[balita-anda] RE : obat kanker

2001-04-16 Terurut Topik Chairul

Mungkin bisa dijadikan alternative.




   BEBAS KANKER DENGAN TAHAJJUD
 
   Sholat Tahajjud ternyata tak hanya membuat seseorang yang
 melakukannya mendapatkan tempat (maqam) terpuji di sisi Allah (Qs
 Al-Isra:79) tapi juga sangat penting bagi dunia kedokteran. Menurut hasil
 penelitian Mohammad Sholeh, dosen IAIN Surabaya, salah satu salat sunah
 itu
 bisa membebaskan seseorang dari serangan infeksi dan penyakit kaker.
 
   Tidak percaya? "Cobalah Anda rajin-rajin sholat tahajjud.
 Jika anda melakukannya secara rutin, benar,khusuk, dan ikhlas, niscaya
 anda
 terbebas dari infeksi dan kanker". Ucap Sholeh.
 
   Ayah dua anak itu bukan 'tukang obat' jalanan. Dia
 melontarkan pernyataanya itu dalam desertasinya yang berjudul 'Pengaruh
 Sholat tahajjud terhadap peningkatan Perubahan Respons ketahanan Tubuh
 Imonologik: Suatu Pendekatan Psiko-neuroimunologi" Dengan desertasi itu,
 Sholeh berhasil meraih gelar doktor dalam bidang ilmu kedokteran pada
 Program Pasca Sarjana Universitas Surabaya, yang dipertahankannya Selasa
 pekan lalu.
 
   Selama ini, menurut Sholeh, tahajjud dinilai hanya merupakan
 ibadah salat tambahan atau sholat sunah. Padahal jika dilakukan secara
 kontinu, tepat gerakannya, khusuk dan ikhlas, secara medis sholat itu
 menumbuhkan respons ketahannan tubuh (imonologi) khususnya pada
 imonoglobin
 M, G, A dan limfosit-nya yang berupa persepsi dan motivasi positif, serta
 dapat mengefektifkan kemampuan individu untuk menanggulangi masalah yang
 dihadapi.  (coping).
 
   Sholat tahajjud yang dimaksudkan Sholeh bukan sekedar
 menggugurkan status sholat yang muakkadah (Sunah mendekati wajib). Ia
 menitikberatkan pada sisi rutinitas sholat, ketepatan gerakan, kekhusukan,
 dan keikhlasan. Selama ini, kata dia, ulama melihat masalah ikhlas ini
 sebagai persoalan mental psikis.
 
   Namun sebetulnya soal ini dapat dibuktikan dengan tekhnologi
 kedokteran. Ikhlas yang selama ini dipandang sebagai misteri, dapat
 dibuktikan secara kuantitatif melalui sekresi hormon kortisol.
 
   Parameternya, lanjut Sholeh, bisa diukur dengan kondisi
 tubuh. Pada kondisi normal, jumlah hormon kortisol pada pagi hari
 normalnya
 anatara 38-690 nmol/liter. Sedang pada malam hari-atau setelah pukul
 24:00-
 normalnya antara 69-345 nmol/liter. "Kalau jumlah hormon kortisolnya
 normal,
 bisa diindikasikan orang itu tidak ikhlas karena tertekan. Begitu
 sebaliknya. Ujarnya seraya menegaskan temuannya ini yang membantah
 paradigma
 lama yang menganggap ajaran agama (Islam) semata-mata dogma atau doktrin.
 
   Sholeh mendasarkan temuannya itu melalui satu penelitian
 terhadap 41 responden sisa SMU Luqman Hakim Pondok Pesantren Hidayatullah,
 Surabaya. Dari 41 siswa itu, hanya 23 yang sanggup bertahan menjalankan
 sholat tahajjud selama sebulan penuh. Setelah diuji lagi, tinggal 19 siswa
 yang bertahan sholat tahjjud selama dua bulan. Sholat dimulai pukul
 02-00-3:30 sebanyak 11* rakaat, masing masing dua rakaat empat kali salam
 plus tiga rakaat. Selanjutnya, hormon kortisol mereka diukur di tiga
 laboratorium di Surabaya (paramita, Prodia dan Klinika)
 
