RE: [balita-anda] Penerbangan dengan KLM

1999-10-08 Terurut Topik Pongtuluran, Yulianto (KPC)

Iby Aneke,

Cobalah memberi info (mungkin berupa surat, E-mail) kepada pejabat
pihak KLM.
Ini sangat berarti buat komandan-2nya bahwa keadaan dilapangan tidak
sesuai lagi dengan etika penerbangan mereka.


 Rekan-rekan balita-anda, ini ada pengalaman buruk rekan kita yang
 menggunakan Penerbangan KLM (Paris-Jakarta), sekedar buat referensi.
 
 Yudi
 
 
 -- Forwarded by Yudiati Kuniko on 05/10/99 11:02 AM
 ---
 
 
 Jerome Monscavoir [EMAIL PROTECTED] on 02/10/99 11:18:17 PM
 
 Please respond to Jerome Monscavoir [EMAIL PROTECTED]
 
 To:   Yudiati Kuniko@Price Waterhouse-Aust
 cc:
 Subject:
 
 
 
 
 Mbak Yudi yang baik,... saya punya pengalaman buruk dengan anak saya pada
 saat penerbangan Paris - Jakarta dengan KLM. Saya ingat Mbak Yudi adalah
 anggota Milis Balita. Saya minta tolong Mbak Yudi untuk memforwardkan dua
 bagian surat keluhan saya ini di Milis balita, supaya rekan rekan lebih
 hati hati dalam memilih perusahaan penerbangan bila membawa bayi.
 
 Terima kasih Mbak.
 
 Aneke Sandra
 
 
 Aneke Sandra:
 Saya dan suami melakukan perjalanan Paris - Jakarta (bolak balik) dengan
 KLM, dan kami
 membawa dua bayi berumur 7 bulan dan 19 bulan. kami SANGAT kecewa dengan
 pelayanan KLM kepada kami.
 
 Kami membuat surat keluhan ini dalam bagian karena cukup panjang.
 
 berikut keluhan kami :
 
 1. Pada saat booking tiket mereka tidak memberitahukan adanya transit di
 Singapura. Mereka hanya memberitahukan transit di Amsterdam.
 
 2. Pada saat berangkat, setelah transit di Singapura untuk menyelesaikan
 penerbangan ke Jakarta mereka memberikan "Baby basket" sesuai pesanan kami
 pada saat booking. Tapi pada saat pulang (untuk berhenti transit di
 Singapura), mereka tidak mau memberi kita Baby basket sesuai pesanan kami,
 dengan alasan jarak tempuh yang terlalu pendek, dan mereka tidak punya
 waktu
 untuk memasang "baby basket" karena sibuk mengurus penumpang lain. Kalau
 benar jarak tempuh terlalu pendek, lalu mengapa pada penerbangan pertama
 mereka memberikannya ? Apakah bayi tidak mempunyai prioritas ?
 
 3. Sepanjang perjalanan pulang, mereka benar benar tidak memperdulikan
 bayi
 bayi kami. Bahkan untuk meminta susu botol kepada mereka pun susah sekali.
 Setiap kali saya meminta susu, mereka selalu menggerutu, dan menanyakan
 dengan ketus "What do you need more for your baby ? You have to know that
 we
 are so bussy right know !". Bussy ? Pada saat itu mereka sedang menawarkan
 minuman untuk setiap penumpang ?  Apakah bayi bukan penumpang ? Mereka
 juga
 membayar 20 % harga tiket dewasa ! Mereka tidak mendapat tempat di
 pesawat,
 minimak mereka mendapat jatah makanan dan minuman seperti yang lain. Pada
 saat booking, kami juga meminta baby meal. Bagian reservation KLM sudah
 meng-iyakan,tapi kenyataannya, jangankan baby meal, mendapat susu pun
 susah
 sekali.
 
