RE: [balita-anda] Tanya bayi kuning
Bayi kuning setelah usia 3 hari bisa dibilang kejadian ya biasa..karena memang pada saat hari ke-3 Baby mulai mengolah sendiri makanan...organ hati nya mulai bekerja.. Anak saya yg ke-3, hari ke-3 kadar bilirubin 17, langsung masuk RS, sempet naik jadi 19. Tapi Alhamdulillah bisa normal Karena di kasih ASI terus dan diberi tambahan billie blanket. Baca2 artikel kuning bisa karena gol darah baby beda dgn ibu..kebetulan anak ke-3 saya ikut gol darah suami (A). (anak 1 dan 2 gol darah sama dgn saya, O) Selain itu makin tinggi urutan anak, kemungkinan kadar billienya makin tinggi (anak ke2 lebih tinggi dari anak 1 dst) Jadi kalau di judge kuning, mesti dibuktikan dgn test kadar bilirubin..seinget saya kalau dibawah 16 masih bisa dibilang normal, tidak perlu di fototherapy.. kalau 16 dipertimbangkan utk fototherapy 20 dipertimbangkan utk transfusi darah (cmiiw) Dini -Original Message- From: ning [mailto:agustining...@id.pewg.panasonic.com] Sent: Monday, April 11, 2011 12:07 PM To: balita-anda@balita-anda.com; ba_...@balita-anda.com Subject: [balita-anda] Tanya bayi kuning Dear all SP, Ada titipan pertanyaan dari temen mengenai bayi kuning Minggu kemarin sodara temen saya melahirkan, hari jum'at kemarin dibawa pulang ke rumah tetapi hari minggu lalu harus kembali lagi ke rumkit karena badannya kuning dari informasi dokternya ada pengaruh dari gol darah ortunya yaitu ayah AB dan ibu O benarkah seperti itu ? atau ada sebab lain mengapa bayi bisa menjadi kuning dan harus bagaimana penanganan sementara sebelum ke dokter ? please sharingnya, maaf kalau pernah dibahas Terima kasih Ning -- Yuk berkunjung ke Web Balita-Anda: bisa baca dongeng, download lagu, print buku mewarnai, origami dan masih banyak lagi... Balita-Anda Online: http://www.balita-anda.com Peraturan Milis: peraturan_mi...@balita-anda.com Menghubungi Admin: balita-anda-ow...@balita-anda.com Unsubscribe dari Milis: balita-anda-unsubscr...@balita-anda.com -- Balita-Anda: Panduan Orangtua yang Cerdas, Kreatif dan Inovatif dalam Merawat dan Mendidik Balita IMPORTANT - The contents of this email and its attachments are intended only for the individual or entity addressed above and may contain confidential and/or privileged material. Any unauthorized use of the contents is expressly prohibited. If you receive this email in error, please contact us, then delete the email. Please note that any views or opinions presented in this email are solely those of the author and do not necessarily represent those of the company and should not be seen as forming a legally binding contract without express written confirmation. Finally, the recipient should check this email and any attachments for the presence of viruses. PT Astra Honda Motor accepts no liability for any damage caused by any virus transmitted by this email. -- Yuk berkunjung ke Web Balita-Anda: bisa baca dongeng, download lagu, print buku mewarnai, origami dan masih banyak lagi... Balita-Anda Online: http://www.balita-anda.com Peraturan Milis: peraturan_mi...@balita-anda.com Menghubungi Admin: balita-anda-ow...@balita-anda.com Unsubscribe dari Milis: balita-anda-unsubscr...@balita-anda.com -- Balita-Anda: Panduan Orangtua yang Cerdas, Kreatif dan Inovatif dalam Merawat dan Mendidik Balita
RE: [balita-anda] Tanya bayi kuning
