[balita-anda] ada aturan bayi baru lahir tidak langsung dimandikan ya?

2007-06-02 Thread BuNdA Uci

hai all smart parents
kemaren ada adik temen uci ya melahirkan
cerita cerita soal proses melahirkan yang Alhamdulillah lancar banget
disitu uci baru tau
kalo anaknya tidak langsung di mandiin
sodara yg tau cuma  bisa menggerutu apalagi setelah liat bayinya sampe
hampir lecet
khan bekas darah mengering susah di bersihkan, jadi di gosok gosok sampe
merah
waktu di tanya kebidannya katanya aturannya sekarang demikian
bayi yang baru lahir tidak boleh langsung di mandikan minimal 6 jam setelah
lahir
kalo bisa sih seharian, berpengaruh pada kesehatannya di kemudian hari
terutama paru parunya (duh kurang jelas banget deh)
sayangnya uci gak ada disana (tempat bidan) jadinya gak bisa banyak nanya
makanya uci share di milis ini
mohon pencerahan dong untuk masalah ini
apa emang begitu aturannya?kenapa?
sebelumnya terima kasih
salam
uci bundanya dinda dan dira
http://icuzzz.blogspot.com
http://ucix.multiply.com


Re: [balita-anda] ada aturan bayi baru lahir tidak langsung dimandikan ya?

2007-06-03 Thread Lif Rahayu

Lho yang bagus emang gitu koq. Gak usah dimandikan dulu, di lap aja, terus
dikasih ke ibunya, terus dinenenin deh (early latch on). Saya nanti maunya
juga gitu...langsung aja biar si dedek belajar nenen. Bidannya dah pinter
tuh, Bu

(mom Kavin atau mom Listi pasti ada artikelnya deh, early latch on).

Mama Nayma


On 6/3/07, BuNdA Uci <[EMAIL PROTECTED]> wrote:


hai all smart parents
kemaren ada adik temen uci ya melahirkan
cerita cerita soal proses melahirkan yang Alhamdulillah lancar banget
disitu uci baru tau
kalo anaknya tidak langsung di mandiin
sodara yg tau cuma  bisa menggerutu apalagi setelah liat bayinya sampe
hampir lecet
khan bekas darah mengering susah di bersihkan, jadi di gosok gosok sampe
merah
waktu di tanya kebidannya katanya aturannya sekarang demikian
bayi yang baru lahir tidak boleh langsung di mandikan minimal 6 jam
setelah
lahir
kalo bisa sih seharian, berpengaruh pada kesehatannya di kemudian hari
terutama paru parunya (duh kurang jelas banget deh)
sayangnya uci gak ada disana (tempat bidan) jadinya gak bisa banyak nanya
makanya uci share di milis ini
mohon pencerahan dong untuk masalah ini
apa emang begitu aturannya?kenapa?
sebelumnya terima kasih
salam
uci bundanya dinda dan dira
http://icuzzz.blogspot.com
http://ucix.multiply.com



Re: [balita-anda] ada aturan bayi baru lahir tidak langsung dimandikan ya?

2007-06-03 Thread Arief Hidayat

Berikut artikel mengenai bayi jangan buru2 dimandikan

www.suarakarya-online.com/news.html?id=91206


Cegah Hilangnya Refleks Menyusu

*Bayi Jangan Langsung Dimandikan Setelah Lahir*


Penelitian di Swedia baru-baru ini memperlihatkan bayi yang diletakkan di
dekat puting ibunya segera setelah

lahir memiliki respon menyusui yang lebih baik, dibandingkan bayi yang
dibersihkan lebih dahulu.

Kondisi itu sangat menguntungkan sang bayi karena tidak saja mendapatkan
kolostrum dari ASI --yang kaya

zat gizi untuk kekebalan tubuhnya-- tetapi juga melatih refleks menyusunya
dengan benar.

