[Baraya_Sunda] Re: web aheng: Karajaan Sunda Badag?

2010-01-25 Terurut Topik Remi


--- In Baraya_Sunda@yahoogroups.com, Waluya waluya2...@... wrote:

 
 
 Di suku primitip, biasana nu boga status sosial luhur teh, salian ti kepala 
 suku nya DUKUN SUKU hehehehe
 
 Baktos,
 WALUYA


Enya Kang!
Suku terasing biasana mah boga SYAMAN. Ari syaman teh pan sagala bisa. Ti 
ngubaran nu gering, ngaramal, perpustakaan, tukang dongeng jlte. 

Mun nempo urang Dayak atawa urang Baduy ge... pan sok aya syaman na lin?

Ari 'syaman' na jelema anu ngaku moderen naon nya? Internet kitu he he he 



[Baraya_Sunda] Re: amal, kahadean jeung solidaritas?

2010-01-25 Terurut Topik Remi
72.000 pound untuk Haiti


Charlie berniat mengumpulkan 500 poundsterling malah mendapat 72 ribu

Seorang bocah tujuh tahun dari London semula berniat mencari sumbangan £ 500 
untuk korban gempa di Haiti dengan cara minta sponsor kegiatannya bersepeda.

Belakangan ia malah berhasil mengumpulkan lebih dari £72.000 dari kegiatannya 
ini.

Charlie Simpson, dari Fulham, London Barat, bersepeda sejauh 8 km mengelilingi 
South Park dekat rumahnya untuk mencari uang amal guna disumbangkan pada 
lembaga anak PBB Unicef, dalam program gempanya.

Seruannya meminta amal ternyata menyentuh hati banyak orang di seluruh dunia 
setelah dia meletakkan pesan permintaannya di halaman website JustGiving.

Unicef berterimakasih kepadanya atas nama anak-anak Haiti.

Di halaman JustGiving-nya, Charlie menulis: Saya ingin naik sepeda dengan 
sponsor untuk mengumpulkan dana untuk Haiti karena disana ada gempa besar dan 
banyak orang meninggal.

Saya ingin mengumpulkan uang untuk membeli makanan, air minum dan tenda untuk 
semua orang di Haiti.

Unicef membantu menyediakan air, sanitasi, pendidikan dan makanan, juga 
mendanai upaya perlindungan anak.

Banjir dukungan

Uang yang didapat oleh Charlie akan disumbangkan pada program Unicef untuk anak 
korban gempa Haiti.

Bersamaan dengan limpahan donasi yang diberikan melalui permintaan Charlie, dia 
juga dibanjiri ungkapan dukungan .

Atas nama anak-anak Haiti, saya berterimakasih pada Charlie atas upayanya
David Bull, Direktur Eksekutif Unicef Inggris
Seorang pendonor mengatakan: Hebat Charlie - kamu jadi inspirasi untuk kami 
semua.

Seorang donor yang membaca seruan Charlie di New Zealand menyebut acara 
sepedanya merupakan kebaikan luar biasa.

Donor lain mengatakan: Kami memberi selamat dari Hong Kong.

David Bull, Direktur Eksekutif Unicef Inggris, mengatakan aksi bersepeda 
Charlie sebagai benih mungil yang tumbuh cepat menjadi sangat besar.

Ini adalah aksi yang sangat lugas dan inovatif oleh seorang Charlie yang 
menunjukkan dia merasakan dan bukan cuma memahami apa yang dirasakan oleh anak 
seumurnya di Haiti, tapi juga dia cukup mengerti bahwa dia bisa ikut membantu, 
kata Bull.

Atas nama anak-anak Haiti, saya berterimakasih pada Charlie atas upayanya.



[Baraya_Sunda] Re: agama sumber pacengkadan?

2010-01-25 Terurut Topik Remi
masih keneh nyambung urusan klaim istilah tea! :))

