Mba Dwie...
kenapa yach koq emailnya selalu terkirim sampai 2 x...

Mamanya Aby


-----------------------------------------------------------------
ATTENTION:
The information in this electronic mail message is private and
confidential, and only intended for the addressee. Should you
receive this message by mistake, you are hereby notified that
any disclosure, reproduction, distribution or use of this
message is strictly prohibited. Please inform the sender by
reply transmission and delete the message without copying or
opening it.

Messages and attachments are scanned for all viruses known.
If this message contains password-protected attachments, the
files have NOT been scanned for viruses by the ING mail domain.
Always scan attachments before opening them.
-----------------------------------------------------------------


> -----Original Message-----
> From: DWIE [SMTP:[EMAIL PROTECTED]
> Sent: Wednesday, July 23, 2003 3:05 PM
> To:   [EMAIL PROTECTED]
> Subject:      [balita-anda] mtk & bahasa
> 
> Artikel bagus nich buat orangtua yang sayang sama anaknya ............
> 
>  
> Regards,
> 
> Aldi's mother
> 
> 
> Mengajarkan Matematika pada Anak Balita dengan Dot Cards (Metode Glenn
> Doman)
> 
> 
> Bahan yang digunakan :
> 
> Pertama,
> Seratus  potong kertas manila putih berukuran 
> 28 x 28 cm, masing-masing pada salah satu mukanya 
> ada DOTS atau bola merah dengan garis tengah 2 cm. 
> Bola-bola ini berjumlah dari SATU hingga SERATUS pada 
> kartu terakhir. Dibalik kartu terdapat angka yang 
> menyatakan jumlah bola yang ada.
> 
> Dots/bola digambarkan secara acak di atas kertas tsb.
> 
> Kedua, 
> Seratus potong kartu yang lebih ringan 14 x 14 cm  
> bertuliskan sebuah angka merah setinggi 12,5 cm mulai
> dari angka 1 hingga 100 pada kartu terakhir.
> 
> Warna merah dipakai karena memang menarik bagi seorang anak. 
> 
> Cara mengajarkan :
> 
> Ambillah kartu yang ada SATU bola merahnya  saja,  
> Sekarang angkatlah kartu tersebut di luar jangkauan tangannya  
> dan katakan  kepadanya,  "INI SATU".
> (Jangan sampai si anak melihat benda-benda lain. )
> 
> Tunjukkan kepadanya sesingkat mungkin. Dua atau tiga detik.
> Kemudian letakkan kartu tersebut terbalik di pangkuan kita.
> Pada  mulanya  anda  akan  merasa janggal. Namun demikian,
> semakin  kita  mahir  menggunakan kartu-kartu itu, semakin
> cepat anak kita dapat memahaminya. 
> 
> Perlu diingat  bahwa  angka  hanyalah simbol yang mewakili nilai
> dari  bilangan.  
> 
> Sekarang  angkatlah   kartu  kedua, dan katakan, "INI DUA".  
> Lakukan  seterusnya  hingga kartu berjumlah SEPULUH BOLA.
> Seluruh  proses ini kurang lebih memakan waktu kurang dari satu
> menit.
> 
> Lakukanlah  setiap  hari. Dalam waktu lima hari ia telah mengetahui 
> fakta-fakta nyata dari angka satu sampai sepuluh, 
> tetapi jangan meyuruhnya untuk membuktikan hal itu
> lebih dahulu. 
> 
> Pada hari  keenam, 
> kita singkirkan kartu 1 dari kesepuluh kartu
> di  pangkuan  dan  menambahkan kartu 11. 
> 
> Pada hari ketujuh,
> kita  singkirkan  kartu  2 dan menambahkan kartu 12. 
> 
> Terus lakukan  seperti itu hingga angka 100. Kegiatan ini kurang
> lebih akan memakan waktu tiga bulan. 
> 
> Yakinlah, kegiatan ini akan  menghasilkan  kemampuan anak 
> yang luarbiasa. Kini ia akan  dengan  cepat dapat membedakan 
> empat puluh lima bola dan empat puluh enam. 
