Re: [balita-anda] Penerbangan dengan KLM

1999-10-10 Terurut Topik Raja

Sekadar informasi pada ibu yang dirugikan oleh KLM dan para netter lainnya,
anda dapat mengadukan perihal pelayanan yang kurang/tidak baik tersebut pada
Hotline Service Pengaduan YLKI (021) 79191255 atau langsung ke homepage YLKI
di www.ylki.org. Hal ini perlu diperjuangkan agar kejadian tersebut tidak
terulang atau dialami oleh orang lain dan untuk memajukan perlindungan
konsumen di negara kita.
Terima Kasih.

Do You Want To Donate Your Money To Poor Children, just click :
http://www.donation.web.com

SAUNG ABAH, Bursa Tanaman Buah  Telp : 021-8207579

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]>
To: [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]>
Cc: [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]>
Date: Wednesday, October 06, 1999 7:44 AM
Subject: [balita-anda] Penerbangan dengan KLM


>Rekan-rekan balita-anda, ini ada pengalaman buruk rekan kita yang
>menggunakan Penerbangan KLM (Paris-Jakarta), sekedar buat referensi.
>
>Yudi
>
>
>-- Forwarded by Yudiati Kuniko on 05/10/99 11:02 AM
>---
>
>
>Jerome Monscavoir <[EMAIL PROTECTED]> on 02/10/99 11:18:17 PM
>
>Please respond to Jerome Monscavoir <[EMAIL PROTECTED]>
>
>To:   Yudiati Kuniko@Price Waterhouse-Aust
>cc:
>Subject:
>
>
>
>
>Mbak Yudi yang baik,... saya punya pengalaman buruk dengan anak saya pada
>saat penerbangan Paris - Jakarta dengan KLM. Saya ingat Mbak Yudi adalah
>anggota Milis Balita. Saya minta tolong Mbak Yudi untuk memforwardkan dua
>bagian surat keluhan saya ini di Milis balita, supaya rekan rekan lebih
>hati hati dalam memilih perusahaan penerbangan bila membawa bayi.
>
>Terima kasih Mbak.
>
>Aneke Sandra
>
>
>Aneke Sandra:
>Saya dan suami melakukan perjalanan Paris - Jakarta (bolak balik) dengan
>KLM, dan kami
>membawa dua bayi berumur 7 bulan dan 19 bulan. kami SANGAT kecewa dengan
>pelayanan KLM kepada kami.
>
>Kami membuat surat keluhan ini dalam bagian karena cukup panjang.
>
>berikut keluhan kami :
>
>1. Pada saat booking tiket mereka tidak memberitahukan adanya transit di
>Singapura. Mereka hanya memberitahukan transit di Amsterdam.
>
>2. Pada saat berangkat, setelah transit di Singapura untuk menyelesaikan
>penerbangan ke Jakarta mereka memberikan "Baby basket" sesuai pesanan kami
>pada saat booking. Tapi pada saat pulang (untuk berhenti transit di
>Singapura), mereka tidak mau memberi kita Baby basket sesuai pesanan kami,
>dengan alasan jarak tempuh yang terlalu pendek, dan mereka tidak punya
>waktu
>untuk memasang "baby basket" karena sibuk mengurus penumpang lain. Kalau
>benar jarak tempuh terlalu pendek, lalu mengapa pada penerbangan pertama
>mereka memberikannya ? Apakah bayi tidak mempunyai prioritas ?
>
>3. Sepanjang perjalanan pulang, mereka benar benar tidak memperdulikan bayi
>bayi kami. Bahkan untuk meminta susu botol kepada mereka pun susah sekali.
>Setiap kali saya meminta susu, mereka selalu menggerutu, dan menanyakan
>dengan ketus "What do you need more for your baby ? You have to know that
>we
>are so bussy right know !". Bussy ? Pada saat itu mereka sedang menawarkan
>minuman untuk setiap penumpang ?  Apakah bayi bukan penumpang ? Mereka juga
>membayar 20 % harga tiket dewasa ! Mereka tidak mendapat tempat di pesawat,
>minimak mereka mendapat jatah makanan dan minuman seperti yang lain. Pada
>saat booking, kami juga meminta baby meal. Bagian reservation KLM sudah
>meng-iyakan,tapi kenyataannya, jangankan baby meal, mendapat susu pun susah
>sekali.
>
>Anak saya yang terbesar (yang berumur 19 bulan) baru keluar dari rumah
>sakit
>karena muntaber, dan dengan bantuan Mondial Assistance (asuransi
>kesehatan),
>kami sudah memberitahukan mengenai hal ini. Harapan kami, mereka dapat
>memperhatikan kebutuhan anak saya yang mencret dan muntah muntah tersebut.
>Minimal didalam pesawat mereka memperhatikan minuman anak saya. Karena
>dengan muntah dan mencret, serta infeksi usus yang dia miliki kami sangat
>khawatir akan dehidrasi (kekurangan cairan) dalam tubuhnya, apalagi udara
>dalam pesawat yang kering karena AC. Pihak KLM memberitahu kami bahwa
>mereka
>tidak pernah diberitahu bahwa ada penumpang yang sakit (hal ini harus saya
>usut, karena saya meminta bantuan Mondial Assistance untuk menghubungi KLM
>dan mereka bilang bahwa mereka sudah memberitahukan keadaan anak kami).
>Yang
>saya sesalkan adalah reaksi mereka , walaupun ini mungkin adalah kelalain
>dari Mondial Assistance untuk mensinyalir keadaan anak kami, toh mereka
>tidak berbuat banyak. Sesampainya di Amsterdam, anak saya dalam keadaan
>dehidrasi yang membuatnya sangat lesu, dan lemah. Mereka bahkan tidak bisa
>meminta pihak bandara untuk menyediakan kursi dorong untuk anak saya (saya
>juga mendapat masalah dengan kereta dorong -lihat point dibawah).
>
>4. Saya membawa satu kereta dorong bayi yang dapat dilipat menjadi sangat
>kecil (kami khusus membelinya dengan harapan bisa kami bawa didalam
>pesawat), pada saat check in, kami sudah menanyakan kemungkinan membawa
>kereta dorong ini didalam pesawat, karena s