Mengapa Kalender Hijriah Berdasarkan Rembulan?
Oleh Taufik Damas

Selain itu mereka juga menjadikan rembulan (hilâl) sebagai simbol Allah dan 
bintang (najmah) sebagai simbol Uzza. Keduanya menjadi simbol yang mereka 
agungkan. Hingga saat ini, negara-negara di wilayah Timur-Tengah menggunakan 
rembulan dan bintang dalam bendera-bendera mereka. Berdasarkan ketuhanan 
rembulan inilah mereka menetapkan penghitungan kalender pada rembulan. Mereka 
juga menentukan berbagai ritual berdasarkan rembulan, baik shalat, puasa, atau 
haji.
Dalam situs http://www.islamlib.com, Abd Moqsith Ghazali menulis satu artikel 
menarik tentang penentuan 1 Muharam sebagai tahun baru hijriah. Artikel Moqsith 
berjudul Kelumit Sejarah Pembentukan Kalender Islam. Artikel ini mengulas 
tentang latar belakang peristiwa yang dijadikan sebagai patokan untuk 
menentukan tahun pertama hijriah. Setelah terjadi perdebatan, terpilihlah 
peristiwa hijrah Rasulullah ke Yatsrib (Madinah) sebagai hari pertama 
dimulainya kalender hijriah dan bulan Muharam terpilih sebagai bulan pertama. 
Keputusan ini ditetapkan oleh Khalifah Umar bin Khattab, seorang Khalifah yang 
dikenal sangat inovatif di dalam Islam.

Artikel Moqsith yang menarik ini menyisakan satu pertanyaan yang tidak sempat 
dijelaskan: mengapa penghitungan kalender hijriah berdasarkan pada peredaran 
rembulan, bukan pada peredaran matahari? Bukankah penghitungan kalender 
berdasarkan peradaran rembulan terbukti sering melahirkan perbedaan pendapat 
dalam menentukan hari-hari tertentu? Bukankah penghitungan kalender berdasarkan 
peredaran matahari lebih memberikan kepastian seperti yang terjadi pada 
kalender masehi?

Perbedaan pendapat yang paling terang dan paling sering terjadi adalah dalam 
penentuan jatuhnya awal bulan Ramadhan dan bulan Syawal. Umat Islam sering 
berbeda pendapat dalam hal ini. Bahkan, pada tahun yang sama mungkin terjadi 
perbedaan pendapat yang lebih dari dua, seperti di Indonesia. Kondisi ini tentu 
cukup ironi dan entah kapan akan berakhir.

Dalam buku karya Zaki Amin yang berjudul Rizqî tahta Zhilli Ramhî dijelaskan 
tentang latar belakang kalender hijriah mendasari penghitungan pada peredaran 
rembulan.

Menurut Zaki, sebelum masyarakat Hijaz pra-Islam mengenal konsep Allah, mereka 
sudah mengenal konsep tuhan-tuhan dari berbagai peradaban yang ada di sekitar 
wilayah mereka. Dalam pikiran mereka terbersit kehendak untuk menciptakan 
konsep tuhan dari al-Lâta, Dewa Rembulan bagi masyarakat Syria (Syam). Akan 
tetapi Dewa ini adalah Dewa Perempuan dan tidak sesuai dengan karakter 
kejantanan masyarakat Hijaz (Tafsir Ibnu Katsir, hal. 1780). Selain itu, mereka 
juga tidak ingin menyakiti al-Lâta dengan mengubahnya jadi Dewa Laki-laki dan 
khawatir akan murkanya.

Maka, mereka mengubah (menderivasi) kata al-Lâta (muanats/perempuan) menjadi 
kata Allah (muzakar/laki-laki). Dengan kata lain, secara linguistik mereka 
mengubah rembulan dari berstatus perempuan menjadi berstatus laki-laki. Setelah 
menyepakati kata Allah sebagai Tuhan, mereka memposisikan Allah sebagai Tuhan 
tertinggi, sementara posisi al-Lâta berada di bawahnya. Tepatnya, al-Lâta 
diposisikan sebagai salah satu anak perempuan Allah. Dengan demikian mereka 
merasa telah berhasil mendamaikan antara karakter kejantanan mereka dan 
ke-perempuan-an al-Lâta, di satu sisi, serta tetap menjaga diri dari murka 
al-Lâta, di sisi lain.

Selain al-Lâta, mereka menambahkan anak-anak perempuan Allah dari peradaban 
lain: Uzza, Dewa Kekuatan dari Sinai, dan Manat, Dewa Pembagi Nasib dari Mesir. 
Terbentuklah konsep Allah, Tuhan Laki-laki, Dewa Rembulan, dalam kesadaran 
mereka. Selain Allah, mereka juga mengagungkan al-Lâta, Uzza, dan Manat yang 
menjadi anak-anak perempuan Allah. Tentang tiga anak perempuan Allah ini juga 
digambarkan oleh Philip K Hitti dalam History of The Arabs, hal. 123.

