Selain melakukan penyuluhan dan pembinaan kepada pedagang makanan, harusnya
secara paralel juga penertiban atau pengontrolan terhadap distribusi
"chemical" yang semestinya tidak boleh digunakan untuk makanan.

-----Original Message-----
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, November 30, 2005 9:43 AM
To: depokmilis
Cc: balita-anda@balita-anda.com
Subject: [balita-anda] (NEWS) Kebanyakan Jajanan Anak Berbahaya 


Rabu, 30 Nopember 2005

Kebanyakan Jajanan Anak Berbahaya 




CIREBON -- Peredaran jajanan anak yang tidak sehat dan berbahaya bagi
kesehatan masih marak di sejumlah sekolah di Kota Cirebon. Selain mengandung
bakteri, sejumlah jajanan itu juga mengandung zat-zat kimia bukan untuk
makanan.

Kabid Kesehatan Lingkungan (Kesling) Dinkes Kota Cirebon, Nelly Saleh,
didampingi Staf Bidang Kesling, Ir Erytrina, mengungkapkan, hal itu
diketahui berdasarkan hasil uji petik yang dilakukan Dinkes Kota Cirebon
sepanjang tahun 2005.

''Kami melakukan pengujian terhadap jajanan anak di 44 sekolah yang kami
jadikan sebagai sampel penelitian,'' papar Erytrina saat ditemui di ruang
kerjanya, Selasa (29/11).

Erytrina menjelaskan, dari total sampel tersebut, 50 persen di antaranya
diketahui mengandung zat-zat kimia bukan makanan. Dia menjelaskan, zat-zat
kimia itu di antaranya zat pengawet seperti formalin dan boraks, yang
kedapatan banyak terkandung dalam kerupuk, mie, dan tahu basah.

Selain itu, kata Erytrina menambahkan, zat-zat kimia bukan makanan yang
banyak terkandung dalam jajanan adalah pewarna yang dilarang, seperti
rhodamin B dan methanil yellow. Sedangkan jajanan yang mengandung kedua zat
tersebut di antaranya sirup dan manisan buah.

''Di antara jajanan yang kita uji juga ternyata banyak yang mengandung zat
pemanis buatan seperti sakarin dan siklamat,'' cetus Erytrina. 

Dijelaskan Erytrina, pemakaian zat-zat kimia bukan makanan tersebut sangat
berbahaya bagi kesehatan. Jika dikonsumsi dalam jangka waktu lama, dapat
memicu kanker dan gangguan pada hati serta ginjal.

Selain menemukan adanya zat-zat kimia bukan makanan, sambung Erytrina, hasil
analisis dengan metode Most Properable Number (MPN), diketahui bahwa
sejumlah jajanan ternyata mengandung bakteri Escherichia coliform. Jenis
makanan yang mengandung bakteri tersebut antara lain dadar gulung, cilok,
bakso, martabak telur, mie, dan kerupuk.

Menurut Erytrina, dari hasil uji tersebut diketahui bahwa makanan-makanan
itu mengandung bakteri Escherichia coli melebihi persyaratan, yakni 10
bakteri part per milion (ppm). ''Bagi anak-anak yang tidak memiliki daya
tahan tubuh yang baik, maka mereka bisa terserang penyakit diare,''
cetusnya.

Untuk mengatasi hal tersebut, Nelly menyatakan, untuk mengatasi hal
tersebut, pihaknya telah secara rutin melakukan penyuluhan dan pembinaan
terhadap para pedagang makanan. Selain itu, pihaknya juga melakukan
pembinaan terhadap guru-guru di sekolah. 

(lis ) http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=223814&kat_id=89



================
Kirim bunga, http://www.indokado.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke