[balita-anda] ada aturan bayi baru lahir tidak langsung dimandikan ya?
hai all smart parents kemaren ada adik temen uci ya melahirkan cerita cerita soal proses melahirkan yang Alhamdulillah lancar banget disitu uci baru tau kalo anaknya tidak langsung di mandiin sodara yg tau cuma bisa menggerutu apalagi setelah liat bayinya sampe hampir lecet khan bekas darah mengering susah di bersihkan, jadi di gosok gosok sampe merah waktu di tanya kebidannya katanya aturannya sekarang demikian bayi yang baru lahir tidak boleh langsung di mandikan minimal 6 jam setelah lahir kalo bisa sih seharian, berpengaruh pada kesehatannya di kemudian hari terutama paru parunya (duh kurang jelas banget deh) sayangnya uci gak ada disana (tempat bidan) jadinya gak bisa banyak nanya makanya uci share di milis ini mohon pencerahan dong untuk masalah ini apa emang begitu aturannya?kenapa? sebelumnya terima kasih salam uci bundanya dinda dan dira http://icuzzz.blogspot.com http://ucix.multiply.com
Re: [balita-anda] ada aturan bayi baru lahir tidak langsung dimandikan ya?
Lho yang bagus emang gitu koq. Gak usah dimandikan dulu, di lap aja, terus dikasih ke ibunya, terus dinenenin deh (early latch on). Saya nanti maunya juga gitu...langsung aja biar si dedek belajar nenen. Bidannya dah pinter tuh, Bu (mom Kavin atau mom Listi pasti ada artikelnya deh, early latch on). Mama Nayma On 6/3/07, BuNdA Uci <[EMAIL PROTECTED]> wrote: hai all smart parents kemaren ada adik temen uci ya melahirkan cerita cerita soal proses melahirkan yang Alhamdulillah lancar banget disitu uci baru tau kalo anaknya tidak langsung di mandiin sodara yg tau cuma bisa menggerutu apalagi setelah liat bayinya sampe hampir lecet khan bekas darah mengering susah di bersihkan, jadi di gosok gosok sampe merah waktu di tanya kebidannya katanya aturannya sekarang demikian bayi yang baru lahir tidak boleh langsung di mandikan minimal 6 jam setelah lahir kalo bisa sih seharian, berpengaruh pada kesehatannya di kemudian hari terutama paru parunya (duh kurang jelas banget deh) sayangnya uci gak ada disana (tempat bidan) jadinya gak bisa banyak nanya makanya uci share di milis ini mohon pencerahan dong untuk masalah ini apa emang begitu aturannya?kenapa? sebelumnya terima kasih salam uci bundanya dinda dan dira http://icuzzz.blogspot.com http://ucix.multiply.com
Re: [balita-anda] ada aturan bayi baru lahir tidak langsung dimandikan ya?
Berikut artikel mengenai bayi jangan buru2 dimandikan www.suarakarya-online.com/news.html?id=91206 Cegah Hilangnya Refleks Menyusu *Bayi Jangan Langsung Dimandikan Setelah Lahir* Penelitian di Swedia baru-baru ini memperlihatkan bayi yang diletakkan di dekat puting ibunya segera setelah lahir memiliki respon menyusui yang lebih baik, dibandingkan bayi yang dibersihkan lebih dahulu. Kondisi itu sangat menguntungkan sang bayi karena tidak saja mendapatkan kolostrum dari ASI --yang kaya zat gizi untuk kekebalan tubuhnya-- tetapi juga melatih refleks menyusunya dengan benar. Dalam sebuah tayang video disajikan bagaimana bayi baru lahir itu diletakkan di samping puting ibunya mampu menggerakkan tangan dan kakinya untuk mendapatkan puting ibunya. Begitu didapat, bayi dengan cepat membuka lebar mulutnya, lalu menyusui tanpa dibantu tangan ibunya. Setelah 10 menit bayi kemudian dibersihkan, kemudian diletakkan kembali ke dada ibunya. Refleks menyusunya sangat cepat dengan menggunakan tenaganya sendiri. Sementara bayi yang dibersihkan setelah lahir, lalu diletakkan disamping puting ibunya tidak memperlihatkan respon atas puting ibunya. Meski sudah diletakkan diatas puting, bibir si bayi hanya diam saja. Keinginan menyusu dari bayi baru terjadi 10 jam kemudian, itupun harus dipandu sang ibu karena