Sebagai renungan dan semoga bermanfaat. Bagi yang sudah pernah
mendapatkannya, boleh langsung didelete.
 
Tks.

----- Original Message ----- 
From: Kurniawati <mailto:[EMAIL PROTECTED]>  

Untuk direnungkan.....  dan diamalkan....



Adalah seorang anak yang bersifat pemarah.

Untuk mengurangi kebiasaan marah sang anak, ayahnya memberikan sekantong



paku dan mengatakan pada anak itu untuk memakukan sebuah paku di pagar

 belakang setiap kali dia marah...



Hari pertama anak itu telah memakukan 48 paku ke

pagar setiap kali dia marah....

Lalu secara bertahap jumlah itu berkurang....

Dia mendapati bahwa ternyata lebih mudah menahan

amarahnya daripada  memakukan paku ke pagar......



Akhirnya tibalah hari dimana anak tersebut merasa sama sekali bisa

mengendalikan amarahnya dan tidak cepat kehilangan kesabarannya...

Dia memberitahukan hal ini kepada ayahnya, yang kemudian

mengusulkan agar dia mencabut satu paku untuk setiap hari dimana dia

tidak marah....



Hari-hari berlalu dan anak itu akhirnya

memberitahu ayahnya bahwa semua

paku telah tercabut olehnya...

Lalu sang ayah menuntun anaknya ke pagar....

"hmm. . . . ?

Kamu telah berhasil dengan baik anakku..., tapi, lihatlah lubang-lubang

 di  pagar ini, pagar ini tidak akan pernah bisa sama seperti

sebelumnya,  ketika kamu mengatakan 'sesuatu' dalam kemarahan...



Kata-katamu meninggalkan bekas seperti lubang

ini...di hati orang lain.    Kamu dapat menusukkan pisau pada seseorang,

lalu

mencabut pisau itu...

Tetapi tidak peduli beberapa kali kamu minta  maaf.... Luka itu akan

tetap ada... dan luka karena kata-kata adalah lebih pedih dari

pada luka fisik,  karena akan terbawa sampai ajal .."

Kirim email ke