Dalam sebuah tayang video disajikan bagaimana bayi baru lahir itu diletakkan
di samping puting ibunya mampu menggerakkan tangan dan kakinya untuk
mendapatkan puting ibunya. Begitu didapat, bayi dengan cepat membuka lebar
mulutnya, lalu menyusui tanpa dibantu tangan ibunya. Setelah 10 menit bayi
kemudian dibersihkan, kemudian diletakkan kembali ke dada ibunya. Refleks
menyusunya sangat cepat dengan menggunakan tenaganya sendiri.

Sementara bayi yang dibersihkan setelah lahir, lalu diletakkan disamping
puting ibunya tidak memperlihatkan respon atas puting ibunya. Meski sudah
diletakkan diatas puting, bibir si bayi hanya diam saja. Keinginan menyusu
dari bayi baru terjadi 10 jam kemudian, itupun harus dipandu sang ibu karena
bayi kesulitan mendapatkan puting ibunya sambil menangis.

"Jika begitu lahir bayi langsung dimandikan, refleks menyusu ini langsung
hilang 50 persen. Jika bayi lahir dengan operasi Caesar dan langsung
dimandikan, refleks itu 100 persen hilang," kata Ketua Sentra Laktasi
Indonesia, dr Utami Roesli mengomentari tayang yang menarik itu dalam sebuah
diskusi tentang ASI, di Jakarta, Jumat (30/7) sehubungan dengan peringatan
peringatan Pekan ASI Dunia 2004 yang jatuh pada 1-7 Agustus.

Penelitian terbaru itu, menurut dr Utami Roesli, seharusnya bisa mematahkan
prosedur persalinan yang selama ini langsung membersihkan bayi segera
setelah dilahirkan. "Bila melihat efek yang luar biasa pada bayi, kenapa
kita tidak mencoba mempraktekkannya.

Tetapi memang usaha ini bukan perkara mudah, karena bukan saja terkait
dengan kebiasaan yang sudah mengakar masyarakat, tetapi juga harus
berhadapan dengan produsen susu formula yang melakukan praktek gelap di
rumah sakit," katanya.

Beberapa rumah sakit memberikan susu formula pada bayi yang baru lahir
sebelum ibunya mampu memproduksi ASI.

Hal itu menyebabkan bayi tidak terbiasa menghisap ASI dari puting susu
ibunya, dan akhirnya tidak mau lagi mengonsumsi ASI atau sering disebut
dengan "bingung puting".

"Menghisap susu dari botol itu lain dengan menghisap puting susu ibu. Bayi
harus belajar sejak awal dan ibu juga harus belajar menyusui, karena
ketrampilan itu memang harus dipelajari oleh keduanya," ujar dr Utami
Roesli.

Sejak lahir, seorang bayi harus diajari menyusu dengan cara memasukkan
seluruh areola payudara (daerah berwarna cokelat di payudara ibu) ke dalam
mulut bayi.

Jika bayi hanya mengisap puting susu saja, ASI yang keluar hanya sedikit.
"Gudang ASI terletak di bawah daerah cokelat itu. Jika yang diisap hanya
putingnya saja, ASI yang keluar hanya sedikit. Sedangkan, kalau dari daerah
cokelat itu, ASI yang keluar akan banyak sekali," jelas Utami.

Jika ASI di gudang itu habis, pabrik ASI (alveoli) akan segera memproduksi
lagi. Alveoli berbentuk bulat dan bergerombol seperti buah anggur. Alveoli
dikelilingi otot yang disebut myoepithel. Otot inilah yang memompa ASI
keluar dari alveoli menuju gudang ASI.

Namun, kinerja myoepithel sangat tergantung pada hormon oksitosin yang
dikirim otak. Jika oksitosin keluar, otot pun bekerja. Sedangkan, oksitosin
bisa keluar jika ibu merasa tenang dan disayang oleh suami serta mendapat
dukungan dari orang-orang di sekelilingnya. "Makanya hormon ini disebut
hormon kasih sayang. Dan di sinilah ayah memegang peranan penting," tegas
Utami.

