kenapa nggak diambil tujuan baiknya saja pak Abu..., semua baik
kok,tinggal oknumnya aja gimana..,
inget kita di forum balita lho..., jadi omongin aja balita ya...,
> --
> From: Abu Yazid[SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
> Sent: Friday, September 22, 2000 9:14 AM
> To: [EMAIL PROTECTED]
> Cc: Taufan Surana
> Subject: [balita-anda] Re: Fwd: Surat dari Tuhan
>
> Ass. wr. wb.
> Sebelumnya maaf untuk netter non muslim.
>
> Kalau akhir dari surat (letter from God) yang di bawah
> ini adalah "Yang selalu menyertaimu setiap saat, Tuhan
> ... " mungkin saya tidak akan berkomentar. Tetapi
> agaknya baris terakhir surat tsb sudah berubah, Tuhan
> diganti dengan Alloh SWT. Disini saya hendak
> berkomentar.
>
> Kita bisa mengambil pelajaran dari Al-Qur'an surat Al
> Baqarah ayat 79 :
> "Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang
> menulis Al Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu
> dikatakannya: "Ini dari Alloh", (dengan maksud) untuk
> memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan
> itu. Maka kecelakaan besarlah bagi mereka, akibat dari
> apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan
> kecelakaan besarlah bagi mereka, akibat dari apa yang
> mereka kerjakan."
>
> Tiada maksud lain kecuali tawasau bil haq watawasau
> bisobr. Kalau itu benar adalah dari Alloh SWT, kalau
> yang saya sampaikan salah sesungguhnya itu dari
> kelemahan dan kebodohan saya, dan saya mohon ampun
> kepada Alloh SWT untuk hal itu.
>
> Wallohu a'lam bissawwab,
>
> Wass. wr. wb.
> Papahnya Yazid
>
>
>
> - Original Message -
> From: Taufan Surana <[EMAIL PROTECTED]>
> To: <[EMAIL PROTECTED]>;
> <[EMAIL PROTECTED]>
> Sent: Thursday, September 21, 2000 4:06 PM
> Subject: [balita-anda] Fwd: Surat dari Tuhan
>
>
> > Rekan Netters,
> > Ini ada artikel utk mengingatkan kita semua.
> >
> > PS.: Mohon tidak diprotes.'Kok Tuhan kirim
> surat ?!'
> > Renungkan saja isinya, jangan menganalisa
> terlalu jauh.
> >
> > Semoga Bermanfaat.
> >
> > Taufan
> > http://members.tripod.com/infoanakindonesia/
> >
> >
> >
> > SURAT DARI TUHAN
> >
> > Saat kau bangun dipagi hari, AKU memandangmu dan
> berharap engkau akan
> > berbicara kepada KU, walaupun hanya sepatah kata
> meminta pendapatKU atau
> > bersyukur kepada KU atas sesuatu hal yang indah yang
> terjadi dalam hidupmu
> > hari ini atau kemarin
> >
> > Tetapi AKU melihat engkau begitu sibuk mempersiapkan
> diri untuk pergi
> > bekerja...
> > AKU kembali menanti saat engkau sedang bersiap, AKU
> tahu akan ada sedikit
> > waktu bagimu untuk berhenti dan menyapaKU, tetapi
> engkau terlalu sibuk...
> >
> > Disatu tempat, engkau duduk disebuah kursi selama
> lima belas menit tanpa
> > melakukan apapun. Kemudian AKU melihat engkau
> menggerakkan kakimu. AKU
> > berfikir engkau akan berbicara kepadaKU tetapi
> engkau berlari ketelephone
> > dan menelepon seseorang teman untuk mendengarkan
> gosip terbaru.
> >
> > AKU melihatmu ketika engkau pergi bekerja dan AKU
> menanti dengan sabar
> > sepanjang hari. Dengan semua kegiatanmu AKU berfikir
> engkau terlalu sibuk
> > dan tdk ada waktu mengucapkan sesuatu kepadaKU.
> >
> > Sebelum makan siang AKU melihatmu memandang
> kesekeliling, mungkin engkau
> > merasa malu untuk berbicara kepadaKU, itulah
> sebabnya mengapa engkau tidak
> > menundukkan kepalamu.
> >
> > Engkau memandang tiga atau empat meja sekitarmu dan
> melihat beberapa temanmu
> > berbicara dan menyebut namaKU dengan lembut sebelum
> menyantap rizki yang AKU
> > berikan, tetapi engkau tidak melakukannya.
> >
> > Yah, tidak apa-apa masih ada waktu yang tersisa dan
> aku berharap engkau akan
> > berbicara kepadaKU, meskipun saat engkau pulang
> kerumah kelihatannya
> > seakan-akan banyak hal yang harus kau kerjakan.
> >
> > Setelah tugasmu selesai, engkau menyalakan TV, AKU
> tidak tahu apakah kau
> > suka menonton TV atau tidak, hanya saja engkau
> selalu kesana dan
> > menghabiskan banyak waktu setiap hari didepannya,
> tanpa memikirkan apapun
> > dan hanya menikmati acara yang ditampilkan. Kembali
> AKU menanti dengan sabar
> > saat engkau menonton TV dan menikmati makananmu
> tetapi kembali kau tidak
> > berbicara kepadaKU
> >
> > Saat tidur KUpikir kau merasa terlalu lelah. Setelah
> mengucapkan selamat
> > malam kepada keluargamu, kau melompat ketempat tidur
> dan tertidur tanpa
> > sepatahpun namaKU kau sebut. Tidak apa-apa karena
> mungkin engkau tidak
> > menyadari bahwa AKU selalu hadir untukmu.
> >
> > AKU telah bersabar lebih lama dari yang kau sadari.
> > AKU bahkan ingin mengajarkan bagaimana bersabar
> terhadap orang lain.
> > AKU sangat menyayangimu, setiap hari AKU menantikan
> sepatah kata, do'a,
> > pikiran atau syukur dari hatimu.
> >
> > Baiklah. engkau bangun kembali dan kembali AKU
> menanti dengan penuh
> > kasih bahwa hari ini kau akan memberiku sedikit
> waktu untuk menyapaKU...
> >
> > Tapi yang KU tunggu ah tak juga kau menyapaKU
> > Subuh, Dhuhur, Asyar, Maghri