   Hasilnya, ditemukan bahwa kondisi tubuh seseorang yang rajin
 bertahajjud secara ikhlas berbeda jauh dengan orang yang tidak melakukan
 tahajjud. Mereka yang rajin dan ikhlas bertahajuud memiliki ketahanan
 tubuh
 dan kiemampuan individual untuk menaggulangi masalah-masalah yang dihadapi
 dengan stabil. "jadi sholat tahajjud selain bernilai ibadah, juga
 sekaligus
 sarat dengan muatan psikologis yang dapat mempengaruhi kontrol kognisi.
 Dengan cara memperbaiki persepsi dan motivasi positif dan coping yang
 efectif, emosi yang positif dapat menghindarkan seseorang dari stress,"
 
   Nah, menurut Sholeh, orang stress itu biasnya rentan sekali
 terhadap penyakit kanker dan infeksi. Dengan sholat tahjjud yang dilakukan
 secara rutin dan disertai perasaan ikhlas serta tidak terpaksa, seseorang
 akan memiliki respons imun yang baik, yang kemungkinan besar akan
 terhindar
 dari penyakit infeksi dan kanker. Dan, berdasarkan hitungan tekhnik medis
 menunjukan, sholat tahajjud yang dilakukan seperti itu membuat orang
 mempunyai ketahanan tubuh yang baik.
 
 "Maka dirikanlah Shalat karena Tuhanmu dan
 Berkurbanlah'
 (Q.S  Al Kautsar : 2)
 
 Sebuah bukti bahwa keterbatasan otak manusia
 tidak mampu mengetahui semua rahasia atas rahmat, nikmat, anugrah yang
 diberikan oleh ALLAH kepadanya. Haruskah kita menunggu untuk bisa masuk
 diakal kita ???
 
 Seorang Doktor di Amerika telah memeluk
 Islam karena beberapa keajaiban yang di temuinya di dalam penyelidikannya.
 Ia amat kagum dengan penemuan tersebut sehingga tidak dapat diterima oleh
 akal fikiran.
 
 Dia adalah seorang Doktor Neurologi. Setelah
 memeluk Islam dia amat yakin pengobatan secara Islam dan oleh sebab itu
 itu
 telah membuka 

Re: [balita-anda] Re: obat kanker

2001-04-15 Terurut Topik Milla Jamielah

Hati-hati para netters..
Keladi Tikus ternyata BERACUN...
Semula saya senang sekali dapat berita dari ibu Artiti, tapi waktu pulang 
kerja kebetulan saya beli koran Tempo (Sabtu,14 April 2001). Di salah satu 
artikelnya menyebutkan umbi Keladi TIkus yang dikhabarkan dapat menyembuhkan 
Kanker ternyata mengandung racun, bila pengolahannya tidak benar. Juga 
disitu disebutkan selain Keladi Tikus yang aslinya dari negeri Jiran 
(Malaysia) itu, ada juga buah yang bernama Makuta Dewa yang katanya dapat 
menyembuhakan bermacam-macam penyakit, dan sudah dipromosikan besar-besarn 
oleh Kebun Raya bogor, ternyata juga mengandung racun. Meskipun racun 
tersebut cuma sedikit tapi bila dikonsumsi terus menerus dalam waktu yang 
lama akan merusak ginjal.

Coba para netters lihat lagi di koran tempo hari sabtu, 14 Apirl 2001. Dapat 
dibaca sendiri.

Jadi sebelum mencoba obat tersebut harap hati-hati..

Semoga bermanfaat.