Macetnya proses pemberian ASI ini disebabkan beberapa hal. Misalnya, bayi
yang tidak bisa mengisap, posisi

menyusui yang salah, ibu merasa tidak nyaman, atau suami dan lingkungan
tidak mendukung. "Tidak ada cerita seorang ibu tidak bisa menyusui atau ASI
yang tidak cukup. Perhatikan saja seekor marmut yang kecil bisa menyusui 12
ekor anaknya. Bayi gajah yang besar juga bisa disusui dengan cukup oleh
induknya. Mereka tidak memerlukan susu hewan lain untuk memenuhi kebutuhan
susu. ASI diproduksi berdasarkan jumlah yang dikeluarkan," ungkap Utami.


Dua Persen


Ia memperkirakan jumlah ibu yang memberikan ASI eksklusif kepada bayinya
sampai berumur enam bulan

saat ini masih rendah, yaitu kurang dari dua persen dari jumlah total ibu
melahirkan. "Itu antara lain terjadi karena pengetahuan ibu tentang
pentingnya ASI masih rendah, tatalaksana rumah sakit yang salah, dan
banyaknya ibu yang mempunyai pekerjaan di luar rumah," ucapnya.

ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan tambahan lain pada bayi
berumur nol sampai enam bulan.

ASI eksklusif adalah makanan terbaik yang harus diberikan kepada bayi

[balita-anda] Balasan: [balita-anda] ada aturan bayi baru lahir tidak langsung dimandikan ya?

2007-06-03 Thread uci momkavin+ija
Idealnya sih begitu Jeng...

bayi baru lahir  lsg ditaruh ke dada ibunya biar bisa
ELO alias early latching on atau inisiasi dini...
Bayinya ntar scr refleks nyari puting ibunya..lucu deh
merangkak gitu... ini berguna bgt lhooo utuk proses
awal menyusui...

Stl beberapa saat ELo bru deh dibersihkan dg lap
aja... jgn lsg dimandikan atau dilap dulu baru ELO..

ELO dilakukan maksimal 1 jam stl baby lahir supaya
refleks menyusunya OK..


Ini ya artikelnya..

__--__---___--

Bayi Lahir, Jangan Dimandikan


 

Tuti Astiyah Gunadi, Staf pengajar Pusat Pelatihan
Klinik Sekunder, 
Kesehatan Reproduksi di Bandung

 

Seorang bidan muda tergopoh-gopoh menggendong bayi
yang baru 
dilahirkan. Wajahnya yang sebelumnya tegang terlihat
lega.

 

"Selamat, Bu, bayinya laki-laki. Sekarang, Ibu
istirahat dulu, ditemani 
Bapak. Saya akan memandikan Si Kecil, ya," ujar si
bidan sambil 
tersenyum. Kedua orangtua bayi cuma mengangguk. Mereka
sudah kehabisan 
kata-kata untuk melukiskan kegembiraan.

 

Saya pun masih ingat, sekitar 40 tahun silam, sewaktu
masih berstatus 
siswi calon bidan, selalu diajari untuk memandikan
bayi yang baru 
dilahirkan, segera setelah selesai menolong dan
merawat ibu si bayi. Persis 
seperti yang dilakukan bidan tadi. "Ajaran itu
terngiang di telinga dan 
terpatri di hati ini selama bertahun-tahun.

 

Sampai sekarang, kebiasaan langsung memandikan bayi
baru lahir 
sepertinya tetap berlaku "turun-temurun" di dunia
perbidanan Terlebih di 
kalangan dukun beranak atau dalam bahasa kerennya
disebut the traditional 
birth attendant.

 

Memandikan bayi baru lahir seolah menjadi prosedur
tetap, karena bayi 
dianggap kotor lantaran berlumuran darah, lendir,
mekonium (kotoran 
bayi, berwarna hitam kental), dan air ketuban. Apalagi
jika kulit bayi juga 
diselimuti lemak berwarna putih - vernix casiosa -
yang tampak 
menjijikkan, sehingga harus dibersihkan dengan kapas
yang telah diberi minyak 
asli dari kelapa.