> 
> 
> 
> 
> Langkah berikutnya PENJUMLAHAN. 
> 
> Pada hari ke-30, anda telah  memperlihatkan  hingga 35 bola. 
> Semakin banyak yang diperlihatkan  bola-bola  kepada  anak  
> berarti anda mulai mengajarkan  penjumlahan.  
> 
> Mulai  kita  melangkah mengajarkan penjumlahan  dengan  
> meletakkan bola-bola  merah berjumlah  dua,  tiga,  empat, 
> lima, enam, tujuh, delapan, sembilan,  hingga sepuluh
> di  pangkuan anda.
> Semuanya menghadap ke bawah dan kartu berbola dua 
> diletakkan paling atas di tumpukan itu. 
> 
> Dengan  semangat  katakanlah,  "satu tambah satu sama
> dengan  dua". Kemudian kita perlihatkan kartu berbola dua.
> Perlihatkan tidak lebih dari satu detik. Jangan menjelaskan
> arti kata-kata "tambah" atau "samadengan". Katakanlah "Satu
> tambah  dua  samadengan ." Jangan katakan "satu tambah dua
> menjadi...." 
> Jika  kita  mengajarkan  fakta-fakta  kepada
> anak-anak,   mereka   akan   menarik  kesimpulan  tentang
> hukum-huikumnya  lebih  tepat  dan cepat. Kemudian katakan
> 
> "Satu  tambah  dua  sama  dengan tiga" hingga "satu tambah
> sembilan   sama   dengan   sepuluh"  yang  kemudian  kita
> perlihatkan hasilnya. 
> 
> Lakukanlah  tiga  kali pada hari pertama, sambil kita
> meneruskan   untuk   memperlihatkan  kartu-kartu  berbola
> sebanyak  tiga kali sehari. Sebaiknya anda mengatur keenam
> waktu secara merata saat daya tangkap anak sedang memuncak. 
> 
> Pada  hari  ke-31  anda  mengajarkan  dua tambah dua,
> tambah tiga, dan seterusnya hingga tambah delapan. Apa yang
> kita  ajarkan  adalah  arti  dari bunyi kata "tambah" dan 
> "samadengan".  Percaya atau tidak, pada saat kita bertanya
> "dua  tambah  empat samadengan enam" kepada seorang dewasa
> maka  akan  terlintas  2 + 4 = 6. Tetapi pada seorang anak
> akan terlintas dua bola tambah empat  bola samadengan enam
> bola. 
> 
> Sampai  hari  ke-31  ia  sudah  mengenal  jumlah yang
> sbeenarnya sampai dengan 40 dan telah dapat  menambah dalam
> setiap kombinasi yang ada sampai dengan 10. Tahap ini yang
> terpenting  adalah,  bahwa  ia telah mengerti "tambah" dan
> "samadengan" walaupun kita tidak membertiahunya. 
> 
> Mulai hari ke-36  dst  kita  tidak  perlu  mengajarkan  dengan 
> urutan tertentu  lagi.  Ia sudah memahami. Berikanlah ia sekarang
> soal penjumlahan maka dengan cepat ia akan bisa menjawab. 
> 
> 
> Langkah berikutnya PENGURANGAN. 
> 
> Pola ini sama dengan pola penjumlahan.  
> Katakan  "sepuluh  kurang  satu  samadengan
> sembilan"  Dan perlihatkan sejenak kartu berbola sembilan.
> Kemudian katakan "sepuluh kurang sembilan samadengan satu".
> 
> Pada hari ke-41 anda dapat  mengajarkan mulai dari duapuluh
> kurang  satu sampai dengan duapuluh kurang sembilan belas.
> Maka  ia  sekarang  sedang menerima sembilan waktu belajar
> yang  sangat  ringkas  setiap  harinya  dengan urut-urutan
> sebagai   berikut:   Kartu-kartu  bilangan,  penjumlahan,
> pengurangan,  kartu  bilangan,  penjumlahan,  pengurangan,
> kartu bilangan, penjumlahan, pengurangan. 
