Re: [balita-anda] fyi: Hati-hati dgn pengasuh bayi

2002-04-19 Terurut Topik Miladinne Inesza L

Ini kenapa sampai tiga kali terkirim ya?

- Original Message -
From: [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Tuesday, March 19, 2002 3:27 PM
Subject: [balita-anda] fyi: Hati-hati dgn pengasuh bayi



HATI-HATI DENGAN PENGASUH BAYI


Pengasuh bayi memang jadi penting artinya saat kita tak bisa berada dekat
si kecil. Tapi bukan berarti kita boleh santai-santai. Waspada tetap harus
ada


Baru-baru ini di Taipei (Taiwan), seorang bayi berusia 3 bulan dianiaya
pengasuhnya. Dipukul,dilempar ke atas sofa, dan perlakuan kasar lainnya.
Itu pun baru ketahuan setelah kakak si bayi yang berusia 2,5 tahun mengadu
pada ayah dan ibunya. Katanya, si adik sudah sering diperlakukan demikian
oleh babysitter-nya.


Antara percaya dan tidak, akhirnya dipasanglah sebuah kamera untuk
memonitor dan merekam apa yang dilakukan si pengasuh. Benar saja, si
pengasuh memperlakukan si bayi dengan kasar sementara si kecil cuma bisa
menangis keras. Adegan itu pun sempat ditayangkan di televisi di seluruh
dunia, termasuk Indonesia.


Tentu saja, dampaknya pada si anak akan amat besar, komentar Prof. Dr.
Singgih D. Gunarsa yang amat tersentuh dengan berita tentang perlakukan
kasar tadi. Bayi, kata Singgih, ibarat sebuah adonan yang belum terbentuk.
Jadi, perlakuan yang keras dan kasar akan memetakan sesuatu padanya,
jelas Vice Chairman Tarumanagara Foundation ini. Bisa jadi setelah besar
nanti si bayi akan kehilangan kehalusannya, kehilangan perangai, atau
kehilangan keintiman. Karena semua itu tak biasa ia dapatkan akibat
perlakuan kasar dan keras yang lebih kerap diterimanya.


MEMILIH PENGASUH


Meski peristiwa tersebut berlangsung di negeri tetangga, namun cukup
membuat waswas para orang tua, khususnya para ibu yang terpaksa menyerahkan
pengasuhan anaknya pada pengasuh bayi alias babysitter karena mereka harus
bekerja di luar rumah. Itu pula yang jadi perhatian Singgih sehingga ia
kemudian mengingatkan para orang tua untuk berhati-hati dalam memilih
pengasuh anak. Jangan cuma menitikberatkan pada keterampilan pengasuh
semata. Perhatikan juga faktor kasih sayang karena babysitter merupakan
sosok pribadi yang akan terus-menerus berhubungan dengan anak, tutur
mantan Kepala Bagian Psikologi Anak dan Perkembangan Universitas Indonesia
ini.


Memang, aku Singgih, tak mudah mendapatkan sosok pengasuh yang memiliki
kecintaan pada anak. Masalahnya, si pengasuh bukanlah ibu yang langsung
melahirkan si anak. Pendek kata, para pengasuh bayi tak disiapkan untuk
menjadi seorang ibu, ujarnya. Bekal yang mereka terima dari yayasan pun,
umumnya hanya sebatas cara memberi makan bayi. Tentang bagaimana membujuk
agar si bayi mau makan, misalnya, tak ada dalam pelajaran tersebut.


Bahkan tak jarang terjadi, bagaimana seharusnya mencuci peralatan
makan/minum bayi, masih sering harus kita ajarkan dan latih. Nah, jangan
lagi bicara soal pengetahuan yang menyangkut tumbuh kembang bayi. Amat
sulit diharapkan.


CEK DAN RICEK


Begitulah, mengingat tidak mudahnya memilih dan mendapatkan pengasuh anak
yang pas, Singgih mengibaratkan proses seleksi babysitter mirip dengan
seleksi pegawai perusahaan. Yang pertama-tama harus diandalkan adalah
feeling atau perasaan si orang tua. Kita mungkin tak punya background untuk
menilai seorang pengasuh dengan cara yang obyektif. Jadi, mau tidak mau
kita harus menggunakan feeling, kata penulis berbagai buku psikologi
perkembangan dan psikologi olahraga ini.


Selain itu, orang tua juga perlu memperhatikan cara bicara sang calon
pengasuh. Dari situ, kata Singgih, dapat diketahui bagaimana cara si
pengasuh memberi respon terhadap sang bayi. Respon inilah yang nantinya
akan mengembangkan cara bicara si bayi. Ya, jangan menuntut tata bahasa
yang prima. Yang logis-logis saja. Kita, kan, tak bisa sampai mengajari
seorang pengasuh untuk berbicara dengan bahasa yang teratur dan baik.
Setidaknya, dari nada suara si calon pengasuh, orang tua bisa tahu, apakah
nada suaranya keras atau kasar, dan sebagainya.


Namun demikian, sekalipun orang tua telah menemukan pengasuh yang tepat
untuk bayinya, Singgih tetap meminta agar orang tua tak hanya mengandalkan
kepercayaan saat menggunakan jasa si pengasuh. Sesibuk apa pun, orang tua
harus tetap aktif mencari tahu bagaimana perlakuan si pengasuh terhadap
bayi. Istilahnya, melakukan cek dan ricek. Jangan sampai orang tua
menyerahkan kepercayaan sepenuhnya pada babysitter.


Tentunya sistem pengawasan dan pemantauan ini memang tak mudah. Tapi
setidaknya para orang tua harus tetap berusaha mencari solusi yang terbaik.
Nah, salah satu sistem pengawasan yang ditawarkan Singgih ialah mengajak
orang lain ada di rumah untuk bekerja sama. Entah itu pembantu, sopir, atau
tukang kebun. Jadi, selagi orang tua pergi, ajak mereka untuk mengawasi
babysitter. Kalau mereka mempunyai niat untuk membantu tentunya mereka akan
gampang diajak bekerja sama.


BAYI REWEL


Untuk mengetahui apakah si bayi mengalami tindak kekerasan atau tidak,
dapat dideteksi dengan melihatnya secara fisik. Misalnya

Re: [balita-anda] fyi: Hati-hati dgn pengasuh bayi

2002-04-19 Terurut Topik Che-Hui_Wu


maaf, mungkin ada kesalahan teknis




 Kirim bunga ke kota2 di Indonesia dan mancanegara? Klik, http://www.indokado.com/
 Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]