From: "artiti" [EMAIL PROTECTED]
Reply-To: [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: [balita-anda] Re: obat kanker
Date: Sat, 14 Apr 2001 08:47:51 +0700

buat para netters...
semoga informasi ini ada manfaatnya bagi yang membutuhkan
-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED]
Subject: obat kanker


 TANAMAN AJAIB
 
 Satu Lagi, Tanaman Ajaib Penyembuh Kanker (1) Keladi Tikus, Ditemukan di
 Pekalongan
 Satu lagi tanaman ajaib ditemukan di Indonesia. Namanya "keladi tikus". 
Ia
 terbukti bisa membunuh berbagai jenis sel kanker dalam waktu relatif
 singkat. Di Malaysia, tanaman ini sudah dikembangkan oleh seorang 
profesor
 ahli kanker dan telah berhasil membantu ribuan pasien di seluruh dunia.
 Dilly Wibowo, SURABAYA
 
 Kanker tidak lagi mematikan. Para penderita kanker di Indonesia dapat
 memiliki harapan hidup yang lebih lama dengan ditemukannya tanaman 
"keladi
 tikus" (Typhonium Flagelliforme/Rodent Tuber) sebagai tanaman obat yang
 dapat menghentikan dan mengobati berbagai penyakit kanker dan berbagai
 penyakit berat lain. Tanaman sejenis talas dengan tinggi maksimal 25 
sampai
 30 sentimeter ini hanya tumbuh di semak yang tidak terkena sinar matahari
 langsung. "Tanaman ini sangat banyak ditemukan di Pulau Jawa," kata Drs
 Patoppoi Pasau, orang pertama yang menemukan tanaman itu di Indonesia.
 Tanaman obat ini telah diteliti sejak tahun 1995 oleh Prof Dr Chris K.H.
 Teo, Dip Agric (M), BSc Agric (Hons)(M), MS, PhD dari Universiti Sains
 Malaysia dan juga pendiri Cancer Care Penang, Malaysia.
 Lembaga perawatan kanker yang didirikan tahun 1995 itu telah membantu
 ribuan pasien dari Malaysia, Amerika, Inggris, Australia, Selandia baru,
 Singapura, dan berbagai negara di dunia. Di Indonesia, tanaman ini 
pertama
 ditemukan oleh Patoppoi di Pekalongan, Jawa Tengah.
 
 Ketika itu, istri Patoppoi mengidap kanker payudara stadium III dan harus
 dioperasi 14 Januari 1998. Setelah kanker ganas tersebut diangkat melalui
 operasi, istri Patoppoi harus menjalani kemoterapi (suntikan kimia untuk
 membunuh sel, Red) untuk menghentikan penyebaran sel-sel kanker tersebut.
 "Sebelum menjalani kemoterapi, dokter mengatakan agar kami menyiapkan wig
 (rambut palsu) karena kemoterapi akan mengakibatkan kerontok an rambut,
 selain kerusakan kulit dan hilangnya nafsu makan", jelas Patoppoi. Selama
 mendampingi istrinya menjalani kemoterapi, Patoppoi terus berusaha 
mencari
 pengobatan alternatif sampai akhirnya dia mendapatkan informasi mengenai
 penggunaan teh Lin Qi di Malaysia untuk mengobati kanker. "Saat itu juga
 saya langsung terbang ke Malaysia untuk membeli teh tersebut," ujar
 Patoppoi yang juga ahli biologi. Ketika sedang
 berada di sebuah toko obat di Malaysia, secara tidak sengaja dia melihat
 dan membaca buku mengenai pengobatan kanker yang berjudul Cancer, Yet 
They
 Live karangan Dr Chris K.H. Teo terbitan 1996. "Setelah saya baca 
sekilas,
 langsung saja saya beli buku tersebut. Begitu menemukan buku itu, saya
 malah tidak jadi membeli teh Lin Qi, tapi langsung pulang ke Indonesia,"
 kenang Patoppoi sambil tersenyum.
 
 Di buku itulah Patoppoi membaca khasiat typhonium flagelliforme itu.
 Berdasarkan pengetahuannya di bidang biologi, pensiunan pejabat 
Departemen
 Pertanian ini langsung menyelidiki dan mencari tanaman tersebut.
 Setelah menghubungi beberapa koleganya di berbagai tempat, familinya di
 Pekalongan, Jawa Tengah, balas menghubunginya. Ternyata, mereka menemukan
 tanaman itu di sana. Setelah mendapatkan tanaman tersebut dan
 mempelajarinya lagi, Patoppoi menghubungi Dr. Teo di Malaysia untuk
 menanyakan kebenaran  tanaman yang ditemukannya itu. Selang beberapa 
hari,
 Dr Teo menghubungi Patoppoi dan menjelaskan bahwa tanaman tersebut memang
 benar Rodent Tuber. "Dr Teo mengatakan agar tidak ragu lagi untuk
 menggunakannya sebagai obat," lanjut Patoppoi. Akhirnya, dengan tekad 
bulat
 dan do'a untuk kesembuhan, Patoppoi mulai memproses tanaman tersebut 
sesuai
 dengan l