 

Tuntutan serupa kadang juga datang dari pihak
keluarga. Orangtua yang 
beragama Islam, misalnya, pasti ingin segera
mengumandangkan azan di 
telinga bayi, sebelum anaknya sempat mendengar
kata-kata lain. Untuk itu  
bayi harus dalam keadaan bersih dari beragam kotoran
-- semacam ritual 
wudu begitu. Simpul kata, upaya memandikan bayi yang
baru dilahirkan 
ini telah menjadi tradisi. Lalu, mengapa harus
dipermasalahkan?

 

Bayi yang baru lahir sebenarnya tidak tepat kalau
segera dimandikan, 
dengan air hangat sekalipun. Soalnya, ía belum bisa
menyesuaikan diri 
dengan keadaan di luar kandungan ibunya. Kalau
tiba-tiba tubuhnya basah 
oleh air, air (yang menjadi) dingin di tubuhnya akan
mengambil panas dari 
tubuhnya. Akibatnya, suhu tubuhnya turun cepat.

 

Jika bayi yang baru lahir mengalami kehilangan suhu
tubuh, darah yang 
mengalir membawa oksigen ke seluruh tubuh akan
berkurang. Akibatnya, 
kulit, tangan, kaki, dan wajahnya tampak biru. Akibat
kekurangan oksigen 
itu pula, sel-sel tubuh bayi dapat mengalami
kerusakan, terutama sel-sel 
di daerah otak yang dikenal sangat sensitif. Bisa
dibayangkan, apa yang 
terjadi pada bayi kelak, kalau sel-sel otaknya rusak.

 

Mestinya, segera setelah lahir, bayi yang basah oleh
darah, lendir, 
mekonium, dan air ketuban cukup dikeringkan dengan
menggunakan handuk 
kering yang halus dan bersih, agar bayi tidak
kedinginan, sembari diberi 
sentuhan mirip pijatan halus. Supaya bayi tidak
kehilangan suhu tubuh, 
jaga agar dia tetap hangat, misalnya dengan
mendekapkan bayi di atas dada 
ibunya dan beri susu sebelum 30 menit pertama
kelahiran.

 

Usahakan juga tidak menempatkan bayi di dekat atau di
atas benda-benda 
dingin. Pada saat menimbang berat badan, sebaiknya
bayi tetap dibungkus 
dengan kain kering. Untuk mendapatkan angka timbang
objektif, kurangi 
beratnya dengan berat kain pembungkusnya. Hindari juga
ruangan yang ada 
hembusan anginnya atau ber-AC.

 

Mandikan bayi minimal enam jam setelah lahir, atau
sampai suhu tubuhnya 
stabil. Untuk bayi berat lahir rendah tentu
perlakuannya harus lebih 
hati-hati.

 

Sebagai orangtua si bayi kita diharapkan memahami
penundaan mandi ini. 
Sebab, persalinan disebut sukses kalau ibu dan bayinya
selamat, tak 
hanya pada saat persalinan, tetapi juga ke depan.
Untuk itu, dampak salah 
perlakuan dalam persalinan harus diminimalkan. *

sumber : www.kompas.com
Koran Tempo, Minggu 8 Mei 2007
TAMU

Dr. Utami Roesli, SpA, MBA, CIMI, IBLCC, Dokter Anak
Aktivis ASI :
Selama Ini Kita Menzalimi Bayi

Perempuan berkemeja merah menyala itu berjalan
tergesa. Jas dokternya melambai
mengimbangi langkahnya menuju ruang praktek di kamar
nomor 25. Rabu pagi pekan
silam itu, ruang tunggu Ruang Rawat Jalan Rumah Sakit
Sint Carolus sudah 
dipenuhi
pasien. Sesekali terdengar celoteh dan tangis para
bocah yang pagi itu hendak 
berobat
kepada sang dokter.
Pagi Utami Roesli, dokter spesialis anak yang sepuluh
tahun belakangan giat
mengkampanyekan pemberian air susu ibu eksklusif
kepada bayi, dibuka den