bayi kesulitan mendapatkan puting ibunya sambil menangis. "Jika begitu lahir bayi langsung dimandikan, refleks menyusu ini langsung hilang 50 persen. Jika bayi lahir dengan operasi Caesar dan langsung dimandikan, refleks itu 100 persen hilang," kata Ketua Sentra Laktasi Indonesia, dr Utami Roesli mengomentari tayang yang menarik itu dalam sebuah diskusi tentang ASI, di Jakarta, Jumat (30/7) sehubungan dengan peringatan peringatan Pekan ASI Dunia 2004 yang jatuh pada 1-7 Agustus. Penelitian terbaru itu, menurut dr Utami Roesli, seharusnya bisa mematahkan prosedur persalinan yang selama ini langsung membersihkan bayi segera setelah dilahirkan. "Bila melihat efek yang luar biasa pada bayi, kenapa kita tidak mencoba mempraktekkannya. Tetapi memang usaha ini bukan perkara mudah, karena bukan saja terkait dengan kebiasaan yang sudah mengakar masyarakat, tetapi juga harus berhadapan dengan produsen susu formula yang melakukan praktek gelap di rumah sakit," katanya. Beberapa rumah sakit memberikan susu formula pada bayi yang baru lahir sebelum ibunya mampu memproduksi ASI. Hal itu menyebabkan bayi tidak terbiasa menghisap ASI dari puting susu ibunya, dan akhirnya tidak mau lagi mengonsumsi ASI atau sering disebut dengan "bingung puting". "Menghisap susu dari botol itu lain dengan menghisap puting susu ibu. Bayi harus belajar sejak awal dan ibu juga harus belajar menyusui, karena ketrampilan itu memang harus dipelajari oleh keduanya," ujar dr Utami Roesli. Sejak lahir, seorang bayi harus diajari menyusu dengan cara memasukkan seluruh areola payudara (daerah berwarna cokelat di payudara ibu) ke dalam mulut bayi. Jika bayi hanya mengisap puting susu saja, ASI yang keluar hanya sedikit. "Gudang ASI terletak di bawah daerah cokelat itu. Jika yang diisap hanya putingnya saja, ASI yang keluar hanya sedikit. Sedangkan, kalau dari daerah cokelat itu, ASI yang keluar akan banyak sekali," jelas Utami. Jika ASI di gudang itu habis, pabrik ASI (alveoli) akan segera memproduksi lagi. Alveoli berbentuk bulat dan bergerombol seperti buah anggur. Alveoli dikelilingi otot yang disebut myoepithel. Otot inilah yang memompa ASI keluar dari alveoli menuju gudang ASI. Namun, kinerja myoepithel sangat tergantung pada hormon oksitosin yang dikirim otak. Jika oksitosin keluar, otot pun bekerja. Sedangkan, oksitosin bisa keluar jika ibu merasa tenang dan disayang oleh suami serta mendapat dukungan dari orang-orang di sekelilingnya. "Makanya hormon ini disebut hormon kasih sayang. Dan di sinilah ayah memegang peranan penting," tegas Utami. Macetnya proses pemberian ASI ini disebabkan beberapa hal. Misalnya, bayi yang tidak bisa mengisap, posisi menyusui yang salah, ibu merasa tidak nyaman, atau suami dan lingkungan tidak mendukung. "Tidak ada cerita seorang ibu tidak bisa menyusui atau ASI yang tidak cukup. Perhatikan saja seekor marmut yang kecil bisa menyusui 12 ekor anaknya. Bayi gajah yang besar juga bisa disusui dengan cukup oleh induknya. Mereka tidak memerlukan susu hewan lain untuk memenuhi kebutuhan susu. ASI diproduksi berdasarkan jumlah yang dikeluarkan," ungkap Utami. Dua Persen Ia memperkirakan jumlah ibu yang memberikan ASI eksklusif kepada bayinya sampai berumur enam bulan saat ini masih rendah, yaitu kurang dari dua persen dari jumlah total ibu melahirkan. "Itu antara lain terjadi karena pengetahuan ibu tentang pentingnya ASI masih rendah, tatalaksana rumah sakit yang salah, dan banyaknya ibu yang mempunyai pekerjaan di luar rumah," ucapnya. ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam bulan. ASI eksklusif adalah makanan terbaik yang harus diberikan kepada bayi
[balita-anda] Balasan: [balita-anda] ada aturan bayi baru lahir tidak langsung dimandikan ya?