> 
> Di  hari  ke-42 mulailah dengan tigapuluh kurang satu
> hingga tigapuluh kurang duapuluh sembilan. Pada hari ke-43
> mulailah  dengan  soal-soal  pengurangan  dalam bentuk dan
> urutan yang tidak teratur sampai jumlah empatpuluh delapan. 
> 
> 
> 
> Langkah  berikutnya MEMECAHKAN SOAL. 
> 
> Apabila apa yng kita sampikan sungguh-sungguh dan penuh 
> kasih sayang, Insya Allah akan menghasilkan buah yang 
> "harum" baunya dan nikmat rasanya. 
> 
> Kini kita siap mengajarkan memecahkan soal, ingat
> bukan   mengujinya.  Mulailah  dengan  bilangan-bilangan.
> Berlututlah di lantai menghadap anak. Ambillah kartu dengan
> 18  bola  dan  25  bola.  Kemudian  mintalah si anak untuk
> menunjuk  pada 25. Permintaan ini diajukan sambil lalu dan
> riang.  Jangan  suruh dia mengucapkan duapuluh lima, sebab
> kita  tidak  sedang  mengajar  berbicara,  tetapi  sedang
> mengajarkan matematika. Jika ia tidak cukup cepat, katakan
> dengan gembira, "Yang ini, bukan?" sambil mengangkat kartu
> 25  bola.  Inilah  cara  mengajar  yang jujur. 
> 
> Ulangi lagi hingga  anak dapat menunjukkan dengan benar. 
> Jika ia dapat mengetahuinya,  pujilah  dan  peluklah.  
> Bahwa  ia  adalah seorang anak yang terpandai yang pernah 
> kita kenal. Hal ini memang betul bukan ? 
> 
> Begitu kita meluapkan kegembiraan dia akan secepatnya
> menaruh  minat pada matematika untuk selamanya. Ia menjadi
> yakin   bahwa   matematika  lebih  menyenangkan  daripada
> "gula-gula". Terus lakukan seperti itu, maka anak kita akan
> lebih   cepat   menunjukkannya.   Lakukan   setelah   itu
> pengurangan. 
> 
> Sebagai  catatan jangan memberikan waktu khusus untuk
> memecahkan    soal-soal,   tetapi   campuradukkan   atau
> sewaktu-waktu saja. Hingga anak kita merasakan kesenangan.
> Toh tidak ada tekanan yang kita berikan kepada anak kita. 
> 
> 
> Langkah  berikutnya PERKALIAN  
> 
> Katakan  kepadanya  kita mengajarkan perkalian. 
> Lakukan hal yang sama seperti sebelumnya.
> 
> Mulailah dengan mengatakan "dua kali dua samadengan empat"
> sambil memperlihatkan kartu berbola empat. Teruskan sampai
> "dua  kali lima samadengan sepuluh". 
> Pada hari ke-51, mulai dengan "tiga kali tiga samadengan 
> sembilan". Akhirnya "tiga kali delapanbelas samadengan 
> limapuluh empat". 
> 
> Sampai hari ke  58  kita  sampai  pada  "sepuluh  kali enam 
> samadengan enampuluh".  Pada  waktu  mengajarkan  perkalian 
> kita bisa menyelipkan satu persoalan perkalian. 
> 
> 
> Langkah  berikutnya PEMBAGIAN  
> 
> Pada  hari  ke-60  kita mengajarkan   pembagian.  
> Sampai  langkah  ini  ia  telah mengetahui nilai sebenarnya 
> hingga enampuluh lima. Mulailah dengan mengatakan 
> "empat dibagi dua samadengan dua" hingga
> enampuluh  empat dibagi dua samadengan tigapuluhdua". 
> 
> 
> 
> 
> Pada hari  ke-68  kita  sampai  pada "tujuhpuluh dibagi sepuluh
> samadengan tujuh". 
> 
> Sewaktu-waktu kita selingi dengan soal pembagian. 