Selain itu mereka juga menjadikan rembulan (hilâl) sebagai simbol Allah dan 
bintang (najmah) sebagai simbol Uzza. Keduanya menjadi simbol yang mereka 
agungkan. Hingga saat ini, negara-negara di wilayah Timur-Tengah menggunakan 
rembulan dan bintang dalam bendera-bendera mereka. Berdasarkan ketuhanan 
rembulan inilah mereka menetapkan penghitungan kalender pada rembulan. Mereka 
juga menentukan berbagai ritual berdasarkan rembulan, baik shalat, puasa, atau 
haji.

Penghitungan kalender berdasarkan peredaran rembulan ini diteruskan setelah 
Islam datang dan berkembang di wilayah Arab. Dalam al-Quran ditegaskan, Mereka 
bertanya kepadamu (Muhammad) tentang bulan sabit. Katakanlah, `Itu adalah 
petunjuk waktu bagi manusia dan ibadah haji' (QS. Al-Baqarah: 189). 
Rembulanlah yang menjadi patokan penghitungan kalender hijriah, bukan matahari. 
Penjelasan ini cukup menjawab pertanyaan yang menjadi judul tulisan ini. 
Wallahu a'lam bi ash-shawâb.



[Baraya_Sunda] seni, sastra jeung basa Sunda?

2010-01-25 Terurut Topik Remi
Penjaga Kesenian dan Sastra Sunda Itu...
Senin, 25 Januari 2010 | 14:06 WIB

Tiga tahun lalu bahasa Sunda diperkirakan mati tahun 2010. Bahasa Sunda akan 
kehilangan penutur akibat tidak dinamis mengikuti perkembangan zaman. Namun, 
ramalan itu meleset. Setidaknya ada beberapa orang yang berusaha melawan, 
dengan atau tanpa disengaja, lewat caranya masing-masing.

Taufik Faturohman gerah ketika laporan Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, 
dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) itu muncul. Bahasa Sunda 
disebutkan ada pada peringkat ke-32 dunia dari jumlah penggunanya. Dari sekitar 
40 juta penduduk Jawa Barat, hanya 17 juta orang yang menggunakan bahasa Sunda.

Hal ini tidak boleh dibiarkan. Harus ada terobosan bila tidak ingin lebih 
parah, kata Pengawas Lembaga Basa dan Sastra Sunda ini. Berbagai eksperimen 
pun ia munculkan hingga melahirkan sudong alias sulap dan dongeng. Dalam 
pertunjukan sudong, sulap digabungkan dengan beberapa unsur sastra Sunda, 
seperti dongeng, pupuh, wawacan, pantun, sajak, kawih, dan tembang, diiringi 
aransemen musik kecapi diatonis.

Contohnya, penyajian dongeng Mundinglaya di Kusumah yang terbang ke jabaning 
langit (langit ketujuh). Setelah dongeng dibacakan, pesulap menyajikan sulap 
terkait dengan cerita itu. Bila ceritanya tentang tokoh utama yang bisa 
terbang, pesulap akan menyajikan kemampuan ilusi terbang.

Setelah lima tahun menyajikan sudong di sekolah tingkat menengah atas, 
pemahaman bahasa Sunda murid dan guru pun semakin positif, ujar Taufik.

Hal lain dilakukan Hendarso alias Darso, seniman calung dan musik pop Sunda. 
Lebih dari 30 tahun ia konsisten membawakan alat musik calung dan pop Sunda 
sehingga tetap diminati. Album dan pertunjukannya digilai banyak orang Sunda. 
Maripi dan Kabogoh Jauh adalah beberapa lagu yang melambungkan namanya.

Dekan Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran Dadang Suganda mengatakan, peran 
Darso menjaga kesenian dan bahasa Sunda sangat besar. Darso mampu menggabungkan 
musik tradisional Sunda dan modern menjadi bentuk baru yang diminati. Tema lagu 
yang dekat dengan keseharian masyarakat membuatnya semakin dicintai.

Misi terkini akan dilakukan seniman karawitan Sunda, Nano S, dan sastrawan Ajip 
Rosidi di Bale Rumawat Universitas Padjadjaran, Minggu (31/1). Keduanya akan 
menggabungkan puisi dan musik Sunda menjadi karya seni baru.

Saya prihatin dengan minat masyarakat Sunda mendalami kesenian dan bahasa 
daerah. Padahal, banyak nilai luhur yang terkandung di dalamnya. Semoga 
pertunjukan itu bisa mengangkat rasa cinta masyarakat pada budaya dan bahasa 
daerahnya, kata Nano.

