Tanggal 06/10/2001 jam 17.00 adik saya memeriksakan kandungannya ke RS
Hermina Jatinegara oleh dr. Endjun. Menurut dokter Endjun, kandungan atau si
jabang bayi dalam keadaan sehat dan baik baik saja.
Kemudian dokter Endjun menyarankan untuk dilakukan induksi pada hari minggu
tanggal 07/10/2001, dengan
tujuan supaya merangsang bayi cepat keluar.
Hari Minggu tanggal 07/10/2001 adik saya datang ke RS Hermina Jatinegara
untuk melakukan Induksi, sesuai janji. Sebelum di induksi adik saya
diperiksa rekam jantung dan di USG terlebih dahulu, alangkah kagetnya
jantung si bayi sudah tidak ada. Kemudian saya bertanya pada dr. Endjun
mengenai penyebab kematian si
jabang bayi, dengan enteng dijawab itu sudah kehendak Allah dan bisa saja
terjadi pada semua manusia yang hidup.
Apabila kita ingin memastikan kematian si bayi, kita harus melakukan otopsi
terlebih dahulu kepada si jabang
bayi. Kemudian adik saya diperintahkan pulang dan kembali lagi hari selasa
untuk dikeluarkan si jabang bayi.

Jam 17.00 saya menghubungi dokter kandungan lain (dokter keluarga) yang
kebetulan praktek di RS Evasari
Setelah saya hubungi, Dr. A menyuruh saya datang RS untuk diperiksa keadaan
adik saya. Setelah diperiksa rekam jantung dan di USG, keadaan si bayi sudah
meninggal dan penyebab kematian terlibat tali pusat.

Jam 23.00 Jabang bayi dikeluarkan dari kandungan si ibu dengan kondisi yang
sangat menyedihkan sekali,
dimana hampir seluruh bagian tubuh berwarna biru keungu-unguan dan batok
kepala yang hampir hancur.
Mungkin anda dapat bayangkan bagaimana perasaan seorang ibu yang sudah
menunggu kelahiran seorang
bayi selam 6 tahun, tetapi begitu lahir bayi sudah meninggal dengan keadaan
yang sangat menyedihkan.

Saya sebagai orang yang beriman hanya bisa bersabar dan bertawaqal atas
kejadian ini, dan saya percaya 
akan takdir, bahwa itu semua adalah kehendak Allah SWT.

Tetapi yang membuat saya bingung, kenapa seorang dokter yang biasa memeriksa
secara rutin 1x seminggu
tidak mengetahui keadaan bayi yang sudah meninggal selama beberapa hari. dan
apa alasan si dokter menyuruh si ibu untuk mengeluarkan si bayi hari selasa.
Saya tidak dapat membayangkan seandainya si bayi
dikeluarkan hari selasa, mungkin semua anggota badan yang ada sudah putus
semua.

Tulisan ini saya buat tidak lain adalah untuk mengoreksi bahwa perbuatan
yang baru saja terjadi jangan sampai terulang kembali pada orang lain.
Karena kita sebagai konsumen atas pemakai jasa dokter hanya bisa
menerima tanpa bisa menuntut.
Mudah mudahan peristiwa ini tidak terjadi pada orang lain.


Ismayana Ando




























 












































































>> Kirim bunga ke kota2 di Indonesia dan mancanegara? Klik, http://www.indokado.com/
>> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]








Kirim email ke