Re: [balita-anda] Re: obat kanker

2001-04-15 Terurut Topik Catrien Lanny

P'Herman, pernah ke Sativa -Mojosari 
(kalau benar ini P'Herman - putih)
Nah disatu ada satu taman yang khusus tanaman obat-obatan.
Kalau ada waktu berkunjung kesana, dekat kan !?

Gby, --- mamanya Andrew ---

[EMAIL PROTECTED] wrote:

 maaf kalau boleh tahu lebih spesifik tentang tumbuhan "keladi Tikus" ini.

 Bagaimana bentuk daun, batang, bunga, akar, dan biasa tumbuh dimana ya ?

 terima kasih sebelumnya.

 Regrds
 Herman

  kirim bunga ke negara2 di Asia? klik, http://www.indokado.com
  Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
 Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
 Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]


 kirim bunga ke negara2 di Asia? klik, http://www.indokado.com  
 Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]





[balita-anda] Re: obat kanker

2001-04-13 Terurut Topik artiti

buat para netters...
semoga informasi ini ada manfaatnya bagi yang membutuhkan
-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED]
Subject: obat kanker


TANAMAN AJAIB

Satu Lagi, Tanaman Ajaib Penyembuh Kanker (1) Keladi Tikus, Ditemukan di
Pekalongan
Satu lagi tanaman ajaib ditemukan di Indonesia. Namanya "keladi tikus". Ia
terbukti bisa membunuh berbagai jenis sel kanker dalam waktu relatif
singkat. Di Malaysia, tanaman ini sudah dikembangkan oleh seorang profesor
ahli kanker dan telah berhasil membantu ribuan pasien di seluruh dunia.
Dilly Wibowo, SURABAYA

Kanker tidak lagi mematikan. Para penderita kanker di Indonesia dapat
memiliki harapan hidup yang lebih lama dengan ditemukannya tanaman "keladi
tikus" (Typhonium Flagelliforme/Rodent Tuber) sebagai tanaman obat yang
dapat menghentikan dan mengobati berbagai penyakit kanker dan berbagai
penyakit berat lain. Tanaman sejenis talas dengan tinggi maksimal 25 sampai
30 sentimeter ini hanya tumbuh di semak yang tidak terkena sinar matahari
langsung. "Tanaman ini sangat banyak ditemukan di Pulau Jawa," kata Drs
Patoppoi Pasau, orang pertama yang menemukan tanaman itu di Indonesia.
Tanaman obat ini telah diteliti sejak tahun 1995 oleh Prof Dr Chris K.H.
Teo, Dip Agric (M), BSc Agric (Hons)(M), MS, PhD dari Universiti Sains
Malaysia dan juga pendiri Cancer Care Penang, Malaysia.
Lembaga perawatan kanker yang didirikan tahun 1995 itu telah membantu
ribuan pasien dari Malaysia, Amerika, Inggris, Australia, Selandia baru,
Singapura, dan berbagai negara di dunia. Di Indonesia, tanaman ini pertama
ditemukan oleh Patoppoi di Pekalongan, Jawa Tengah.