Nano akan melagukan lirik puisi karya Ajip Rosidi yang termuat dalam buku Jante 
Arkidam jeung Salikur Sajak Liana terbitan Tjupumanik tahun 1967, di antaranya 
puisi berjudul Tanah Sunda, Hirup, dan Katumbiri.

Pada dasarnya lirik puisi tidak mudah dibuat lagu karena tidak jelas titik dan 
komanya. Namun, puisi Ajip Rosidi sangat menarik hati karena liar dan penuh 
kemarahan, tapi sarat dengan pesan religi, kata Nano. (Cornelius Helmy)



Bls: [Baraya_Sunda] seni, sastra jeung basa Sunda?

2010-01-25 Terurut Topik muhamad rafah
mihurmat indung, atuh basa indung tong poho , komo nepi ka teu tiasa mah.

Da ayeuna mah geuning seeur nu ngajak ngobrok ka budak, malahan keur di 
kakandung keneh make basa nasional.

naha indungna atawa budakna nu teu hurmat.

nya kitu...

 





 



  






  Yahoo! Mail Kini Lebih Cepat dan Lebih Bersih. Rasakan bedanya sekarang! 
http://id.mail.yahoo.com

[Baraya_Sunda] Re: Banjir Euy, Banjir!

2010-01-25 Terurut Topik mh
2.477 Hektare Sawah Terganggu Pengairannya
Dua Sungai Meluap

SEJUMLAH karyawan PNS di Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten
Bandung menjemur berkas dan komputer yang terendam banjir bandang di
Kompleks Pemerintah Kabupaten Bandung, Kecamatan Soreang, Senin
(25/1). Banjir bandang yang terjadi Minggu (24/1) sore menyebabkan
Kantor Dinas Perikanan dan Peternakan, serta Dinas Pertanian,
Perkebunan, dan Kehutanan terendam dengan ketinggian air mencapai 40
sentimeter. Belasan komputer rusak dan sejumlah berkas basah karena
terendam.* USEP USMAN NASRULLOH/PR

SOREANG, (PR).-
Curah hujan yang tinggi pada Senin (25/1) menyebabkan beberapa anak
sungai di Kab. Bandung meluap. Meski tidak menimbulkan genangan air
setinggi satu hari sebelumnya, Minggu (24/1), luapan beberapa anak
sungai tersebut menggenangi ratusan rumah warga dengan ketinggian air
20 sampai 40 sentimeter.

Genangan air kembali terjadi di Desa Cingcin, Kecamatan Soreang,
Kabupaten Bandung. Kepala Desa Cingcin Soleh Muhamad Rohmat ketika
dihubungi PR, Senin (25/1) malam mengatakan, tinggi genangan sekitar
20 sampai 40 sentimeter. Luapan air menggenangi puluhan rumah warga.
Kalau banjir seperti ini, merupakan banjir rutin, karena ada bagian
di Desa Cingcin yang berupa cekungan, ujarnya.

Luapan air juga sempat menggenangi Perumahan Gading Tutuka 1 sekitar
pukul 15.00 WIB akibat luapan Sungai Cijalupang. Namun, pada pukul
17.00 WIB, air mulai surut. Genangan air juga terjadi di Kampung
Cireungit, Desa Tanjungsari, Kecamatan Cangkuang, Kabupaten Bandung.

Di Kec. Banjaran, RT 4 RW 1 Kampung Muara Desa Banjaran Wetan juga
digenangi air akibat luapan Sungai Citalugtug. Camat Banjaran Iman
Irianto mengatakan, hingga pukul 20.00 WIB, air sudah naik 40
sentimeter dari sempadan sungai. Puluhan rumah yang terendam, tetapi
airnya tidak terlalu tinggi, kata Iman.

Sementara itu, ratusan rumah di Kampung Cieunteung Kel./ Kec.
Baleendah juga kembali tergenang air. Hingga pukul 20.00 WIB,
ketinggian air antara 20 sampai 40 sentimeter. Sepertinya air juga
masih terus naik, ucap Ketua RW 20, Jaja.

Longsor Leuwikuya

Sementara itu, Bupati Bandung Obar Sobarna yang meninjau lokasi tebing
longsor yang menghambat aliran irigasi Leuwikuya di Desa Buninagara
Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung, Senin (25/1) mengatakan,
seluas 2.477 hektare (ha) sawah di Kab. Bandung dan Kab. Bandung Barat
akan terganggu dalam hal pengairan akibat tidak berfungsinya saluran
irigasi Leuwikuya.