> 
> 
> Langkah  berikutnya PERSAMAAN  
> 
> Pada  hari ke-70 kita sudah  menjadi  seorang  ahli  matematika. 
> Katakanlah kita sedang   mengajarkan   persamaan  dengan  
> riang  gembira.
> Sebetulnya ia sudah mengetahui semua persamaan dua langkah.
> Sebab,  memang dua tambah tiga samadengan lima, tujuhpuluh
> dikurangi  tigapuluhsatu  samadengan  tigapuluh  sembilan,
> delapan  kali delapan samadengan enampuluh empat. Sekarang
> berikanlah  soal persamaan tiga langkah. Katakanlah "tujuh
> tambah   tigabelas   kali  tiga  samadengan  ."  Kemudian
> perlihatkanlah  kartu  berbola  enampuluh. 
> 
> Setelah  kita mengajarkan tiga langkah persamaan maka 
> lanjutkanlah dengan langkah-langkah  yang lain. 
> 
> Yakinlah apa yang kita ajarkan akan menghasilkan hasil yang 
> memuaskan. 
> 
> 
> Langkah  selanjutnya  ANGKA-ANGKA.  
> 
> 
> 
> Langkah  ini  amat mudah. Sekarang kita mengambil kartu-kartu 
> yang bertuliskan angka (kartu dg ukuran 14 x 14 cm). 
> Angkatlah kartu yang bertuliskan 1 berwarna merah, dan 
> katakan "ini satu".  
> Lakukan seterusnya hingga hari ke-99 ia akan mengetahui semuanya. 
> 
> Selamat Mencoba !
> 
> 
> 
>  
> 
> Mengajar Bayi Anda Membaca (Metode Glenn Doman) 
> 
> Membaca merupakan salah satu fungsi tertinggi otak manusia dari  semua
> makhluk hidup di dunia ini, cuma manusia yang dapat membaca. 
> 
> Membaca  merupakan  fungsi  yang paling penting dalam hidup dan  dapat
> dikatakan bahwa semua proses belajar didasarkan pada  kemampuan  membaca.
> Anak-anak dapat membaca sebuah kata  ketika usia mereka satu tahun, sebuah
> kalimat ketika
> berusia  dua  tahun,  dan  sebuah buku ketika berusia tiga tahun- dan
> mereka menyukainya. 
> 
> Tahun  1961 satu tim ahli dunia yang terdiri atas, dokter, spesialis
> membaca, ahli bedah otak dan psikolog mengadakan penelitian "Bagaimana
> otak anak-anak berkembang?". Hal ini kemudian berkembang menjadi satu
> informasi yang mengejutkan mengenai  bagaimana anak-anak belajar, apa yang
> dipelajari
> anak-anak, dan apa yang bisa dipelajari anak-anak. 
> 
> Hasil  penelitian  juga  mendapatkan,  ternyata  anak  yang cedera
> otak-pun  dapat membaca dengan baik pada usia tiga tahun atau lebih muda
> lagi. Jelaslah bahwa ada sesuatu yang salah  pada apa yang sedang terjadi,
> pada anak-anak sehat,
> jika di usia ini belum bisa membaca. 
> 
> Penelitian tentang Otak Anak 
> 
> Bagi  otak  tidak  ada  bedanya  apakah  dia 'melihat' atau 'mendengar'
> sesuatu.  Otak dapat mengerti keduanya dengan baik. Yang dibutuhkan adalah
> suara itu cukup kuat dan cukup jelas untuk didengar telinga, dan perkataan
> itu cukup besar dan  cukup  jelas  untuk  dilihat mata sehingga otak dapat
> menafsirkan. 
> 
> Kalau  telinga  menerima  rangsang suara, baik sepatah kata atau  pesan
> lisan,  maka  pesan pendengaran ini diuraikan menjadi   serentetan
> impuls-impuls   elektrokimia   dan diteruskan  ke  otak  yang  bisa
> melihat untuk disusun dan diartikan menjadi kata-kata yang dapat dipahami.
