Re: [balita-anda] RE: Minuman Bergas bagi Anak====== EFEK MINUM TEH

2001-01-17 Terurut Topik Rini . Sumarni



Kalau  baca  artikel dibawah  ini, mendingan  kita  minum air  putih  aja  kali
yach..


Minum teh setelah makan terbukti bisa mengakibatkan  anemia. Hal itu
ditegaskan tim periset dari Bagian Kesehatan Ibu dan Anak Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang, di depan para dokter di kampus
itu, 22 Mei lalu. Tim itu
memaparkan penelitian mereka, yang dilakukan secara acak di Jawa Tengah,
terhadap 12.000 balita (anak berusia di bawah lima tahun) dan 3.000 ibu
hamil selama enam bulan pada pertengahan 1999. Sebagian responden,
berdasarkan pengakuan lewat wawancara, mempunyai kebiasaan minum teh setelah
makan dan sebagian lainnya makan tanpa minum teh. Hasil riset secara umum
menunjukkan bahwa mereka yang memperoleh menu berteh mengalami penurunan
kandungan zat besi, terlihat dari rendahnya kadar hemoglobin (Hb) dalam
darah mereka.
Sementara itu, yang tidak punya kebiasaan menyeruput teh seusai makan,
Hb-nya
normal-normal saja. Secara spesifik, anemia itu dialami oleh 58 persen ibu
hamil dan 63 persen balita dari keseluruhan sampel. Seberapa turun Hb
mereka?
"Sangat rendah," kata Dr. J.C. Susanto, Sp.A. (K), anggota tim. Rata-rata
mereka hanya memiliki kandungan Hb 5 g/dL. Padahal, ibu hamil dan balita
harus
mempunyai kadar Hb 11 g/dL. Bagi ibu hamil, rendahnya kadar Hb bisa
mengganggu
proses persalinan dan menyebabkan bayi yang dikandungnya berbobot rendah.
Bagi balita dan anak-anak, minimnya Hb bisa berpengaruh terhadap tingkat
kecerdasan mereka.
Riset dari Undip itu memperkuat hasil penelitian para periset di Barat, T.A.
Morck, S.R. Lynch, dan J.D. Cook, yang pernah dipublikasikan The American
Journal of Clinical Nutrition pada 1983. Menurut riset itu, minum teh paling
tidak sejam sebelum atau setelah makan akan mengurangi daya serap sel darah
terhadap zat besi 64 persen. Pengurangan daya serap akibat teh ini lebih
tinggi
daripada akibat sama yang ditimbulkan oleh konsumsi segelas kopi usai makan.
Kopi, menurut riset itu, mengurangi daya serap hanya 39 persen. Pada teh,
pengurangan daya serap zat besi itu diakibatkan oleh zat tanin. Selain
mengandung tanin, teh juga mengandung beberapa zat, antara lain kafein,
polifenol, albumin, dan vitamin. Tanin bisa mempengaruhi penyerapan zat besi
dari makanan_terutama yang masuk kategori heme non-iron, misalnya
padi-padian,
sayur-mayur, dan kacang-kacangan. ''Bila kita makan menu standar plus
segelas
teh, zat besi yang diserap hanya setengah dari yang semestinya," kata
Susanto.
Juga ada penjelasan lain. Menurut Dr. Rachmad Soegih, ahli gizi dari RS
Cipto
Mangunkusumo, Jakarta, zat tanin itu sendiri memang menghambat produksi
hemoglobin. Kalau memang mau menghindari teh dan mendapatkan banyak zat
besi,
sebaiknya teh digantikan air jeruk sebagai peneman makan. ''Makan nasi pecel
dengan jeruk memperbesar penyerapan zat besi bila dibandingkan dengan minum
es
teh," kata Susanto. Kenapa? Vitamin C rupanya memperbesar penyerapan zat
besi
oleh tubuh.


Apakah fakta ini membuat minum teh harus ''diharamkan" sama sekali? Jangan
salah. Soalnya, teh mengandung zat lain yang  berrfungsi positif. Zat
xantine,
misalnya, berfungsi merangsang susunan saraf pusat. Rangsangan itu bisa
menstimuli saraf simpatik yang mengakibatkan aliran darah menjadi lebih
aktif.
Selain itu, xantine juga mempunyai efek laxan dan dioritik, sehingga orang
yang
mengonsumsi teh akan sering buang air. ''Karena itulah teh dikatakan dapat
melangsingkan tubuh," kata Rachmad, yang sering dikunjungi pasien yang ingin
melangsingkan tubuh itu.