 Anak saya yang terbesar (yang berumur 19 bulan) baru keluar dari rumah
 sakit
 karena muntaber, dan dengan bantuan Mondial Assistance (asuransi
 kesehatan),
 kami sudah memberitahukan mengenai hal ini. Harapan kami, mereka dapat
 memperhatikan kebutuhan anak saya yang mencret dan muntah muntah tersebut.
 Minimal didalam pesawat mereka memperhatikan minuman anak saya. Karena
 dengan muntah dan mencret, serta infeksi usus yang dia miliki kami sangat
 khawatir akan dehidrasi (kekurangan cairan) dalam tubuhnya, apalagi udara
 dalam pesawat yang kering karena AC. Pihak KLM memberitahu kami bahwa
 mereka
 tidak pernah diberitahu bahwa ada penumpang yang sakit (hal ini harus saya
 usut, karena saya meminta bantuan Mondial Assistance untuk menghubungi KLM
 dan mereka bilang bahwa mereka sudah memberitahukan keadaan anak kami).
 Yang
 saya sesalkan adalah reaksi mereka , walaupun ini mungkin adalah kelalain
 dari Mondial Assistance untuk mensinyalir keadaan anak kami, toh mereka
 tidak berbuat banyak. Sesampainya di Amsterdam, anak saya dalam keadaan
 dehidrasi yang membuatnya sangat lesu, dan lemah. Mereka bahkan tidak bisa
 meminta pihak bandara untuk menyediakan kursi dorong untuk anak saya (saya
 juga mendapat masalah dengan kereta dorong -lihat point dibawah).
 
 4. Saya membawa satu kereta dorong bayi yang dapat dilipat menjadi sangat
 kecil (kami khusus membelinya dengan harapan bisa kami bawa didalam
 pesawat), pada saat check in, kami sudah menanyakan kemungkinan membawa
 kereta dorong ini didalam pesawat, karena saya tahu bandara udara schiphol
 di Amsterdam SANGAT besar, dan untuk menuju satu gate ke gate lainnya
 sangatlah panjang jarak yang harus kami tempuh, dengan dua bayi dan semua
 koper, kami sangat memerlukan kereta dorong tersebut. Kereta dorong itu
 hanya bisa kami bawa sampai di pesawat dan mereka berjanji akan
 memberikannya pada saat transit di bandara udara Schiphol. Hasilnya bohong
 belaka. Mereka menyatukannya dengan koper koper lain di pesawat. Ini
 terjadi
 dua kali (pada saat pulang dan pergi). Malahan pada saat pulang 

[balita-anda] Penerbangan dengan KLM

1999-10-05 Terurut Topik yudiati.kuniko

Rekan-rekan balita-anda, ini ada pengalaman buruk rekan kita yang
menggunakan Penerbangan KLM (Paris-Jakarta), sekedar buat referensi.

Yudi


-- Forwarded by Yudiati Kuniko on 05/10/99 11:02 AM
---


Jerome Monscavoir [EMAIL PROTECTED] on 02/10/99 11:18:17 PM

Please respond to Jerome Monscavoir [EMAIL PROTECTED]

To:   Yudiati Kuniko@Price Waterhouse-Aust
cc:
Subject:




Mbak Yudi yang baik,... saya punya pengalaman buruk dengan anak saya pada
saat penerbangan Paris - Jakarta dengan KLM. Saya ingat Mbak Yudi adalah
anggota Milis Balita. Saya minta tolong Mbak Yudi untuk memforwardkan dua
bagian surat keluhan saya ini di Milis balita, supaya rekan rekan lebih
hati hati dalam memilih perusahaan penerbangan bila membawa bayi.

Terima kasih Mbak.

Aneke Sandra


Aneke Sandra:
Saya dan suami melakukan perjalanan Paris - Jakarta (bolak balik) dengan
KLM, dan kami
membawa dua bayi berumur 7 bulan dan 19 bulan. kami SANGAT kecewa dengan
pelayanan KLM kepada kami.

Kami membuat surat keluhan ini dalam bagian karena cukup panjang.

berikut keluhan kami :

1. Pada saat booking tiket mereka tidak memberitahukan adanya transit di
Singapura. Mereka hanya memberitahukan transit di Amsterdam.