> Begitu  pula  kalau  mata  melihat  sebuah  kata atau pesan
> tertulis.  Pesan  visual  ini diuraikan menjadi serentetan impuls
> elektrokimia dan diteruskan ke otak yang tidak dapat melihat,  untuk
> disusun  kembali dan dipahami. Baik jalur penglihatan  maupun  jalur
> pendengaran sama-sama menuju ke otak dimana kedua pesan ditafsirkan otak
> dengan proses yang sama. 
> 
> Dua faktor yang sangat penting dalam mengajar anak: 
> 
> 1. Sikap dan pendekatan orang tua 
> 
> Syarat terpenting adalah, bahwa diantara orang tua dan anak harus  ada
> pendekatan  yang  menyenangkan, karena belajar membaca merupakan permainan
> yang bagus sekali. 
> 
> Belajar  adalah:
> - Hadiah, bukan hukuman
> - Permainan yang paling  menggairahkan,  bukan  bekerja 
> - Bersenang-senang, bukan bersusah payah 
> - Suatu kehormatan, bukan kehinaan 
> 
> 2.  Membatasi  waktu untuk melakukan permainan ini sehingga betul-betul
> singkat. 
> 
> Hentikan  permainan  ini  sebelum  anak  itu  sendiri ingin
> menghentikannya.
> 
> 
> 
> Bahan yang sesuai: 
> 
> a. bahan-bahan  dibuat  dari  kertas  putih yang agak kaku
>    (karton  poster)  
> b. kata-kata yang dipakai ditulis dengan spidol  besar  
> c. tulisannya  harus rapi dan jelas, model hurufnya 
>    sederhana dan konsisten 
> 
> Tahap-tahap mengajar: 
> 
> TAHAP PERTAMA : (perbedaan penglihatan) 
> 
> Mengajarkan  anak  anda  membaca  dimulai menggunakan hanya lima  belas
> kata saja. Jika anak anda sudah mempelajari 15 kata ini, dia sudah siap
> untuk melangkah ke perbendaharaan kata-kata lain. 
> 
> 1. Ukuran karton : tinggi 15 cm, panjang 60 cm 
> 2. Ukuran  huruf,  tinggi  12,5  cm dan lebar 10 cm, serta setiap huruf
> berjarak kira-kira 1,25 cm 
> 3. Huruf berwarna merah 
> 4. Gunakan huruf kecil (bukan huruf kapital) 
> 5. Buatlah  hanya  15  kata,  misal IBU (UMMI/MAMA/BUNDA), BAPAK
> (ABI/PAPA/AYAH) 
> 6.  Ke-15  kata-kata  pertama  harus terdiri dari kata-kata yang  paling
> dikenal dan paling dekat dengan lingkungannya yaitu  nama-nama  anggota
> keluarga,  binatang peliharaan, makanan kesukaan, atau sesuatu yang
> dianggap penting untuk diketahui oleh sang anak. 
> 
> Hari Pertama 
> 
> Gunakan  tempat  bagian  rumah yang paling sedikit terdapat benda-benda
> yang   dapat  mengalihkan  perhatian,  baik pendengarannya maupun
> penglihatannya. Misalnya, jangan ada radio yang dibunyikan. 
> 
> 1. Tunjukkan  kartu bertuliskan IBU/AYAH atau yang lainnya
> 2. Jangan sampai ia dapat menjangkaunya 
> 3. Katakan dengan jelas  'ini bacaannya IBU/AYAH' 
> 4. Jangan jelaskan apa-apa
> 5. Biarkan  dia  melihatnya  tidak  lebih dari 1 detik 
> 6. Tunjukkan  4 kartu lainnya dengan cara yang sama 
> 7. Jangan meminta  anak  mengulang  apa yang anda ucapkan 
> 8. Setelah kata  ke-5,  peluk, cium dengan hangat dan tunjukkan kasih
> sayang dengan  cara yang menyolok 
> 9. Ulangi 3 kali dengan jarak paling sedikit 1,5 jam 
> 
> Hari Kedua 
> 
> 1. Ulangi pelajaran dasar hari pertama 3 kali 
> 2. Tambahkan lima  kata  baru yang harus diperlihatkan 3 kali sepanjang
> hari kedua. Jadi ada 6 pelajaran 
> 3. Jangan lupa menunjukkan rasa bangga anda 
> 4. Jangan lakukan test, belum waktunya ! 