Walaupun ini merupakan kewenangan Pemprov Jabar, tetapi karena aliran
irigasi ada di di wilayah Kabupaten Bandung, kami akan berusaha untuk
membersihkan gundukan sisa longsor di lima belas titik ini, ucap
Obar. Dari kelima belas titik longsor tersebut, terdapat satu
longsoran besar sepanjang sepuluh meter, sedangkan sisanya berupa
longsoran kecil.

Medan yang terjal membuat alat berat seperti backhoe tidak bisa
membantu penggalian longsoran. Terpaksa kami gunakan tenaga manual,
setiap hari akan dikerjakan semaksimal mungkin, dan akan kami sediakan
dapur umum, ujarnya.

Sementara untuk batu-batu besar, Pemkab Bandung akan mengerahkan
tukang pemecah batu. Akan kami bayar per kubik seperti jasa tukang
pemecah batu menghancurkan batu di tempat lain, kata Obar.

Sebagai langkah jangka panjang, Pemkab Bandung akan menginventarisasi
tanah milik warga yang berada di tebing Leuwikuya. Seharusnya ada
sengkedan untuk mengantisipasi longsor, ucapnya.

Kepala UPTD Sub-DAS Cisangkuy Dinas Sumber Daya Air, Pertambangan dan
Energi (SDAPE) Erico Tommy Rain mengatakan, sedikitnya lahan pertanian
di sebelas desa di Kabupaten Bandung dan sepuluh desa di Kabupaten
Bandung Barat diairi aliran irigasi Leuwikuya. Sedangkan kecamatan
yang dilewati adalah Kecamatan Soreang dan Kecamatan Kutawaringin, dan
Kecamatan Cihampelas Kabupaten Bandung Barat, katanya.

Debit air yang mengalir di saluran irigasi tersebut sebesar tiga ribu
liter per detik. Karena longsoran ini, aliran berhenti total,
ujarnya.

Untuk mengatasi bencana banjir yang telah menyebabkan tebing Leuwikuya
jebol kemarin, Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Jawa Barat
sudah mempersiapkan ratusan ribu karung dan bronjong untuk menahan
luapan air di daerah saluran irigasi tersebut. Karung-karung ini yang
nantinya akan diisi dengan pasir atau tanah, sedangkan bronjong akan
diisi batu sebagai penahan jika terjadi luapan air.

Selain itu, kemarin, Dinas PSDA, Balai Citarum, dan petani pemakai air
setempat, bersama-sama melakukan pengerukan dan perbaikan agar air
dapat mengalir kembali. Kita harapkan pengerukan akan segera dapat
dituntaskan sehingga air akan dapat mengalir kembali, ujar Kepala
Bidang Operasi dan Pemeliharaan (OP) PSDA Jabar Endang Kusnadi kepada
PR di Bandung, Senin (25/1).

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan
Kabupaten Bandung A. Tisna Umaran mengatakan, untuk sementara
pengairan untuk pertanian di Kab. Bandung bergantung pada Sungai
Ciwidey. Lagi pula, ujar Tisna, curah hujan yang tinggi sangat
membantu agar 

[Baraya_Sunda] Re: Banjir Euy, Banjir!

2010-01-25 Terurut Topik mh
Tebing Sungai Ciwidey Longsor
Jalan Desa Buninagara, Kec. Kutawaringin, Longsor Sepanjang 25 Meter

SEJUMLAH pekerja memindahkan gundukan tanah longsor yang menutup
saluran irigasi induk Leuwikuya di Desa Buninagara, Kecamatan
Kutawaringin, Kabupaten Bandung, Senin (25/1). Longsor terjadi saat
hujan deras Minggu (24/1) kemarin di dua titik. Akibatnya pengairan ke
area pertanian di 11 desa di Kabupaten Bandung, dan 10 desa di
Kabupaten Bandung Barat terganggu.* USEP USMAN NASRULLOH/PR

SOREANG, (PR).-
Akibat hujan deras pada Minggu (24/1) sore, tebing Sungai Ciwidey
tepatnya di RT 4 RW 11, Desa Sadu, Kec. Soreang, longsor.

Akibatnya, sebagian fondasi enam rumah yang berada di bibir sungai
ikut terbawa longsor. Dengan demikian, para penghuninya harus
direlokasi ke tempat yang lebih aman.