Ada kiat minum teh yang tepat, agar minuman dari dedaunan ''warisan kaisar
Cina" itu tidak menghambat produksi zat besi dalam sel darah. Menurut
Rachmad,
teh akan berefek baik bagi tubuh bila dikonsumsi pada pagi dan sore,
disertai
karbohidrat dan protein, misalnya roti dan biskuit. Kiat lain, ya,
memberikan
jeda minum teh setelah makan, misalnya dua jam setelah makan. Jeda itu
diperlukan karena rentang waktu itu diperkirakan cukup bagi usus 12 jari dan
usus halus bagian atas untuk melakukan proses penyerapan makanan. Jadi,
boleh-boleh saja menyeruput teh kapan pun, asal tidak setelah makan.





Rien [EMAIL PROTECTED] on 01/17/2001 02:46:40 PM

Please respond to [EMAIL PROTECTED]

To:   [EMAIL PROTECTED]
cc:(bcc: Rini.Sumarni/dlcmsind/Dlcms)

Subject:  Re: [balita-anda] RE: Minuman Bergas bagi Anak



Mamanya Kevin,
teh botol bukan minuman berkarbonasi. Efek buruknya minum teh dekat
waktu / persis sesudah makan, adalah mengganggu penyerapan zat besi dari
makanan yg. kita makan tadi. Karena itu sebaiknya ibu hamil tidak minum
teh sebagai teman makannya. Lebih baik air putih. Kalo sesudah beberapa
lama dari waktu makan mau minum teh, ya boleh2 saja.

Salam,
Rien.

Debby wrote:

 Halo rekan sekalian , jumpa lagi

 Maaf, saya sedikit ketinggalan nih mengenai topik 'Minuman Bergas bagi
 anak', saya tiba2x teringat dg anak ipar (17 bln) yg hobi sekali
 nyeruput
 teh botol (merk sosro atau apa yah..., maaf lupa), mau makan atau mau
 minum
 maunya pake teh 

RE: [balita-anda] RE: Minuman Bergas bagi Anak====== EFEK MINUM TEH

2001-01-17 Terurut Topik Sugiarti

Kalau menurut saya pribadi, semua yang terlalu berlebihan itu tidak baik,
harus seimbang.
Hampir sebagian besar makanan yang kita konsumsi bisa menjadi racun dalam
diri kita, jika berlebihan.
Kemaren sodara saya, anaknya ada yang badannya biru tiba-tiba, ternyata dia
baru makan pisang, nggak tanggung-tanggung hampir 1 sisir..., asyik sambil
nonton TV makannya dan kebetulan ibunya sedang tidak ada di rumah, usia 12
tahun.
Menurut dokter yang periksa, katanya keracunan makanan, nah!lho!
Pisang yang sering kita makan sehari-hari juga nggak baik ternyata kalau
kebanyakan.

Mungkin ini sharing informasi dari saya
salam
ibunya laras

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED]
[mailto:[EMAIL PROTECTED]]On
Behalf Of [EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, January 17, 2001 2:56 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [balita-anda] RE: Minuman Bergas bagi Anak== EFEK
MINUM TEH




Kalau  baca  artikel dibawah  ini, mendingan  kita  minum air  putih  aja
kali
yach..


