya. Senyum yang begitu lama
diperjuangkan olehnya.

"Mama, itu kan namaku" ujarnya lugu

"Ia Nak, kamu pemenangnya!"

Dengan langkah mantap. Nathan pun melangkah menuju panggung penghargaan.
Sama sekali tak terlihat ciri-ciri autis pada dirinya. Mazaya memang telah
berhasil membawa buah hatinya keluar dari dunia yang tak pernah diharapkan
oleh Ibu manapun di jagat ini. Selama lima tahun berjuang, akhirnya Mazaya
berhasil mempersembahkan sebuah dunia bagi Nathan. Dunia yang sebenarnya,
dimana ia akan mendapatkan banyak pilihan dalam bercita-cita.

Berita kemenangan Nathan yang diliput beberapa media massa, akhirnya 
sampai

juga pada Haykel. Ada yang tercabik-cabik di hatinya. Haru, sesal dan
berjuta perasaan berkecamuk di batinnya. Nathan terlihat begitu gagah
dengan
piala di tangannya.

Senyumnya mengembang ceria meliputi kesempurnaan wajah tampannya. Ingin
rasanya ia berlari memeluk 'pria kecil'nya yang pernah dicampakkan dan
dianggap tak berguna. Sayangnya Haykel tak pernah mengetahui kekuatan yang
dimiliki Mazaya. Ia tak pernah menyadari, begitu banyak mukjizat terlimpah
dan tercipta untuk seorang Ibu seperti Mazaya.

Ada keinginan di hatinya untuk kembali memasuki kehidupannya yang dulu.
Tapi
lima tahun bukanlah waktu yang singkat untuk suatu perubahan. Hidup Haykel
kini telah diramaikan oleh Natasha dan Mandira - bayi perempuan mungil
berusia satu tahun yang terdiagnosa tuna rungu sejak lahir. Karma Tuhan
memang selalu nyata. Dulu Haykel ernah menolak kehadiran Nathan, tapi
kemudian takdir kembali mempertemukannya dengan Mandira yang menuntut
tanggung jawab dan perhatiannya sebagai orang tua. Ia pun akhirnya 
tersadar

setiap anak adalah kado terindah dari Tuhan, hanya terkadang mereka datang
dengan sampul yang berbeda. Adakalanya hadir dengan motif indah menawan
Namun tak jarang terbungkus dalam sampul buram tanpa warna. Tapi apapun
bentuknya mereka tidak hadir begitu saja apalagi di luar rencana atau
ketidaksengajaan. Keberadaannya, selalu membawa pesan atau pembelajaran
tersendiri bagi orang dewasa. Alangkah bahagianya jika seorang anak
diberitahu bahwa alasan mereka dilahirkan adalah karena ada rencana besar
Tuhan dan kedua orang tua mereka yang selalu mempersiapkan sebentuk masa
depan indah dan kasih sayang berlimpah.


--
Beli tanaman hias, http://www.toekangkeboen.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]
menghubungi admin, email ke: [EMAIL P

[balita-anda] Sebuah Dunia untuk Nathan - Part III

2007-05-03 Terurut Topik Software_Tjiwi

Mazaya menggenggam erat jemari Nathan. Wajah mungil yang mewarisi
ketampanan
Heykal dan garis-garis ketegaran wajah Ibunya itu terlihat tegang. Hari ini
adalah final "Lomba Baca Puisi
Tingkat Nasional" yang diikutinya.

"Mama, aku takut kalah" ujarnya ragu. Mazaya tersenyum lembut seraya
membelai rambut putranya.

"Nathan khan tadi sudah berdoa dan minta sama Tuhan untuk dikasih
kemenangan. Jadi, harus yakin bisa menang. Yang penting bacanya nanti yang
bagus ya sayang" sahutnya memberi semangat. Namun tak urung dada Ibu muda
itu terasa sesak, ia takut Nathan kalah dan kecewa karena ia bertanding
dengan 7 anak normal lainnya yang terseleksi masuk babak final hari ini.
Tapi dari kesemua peserta, hanya Nathan lah yang beriwayat autis.

Mama,

Aku memang terlahir beda

Kataku sulit dicerna

Wajahku tak bersinar ceria

Aku hidup di dunia tanpa warna..

Mama,

Ada jemarimu menyaput warna diduniaku

Ada senyummu memberi bentuk di abstraknya hidupku

Ada senandungmu di senyapnya malamku.