Empat rumah merupakan bangunan bilik dan dua rumah semipermanen yang
rata-rata sebagian fondasinya sudah terbawa longsoran tebing, kata
Ketua RT 4 RW 11, Desa Sadu, Encuh, di lokasi kejadian, Senin (25/1).

Enam rumah tersebut milik Ny. Omih (49), Udin (40), Ny. Lilis (42),
Mani (30), Engkus Kusmana (48), dan Jajat (37). Kalau bisa,
pemerintah merelokasi enam rumah itu karena khawatir terjadi longsor
susulan sehingga rumahnya terbawa ke aliran sungai. Apalagi, tebing di
sepanjang Sungai Ciwidey rawan longsor karena hampir tiap tahun ada
tebing yang longsor, katanya.

Dari pemantauan PR, ratusan rumah masyarakat didirikan di bantaran
Sungai Ciwidey yang seharusnya tidak boleh dibangun. Bukan hanya rumah
bilik, melainkan juga rumah semipermanen dan permanen, bahkan ada
pabrik di Desa Sadu yang dibangun di bantaran sungai.

Labil

Menurut Encuh, bantaran Sungai Ciwidey merupakan daerah labil karena
tidak ada kirmir. Belum lagi dengan pepohonan sebagai penguat tebing
juga tidak banyak, malah sebatas rerumputan liar. Dengan kondisi
seperti itu, ketika musim hujan, tebing tergerus air hujan lalu
longsor, ujarnya.

Sementara itu, Jalan Desa Buninagara, Kec. Kutawaringin, yang
menghubungkan dengan Desa Sadu, Kec. Soreang, mengalami longsor. Hal
itu disebabkan hujan besar pada Minggu (24/1) sore sekitar pukul 14.00
WIB yang menggerus tebing di pinggir jalan.

Menurut warga Desa Buninagara, Ny. Ema, longsor terjadi di ruas jalan
penghubung Desa Buninagara dengan Desa Sadu Soreang, tepatnya di Kp.
Cilame. Tebing di pinggir jalan sepanjang 25 meter tergerus arus air
akibat hujan deras kemarin. Kebetulan jalan yang longsor berada persis
di depan rumah saya, katanya, Senin (25/1).

Longsor juga menyebabkan satu tiang listrik miring sehingga warga
khawatir tiang tersebut akan roboh. Kalau tiang listrik terbawa
longsor, pasti membuat Kp. Cilame akan gelap karena aliran listrik
terputus, ujarnya.

Warga juga khawatir jalan akan terputus karena sering dilalui
truk-truk pengangkut kayu atau bambu. Untuk sementara, warga
menempatkan kayu di jalan agar truk tidak lewat. Jalan hanya bisa
dilalui sepeda motor dan mobil minibus, tuturnya. (A-71)***
Web: http://newspaper.pikiran-rakyat.com/prprint.php?mib=beritadetailid=123865

2010/1/19 mh khs...@gmail.com:
 Tiap usum hujan datang, beja banjir dimana-mana, jiga beja di handap,
 banjir di Batawi.
 Jigana ieu bencana banjir teh, geus hese ngungkulanana. Sabab loba
 pisan indikatorna.
 Najan lain tukang noong cuaca ge, asana teu hese neangan indikator yen
 banjir masih
 mangrupa ancaman bencana di lembur urang.

 Basa uing pareng mulang ka lembur, dua taun kaliwat, kabeneran uing
 ulin ka sawah.
 Naon nu kapanggih matak pikamelangeun. Galengan solokan nu baheula bisa dipake
 lalar liwat munding reuneuh, kiwari galengan solokan teh ngan ukur
 ngajepret sagede
 halis nu geulis. Nalika uing pasarandog jeung nu liwat, kapaksa uing
 kudu ngarandeg
 heula, da puguh galengan solokan beak dipapas unggal tiap usum nyawah. Kacipta
 lamun mun terus-terusan dipapas, galengan solokan moal bisa deui nahan cai 
 caah
 mun hujan badag.

 Teuing nu dibarendo di Garut, arapaleun heunteu nya kana kaayaan jiga kieu.
 -mh-

 Ini Dia Lokasi Titik Genangan Air di Ibu Kota
 http://megapolitan.kompas.com/read/2010/01/19/08332449/Ini.Dia.Lokasi.Titik.Genangan.Air.di.Ibu.Kota
 Beja