Re: [balita-anda] DHA Sulit Diserap Bayi

2000-09-24 Terurut Topik LSMumi



>Dear netters,

> DHA Sulit Diserap Bayi
> Media Indonesia - Kesra (9/22/00)
>
> Jangan Terpengaruh Iklan Susu dst dst ...
Setelah empat bulan, katanya, bayi dapat diberikan tempe yang mengandung
pula asam linoleat maupun asam linolenat karena lemaknya termasuk ikatan
rantai  panjang

 setelah mencapai berumur enam bulan, bayi juga dapat
> diberikan ikan laut yang secara alami mengandung pula kedua lemak asam itu
tanpa harus mengonsumsi susu formula.
...kutipan dari DHA sulit di serap bayi

bagaimana cara penyajian tempe dan ikan untuk bayi ?  berapa banyak? Karena
bayi 4 bulan mulai makan bubur cereal/bubur susu.mungkin juga bisa mulai
mengkonsumsi kecap?

mohon sharing nya .

wasalam,

bunda Izhar




>> Kirim bunga ke-20 kota di Indonesia? Klik, http://www.indokado.com
>> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]


















[balita-anda] DHA Sulit Diserap Bayi

2000-09-21 Terurut Topik Imelda Pasni



FYI


Regards,
Imelda
===

DHA Sulit Diserap Bayi
Media Indonesia - Kesra (9/22/00)

Jangan Terpengaruh Iklan Susu
JAKARTA (Media): Tingkat konsumsi Docosahexanoic Acid (DHA) yang berlebihan akan
membahayakan metabolisme tubuh. Sebab, tubuh terpaksa dibebani pekerjaan yang
lebih berat untuk mengeluarkan kelebihan asam lemak esensial tersebut.
Spesialis penyakit anak dr Utami Roesli, MBA, mengutip hasil penelitian yang
dilaksanakan di Australia, Amerika Serikat, maupun Eropa bahwa di tiga kawasan
negara maju ini, belum dihasilkan efektivitas dari penambahan DHA dalam produk
susu maupun makanan bayi dan anak-anak termasuk untuk ibu hamil.
"Jadi, belum ada anjuran untuk menambahkan unsur asam linoleat dan asam
linolenat itu ke dalam susu," ujarnya kepada Media, kemarin, di Jakarta.
Lebih jauh ditegaskan, seperti juga dalam lemak susu sapi, maka asupan DHA
tersebut bukan merupakan ikatan rantai panjang, sehingga masih sulit diserap
oleh pencernaan bayi.
Terlebih lagi, katanya, karena susu yang akan dikonsumsi ini harus dibuat dengan
menggunakan air panas hingga mengalami proses pemanasan. Akibatnya, aktivitas
enzim desaturase dan elongase yang memfasilitasi pembentukan DHA dalam tubuh
secara otomatis hancur.
Karena itu, Utami sebagai pakar air susu ibu (ASI) mengingatkan kepada
masyarakat, khususnya kaum ibu, supaya jangan terpengaruh terhadap iklan susu
dan makanan pendamping ASI yang mengandung DHA dengan iming-iming mampu
meningkatkan kecerdasan bayi.
"Asam lemak esensial tersebut justru cukup terkandung dalam ASI, bahkan unsur
DHA-nya tergolong ikatan rantai panjang yang sangat mudah diserap oleh
pencernaan bayi," ujarnya.
Karena itu dia menganjurkan, agar bayi diberikan ASI sejak lahir sampai umur
empat bulan, karena asam lemak ASI juga terdiri dari asam arakidonat. "Berarti,
kandungannya melebihi unsur asam linoleat maupun asam linolenat."
Setelah empat bulan, katanya, bayi dapat diberikan tempe yang mengandung pula
asam linoleat maupun asam linolenat karena lemaknya termasuk ikatan rantai
panjang.
Utami menjelaskan, setelah mencapai berumur enam bulan, bayi juga dapat
diberikan ikan laut yang secara alami mengandung pula kedua lemak asam itu tanpa
harus mengonsumsi susu formula.
[Menyesatkan]
Ketua Lembaga Peningkatan Penggunaan ASI Rumah Sakit Saint Carolus ini mengakui,
semboyan `Empat Sehat Lima Sempurna` yang berlaku sejak dulu dinilai telah
menyesatkan masyarakat.
"Orang menganggap konsumsi makanan sehari-hari belum sempurna jika tidak minum
susu. Susu bukan berarti tidak penting, namun bukan segala-galanya," tegasnya
lagi.
Dia bahkan melihat iklan susu maupun makanan bayi dan anak-anak yang
disuplementasi dengan DHA cenderung menyesatkan masyarakat, karena para
produsennya memanfaatkan kebodohan konsumen yang tak memahami manfaat
sesungguhnya dari unsur tambahan tersebut.
Sementara, kalangan spesialis gizi di Indonesia umumnya menyatakan masih awam
terhadap kandungan DHA dalam susu. Karena sampai sejauh ini, belum pernah
dilakukan penelitian tentang manfaatnya.
Dokter Soebagyo Sumodihardjo, MSc, pakar gizi dari Bagian Ilmu Gizi Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, mengungkapkan pihaknya baru mengetahui hal itu
dari media massa.
Ketika ditemui Media usai pembukaan lokakarya `Pemerataan serta Peningkatan
Pemanfaatan Lulusan Pendidikan Tenaga Kesehatan di Sektor Non-Departemen
Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial` kemarin, di Jakarta, dia belum bersedia
dimintai komentarnya.
"Saya baru mengkliping dan belum membaca literatur," ujarnya. Dia berjanji
memberitahukan hal tersebut seminggu kemudian setelah segala informasi
dikumpulkan dari berbagai sumber.
Spesialis gizi anak dr Sri S. Nasar sebelumnya menginformasikan bahwa overdosis
DHA pada manusia, sejauh ini baru terlihat dialami orang Eskimo yang banyak
mengkonsumsi ikan laut.
Dikatakan bahwa gejalanya berupa perdarahan, mirip flek-flek berwarna kebiruan
di kulit. "Efek yang lain baru ditemukan pada monyet maupun tikus, tapi
gejalanya berbeda." (Rse/V-1)




>> Kirim bunga ke-20 kota di Indonesia? Klik, http://www.indokado.com
>> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]