RE: [balita-anda] Penerbangan dengan KLM

1999-10-08 Terurut Topik Pongtuluran, Yulianto (KPC)

Iby Aneke,

Cobalah memberi info (mungkin berupa surat, E-mail) kepada pejabat
pihak KLM.
Ini sangat berarti buat komandan-2nya bahwa keadaan dilapangan tidak
sesuai lagi dengan etika penerbangan mereka.


> Rekan-rekan balita-anda, ini ada pengalaman buruk rekan kita yang
> menggunakan Penerbangan KLM (Paris-Jakarta), sekedar buat referensi.
> 
> Yudi
> 
> 
> -- Forwarded by Yudiati Kuniko on 05/10/99 11:02 AM
> ---
> 
> 
> Jerome Monscavoir <[EMAIL PROTECTED]> on 02/10/99 11:18:17 PM
> 
> Please respond to Jerome Monscavoir <[EMAIL PROTECTED]>
> 
> To:   Yudiati Kuniko@Price Waterhouse-Aust
> cc:
> Subject:
> 
> 
> 
> 
> Mbak Yudi yang baik,... saya punya pengalaman buruk dengan anak saya pada
> saat penerbangan Paris - Jakarta dengan KLM. Saya ingat Mbak Yudi adalah
> anggota Milis Balita. Saya minta tolong Mbak Yudi untuk memforwardkan dua
> bagian surat keluhan saya ini di Milis balita, supaya rekan rekan lebih
> hati hati dalam memilih perusahaan penerbangan bila membawa bayi.
> 
> Terima kasih Mbak.
> 
> Aneke Sandra
> 
> 
> Aneke Sandra:
> Saya dan suami melakukan perjalanan Paris - Jakarta (bolak balik) dengan
> KLM, dan kami
> membawa dua bayi berumur 7 bulan dan 19 bulan. kami SANGAT kecewa dengan
> pelayanan KLM kepada kami.
> 
> Kami membuat surat keluhan ini dalam bagian karena cukup panjang.
> 
> berikut keluhan kami :
> 
> 1. Pada saat booking tiket mereka tidak memberitahukan adanya transit di
> Singapura. Mereka hanya memberitahukan transit di Amsterdam.
> 
> 2. Pada saat berangkat, setelah transit di Singapura untuk menyelesaikan
> penerbangan ke Jakarta mereka memberikan "Baby basket" sesuai pesanan kami
> pada saat booking. Tapi pada saat pulang (untuk berhenti transit di
> Singapura), mereka tidak mau memberi kita Baby basket sesuai pesanan kami,
> dengan alasan jarak tempuh yang terlalu pendek, dan mereka tidak punya
> waktu
> untuk memasang "baby basket" karena sibuk mengurus penumpang lain. Kalau
> benar jarak tempuh terlalu pendek, lalu mengapa pada penerbangan pertama
> mereka memberikannya ? Apakah bayi tidak mempunyai prioritas ?
> 
> 3. Sepanjang perjalanan pulang, mereka benar benar tidak memperdulikan
> bayi
> bayi kami. Bahkan untuk meminta susu botol kepada mereka pun susah sekali.
> Setiap kali saya meminta susu, mereka selalu menggerutu, dan menanyakan
> dengan ketus "What do you need more for your baby ? You have to know that