Mama,

Kini duniaku tak lagi gulita

Doa mu melebihi mukjizat yang pernah ada

Kini aku hidup seperti mereka, dapat tertawa, bercanda dan berkarya

Terima kasih Mama,

Telah merajut rapi benang-benang masa depanku

Walau kutahu betapa banyak duka, derita dan air mata telah tertumpah

Peluk, cium serta sujudku, hanya untukmu yang selalu tercinta

Air mata Mazaya menetes deras, ada letupan-letupan bahagia yang begitu
dahysat di dadanya. Tepuk tangan riuh terdengar dari seluruh penjuru
gedung.
Semua juri berdiri memberi penghargaan, mungkin karena mereka tahu Nathan
adalah penyandang autis yang berhasil menyamai kepintaran anak normal.
Bahkan Mazaya hampir tak percaya pada kalimat-kalimat puisi yang begitu
jelas diucapkannya. Secara subyektif, Mazaya yakin anaknya lah yang paling
bagus dalam hal penampilan dan pembacaan puisi.

Ternyata apa yang diduga Mazaya benar. Pengumuman pemenangpun dibacakan
dan... Juara pertama diraih oleh Muhammad Nathan Ibrahim.

Ibu muda itu serta merta memeluk tubuh Nathan yang tiba-tiba terasa dingin.
Senyum ceria terpencar di wajah mungilnya. Senyum yang begitu lama
diperjuangkan olehnya.

"Mama, itu kan namaku" ujarnya lugu

"Ia Nak, kamu pemenangnya!"

Dengan langkah mantap. Nathan pun melangkah menuju panggung penghargaan.
Sama sekali tak terlihat ciri-ciri autis pada dirinya. Mazaya memang telah
berhasil membawa buah hatinya keluar dari dunia yang tak pernah diharapkan
oleh Ibu manapun di jagat ini. Selama lima tahun berjuang, akhirnya Mazaya
berhasil mempersembahkan sebuah dunia bagi Nathan. Dunia yang sebenarnya,
dimana ia akan mendapatkan banyak pilihan dalam bercita-cita.

Berita kemenangan Nathan yang diliput beberapa media massa, akhirnya sampai
juga pada Haykel. Ada yang tercabik-cabik di hatinya. Haru, sesal dan
berjuta perasaan berkecamuk di batinnya. Nathan terlihat begitu gagah
dengan
piala di tangannya.

Senyumnya mengembang ceria meliputi kesempurnaan wajah tampannya. Ingin
rasanya ia berlari memeluk 'pria kecil'nya yang pernah dicampakkan dan
dianggap tak berguna. Sayangnya Haykel tak pernah mengetahui kekuatan yang
dimiliki Mazaya. Ia tak pernah menyadari, begitu banyak mukjizat terlimpah
dan tercipta untuk seorang Ibu seperti Mazaya.

Ada keinginan di hatinya untuk kembali memasuki kehidupannya yang dulu.
Tapi
lima tahun bukanlah waktu yang singkat untuk suatu perubahan. Hidup Haykel
kini telah diramaikan oleh Natasha dan Mandira - bayi perempuan mungil
berusia satu tahun yang terdiagnosa tuna rungu sejak lahir. Karma Tuhan
memang selalu nyata. Dulu Haykel ernah menolak kehadiran Nathan, tapi
kemudian takdir kembali mempertemukannya dengan Mandira yang menuntut
tanggung jawab dan perhatiannya sebagai orang tua. Ia pun akhirnya tersadar
setiap anak adalah kado terindah dari Tuhan, hanya terkadang mereka datang
dengan sampul yang berbeda. Adakalanya hadir dengan motif indah menawan
Namun tak jarang terbungkus dalam sampul buram tanpa warna. Tapi apapun
bentuknya mereka tidak hadir begitu saja apalagi di luar rencana atau
ketidaksengajaan. Keberadaannya, selalu membawa pesan atau pembelajaran
tersendiri bagi orang dewasa. Alangkah bahagianya jika seorang anak
diberitahu bahwa alasan mereka dilahirkan adalah karena ada rencana besar
Tuhan dan kedua orang tua mereka yang selalu mempersiapkan sebentuk masa
depan indah dan kasih sayang berlimpah.


--
Beli tanaman hias, http://www.toekangkeboen.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]
menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED]