[Baraya_Sunda] Re: Turis Bikin Film Lokomotif Tua PG Tasikmadu

2010-06-08 Terurut Topik ratri wulandari
Ngiring neraskeun kana blog. Hatur nuhun infona.


--- In Baraya_Sunda@yahoogroups.com, Aldo Desatura ™  wrote:
>
> mugi-mugi wae kahareupna tiasa leuwih seu eur deui lokasi-lokasi wisata nu
> sejenna nu di jieun film tangtuna film nu positif...( mudah-mudahan saja
> kedepannya lebih banyak lagi laokasi wisata lainnya yang dijadikan film
> tentunya film yang positif.. )
> 
> Turis Bikin Film Lokomotif Tua PG Tasikmadu Rabu, 9 Juni 2010 - 08:49 wib
>  [image: text] TEXT SIZE :   
> 
>   [image: Share] 
>Ilustrasi (Foto: Wordpress)
> 
> ***KARANGANYAR *- Keberadaan steam locco kuno di Pabrik Gula (PG) Tasikmadu,
> Karanganyar, Jawa Tengah, menarik perhatian komunitas pecinta lokomotif dari
> luar negeri.
> 
> Kondisi lokomotif tua yang sampai kini masih dipakai untuk menarik lori tebu
> tersebut dibuatkan film dokumenter. “Komunitas pecinta lokomotif langka yang
> membuat film dokumenter berasal dari Jerman dan Swiss,” ujar Manajer
> agrowisata Sondokoro PG Tasikmadu, Megantoro, Rabu (9/6/2010).
> 
> Sedangkan steam locco yang diabadikan adalah kereta uap Tasikmadu (TM) 6
> buatan pabrik Orenstein & Koppel, Jerman tahun 1929. Sebelumnya mereka juga
> telah berkeliling ke Tegal, Pekalongan dan Ambarawa guna melihat kereta uap
> di sana. “Setelah dari PG Tasikmadu, mereka akan melihat sepur Kluthuk
> Jaladara di Solo dan lokomotif milik perhutani Cepu,” katanya.
> 
> Mereka tertarik dengan TM 6 karena keberadaannya kini hanya ada di PG
> Tasikmadu dan Norwegia. Dalam keseharian, lokomotif TM 6 masih dipakai untuk
> menarik lori tebu di lingkungan pabrik.
> 
> Kereta uap tersebut pada tahun 80-an masih dipakai untuk menarik lori dari
> perkebunan tebu. Namun pada tahun 90an hanya dipakai di lingungan pabrik
> setelah fungsinya digantikan angkutan truk.
> 
> Keberadaan lokomotif kuno memang sangat menarik turis mancanegara untuk
> datang ke Sondokoro. Selain Swiss dan Jerman, banyak juga turis dari Inggris
> dan Jepang yang ingin menyaksikan loko uap menggandeng lori berisi tebu yang
> siap digiling.
> Saat ini agrowisata Sondokoro memiliki sembilan loko uap yang masih 
> aktif.*(Ary
> Wahyu Wibowo/Koran SI/ful)*
> 
> 
> -- 
> Aldo Desatura ® & ©
> 
> Kesadaran adalah matahari, Kesabaran adalah bumi
> Keberanian menjadi cakrawala dan Perjuangan Adalah pelaksanaan kata kata
>




[Baraya_Sunda] Re: Fw: Keur Rachel Corrie

2010-06-08 Terurut Topik Waluya
> dkaba...@... wrote:
> Tos siap ceunah relawan 1000 urang, ngan tinggal nungguan amplop 
> jeung nasi bungkusna weh ceunah, bener teu sih?

Ulah Nasi bungkus atuh, kudu kebab atawa meureun nasi bungkusna eusina nasi 
kabuli daging kambing ...heemmm ...sedap ..hehehe

=WALUYA=



[Baraya_Sunda] Turis Bikin Film Lokomotif Tua PG Tasikmadu

2010-06-08 Terurut Topik Aldo Desatura ™
mugi-mugi wae kahareupna tiasa leuwih seu eur deui lokasi-lokasi wisata nu
sejenna nu di jieun film tangtuna film nu positif...( mudah-mudahan saja
kedepannya lebih banyak lagi laokasi wisata lainnya yang dijadikan film
tentunya film yang positif.. )

Turis Bikin Film Lokomotif Tua PG Tasikmadu Rabu, 9 Juni 2010 - 08:49 wib
 [image: text] TEXT SIZE :   

  [image: Share] 
   Ilustrasi (Foto: Wordpress)

***KARANGANYAR *- Keberadaan steam locco kuno di Pabrik Gula (PG) Tasikmadu,
Karanganyar, Jawa Tengah, menarik perhatian komunitas pecinta lokomotif dari
luar negeri.

Kondisi lokomotif tua yang sampai kini masih dipakai untuk menarik lori tebu
tersebut dibuatkan film dokumenter. “Komunitas pecinta lokomotif langka yang
membuat film dokumenter berasal dari Jerman dan Swiss,” ujar Manajer
agrowisata Sondokoro PG Tasikmadu, Megantoro, Rabu (9/6/2010).

Sedangkan steam locco yang diabadikan adalah kereta uap Tasikmadu (TM) 6
buatan pabrik Orenstein & Koppel, Jerman tahun 1929. Sebelumnya mereka juga
telah berkeliling ke Tegal, Pekalongan dan Ambarawa guna melihat kereta uap
di sana. “Setelah dari PG Tasikmadu, mereka akan melihat sepur Kluthuk
Jaladara di Solo dan lokomotif milik perhutani Cepu,” katanya.

Mereka tertarik dengan TM 6 karena keberadaannya kini hanya ada di PG
Tasikmadu dan Norwegia. Dalam keseharian, lokomotif TM 6 masih dipakai untuk
menarik lori tebu di lingkungan pabrik.

Kereta uap tersebut pada tahun 80-an masih dipakai untuk menarik lori dari
perkebunan tebu. Namun pada tahun 90an hanya dipakai di lingungan pabrik
setelah fungsinya digantikan angkutan truk.

Keberadaan lokomotif kuno memang sangat menarik turis mancanegara untuk
datang ke Sondokoro. Selain Swiss dan Jerman, banyak juga turis dari Inggris
dan Jepang yang ingin menyaksikan loko uap menggandeng lori berisi tebu yang
siap digiling.
Saat ini agrowisata Sondokoro memiliki sembilan loko uap yang masih aktif.*(Ary
Wahyu Wibowo/Koran SI/ful)*


-- 
Aldo Desatura ® & ©

Kesadaran adalah matahari, Kesabaran adalah bumi
Keberanian menjadi cakrawala dan Perjuangan Adalah pelaksanaan kata kata


Re: [Baraya_Sunda] Fw: Keur Rachel Corrie

2010-06-08 Terurut Topik dkabayan
Bah, 
Dangu-2 ceunah Tim EPPI dipimpin ku Habieb Rizki rek kaditu rek ngawal nu 
ngirim bantuan ka Gaza, ceunah Habieb kadituna rek nyewa kapal tongkang, kamari 
tos di pesen batu ka toko material sa engkol, parang, pedang, arit jeung 
sajabana keur ngalawan tangtara biadab AL Israel. Tos siap ceunah relawan 1000 
urang, ngan tinggal nungguan amplop jeung nasi bungkusna weh ceunah, bener teu 
sih?

Subhanalloh Ceu Rachel heroik pisan, mudah-2an anjeuna tiasa Rest In Peace 
ayeuna.

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: "Waluya" 
Sender: Baraya_Sunda@yahoogroups.com
Date: Tue, 08 Jun 2010 15:21:56 
To: 
Reply-To: Baraya_Sunda@yahoogroups.com
Subject: [Baraya_Sunda] Fw: Keur Rachel Corrie

Salah sahiji kapal nu nyoba norobos blokade Israel di Gaza teh aranna "Rachel 
Corrie", nyutat aran saurang aktivis kamanusaan Amerika nu maot kulantaran 
digeleng buldozer Israel. Nyanggakeun tulisan GM perkara Rachel Corrie, wanoja 
ngora Amerika, nu ngorbankeun nyawana keur ngabelaan urang Palestina un 
dikakaya ku Israel. Cik "ideologi" atawa kayakinan naon nu ngadorong Rachel 
Corrie tepi ka wani bebeakan kitu? 

Tempo, 07 JUNI 2010

Untuk Rachel Corrie

Salah satu dari flotilla enam kapal yang mencoba menembus blokade Israel di 
Gaza itu, dan diserang marinir Israel hingga sekitar sembilan korban tewas, 
diberi nama "Rachel Corrie".

Tulisan ini dimuat kembali untuk mengenang pengorbanan mereka, orang-orang 
asing, dari pelbagai agama dan tanah air, yang mati untuk rakyat Palestina.

Rachel Corrie yang ada di surga, selalu kembalilah namamu. Semoga selalu 
kembali ingatan kepada seseorang yang bersedia mati untuk orang lain dalam umur 
23 tahun, seseorang yang memang kemudian terbunuh, seakan-akan siap diabaikan 
di satu Ahad yang telah terbiasa dengan kematian.

Hari itu 16 Maret yang tak tercatat. Hari selalu tak tercatat dalam kehidupan 
orang Palestina, orang-orang yang tahu benar, dengan ujung saraf di tungkai 
kaki mereka, apa artinya "sementara".

Juga di Kota Rafah itu, di dekat perbatasan Mesir, tempat hidup 140 ribu 
penghuni-yang 60 persennya pengungsi-juga pengungsi yang terusir berulang kali 
dari tempat ke tempat. Pekan itu tentara Israel datang, seperti pekan lalu, 
ketika 150 laki-laki dikumpulkan dan dikurung di sebuah tempat di luar 
permukiman. Tembakan dilepaskan di atas kepala mereka, sementara tank dan 
buldoser menghancurkan 25 rumah kaca yang telah mereka olah bertahun-tahun dan 
jadi sumber penghidupan 300 orang-orang-orang yang sejak dulu tak punya banyak 
pilihan.

Tentara itu mencari "teroris", katanya, dan orang-orang kampung itu mencoba 
melawan, mungkin untuk melindungi satu-dua gerilyawan, mungkin untuk 
mempertahankan rumah dan tanah dari mana mereka mustahil pergi, karena tak ada 
lagi tempat untuk pergi.

Saya bayangkan kini Rachel Corrie di surga, sebab hari itu ia, seorang 
perempuan muda dari sebuah kota yang tenang di timur laut Amerika Serikat, 
memilih nasibnya di antara orang-orang di Rafah itu: mereka yang terancam, 
tergusur, tergusur lagi, dan tenggelam. Hari itu ia melihat sebuah buldoser 
tentara Israel menderu. Sebuah rumah keluarga Palestina hendak dihancurkan. 
Dengan serta-merta ia pun berlutut di lumpur. Ia mencoba menghalangi.

Tapi jaket jingga terang yang ia kenakan hari itu tak menyebabkan serdadu di 
mobil perusak itu memperhatikannya. Prajurit di belakang setir itu juga tak 
mengacuhkan orang-orang yang berteriak-teriak lewat megafon, mencoba 
menyetopnya. Buldoser itu terus. Tubuh itu dilindas. Tengkorak itu retak. Saya 
bayangkan Rachel Corrie di surga setelah itu; ia meninggal di Rumah Sakit Najar.

Rachel yang di surga, selalu kembalilah namamu. Korban dan kematian di hari ini 
menjadikan kita sebaya rasanya. Kau terbunuh di sebuah masa ketika tragedi 
dibentuk oleh berita pagi, dan makna kematian disusun oleh liputan yang datang 
dan pergi dengan sebuah kekuasaan yang bernama CNN. Tahukah kau, di seantero 
Amerika Serikat, tanah airmu, tak terdengar gemuruh suara protes yang mengikuti 
jenazahmu?

Tentu kita maklum, bukan singkat ingatan semata-mata yang menyebabkan sikap 
acuh tak acuh setelah kematianmu di hari itu. Bayangkanlah betapa akan 
sengitnya amarah orang dari Seattle sampai dengan Miami, dari Gurun Mojave 
sampai dengan Bukit Capitol, seandainya kau, seorang warga negara Amerika, 
tewas di tangan seorang Palestina yang melempar batu.

Tapi kau tewas di bawah buldoser tentara Israel; kau berada di pihak yang 
keliru, anakku. Itulah memang yang diutarakan beberapa orang di negerimu ketika 
mereka menulis surat ke The New York Times. Mereka menyalahkanmu. Sebab kau 
datang, bersama tujuh orang Inggris dan Amerika lain, untuk menjadikan tubuhmu 
sebuah perisai bagi keluarga-keluarga Palestina yang menghadapi kekuatan besar 
pasukan Israel di kampung halaman mereka.

Kau melindungi teroris, kata mereka. Meskipun sebenarnya kau datang dari 
Olympia, di dekat Teluk Selatan Negara Bagian Washington, 

[Baraya_Sunda] Fw: Keur Rachel Corrie

2010-06-08 Terurut Topik Waluya
Salah sahiji kapal nu nyoba norobos blokade Israel di Gaza teh aranna "Rachel 
Corrie", nyutat aran saurang aktivis kamanusaan Amerika nu maot kulantaran 
digeleng buldozer Israel. Nyanggakeun tulisan GM perkara Rachel Corrie, wanoja 
ngora Amerika, nu ngorbankeun nyawana keur ngabelaan urang Palestina un 
dikakaya ku Israel. Cik "ideologi" atawa kayakinan naon nu ngadorong Rachel 
Corrie tepi ka wani bebeakan kitu? 

Tempo, 07 JUNI 2010

Untuk Rachel Corrie

Salah satu dari flotilla enam kapal yang mencoba menembus blokade Israel di 
Gaza itu, dan diserang marinir Israel hingga sekitar sembilan korban tewas, 
diberi nama "Rachel Corrie".

Tulisan ini dimuat kembali untuk mengenang pengorbanan mereka, orang-orang 
asing, dari pelbagai agama dan tanah air, yang mati untuk rakyat Palestina.

Rachel Corrie yang ada di surga, selalu kembalilah namamu. Semoga selalu 
kembali ingatan kepada seseorang yang bersedia mati untuk orang lain dalam umur 
23 tahun, seseorang yang memang kemudian terbunuh, seakan-akan siap diabaikan 
di satu Ahad yang telah terbiasa dengan kematian.

Hari itu 16 Maret yang tak tercatat. Hari selalu tak tercatat dalam kehidupan 
orang Palestina, orang-orang yang tahu benar, dengan ujung saraf di tungkai 
kaki mereka, apa artinya "sementara".

Juga di Kota Rafah itu, di dekat perbatasan Mesir, tempat hidup 140 ribu 
penghuni-yang 60 persennya pengungsi-juga pengungsi yang terusir berulang kali 
dari tempat ke tempat. Pekan itu tentara Israel datang, seperti pekan lalu, 
ketika 150 laki-laki dikumpulkan dan dikurung di sebuah tempat di luar 
permukiman. Tembakan dilepaskan di atas kepala mereka, sementara tank dan 
buldoser menghancurkan 25 rumah kaca yang telah mereka olah bertahun-tahun dan 
jadi sumber penghidupan 300 orang-orang-orang yang sejak dulu tak punya banyak 
pilihan.

Tentara itu mencari "teroris", katanya, dan orang-orang kampung itu mencoba 
melawan, mungkin untuk melindungi satu-dua gerilyawan, mungkin untuk 
mempertahankan rumah dan tanah dari mana mereka mustahil pergi, karena tak ada 
lagi tempat untuk pergi.

Saya bayangkan kini Rachel Corrie di surga, sebab hari itu ia, seorang 
perempuan muda dari sebuah kota yang tenang di timur laut Amerika Serikat, 
memilih nasibnya di antara orang-orang di Rafah itu: mereka yang terancam, 
tergusur, tergusur lagi, dan tenggelam. Hari itu ia melihat sebuah buldoser 
tentara Israel menderu. Sebuah rumah keluarga Palestina hendak dihancurkan. 
Dengan serta-merta ia pun berlutut di lumpur. Ia mencoba menghalangi.

Tapi jaket jingga terang yang ia kenakan hari itu tak menyebabkan serdadu di 
mobil perusak itu memperhatikannya. Prajurit di belakang setir itu juga tak 
mengacuhkan orang-orang yang berteriak-teriak lewat megafon, mencoba 
menyetopnya. Buldoser itu terus. Tubuh itu dilindas. Tengkorak itu retak. Saya 
bayangkan Rachel Corrie di surga setelah itu; ia meninggal di Rumah Sakit Najar.

Rachel yang di surga, selalu kembalilah namamu. Korban dan kematian di hari ini 
menjadikan kita sebaya rasanya. Kau terbunuh di sebuah masa ketika tragedi 
dibentuk oleh berita pagi, dan makna kematian disusun oleh liputan yang datang 
dan pergi dengan sebuah kekuasaan yang bernama CNN. Tahukah kau, di seantero 
Amerika Serikat, tanah airmu, tak terdengar gemuruh suara protes yang mengikuti 
jenazahmu?

Tentu kita maklum, bukan singkat ingatan semata-mata yang menyebabkan sikap 
acuh tak acuh setelah kematianmu di hari itu. Bayangkanlah betapa akan 
sengitnya amarah orang dari Seattle sampai dengan Miami, dari Gurun Mojave 
sampai dengan Bukit Capitol, seandainya kau, seorang warga negara Amerika, 
tewas di tangan seorang Palestina yang melempar batu.

Tapi kau tewas di bawah buldoser tentara Israel; kau berada di pihak yang 
keliru, anakku. Itulah memang yang diutarakan beberapa orang di negerimu ketika 
mereka menulis surat ke The New York Times. Mereka menyalahkanmu. Sebab kau 
datang, bersama tujuh orang Inggris dan Amerika lain, untuk menjadikan tubuhmu 
sebuah perisai bagi keluarga-keluarga Palestina yang menghadapi kekuatan besar 
pasukan Israel di kampung halaman mereka.

Kau melindungi teroris, kata mereka. Meskipun sebenarnya kau datang dari 
Olympia, di dekat Teluk Selatan Negara Bagian Washington, bergabung dengan 
International Solidarity Movement, untuk mengatakan: "Ini harus berhenti."

Kau salah, Rachel, kata mereka. Tapi kenapa? Dalam sepucuk e-mail bertanggal 27 
Februari 2003 yang kemudian diterbitkan di surat kabar The Guardian, kau 
menulis, "Kusaksikan pembantaian yang tak kunjung putus dan pelan-pelan 
menghancurkan ini, dan aku benar-benar takut Kini kupertanyakan keyakinanku 
sendiri yang mendasar kepada kebaikan kodrat manusia. Ini harus berhenti."

Saya bayangkan Rachel di surga, saya bayangkan ia agak sedih. Ia dalam umur 
yang sebenarnya masih pingin pergi dansa, punya pacar, dan menggambar komik 
lagi untuk teman-teman sekerjanya. Tapi di sini, di Rafah, ada yang ingin ia 
stop; bersalahkah dia? Beberapa kalima

Bls: [Baraya_Sunda] Re: ah.. teu ereun ereun eta geng motor bandung teh... aya deui wae

2010-06-08 Terurut Topik Waluya
> Edi Mantawijaya  wrote:
> Haroyong naon atuhnya barudak teh, da lamun ditingali mah usiana da 
> abg wungkul jigana teh. Meureun teu aya kagiatan deui anu bermanfaat 
> keur maranehna... Meureun...

Enya sigana mah kitu Kang Edi, barudak teh teu aya kagiatan nu positip. Tapi 
ari kituna mah, teu bisa nyalah-nyalahkeun teuing budak ABG, da puguh ayeuna di 
Bandung teh geus sagala heurin, ruang kanggo publik ampir teu aya, seep ku 
wangunan. Tempat olahraga di Bandung, ampir teu aya nu gratis, tong boro 
olahrga permainan siga maen bal, badminton jst sakadar ukur lulumpatan wae di 
tempat nu rada ngeunahaeun siga di taman sabuga ITB, kudu mayar dua rebu perak 
..hehehe

Matak teu aneh, lamun enerji barudak teh akhirna disalurkeun di jalan umum bari 
ditambahan ngarusak!

Baktos,
WALUYA


 



[Baraya_Sunda] Re: Sayid jeung Syarif

2010-06-08 Terurut Topik Waluya
> --- In Baraya_Sunda@yahoogroups.com, "Waluya"  wrote:
> Kumaha nya cara ngahirupkeun deui ieu milis? Kawas nu nangtung 
> ngalanglayung...
> Ari rek dipareuman, rada lebar oge ku arsip na!;))

Ah ulah dipareuman mah, lebar, keun we kumaha ngoloyongna. Mudah-mudahan we aya 
baraya nu gaduh topik nu bakal pirameeun ,,,hehehehe.

Der ..ah!

Baktos,
WALUYA



Re: Bls: [Baraya_Sunda] Re: ah.. teu ereun ereun eta geng motor bandung teh... aya deui wae

2010-06-08 Terurut Topik Edi Mantawijaya
Haroyong naon atuhnya barudak teh, da lamun ditingali mah usiana da abg wungkul 
jigana teh.
Meureun teu aya kagiatan deui anu bermanfaat keur maranehna... Meureun...

Sent from my iPad

On Jun 8, 2010, at 6:13 PM, muhamad rafah  wrote:

> gusti..
> 
> --- Pada Sel, 8/6/10, ratri wulandari  menulis:
> 
> Dari: ratri wulandari 
> Judul: [Baraya_Sunda] Re: ah.. teu ereun ereun eta geng motor bandung teh... 
> aya deui wae
> Kepada: Baraya_Sunda@yahoogroups.com
> Tanggal: Selasa, 8 Juni, 2010, 5:59 PM
> 
>  
> Innalillahi...hoyong bandung nu aman kumahanya?
> 
> --- In Baraya_Sunda@yahoogroups.com, Aldo Desatura â„¢  wrote:
> >
> > Dua Orang Tewas Ditusuk Geng Motor
> > Selasa, 08/06/2010 - 09:27
> > [image: SATRYA GRAHA/"PRLM"]
> > SATRYA GRAHA/"PRLM"
> > KORBAN Afif terbujur kaku di kamar mayat RS Hasan Sadikin Bandung, Selasa
> > (8/6) pagi. Korban yang mengalami luka tusuk di dada, diduga menjadi korban
> > kebrutalan geng motor. Selain Afif, ada dua korban lainnya yaitu Ricky dan
> > Syukur. Ricky juga tewas, sementara Syukur masih dalam perawatan.*
> > 
> > BANDUNG, (PRLM).- Geng motor kembali menebar teror. Kali ini memakan korban
> > tewas yaitu Afif(18) dan Ricky (20). Seorang lagi yaitu Syukur Zebua (18)
> > masih kritis dan dirawat di Instalasi Gawat Darurat RS HS Bandung. Sementara
> > seorang korban lainnya selamat dan masih menjalani pemeriksaan di
> > kepolisian.
> > 
> > Berdasarkan data yang diperoleh wartawan, peristiwa itu terjadi Selasa (8/6)
> > kira-kira pukul 2.00 WIB. Kejadian bermula ketika keempat korban hendak
> > pulang dari daerah Sukajadi dan Gegerkalong. Afif dan Rizky pulang duluan
> > memakai motor Yamaha Nouvo.
> > 
> > Di fly over Pasupati (sekitar Balubur), Afif dan Ricky dicegat sekitar 10
> > motor yang diduga geng motor. Korban diduga dipaksa menyerahkan kendaraannya
> > tapi berusaha melawan. Pelaku pun menghajar kedua korban memakai golok dan
> > tongkat.
> > 
> > Syukur dan Agus yang datang belakangan, melihat Ricky dan Afif dalam kondisi
> > terkapar di jalan. Keduanya berusaha menolong korban dengan menabrakkan
> > motor ke pelaku. Keduanya juga menjadi sasaran para pelaku yang berjumlah
> > lebih banyak. Namun Agus berhasil meloloskan diri.
> > 
> > Berhasil menghabisi korbannya, para pelaku membawa motor Jupiter Z milik
> > korban. Sementara motor Yamaha Nouvo milik Ricky, tak sempat dibawa.
> > 
> > Afif dan Ricky tewas di tempat. Afif mengalami 1 luka tusukan di dada
> > sedangkan Ricky mendapat 3 luka tusukan di dada. Syukur mengalami dua luka
> > tusukan di bawah tulang iga bagian kiri. Tusukan tersebut mengenai paru-paru
> > Syukur dan kini korban masih dalam perawatan intensif di IGD RSHS.
> > (A-128/A-147)***
> > 
> > -- 
> > Aldo Desatura ® & ©
> > 
> > Kesadaran adalah matahari, Kesabaran adalah bumi
> > Keberanian menjadi cakrawala dan Perjuangan Adalah pelaksanaan kata kata
> >
> 
> 
> 


[Baraya_Sunda] Re: evolusi deui?

2010-06-08 Terurut Topik Remi
Revealed: How Tibetans Survive Thin Air
By LiveScience Staff
posted: 07 June 2010 09:35 pm ET
Buzz up!
Comments (1) | Recommend (0)
If you moved to Tibet, you'd struggle with the altitude and might well get 
altitude sickness.

A study published May 13 in the journal Science reported that Tibetans are 
genetically adapted to high altitude. Now a separate study pinpoints a 
particular site within the human genome — a genetic variant linked to low 
hemoglobin in the blood — that helps explain how Tibetans cope with low-oxygen 
conditions.

The new study, in the Proceedings of the National Academy of Sciences, sheds 
light on how Tibetans, who have lived at extreme elevation for more than 10,000 
years, have evolved to differ from their low-altitude ancestors.

Ads by Google Altitude Training SystemAffordable Home Hypoxic Generator 
Simulation Altitudes to 20,000 feet www.higherpeak.com Last Gen MethodUnknown 
mutations Detection BRCA1 & BRCA2 ready www.fluigent.com Explore Lhasa 
TibetFun, Affordable, Grassroots Travel, Gecko's Adventure Tours 
www.GeckosAdventures.com
Lower air pressure at altitude means fewer oxygen molecules for every lungful 
of air. "Altitude affects your thinking, your breathing, and your ability to 
sleep. But high-altitude natives don't have these problems," said co-author 
Cynthia Beall of Case Western Reserve University. "They're able to live a 
healthy life, and they do it completely comfortably," she said.

People who live or travel at high altitude respond to the lack of oxygen by 
making more hemoglobin, the oxygen-carrying component of human blood.

"That's why athletes like to train at altitude," Beall said. "They increase 
their oxygen-carrying capacity."

But too much hemoglobin can be a bad thing. Excessive hemoglobin is the 
hallmark of chronic mountain sickness, an overreaction to altitude 
characterized by thick and viscous blood. Tibetans maintain relatively low 
hemoglobin at high altitude, a trait that makes them less susceptible to the 
disease than other populations.

"Tibetans can live as high as 13,000 feet without the elevated hemoglobin 
concentrations we see in other people," Beall said.

To pinpoint the genetic variants underlying Tibetans' relatively low hemoglobin 
levels, the researchers collected blood samples from nearly 200 Tibetan 
villagers living in three regions high in the Himalayas. When they compared the 
Tibetans' DNA with their lowland counterparts in China, their results pointed 
to the same culprit — a gene on chromosome 2, called EPAS1, involved in red 
blood cell production and hemoglobin concentration in the blood.

Originally working separately, the authors of the study first put their 
findings together at a March 2009 meeting at the National Evolutionary 
Synthesis Center in Durham, NC. "Some of us had been working on the whole of 
Tibetan DNA. Others were looking at small groups of genes. When we shared our 
findings we suddenly realized that both sets of studies pointed to the same 
gene — EPAS1," said Robbins, who co-organized the meeting with Beall.

While all humans have the EPAS1 gene, Tibetans carry a special version of the 
gene. Over evolutionary time individuals who inherited this variant were better 
able to survive and passed it on to their children, until eventually it became 
more common in the population as a whole.

"This is the first human gene locus for which there is hard evidence for 
genetic selection in Tibetans," said co-author Peter Robbins of Oxford 
University.

Researchers are still trying to understand how Tibetans get enough oxygen to 
their tissues despite low levels of oxygen in the air and bloodstream. Until 
then, the genetic clues uncovered so far are unlikely to be the end of the 
story. "There are probably many more signals to be characterized and 
described," said co-author Gianpiero Cavalleri of the Royal College of Surgeons 
in Ireland.

For those who live closer to sea level, the findings may one day help predict 
who is at greatest risk for altitude sickness. "Once we find these versions, 
tests can be developed to tell if an individual is sensitive to low-oxygen," 
said co-author Changqing Zeng of the Beijing Institute of Genomics.

"Many patients, young and old, are affected by low oxygen levels in their blood 
—perhaps from lung disease, or heart problems. Some cope much better than 
others," said co-author Hugh Montgomery, of University College London. "Studies 
like this are the start in helping us to understand why, and to develop new 
treatments."

http://www.livescience.com/health/tibetans-survive-thin-air-100607.html



Bls: [Baraya_Sunda] Re: ah.. teu ereun ereun eta geng motor bandung teh... aya deui wae

2010-06-08 Terurut Topik muhamad rafah
gusti..

--- Pada Sel, 8/6/10, ratri wulandari  menulis:

Dari: ratri wulandari 
Judul: [Baraya_Sunda] Re: ah.. teu ereun ereun eta geng motor bandung teh... 
aya deui wae
Kepada: Baraya_Sunda@yahoogroups.com
Tanggal: Selasa, 8 Juni, 2010, 5:59 PM







 



  



  
  
  Innalillahi...hoyong bandung nu aman kumahanya?



--- In Baraya_Sunda@yahoogroups.com, Aldo Desatura â„¢  wrote:

>

> Dua Orang Tewas Ditusuk Geng Motor

> Selasa, 08/06/2010 - 09:27

>   [image: SATRYA GRAHA/"PRLM"]

> SATRYA GRAHA/"PRLM"

> KORBAN Afif terbujur kaku di kamar mayat RS Hasan Sadikin Bandung, Selasa

> (8/6) pagi. Korban yang mengalami luka tusuk di dada, diduga menjadi korban

> kebrutalan geng motor. Selain Afif, ada dua korban lainnya yaitu Ricky dan

> Syukur. Ricky juga tewas, sementara Syukur masih dalam perawatan.*

> 

> BANDUNG, (PRLM).- Geng motor kembali menebar teror. Kali ini memakan korban

> tewas yaitu Afif(18) dan Ricky (20). Seorang lagi yaitu Syukur Zebua (18)

> masih kritis dan dirawat di Instalasi Gawat Darurat RS HS Bandung. Sementara

> seorang korban lainnya selamat dan masih menjalani pemeriksaan di

> kepolisian.

> 

> Berdasarkan data yang diperoleh wartawan, peristiwa itu terjadi Selasa (8/6)

> kira-kira pukul 2.00 WIB. Kejadian bermula ketika keempat korban hendak

> pulang dari daerah Sukajadi dan Gegerkalong. Afif dan Rizky pulang duluan

> memakai motor Yamaha Nouvo.

> 

> Di fly over Pasupati (sekitar Balubur), Afif dan Ricky dicegat sekitar 10

> motor yang diduga geng motor. Korban diduga dipaksa menyerahkan kendaraannya

> tapi berusaha melawan. Pelaku pun menghajar kedua korban memakai golok dan

> tongkat.

> 

> Syukur dan Agus yang datang belakangan, melihat Ricky dan Afif dalam kondisi

> terkapar di jalan. Keduanya berusaha menolong korban dengan menabrakkan

> motor ke pelaku. Keduanya juga menjadi sasaran para pelaku yang berjumlah

> lebih banyak. Namun Agus berhasil meloloskan diri.

> 

> Berhasil menghabisi korbannya, para pelaku membawa motor Jupiter Z milik

> korban. Sementara motor Yamaha Nouvo milik Ricky, tak sempat dibawa.

> 

> Afif dan Ricky tewas di tempat. Afif mengalami 1 luka tusukan di dada

> sedangkan Ricky mendapat 3 luka tusukan di dada. Syukur mengalami dua luka

> tusukan di bawah tulang iga bagian kiri. Tusukan tersebut mengenai paru-paru

> Syukur dan kini korban masih dalam perawatan intensif di IGD RSHS.

> (A-128/A-147)***

> 

> -- 

> Aldo Desatura ® & ©

> 

> Kesadaran adalah matahari, Kesabaran adalah bumi

> Keberanian menjadi cakrawala dan Perjuangan Adalah pelaksanaan kata kata

>






 





 



  







[Baraya_Sunda] Re: ah.. teu ereun ereun eta geng motor bandung teh... aya deui wae

2010-06-08 Terurut Topik ratri wulandari
Innalillahi...hoyong bandung nu aman kumahanya?


--- In Baraya_Sunda@yahoogroups.com, Aldo Desatura ™  wrote:
>
> Dua Orang Tewas Ditusuk Geng Motor
> Selasa, 08/06/2010 - 09:27
>   [image: SATRYA GRAHA/"PRLM"]
> SATRYA GRAHA/"PRLM"
> KORBAN Afif terbujur kaku di kamar mayat RS Hasan Sadikin Bandung, Selasa
> (8/6) pagi. Korban yang mengalami luka tusuk di dada, diduga menjadi korban
> kebrutalan geng motor. Selain Afif, ada dua korban lainnya yaitu Ricky dan
> Syukur. Ricky juga tewas, sementara Syukur masih dalam perawatan.*
> 
> BANDUNG, (PRLM).- Geng motor kembali menebar teror. Kali ini memakan korban
> tewas yaitu Afif(18) dan Ricky (20). Seorang lagi yaitu Syukur Zebua (18)
> masih kritis dan dirawat di Instalasi Gawat Darurat RS HS Bandung. Sementara
> seorang korban lainnya selamat dan masih menjalani pemeriksaan di
> kepolisian.
> 
> Berdasarkan data yang diperoleh wartawan, peristiwa itu terjadi Selasa (8/6)
> kira-kira pukul 2.00 WIB. Kejadian bermula ketika keempat korban hendak
> pulang dari daerah Sukajadi dan Gegerkalong. Afif dan Rizky pulang duluan
> memakai motor Yamaha Nouvo.
> 
> Di fly over Pasupati (sekitar Balubur), Afif dan Ricky dicegat sekitar 10
> motor yang diduga geng motor. Korban diduga dipaksa menyerahkan kendaraannya
> tapi berusaha melawan. Pelaku pun menghajar kedua korban memakai golok dan
> tongkat.
> 
> Syukur dan Agus yang datang belakangan, melihat Ricky dan Afif dalam kondisi
> terkapar di jalan. Keduanya berusaha menolong korban dengan menabrakkan
> motor ke pelaku. Keduanya juga menjadi sasaran para pelaku yang berjumlah
> lebih banyak. Namun Agus berhasil meloloskan diri.
> 
> Berhasil menghabisi korbannya, para pelaku membawa motor Jupiter Z milik
> korban. Sementara motor Yamaha Nouvo milik Ricky, tak sempat dibawa.
> 
> Afif dan Ricky tewas di tempat. Afif mengalami 1 luka tusukan di dada
> sedangkan Ricky mendapat 3 luka tusukan di dada. Syukur mengalami dua luka
> tusukan di bawah tulang iga bagian kiri. Tusukan tersebut mengenai paru-paru
> Syukur dan kini korban masih dalam perawatan intensif di IGD RSHS.
> (A-128/A-147)***
> 
> -- 
> Aldo Desatura ® & ©
> 
> Kesadaran adalah matahari, Kesabaran adalah bumi
> Keberanian menjadi cakrawala dan Perjuangan Adalah pelaksanaan kata kata
>




[Baraya_Sunda] Re: Sayid jeung Syarif

2010-06-08 Terurut Topik Remi


--- In Baraya_Sunda@yahoogroups.com, "Waluya"  wrote:
>
> 
> 
> Kamana wae Kang? Enya mani jempling millis teh. Tapi sanes millis BS wae, 
> millis sunda nu sanes oge, sami jempling, sigana eleh ku facebook hehehe.
> 
> 

Nyaeta rada rariweuh ahir2 ieu mah Kang. 
Osok direretan oge milis teh, ngan melempem geuning? Sigana mah baroseneun, 
atawa enya oge... kalindih ku Facebook sigana mah. Rada hanjakal oge, dina 
Facebook mah ukur heureuy na wungkul nu badag teh... hese mun diskusi rada jero 
saeutik oge.

Sigana mah... asal tina enol, balik deui ka enol kitu? :))) 
Ari ngabudah sorangan di ieu forum... sieun dianggap GELO deuih he he he

Kumaha nya cara ngahirupkeun deui ieu milis? Kawas nu nangtung ngalanglayung...

Ari rek dipareuman, rada lebar oge ku arsip na!;))



[Baraya_Sunda] sensor di Amrik!

2010-06-08 Terurut Topik Remi
Wartawan senior Gedung Putih pensiun


Helen Thomas bersama Presiden AS Ronald Reagan

Reporter senior Gedung Putih Helen Thomas memutuskan pensiun setelah 
melontarkan komentar kontroversial soal Israel.

Dalam wawancara 27 Mei, dia mengatakan orang Israel harus 'keluar dari 
Palestina'' dan mengangjurkan mereka pindah ke Jerman, Polandia, atau Amerika 
Serikat.

Sekretaris pers Gedung Putih Robert Gibbs mengatakan komentarnya "menyinggung 
dan patut dicela". Dia sudah meminta maaf.

Thomas, 89 tahun, adalah wartawan yang paling lama bertugas di Gedung Putih.

Dia menghabiskan sebagian besar karirnya bekerja untuk layanan berita United 
Press International, namun bekerja sebagai kolumnis untuk koran-koran Hearst 
sejak 2000.

Koresponden dan kolumnis veteran yang satu ini sudah menjadi bagian kehidupan 
di Gedung Putih sejak awal pemerintah Presiden Kennedy berkuasa.

Mundur dari tugas aktif pada usia 89 tahun mungkin terlihat tidak begitu luar 
biasa, tapi merosotnya posisi Helen Thomas dari barisan kursi depan di 
konferensi pers Gedung Putih ke jajaran pensiunan di tengah hujan cercaan, 
mengagetkan.

Ini merupakan akhir terpuruk dalam karir wartawan yang mulai pada tahun 1943 , 
ketika Thomas bergabung ke United Press International.

Ingat orang-orang ini di bawah pendudukan dan itu tanah mereka, bukan Jerman 
dan bukan Polandia
Helen Thomas
"Helen Thomas mengumumkan hari Senin bahwa pensiun, dan itu langsung berlaku," 
lapor Hearst.

"Keputusannya diambil setelah pernyataan kontroversial mengenai orang Israel 
dan Palestina terekam di pita video dan tersebar luas di internet."

Pernyataan Thomas dilontarkan dalam wawancara video dengan situs internet 
RabbiLive.com, ketika dia diminta apakah dia punya "komentar tentang Israel".

"Beritahu mereka agar keluar dari Palestina," kata dia.

"Ingat orang-orang ini di bawah pendudukan dan itu tanah mereka, bukan Jerman 
dan bukan Polandia,'' katanya.

"Mereka bisa pulang, Polandia, Jerman, dan Amerika dan tempat lain," kata 
Thomas.

Hari Senin Perhimpunan Wartawan Gedung Putih menerbitkan pernyataan yang memuji 
"karir panjang dan istimewa dalam jurnalisme".

"Sepanjang karir, dia membuka banyak rekor, termasuk bertugas sebagai wanita 
pertama yang menjadi ketua Perhimpunan Koresponden Gedung Putih," kata 
pernyataan tadi.

"Kami sedih atas pernyataannya baru-baru ini, tapi kami puji dia atas karir 
yang membuka jalan, dan kami berharap yang terbaik untuk dia."

Pernyataannya juga mengundang kecaman dari pemerintah Presiden Obama dan 
mendorong dia dicoret dari daftar pembicaraan upacara kelulusan sebuah SMU 
setempat.

Dalam situs internetnya, Thomas mengatakan dia menyesalkan komentarnya.

"Itu tidak mencerminkan keyakinan tulus bahwa perdamaian hanya akan datang ke 
Timur Tengah ketika semua pihak mengakui perlunya saling hormat dan toleransi. 
Semoga itu itu segera tiba."