Ketika itu, istri Patoppoi mengidap kanker payudara stadium III dan harus
dioperasi 14 Januari 1998. Setelah kanker ganas tersebut diangkat melalui
operasi, istri Patoppoi harus menjalani kemoterapi (suntikan kimia untuk
membunuh sel, Red) untuk menghentikan penyebaran sel-sel kanker tersebut.
"Sebelum menjalani kemoterapi, dokter mengatakan agar kami menyiapkan wig
(rambut palsu) karena kemoterapi akan mengakibatkan kerontok an rambut,
selain kerusakan kulit dan hilangnya nafsu makan", jelas Patoppoi. Selama
mendampingi istrinya menjalani kemoterapi, Patoppoi terus berusaha mencari
pengobatan alternatif sampai akhirnya dia mendapatkan informasi mengenai
penggunaan teh Lin Qi di Malaysia untuk mengobati kanker. "Saat itu juga
saya langsung terbang ke Malaysia untuk membeli teh tersebut," ujar
Patoppoi yang juga ahli biologi. Ketika sedang
berada di sebuah toko obat di Malaysia, secara tidak sengaja dia melihat
dan membaca buku mengenai pengobatan kanker yang berjudul Cancer, Yet They
Live karangan Dr Chris K.H. Teo terbitan 1996. "Setelah saya baca sekilas,
langsung saja saya beli buku tersebut. Begitu menemukan buku itu, saya
malah tidak jadi membeli teh Lin Qi, tapi langsung pulang ke Indonesia,"
kenang Patoppoi sambil tersenyum.

Di buku itulah Patoppoi membaca khasiat typhonium flagelliforme itu.
Berdasarkan pengetahuannya di bidang biologi, pensiunan pejabat Departemen
Pertanian ini langsung menyelidiki dan mencari tanaman tersebut.
Setelah menghubungi beberapa koleganya di berbagai tempat, familinya di
Pekalongan, Jawa Tengah, balas menghubunginya. Ternyata, mereka menemukan
tanaman itu di sana. Setelah mendapatkan tanaman tersebut dan
mempelajarinya lagi, Patoppoi menghubungi Dr. Teo di Malaysia untuk
menanyakan kebenaran  tanaman yang ditemukannya itu. Selang beberapa hari,
Dr Teo menghubungi Patoppoi dan menjelaskan bahwa tanaman tersebut memang
benar Rodent Tuber. "Dr Teo mengatakan agar tidak ragu lagi untuk
menggunakannya sebagai obat," lanjut Patoppoi. Akhirnya, dengan tekad bulat
dan do'a untuk kesembuhan, Patoppoi mulai memproses tanaman tersebut sesuai
dengan langkah-langkah pada buku tersebut untuk diminum sebagai obat.
Kemudian Patoppoi menghubungi  putranya, Boni Patoppoi di Buduran, Sidoarjo
untuk ikut  mencarikan tanaman tersebut.

"Setelah melihat ciri-ciri tanaman tersebut, saya mulai mencari di pinggir
sungai depan rumah dan langsung saya dapatkan tanaman tersebut tumbuh liar
di pinggir sungai," kata Boni yang mendampingi ayahnya saat itu. Selama
mengkonsumsi sari tanaman tersebut, isteri Patoppoi mengalami penurunan
efek samping kemoterapi yang dijalani nya. Rambutnya berhenti rontok,
kulitnya tidak rusak dan mual-mual hilang. "Bahkan nafsu makan ibu saya pun
kembali normal," lanjut Boni. Setelah tiga bulan meminum obat tersebut,
isteri Patoppoi menjalani pemeriksaan kankernya. "Hasil pemeriksaan
negatif, dan itu sungguh mengejutkan kami dan dokter-dokter di Jakarta,"
kata Patoppoi.

Para dokter itu kemudian menanyakan kepada Patoppoi, apa yang diberikan
pada isteri nya. "Malah mereka ragu, apakah mereka telah salah memberikan
dosis kemoterapi kepada kami," lanjut Patoppoi. Setelah diterangkan
mengenai kisah tanaman Rodent Tuber, para dokter pun mendukung pengobatan
dukungan tersebut dan menyarankan agar mengembangkan nya. Apalagi melihat
keadaan isterinya yang tidak mengalami efek 

Re: [balita-anda] Re: obat kanker

2001-04-13 Terurut Topik Herman_Santoso


maaf kalau boleh tahu lebih spesifik tentang tumbuhan "keladi Tikus" ini.

Bagaimana bentuk daun, batang, bunga, akar, dan biasa tumbuh dimana ya ?

terima kasih sebelumnya.

Regrds
Herman


 kirim bunga ke negara2 di Asia? klik, http://www.indokado.com  
 Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]