makasih mba Dwi sharing artikelnya, akan saya teruskan ke temen saya dan yang pasti untuk pengetahuan saya juga rgds, Ning At 12:41 PM 4/11/2011, you wrote: Mba' Ning, Bayi kuning kadang penyebabnya adalah beda rhesus darah. Aq punya article rhesus dari temen sbb: Mengandung, melahirkan dan membesarkan anak merupakan salah satu kebahagiaan yang besar bagi wanita. Banyak pasangan yang mengharapkan keturunan, kalau bisa lebih dari satu, karena Rasulullah SAW membanggakan banyaknya jumlah ummatnya. Namun tak jarang beberapa wanita mengalami keguguran berulang atau bayi lahir mati, sehingga sang buah hati urung ditimang. Penyebab keguguran berulang dan bayi lahir mati sangat banyak, salah satunya ialah ketidak cocokan rhesus (rhesus inkontabilita). Di dunia medis dikenal banyak sekali cara penggolongan darah. Namun yang biasanya dipertimbangkan hanya dua cara penggolongan, yaitu sistem ABO dan faktor rhesus. Biasanya masyarakat Indonesia cukup akrab dengan sistem ABO. Yaitu penggolongan darah yang terdiri dari golongan darah A, B, AB dan O. Tapi mengenai faktor rhesus, sepertinya sedikit sekali masyarakat kita yang mengetahuinya, walaupun rhesus sangat penting dalam masalah darah. Rhesus, merupakan penggolongan atas ada atau tidak adanya antigen-D. Antigen-D pertama dijumpai pada sejenis kera yang disebut Rhesus pada tahun 1937, dari kera inilah sebutan rhesus diambil. Orang yang dalam darahnya mempunyai antigen-D disebut rhesus positif, sedang orang yang dalam darahnya tidak dijumpai antigen-D, disebut rhesus negatif. Pada jaman dahulu dalam transfusi darah, asal golonganya sama, tidak dianggap ada masalah lagi. Padahal, bila terjadi ketidak cocokan rhesus, bisa terjadi pembekuan darah yang berakibat fatal, yaitu kematian penerima darah. Dengan kemajuan teknologi screening darah, maka sekarang ketidak cocokan rhesus dalam transfusi hampir bisa dibilang tidak ada lagi. Orang-orang dengan rhesus negatif mempunyai sejumlah kesulitan karena diseluruh dunia ini, memang orang dengan rhesus negatif relatif lebih sedikit jumlahnya. Pada orang kulit putih, rhesus negatif hanya sekitar 15%, pada orang kulit hitam sekitar 8%, dan pada orang asia bahkan hampir seluruhnya merupakan orang dengan rhesus positif. Di Indonesia, kasus kehamilan dengan rhesus negatif ternyata cukup banyak dijumpai. Umumnya dijumpai pada orang-orang asing atau orang yang mempunyai garis keturunan asing seperti Eropa dan Arab, walaupun tidak langsung. Ada juga orang yang tidak mempunyai riwayat keturunan asing, namun jumlahnya lebih sedikit. KEHAMILAN DENGAN RHESUS NEGATIF Mengapa dalam kehamilan faktor rhesus sangat penting? Ada atau tidaknya antigen-D dalam darah seseorang sangat berpengaruh pada kehamilan. Bila seorang wanita dengan rhesus negatif mengandung bayi dari pasangan yang mempunyai rhesus positif, maka ada kemungkinan sang bayi mewarisi rhesus sang ayah yang positif. Dengan demikian akan terjadi kehamilan rhesus negatif dengan bayi rhesus positif. Hal ini disebut kehamilan dengan ketidak cocokan rhesus. Efek ketidak cocokan bisa mengakibatkan kerusakan besar-besaran pada sel darah merah bayi yang disebut erytroblastosis foetalis dan hemolisis. Hemolisis ini pada jaman dahulu merupakan penyebab umum kematian janin dalam rahim, disamping hydrop fetalis, yaitu bayi yang baru lahir dengan keadaan hati yang bengkak, anemia dan paru-paru penuh cairan yang dapat mengakibatkan kematian. Selain itu kerusakan sel darah merah bisa juga memicu kernikterus (kerusakan otak) dan jaundice (bayi kuning/hiperbilirubinimia), gagal jantung dan anemia dalam kandungan maupun setelah lahir. Karena hati bayi yang baru lahir belum cukup matang, maka ia tak dapat mengolah sel darah merah yang rusak (bilirubin) ini dengan baik untuk dikeluarkan oleh tubuhnya, sehingga terjadi hiper bilirubin/bayi kuning. Selain itu sang hati pun akan bekerja terlalu keras sehingga mengakibatkan pembengkakkan hati dan dibanjirinya paru-paru dengan cairan. Karena produk perusakan sel darah merah adalah racun bagi otak maka terjadi kernicterus (kerusakan otak). Selain itu sumsum bayi yang belum matang tak dapat mengganti sel darah merah dengan cukup cepat, maka ia akan kembali melepaskan sel darah merah yang belum matang dalam sirkulasi darah (reticulocytes dan erythroblast). Dalam