Idealnya sih begitu Jeng... bayi baru lahir lsg ditaruh ke dada ibunya biar bisa ELO alias early latching on atau inisiasi dini... Bayinya ntar scr refleks nyari puting ibunya..lucu deh merangkak gitu... ini berguna bgt lhooo utuk proses awal menyusui... Stl beberapa saat ELo bru deh dibersihkan dg lap aja... jgn lsg dimandikan atau dilap dulu baru ELO.. ELO dilakukan maksimal 1 jam stl baby lahir supaya refleks menyusunya OK.. Ini ya artikelnya.. __--__---___-- Bayi Lahir, Jangan Dimandikan Tuti Astiyah Gunadi, Staf pengajar Pusat Pelatihan Klinik Sekunder, Kesehatan Reproduksi di Bandung Seorang bidan muda tergopoh-gopoh menggendong bayi yang baru dilahirkan. Wajahnya yang sebelumnya tegang terlihat lega. "Selamat, Bu, bayinya laki-laki. Sekarang, Ibu istirahat dulu, ditemani Bapak. Saya akan memandikan Si Kecil, ya," ujar si bidan sambil tersenyum. Kedua orangtua bayi cuma mengangguk. Mereka sudah kehabisan kata-kata untuk melukiskan kegembiraan. Saya pun masih ingat, sekitar 40 tahun silam, sewaktu masih berstatus siswi calon bidan, selalu diajari untuk memandikan bayi yang baru dilahirkan, segera setelah selesai menolong dan merawat ibu si bayi. Persis seperti yang dilakukan bidan tadi. "Ajaran itu terngiang di telinga dan terpatri di hati ini selama bertahun-tahun. Sampai sekarang, kebiasaan langsung memandikan bayi baru lahir sepertinya tetap berlaku "turun-temurun" di dunia perbidanan Terlebih di kalangan dukun beranak atau dalam bahasa kerennya disebut the traditional birth attendant. Memandikan bayi baru lahir seolah menjadi prosedur tetap, karena bayi dianggap kotor lantaran berlumuran darah, lendir, mekonium (kotoran bayi, berwarna hitam kental), dan air ketuban. Apalagi jika kulit bayi juga diselimuti lemak berwarna putih - vernix casiosa - yang tampak menjijikkan, sehingga harus dibersihkan dengan kapas yang telah diberi minyak asli dari kelapa. Tuntutan serupa kadang juga datang dari pihak keluarga. Orangtua yang beragama Islam, misalnya, pasti ingin segera mengumandangkan azan di telinga bayi, sebelum anaknya sempat mendengar kata-kata lain. Untuk itu bayi harus dalam keadaan bersih dari beragam kotoran -- semacam ritual wudu begitu. Simpul kata, upaya memandikan bayi yang baru dilahirkan ini telah menjadi tradisi. Lalu, mengapa harus dipermasalahkan? Bayi yang baru lahir sebenarnya tidak tepat kalau segera dimandikan, dengan air hangat sekalipun. Soalnya, ía belum bisa menyesuaikan diri dengan keadaan di luar kandungan ibunya. Kalau tiba-tiba tubuhnya basah oleh air, air (yang menjadi) dingin di tubuhnya akan mengambil panas dari tubuhnya. Akibatnya, suhu tubuhnya turun cepat. Jika bayi yang baru lahir mengalami kehilangan suhu tubuh, darah yang mengalir membawa oksigen ke seluruh tubuh akan berkurang. Akibatnya, kulit, tangan, kaki, dan wajahnya tampak biru. Akibat kekurangan oksigen itu pula, sel-sel tubuh bayi dapat mengalami kerusakan, terutama sel-sel di daerah otak yang dikenal sangat sensitif. Bisa dibayangkan, apa yang terjadi pada bayi kelak, kalau sel-sel otaknya rusak. Mestinya, segera setelah lahir, bayi yang basah oleh darah, lendir, mekonium, dan air ketuban cukup dikeringkan dengan menggunakan handuk kering yang halus dan bersih, agar bayi tidak kedinginan, sembari diberi sentuhan mirip pijatan halus. Supaya bayi tidak kehilangan suhu tubuh, jaga agar dia tetap hangat, misalnya dengan mendekapkan bayi di atas dada ibunya dan beri susu sebelum 30 menit pertama kelahiran. Usahakan juga tidak menempatkan bayi di dekat atau di atas benda-benda dingin. Pada saat menimbang berat badan, sebaiknya bayi tetap dibungkus dengan kain kering. Untuk mendapatkan angka timbang objektif, kurangi beratnya dengan berat kain pembungkusnya. Hindari juga ruangan yang ada hembusan anginnya atau ber-AC. Mandikan bayi minimal enam jam setelah lahir, atau sampai suhu tubuhnya stabil. Untuk bayi berat lahir rendah tentu perlakuannya harus lebih hati-hati. Sebagai orangtua si bayi kita diharapkan memahami penundaan mandi ini. Sebab, persalinan disebut sukses kalau ibu dan bayinya selamat, tak hanya pada saat persalinan, tetapi juga ke depan. Untuk itu, dampak salah perlakuan dalam persalinan harus diminimalkan. * sumber : www.kompas.com Koran Tempo, Minggu 8 Mei 2007 TAMU Dr. Utami Roesli, SpA, MBA, CIMI, IBLCC, Dokter Anak Aktivis ASI : Selama Ini Kita Menzalimi Bayi Perempuan berkemeja merah menyala itu berjalan tergesa. Jas dokternya melambai mengimbangi langkahnya menuju ruang praktek di kamar nomor 25. Rabu pagi pekan silam itu, ruang tunggu Ruang Rawat Jalan Rumah Sakit Sint Carolus sudah dipenuhi pasien. Sesekali terdengar celoteh dan tangis para bocah yang pagi itu hendak berobat kepada sang dokter. Pagi Utami Roesli, dokter spesialis anak yang sepuluh tahun belakangan giat mengkampanyekan pemberian air susu ibu eksklusif kepada bayi, dibuka den