> we
> are so bussy right know !". Bussy ? Pada saat itu mereka sedang menawarkan
> minuman untuk setiap penumpang ?  Apakah bayi bukan penumpang ? Mereka
> juga
> membayar 20 % harga tiket dewasa ! Mereka tidak mendapat tempat di
> pesawat,
> minimak mereka mendapat jatah makanan dan minuman seperti yang lain. Pada
> saat booking, kami juga meminta baby meal. Bagian reservation KLM sudah
> meng-iyakan,tapi kenyataannya, jangankan baby meal, mendapat susu pun
> susah
> sekali.
> 
> Anak saya yang terbesar (yang berumur 19 bulan) baru keluar dari rumah
> sakit
> karena muntaber, dan dengan bantuan Mondial Assistance (asuransi
> kesehatan),
> kami sudah memberitahukan mengenai hal ini. Harapan kami, mereka dapat
> memperhatikan kebutuhan anak saya yang mencret dan muntah muntah tersebut.
> Minimal didalam pesawat mereka memperhatikan minuman anak saya. Karena
> dengan muntah dan mencret, serta infeksi usus yang dia miliki kami sangat
> khawatir akan dehidrasi (kekurangan cairan) dalam tubuhnya, apalagi udara
> dalam pesawat yang kering karena AC. Pihak KLM memberitahu kami bahwa
> mereka
> tidak pernah diberitahu bahwa ada penumpang yang sakit (hal ini harus saya
> usut, karena saya meminta bantuan Mondial Assistance untuk menghubungi KLM
> dan mereka bilang bahwa mereka sudah memberitahukan keadaan anak kami).
> Yang
> saya sesalkan adalah reaksi mereka , walaupun ini mungkin adalah kelalain
> dari Mondial Assistance untuk mensinyalir keadaan anak kami, toh mereka
> tidak berbuat banyak. Sesampainya di Amsterdam, anak saya dalam keadaan
> dehidrasi yang membuatnya sangat lesu, dan lemah. Mereka bahkan tidak bisa
> meminta pihak bandara untuk menyediakan kursi dorong untuk anak saya (saya
> juga mendapat masalah dengan kereta dorong -lihat point dibawah).
> 
> 4. Saya membawa satu kereta dorong bayi yang dapat dilipat menjadi sangat
> kecil (kami khusus membelinya dengan harapan bisa kami bawa didalam
> pesawat), pada saat check in, kami sudah menanyakan kemungkinan membawa
> kereta dorong ini didalam pesawat, karena saya tahu bandara udara schiphol
> di Amsterdam SANGAT besar, dan untuk menuju satu gate ke gate lainnya
> sangatlah panjang jarak yang harus kami tempuh, dengan dua bayi dan semua
> koper, kami sangat memerlukan kereta dorong tersebut. Kereta dorong itu
> hanya bisa kami bawa sampai di pesawat dan mereka berjanji akan
> memberikannya pada saat transit di bandara udara Schiphol. Hasilnya bohong
> belaka. Mereka menyatukannya dengan ko