kondisi ini sang ibu tetap aman karena bilirubin yang masuk dalam sirkulasi darahnya lewat plasenta akan dikeluarkan oleh sistem metabolismenya. APA PENYEBAB KETIDAK COCOKAN RHESUS? Ibu dan bayi mempunyai sirkulasi darah masing-masing yang terpisah. Aliran darah bertemu sangat dekat di plasenta, yang hanya dipisahkan oleh sehelai sel tipis. Hal ini memungkinkan adanya kebocoran kecil darah janin kedalam sirkulasi darah ibu, sehingga darah ibu tercampur sedikit darah janin. Bila seorang wanita dengan rhesus negatif mengandung bayi dengan rhesus positif, hal ini berarti darah janin yang mengandung antigen-D, masuk dalam darah ibu yang tidak mengandung antigen-D. Karena perbedaan ini, tubuh
RE: [balita-anda] Tanya bayi kuning
biasanya kl bayi kuning langsung disinar atau jemur tiap pagi sktr jam 7 s/d 8 dan jangan sampai kekurangan cairan babynya... waktu dulu saya sempet tanya dokter penyebab kuning itu apa aja, dokter bilang bisa dr genetiknya,kurang cairan,dll sorry ga banyak bantu... Dari: ning [agustining...@id.pewg.panasonic.com] Terkirim: 11 April 2011 12:06 Ke: balita-anda@balita-anda.com; ba_...@balita-anda.com Subjek: [balita-anda] Tanya bayi kuning Dear all SP, Ada titipan pertanyaan dari temen mengenai bayi kuning Minggu kemarin sodara temen saya melahirkan, hari jum'at kemarin dibawa pulang ke rumah tetapi hari minggu lalu harus kembali lagi ke rumkit karena badannya kuning dari informasi dokternya ada pengaruh dari gol darah ortunya yaitu ayah AB dan ibu O benarkah seperti itu ? atau ada sebab lain mengapa bayi bisa menjadi kuning dan harus bagaimana penanganan sementara sebelum ke dokter ? please sharingnya, maaf kalau pernah dibahas Terima kasih Ning -- Yuk berkunjung ke Web Balita-Anda: bisa baca dongeng, download lagu, print buku mewarnai, origami dan masih banyak lagi... Balita-Anda Online: http://www.balita-anda.com Peraturan Milis: peraturan_mi...@balita-anda.com Menghubungi Admin: balita-anda-ow...@balita-anda.com Unsubscribe dari Milis: balita-anda-unsubscr...@balita-anda.com -- Balita-Anda: Panduan Orangtua yang Cerdas, Kreatif dan Inovatif dalam Merawat dan Mendidik Balita -- Yuk berkunjung ke Web Balita-Anda: bisa baca dongeng, download lagu, print buku mewarnai, origami dan masih banyak lagi... Balita-Anda Online: http://www.balita-anda.com Peraturan Milis: peraturan_mi...@balita-anda.com Menghubungi Admin: balita-anda-ow...@balita-anda.com Unsubscribe dari Milis: balita-anda-unsubscr...@balita-anda.com -- Balita-Anda: Panduan Orangtua yang Cerdas, Kreatif dan Inovatif dalam Merawat dan Mendidik Balita
RE: [balita-anda] Tanya bayi kuning
Mba' Ning, Bayi kuning kadang penyebabnya adalah beda rhesus darah. Aq punya article rhesus dari temen sbb: Mengandung, melahirkan dan membesarkan anak merupakan salah satu kebahagiaan yang besar bagi wanita. Banyak pasangan yang mengharapkan keturunan, kalau bisa lebih dari satu, karena Rasulullah SAW membanggakan banyaknya jumlah ummatnya. Namun tak jarang beberapa wanita mengalami keguguran berulang atau bayi lahir mati, sehingga sang buah hati urung ditimang. Penyebab keguguran berulang dan bayi lahir mati sangat banyak, salah satunya ialah ketidak cocokan rhesus (rhesus inkontabilita). Di dunia medis dikenal banyak sekali cara penggolongan darah. Namun yang biasanya dipertimbangkan hanya dua cara penggolongan, yaitu sistem ABO dan faktor rhesus. Biasanya masyarakat Indonesia cukup akrab dengan sistem ABO. Yaitu penggolongan darah yang terdiri dari golongan darah A, B, AB dan O. Tapi mengenai faktor rhesus, sepertinya sedikit sekali masyarakat kita yang mengetahuinya, walaupun rhesus sangat penting dalam masalah darah. Rhesus, merupakan penggolongan atas ada atau tidak adanya antigen-D. Antigen-D pertama dijumpai pada sejenis kera yang disebut Rhesus pada tahun 