> 
> Hari Ketiga 
> 
> 1. Lakukan  seperti  hari ke-2 
> 2. Tambahkan lima kata baru seperti hari kedua sehingga menjadi 9
> pelajaran 
> 
> Hari  keempat,  kelima,  keenam  ulangi seperti hari ketiga
> tanpa menambah kata-kata baru. 
> 
> Hari Ketujuh 
> 
> Beri kesempatan pada anak untuk memperlihatkan kemajuannya:
> 1. Pilih  kata  kesukaannya  
> 2. Tunjukkan  kepadanya dan ucapkan denga jelas 'ini apa?' 
> 3. Hitung dalam hati sampai sepuluh  
>    Jika anak anda mengucapkan, pastikan anda gembira dan  tunjukkan
> kegembiraan anda     Jika anak anda tidak memberikan  jawaban atau salah, 
>     katakan dengan gembira apa bunyi kata itu dan teruskan pelajarannya. 
> 
> 
> Ancaman 
> 
> Kebosanan  adalah  satu-satunya ancaman. Jangan sampai anak menjadi bosan.
> "Mengajarnya terlalu lambat akan lebih cepat membuatnya bosan daripada
> mengajarnya terlalu cepat" 
> 
> Pada  tahap  pertama  ini,  dua  hal  luar biasa telah anda lakukan: 
> 
> 1. Dia  sudah  melatih  indera  penglihatan, dan yang lebih penting:  dia
> telah melatih otaknya cukup baik untuk dapat membedakan  bentuk  tulisan
> yang satu dengan yang lainnya.
> 
> 2. Dia  sudah  menguasai  salah satu bentuk abstraksi yang paling  luar
> biasa  dalam  hidupnya:  dia  dapat  membaca kata-kata.  Hanya  ada  satu
> lagi  abstraksi  besar harus dikuasainya, yaitu huruf-huruf dalam abjad. 
> 
> 
> 
> 
>  
> 
> TAHAP KEDUA : (kata-kata diri) 
> 
> Kita  mulai  mengajarkan  anak  membaca  dengan menggunakan kata-kata
> 'diri' karena anak memang mula-mula mempelajari badannya sendiri. 
> 1. Ukuran  karton  12,5 tinggi dan 60 cm panjang 
> 2. Ukuran huruf  10  cm tinggi dan 7,5 cm lebar dengan jarak 1 cm 
> 3. Huruf dan warna seperti tahap pertama 
> 4. Buat 20 kata-kata tentang dirinya, misalnya: 
> tangan    kaki   gigi   jari   kuku  lutut   mata   perut  lidah    pipi
> kuping   dagu   dada   leher   paha  siku  hidung   jempol   rambut
> bibir 
> 5. Dari 3 kelompok kata masing-masing 5 kata di tahap awal, ambil
> masing-masing 1 kata lama dan tambahkan dengan 1 kata baru di tahap kedua 
> 6.  Dari  20  kata baru pada tahap kedua, ambil 10 kata dan jadikan 2
> kelompok kata masing-masing 5 kata 
> 7.  Jadi  sekarang  anda  memiliki: 
> - 3 kelompok kata dari tahap  pertama  yang  sudah  ditambah
>   kata-kata baru 
> - 2 kelompok  kata  baru  dari tahap kedua 
> - total 5 kelompok kata = 25 kata 
> 8. Lakukan seperti tahap pertama 
> 9.  Setelah 5 hari ganti 1 kata dari masing-masing kelompok dengan kata
> baru, sehingga anak mempelajari 5 kata baru. 