2. Pada saat berangkat, setelah transit di Singapura untuk menyelesaikan
penerbangan ke Jakarta mereka memberikan "Baby basket" sesuai pesanan kami
pada saat booking. Tapi pada saat pulang (untuk berhenti transit di
Singapura), mereka tidak mau memberi kita Baby basket sesuai pesanan kami,
dengan alasan jarak tempuh yang terlalu pendek, dan mereka tidak punya
waktu
untuk memasang "baby basket" karena sibuk mengurus penumpang lain. Kalau
benar jarak tempuh terlalu pendek, lalu mengapa pada penerbangan pertama
mereka memberikannya ? Apakah bayi tidak mempunyai prioritas ?

3. Sepanjang perjalanan pulang, mereka benar benar tidak memperdulikan bayi
bayi kami. Bahkan untuk meminta susu botol kepada mereka pun susah sekali.
Setiap kali saya meminta susu, mereka selalu menggerutu, dan menanyakan
dengan ketus "What do you need more for your baby ? You have to know that
we
are so bussy right know !". Bussy ? Pada saat itu mereka sedang menawarkan
minuman untuk setiap penumpang ?  Apakah bayi bukan penumpang ? Mereka juga
membayar 20 % harga tiket dewasa ! Mereka tidak mendapat tempat di pesawat,
minimak mereka mendapat jatah makanan dan minuman seperti yang lain. Pada
saat booking, kami juga meminta baby meal. Bagian reservation KLM sudah
meng-iyakan,tapi kenyataannya, jangankan baby meal, mendapat susu pun susah
sekali.

Anak saya yang terbesar (yang berumur 19 bulan) baru keluar dari rumah
sakit
karena muntaber, dan dengan bantuan Mondial Assistance (asuransi
kesehatan),
kami sudah memberitahukan mengenai hal ini. Harapan kami, mereka dapat
memperhatikan kebutuhan anak saya yang mencret dan muntah muntah tersebut.
Minimal didalam pesawat mereka memperhatikan minuman anak saya. Karena
dengan muntah dan mencret, serta infeksi usus yang dia miliki kami sangat
khawatir akan dehidrasi (kekurangan cairan) dalam tubuhnya, apalagi udara
dalam pesawat yang kering karena AC. Pihak KLM memberitahu kami bahwa
mereka
tidak pernah diberitahu bahwa ada penumpang yang sakit (hal ini harus saya
usut, karena saya meminta bantuan Mondial Assistance untuk menghubungi KLM
dan mereka bilang bahwa mereka sudah memberitahukan keadaan anak kami).
Yang
saya sesalkan adalah reaksi mereka , walaupun ini mungkin adalah kelalain
dari Mondial Assistance untuk mensinyalir keadaan anak kami, toh mereka
tidak berbuat banyak. Sesampainya di Amsterdam, anak saya dalam keadaan
dehidrasi yang membuatnya sangat lesu, dan lemah. Mereka bahkan tidak bisa
meminta pihak bandara untuk menyediakan kursi dorong untuk anak saya (saya
juga mendapat masalah dengan kereta dorong -lihat point dibawah).

4. Saya membawa satu kereta dorong bayi yang dapat dilipat menjadi sangat
kecil (kami khusus membelinya dengan harapan bisa kami bawa didalam
pesawat), pada saat check in, kami sudah menanyakan kemungkinan membawa
kereta dorong ini didalam pesawat, karena saya tahu bandara udara schiphol
di Amsterdam SANGAT besar, dan untuk menuju satu gate ke gate lainnya
sangatlah panjang jarak yang harus kami tempuh, dengan dua bayi dan semua
koper, kami sangat memerlukan kereta dorong tersebut. Kereta dorong itu
hanya bisa kami bawa sampai di pesawat dan mereka berjanji akan
memberikannya pada saat transit di bandara udara Schiphol. Hasilnya bohong
belaka. Mereka menyatukannya dengan koper koper lain di pesawat. Ini
terjadi
dua kali (pada saat pulang dan pergi). Malahan pada saat pulang (di bandara
Charles De Gaulles -Paris), kami kesulitan mendapatkan kereta dorong
tersebut sampai kami membutuhkan seorang staff bandara untuk
mendapatkannya.

5. Pelayanan yang kurang (bahkan TIDAK) memuaskan ini terutama adalah
penerbangan pulang Jakarta - Amsterdam, dengan nomor KL 838 pada tanggal 30
september 1999. Untuk penerbangan selanjutnya KL 1227 Amsterdam -