1937, dari kera inilah sebutan rhesus diambil. Orang yang dalam darahnya mempunyai antigen-D disebut rhesus positif, sedang orang yang dalam darahnya tidak dijumpai antigen-D, disebut rhesus negatif. Pada jaman dahulu dalam transfusi darah, asal golonganya sama, tidak dianggap ada masalah lagi. Padahal, bila terjadi ketidak cocokan rhesus, bisa terjadi pembekuan darah yang berakibat fatal, yaitu kematian penerima darah. Dengan kemajuan teknologi screening darah, maka sekarang ketidak cocokan rhesus dalam transfusi hampir bisa dibilang tidak ada lagi. Orang-orang dengan rhesus negatif mempunyai sejumlah kesulitan karena diseluruh dunia ini, memang orang dengan rhesus negatif relatif lebih sedikit jumlahnya. Pada orang kulit putih, rhesus negatif hanya sekitar 15%, pada orang kulit hitam sekitar 8%, dan pada orang asia bahkan hampir seluruhnya merupakan orang dengan rhesus positif. Di Indonesia, kasus kehamilan dengan rhesus negatif ternyata cukup banyak dijumpai. Umumnya dijumpai pada orang-orang asing atau orang yang mempunyai garis keturunan asing seperti Eropa dan Arab, walaupun tidak langsung. Ada juga orang yang tidak mempunyai riwayat keturunan asing, namun jumlahnya lebih sedikit. KEHAMILAN DENGAN RHESUS NEGATIF Mengapa dalam kehamilan faktor rhesus sangat penting? Ada atau tidaknya antigen-D dalam darah seseorang sangat berpengaruh pada kehamilan. Bila seorang wanita dengan rhesus negatif mengandung bayi dari pasangan yang mempunyai rhesus positif, maka ada kemungkinan sang bayi mewarisi rhesus sang ayah yang positif. Dengan demikian akan terjadi kehamilan rhesus negatif dengan bayi rhesus positif. Hal ini disebut kehamilan dengan ketidak cocokan rhesus. Efek ketidak cocokan bisa mengakibatkan kerusakan besar-besaran pada sel darah merah bayi yang disebut erytroblastosis foetalis dan hemolisis. Hemolisis ini pada jaman dahulu merupakan penyebab umum kematian janin dalam rahim, disamping hydrop fetalis, yaitu bayi yang baru lahir dengan keadaan hati yang bengkak, anemia dan paru-paru penuh cairan yang dapat mengakibatkan kematian. Selain itu kerusakan sel darah merah bisa juga memicu kernikterus (kerusakan otak) dan jaundice (bayi kuning/hiperbilirubinimia), gagal jantung dan anemia dalam kandungan maupun setelah lahir. Karena hati bayi yang baru lahir belum cukup matang, maka ia tak dapat mengolah sel darah merah yang rusak (bilirubin) ini dengan baik untuk dikeluarkan oleh tubuhnya, sehingga terjadi hiper bilirubin/bayi kuning. Selain itu sang hati pun akan bekerja terlalu keras sehingga mengakibatkan pembengkakkan hati dan dibanjirinya paru-paru dengan cairan. Karena produk perusakan sel darah merah adalah racun bagi otak maka terjadi kernicterus (kerusakan otak). Selain itu sumsum bayi yang belum matang tak dapat mengganti sel darah merah dengan cukup cepat, maka ia akan kembali melepaskan sel darah merah yang belum matang dalam sirkulasi darah (reticulocytes dan erythroblast). Dalam kondisi ini sang ibu tetap aman karena bilirubin yang masuk dalam sirkulasi darahnya lewat plasenta akan dikeluarkan oleh sistem metabolismenya. APA PENYEBAB KETIDAK COCOKAN RHESUS? Ibu dan bayi mempunyai sirkulasi darah masing-masing yang terpisah. Aliran darah bertemu sangat dekat di plasenta, yang hanya dipisahkan oleh sehelai sel tipis. Hal ini memungkinkan adanya kebocoran kecil darah janin kedalam sirkulasi darah ibu, sehingga darah ibu tercampur sedikit darah janin. Bila seorang wanita dengan rhesus negatif mengandung bayi dengan rhesus positif, hal ini berarti darah janin yang mengandung antigen-D, masuk dalam darah ibu yang tidak mengandung antigen-D. Karena perbedaan ini, tubuh ibu mengisyaratkan adanya benda asing yang masuk dalam darah. Karena itu tubuh ibu kemudian memproduksi antibodi untuk menghancurkan 'mahluk asing' yang beredar