> 10.  Setelah  itu  setiap  hari  ganti  1  kata  lama  dari masing-masing
> kelompok  data  dengan  1 kata baru. Dengan demikian setiap hari anak
> belajar 5 kata baru masing-masing satu  dalam  setiap kelompok kata, dan 5
> kata lama diambil setiap harinya. 
> 
> 
> TIPS:  
> 
> 1. Usahakan jangan ada 2 kata yang dimulai dengan yang sama secara
> berurutan, misalnya 'lidah' dengan 'lutut'
> 2.  Anak-anak  usia  6 bulan sudah bisa diajarkan. Lakukan dengan  cara
> yang  persis  sama  kalau  anda  mengajarnya berbicara  
> 3. Ingat,  membaca  bukan  berbicara  
> 4. Usaha mengajar  bayi  membaca  dapat  membaca  dapat mempercepat
> berbicara dan memperluas perbendaharaan kata. 
> 
> TAHAP KETIGA : (kata-kata 'rumah') 
> 
> 
> 
> Sampai  tahap  ini,  baik  orang  tua  maupun  anak  harus melakukan
> permainan membaca ini dengan kesenangan dan minat besar. Ingatlah bahwa
> anda sedang menanamkan cinta belajar dalam  diri  anak  anda, dan
> kecintaan ini akan berkembang
> terus  sepanjang  hidupnya.  Lakukan  permainan ini dengan gembira dan
> penuh semangat. 
> 
> 1. Ukuran karton 7,5 cm tinggi dan 30 cm panjang 
> 2. Ukuran huruf 5 cm tinggi dan 3,5 cm lebar dengan jarak lebih dekat
> 3. Huruf  dan  warna seperti tahap tahap kedua 
> 4. Terdiri dari nama-nama benda di sekeliling anak serta lebih dari 2 suku
> kata, misalnya: 
> kursi, meja, dinding, lampu, pintu, tangga, jendela, dll 
> 5.  Gunakan  cara  pada  tahap  kedua  dengan  setiap  hari menambah  5
> kata  baru dari tahap ke tiga 
> 6. Setelah kata benda, masukkan kata milik, misalnya:  piring, gelas,
> topi, baju,  jeruk,  celana,sepatu,  dll.
> 7. Setelah itu masukkan kata   perbuatan,   misalnya:   duduk,  berdiri,
> tertawa, melompat, membaca, dll 
> 8. Pada tahap kata perbuatan , agar lebih  menarik,  sambil  menunjukkan
> kata  tersebut, anda praktekkan sambil katakana 'Ibu melompat', 'kakak
> melompat', dsb 
> 
> TAHAP KEEMPAT : 
> 
> 1. Ukuran  kartu  4  cm tinggi dan 20 cm panjang 
> 2. Ukuran huruf  5  cm 
> 3. Huruf kecil, warna hitam 
> 4. Tunjukkan kata demi kata seperti tahap sebelumnya lalu gabungkan
> misalnya
> 'ini'  dan  kata  'bola'  menjadi  'ini  bola'. 
> 5. Lakukan beberapa kata beberapa kali setiap hari. 
> 
> TAHAP KELIMA : (susunan kata dalam kalimat) 
> 
> 1. Pilihkan   buku   sederhana   dengan   syarat   :  
>    Perbendaharaan  kata  tidak  lebih dari 150 kata 
>    Jumlah kata dalam 1 halaman tidak lebih dari 15-20 kata
>    Tinggi huruf  tidak  kurang dari 5 mm 
>    Sedapat mungkin teks dan gambar   terpisah.  
>    Carilah  yang  mendekati  persyaratan tersebut 
> 2. Salinlah  kata-kata yang ada setiap halaman tersebut ke
>    dalam satu kartu kira-kira ukuran 1 kertas A4. Huruf hitam,
>    ukuran   tinggi  huruf  2,5  cm.  Jumlah  kartu  'susunan 
>    kata-kata'  sama  dengan jumlah halaman buku. Ukuran kartu
>     harus  sama walaupun jumlah kata tidak sama. Sekarang anda
>    sudah mempunyai kartu-kartu dengan kata-kata yang ada dalam
>    setiap  halaman  buku  yang akan dibaca anak. Lubangi sisi
>    kartu-kartu  untuk dijilid menjadi sebuah buku yang isinya
>    sama namun ukurannya lebih besar. 