Minum teh setelah makan terbukti bisa mengakibatkan  anemia. Hal itu
ditegaskan tim periset dari Bagian Kesehatan Ibu dan Anak Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang, di depan para dokter di kampus
itu, 22 Mei lalu. Tim itu
memaparkan penelitian mereka, yang dilakukan secara acak di Jawa Tengah,
terhadap 12.000 balita (anak berusia di bawah lima tahun) dan 3.000 ibu
hamil selama enam bulan pada pertengahan 1999. Sebagian responden,
berdasarkan pengakuan lewat wawancara, mempunyai kebiasaan minum teh setelah
makan dan sebagian lainnya makan tanpa minum teh. Hasil riset secara umum
menunjukkan bahwa mereka yang memperoleh menu berteh mengalami penurunan
kandungan zat besi, terlihat dari rendahnya kadar hemoglobin (Hb) dalam
darah mereka.
Sementara itu, yang tidak punya kebiasaan menyeruput teh seusai makan,
Hb-nya
normal-normal saja. Secara spesifik, anemia itu dialami oleh 58 persen ibu
hamil dan 63 persen balita dari keseluruhan sampel. Seberapa turun Hb
mereka?
"Sangat rendah," kata Dr. J.C. Susanto, Sp.A. (K), anggota tim. Rata-rata
mereka hanya memiliki kandungan Hb 5 g/dL. Padahal, ibu hamil dan balita
harus
mempunyai kadar Hb 11 g/dL. Bagi ibu hamil, rendahnya kadar Hb bisa
mengganggu
proses persalinan dan menyebabkan bayi yang dikandungnya berbobot rendah.
Bagi balita dan anak-anak, minimnya Hb bisa berpengaruh terhadap tingkat
kecerdasan mereka.
Riset dari Undip itu memperkuat hasil penelitian para periset di Barat, T.A.
Morck, S.R. Lynch, dan J.D. Cook, yang pernah dipublikasikan The American
Journal of Clinical Nutrition pada 1983. Menurut riset itu, minum teh paling
tidak sejam sebelum atau setelah makan akan mengurangi daya serap sel darah
terhadap zat besi 64 persen. Pengurangan daya serap akibat teh ini lebih
tinggi
daripada akibat sama yang ditimbulkan oleh konsumsi segelas kopi usai makan.
Kopi, menurut riset itu, mengurangi daya serap hanya 39 persen. Pada teh,
pengurangan daya serap zat besi itu diakibatkan oleh zat tanin. Selain
mengandung tanin, teh juga mengandung beberapa zat, antara lain kafein,
polifenol, albumin, dan vitamin. Tanin bisa mempengaruhi penyerapan zat besi
dari makanan_terutama yang masuk kategori heme non-iron, misalnya
padi-padian,
sayur-mayur, dan kacang-kacangan. ''Bila kita makan menu standar plus
segelas
teh, zat besi yang diserap hanya setengah dari yang semestinya," kata
Susanto.
Juga ada penjelasan lain. Menurut Dr. Rachmad Soegih, ahli gizi dari RS
Cipto
Mangunkusumo, Jakarta, zat tanin itu sendiri memang menghambat produksi
hemoglobin. Kalau memang mau menghindari teh dan mendapatkan banyak zat
besi,
sebaiknya teh digantikan air jeruk sebagai peneman makan. ''Makan nasi pecel
dengan jeruk memperbesar penyerapan zat besi bila dibandingkan dengan minum
es
teh," kata Susanto. Kenapa? Vitamin C rupanya memperbesar penyerapan zat
besi
oleh tubuh.


Apakah fakta ini membuat minum teh harus ''diharamkan" sama sekali? Jangan
salah. Soalnya, teh mengandung zat lain yang  berrfungsi positif. Zat
xantine,
misalnya, berfungsi merangsang susunan saraf pusat. Rangsangan itu bisa
menstimuli saraf simpatik yang mengakibatkan aliran darah menjadi lebih
aktif.
Selain itu, xantine juga mempunyai efek laxan dan dioritik, sehingga orang
yang
mengonsumsi teh akan sering buang air. ''Karena itulah teh dikatakan dapat
melangsingkan tubuh," kata Rachmad, yang sering dikunjungi pasien yang ingin
melangsingkan tubuh itu.


Ada kiat minum teh yang tepat, agar minuman dari dedaunan ''warisan kaisar
Cina" itu tidak menghambat produksi zat besi dalam sel darah. Menurut
Rachmad,
teh akan berefek baik bagi tubuh bila dikonsumsi pada pagi dan sore,
disertai
karbohidrat dan protein, misalnya roti dan biskuit. Kiat lain, ya,
memberikan
jeda minum teh setelah makan, misalnya dua jam setelah makan. Jeda itu
diperlukan karena rentang waktu itu diperkirakan cukup bagi usus 12 jari dan
usus halus bagian atas untuk melakukan proses penyerapan makanan. Jadi,
boleh-boleh saja menyerupu