> 3. Bacakan  kartu  demi  kartu  pelan-pelan, sehingga anak
>     belajar  kalimat  demi kalimat. 
> 4. Bacakan dengan ekspresi sesuai  dengan  kalimat  bacaan.  
> 5. Lakukan secara rutin, minimal  5  kartu sebanyak 3 kali selama 5 hari. 
> 6. Ketika membaca kartu pada hari lainnya, kartu yang lama sebaiknya
>     diulang.  Setelah  selesai  kartu-kartu  dibaca, simpanlah
>     beurutan  di dalam sebuah map atau dibinding deperti buku.
> 7.   Pada   saat   selesai  1  buku,  berilah  ijazah  yg
>     ditandatangani  ibu,  yg  menyatakan  bahwa pada hari ini,
>      tanggal  ini,  pada usia anak sekian, telah selesai dibaca
>     buku ini. 
> 
> 
> 
> 
> TAHAP KEENAM : (susunan kata dalam kalimat) 
> 
> Pada tahap ini, anak sudah siap membaca buku yg sebenarnya, karena dia
> sudah 2 kali melakukan hal itu. Perbedaan ukuran huruf dari 5 cm (Tahap
> 4), 2,5 cm (Tahap 5) dan 5 mm (Tahap 6 ini) adalah sangat berarti
> khususnya bagi anak yang masih
> sangat  muda,  karena  itu  juga  berarti  anda  membantu mendewasakan dan
> memperbaiki indera penglihatannya. 
> 
> Kunci Keberhasilan 
> 
> 1. Jangan membosankan anak 
> 
> 2. Jangan memaksa anak 
> 
> 3. Jangan tegang   
> 
> 4. Jangan   mengajarkan  abjad  terlebih  dahulu
> 
> 5. Bergembiralah  
> 
> 6. Ciptakan  cara baru 
> 
> 7. Jawablah semua pertanyaan anak 
> 
> 8. Berilah buku bacaan yang bermutu 
> 
> 
> Penutup 
> 
> Pada  dasarnya  anak  memiliki  kemampuan  yang luar biasa, khususnya
> pada  usia  yg  semakin kecil. Hanya diperlukan perhatian, kemauan,
> ketekunan serta yang utama kasih saying orangtua untuk membuatnya mampu
> mengeluarkan potensinya yg
> luar biasa tsb. 
> 
> Keinginan  orangtua  pada  umumnya adalah : 
> 1. Menginginkan anak  mereka  bahagia  di dalam hidupnya dengan menjadikan
> anak  mereka  tangguh  dan  siap  bersaing.  
> 2. Untuk  itu dibutuhkan  anak  yg cerdas baik rasional maupun emosional
> serta  rasa ingin tahu yang besar. 
> 3. Anak dapat diketahui rasa ingin tahunya yang besar dari banyaknya
> pertanyaan yg diajukannya.  
> 4. Untuk  memuaskan rasa ingin tahunya, anak harus  dibimbing  supaya
> suka  membaca. 
> 5. Agar anak suka membaca,  dibutuhkan  kemampuan  membaca  dan sarana
> untuk membaca yang tidak lepas dari buku. 
> 
> Jadi, dengan buku yg merupakan "JENDELA ILMU", anak akan
> mampu  membuka  cakrawala  kehidupan  masa depannya dengan
> keceriaan. 
>                                     
> 
> "Selamat berkarya untuk anak-anak tercinta !"
> 
> 
> 
> 
> 
>  
> 
>  
> 
>  
> 
>  
> 
>  
> 
>  
> 
>  
> 
>  
> 

---------------------------------------------------------------------
>> Mau kirim bunga hari ini ? Klik, http://www.indokado.com/
>> Info balita, http://www.balita-anda.com
>> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke