..:: Menerapkan Syari'at Islam ::..
Judul : Menerapkan Syari'at Islam Dalam Diri, Keluarga dan Orang-orang yang Ada di Bawah Tanggung Jawab Anda Menurut Al Qur'an dan as-Sunnah Pengarang : Syaikh Husain bin 'Audah al-'Awayisyah Penerjemah : Adni Kurniawan Penerbit : Pustaka Imam Asy-Syafi'i Cetakan : Pertama - Maret 2006 M Halaman : xviii + 117 Berikut ini sebagian kutipan dari buku tersebut dengan diringkas. [BAGAIMANA YAHUDI DAN NASRANI MENJADIKAN ORANG ORANG 'ALIM DAN RAHIB RAHIB MEREKA SEBAGAI RABB RABB (SESEMBAHAN) SELAIN ALLAH] ---------------------------------------------------------- Allah berfirman mengenai keadaan orang orang Yahudi dan Nasrani : "Mereka menjadikan orang orang alim dan rahib rahib mereka sebagai rabb rabb selain Allah, (dan mereka juga mempertuhankan) al Masih putera Maryam; padahal mereka hanya disuruh beribadah kepada Ilah Yang Mahaesa; tidak ada Ilah (yang berhak diibadahi) melainkan Dia. Mahasuci Allah dari apa yang mereka persekutukan." (QS. At Taubah : 31). Disebutkan dalam sebuah riwayat "Suatu ketika 'Adi bin Hatim mendatangi Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam - ia beragama Nasrani sebelum memeluk Islam - saat ia mendengar Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam membaca ayat tadi, ia menyanggah: 'Wahai Rasulullah, mereka tidaklah menyembah orang orang 'alim dan rahib rahib mereka'. Nabi menjawab: 'Tentu, sesungguhnya orang orang 'alim dan rahib rahib tadi telah mengharamkan apa apa yang halal untuk mereka, dan menghalalkan apa apa yang haram untuk mereka, lalu mereka mengikutinya. Demikianlah ibadah (cara penyembahan) mereka kepada orang orang 'alim dan rahib rahib mereka.'" Dahulu, orang orang 'alim dan para rahib mengharamkan yang halal dan menghalalkan yang haram, lalu para pengikut mereka mengambil serta menerima hal tersebut, maka Allah menamakan hal ini sebagai ibadah. Perkaranya bukanlah disebabkan mereka beribadah kepada orang orang 'alim dan para rahib tadi dengan melakukan shalat, thawaf, dan ibadah ibadah ritual semisalnya. Ini tidak mungkin terlintas dalam benak. Hadits yang agung ini memberikan kejelasan bagi kita, bahwa berhukum dengan selain apa apa yang diturunkan oleh Allah merupakan salah satu bentuk dari ibadah. Terkadang, dalam kondisi kondisi tertentu, seseorang menjadi beribadah kepada selain Allah, yaitu pada saat dia berhukum kepada selain syari'at Nya. [BAGAIMANA MENJADIKAN HUKUM HANYA MILIK ALLAH SEMATA?] ------------------------------------------------------ Jawabnya adalah dengan mengharamkan yang haram dan menghalalkan yang halal. Oleh sebab itu, menjadi suatu keharusan bagi kita untuk mengetahui perkara perkara yang halal dan yang haram di atas ilmu. Hendaklah kita berhukum kepada Allah dalam masalah shalat. Hendaklah kita berhukum kepada Allah dalam masalah puasa. Hendaklah kita berhukum kepada Allah dalam masalah zakat, haji, perkawinan, jenazah, pakaian, makan, minum, urusan pribadi, keluarga, masyarakat, dan ummat. Hendaklah kita berhukum kepada Allah dalam masalah ekonomi, perdamaian, dan peperangan. Hendaklah kita berhukum kepada Allah dalam setiap permasalahan hidup kita... Oleh sebab itu, menjadi keharusan bagi kita untuk mengetahui nash nash yang mengharamkan dan menghalalkan, serta memerintahkan dan melarang, kemudian kita mengharamkan apa apa yang telah Allah haramkan, kita halalkan apa apa yang telah Allah halalkan, kita kerjakan apa apa yang telah Allah perintahkan, dan kita tinggalkan apa apa yang telah Allah larang. Konsekuensi dari perkara ini adalah bersungguh sungguh dalam bidang ilmu, duduk di samping ahli ilmu, mendalami berbagai macam referensi, serta mengambil manfaat dari ulama ummat yang terdahulu. Semua ini dilakukan sesuai kemampuan dan kesanggupan. [KEBUTUHAN YANG SANGAT MENDESAK TERHADAP PENELITIAN, SELEKTIFITAS, DAN PEMBAHASAN ILMIAH] ---------------------------------------------------- Sungguh, realisasi dari berhukum dengan apa yang telah diturunkan oleh Allah itu tidak akan pernah sempurna tanpa adanya selektifitas, pembahasan, dan penelitian ilmiah. ... Tidak adanya penelitian ilmiah dalam bidang ini akan menyebabkan terjadinya tindakan berhukum dengan selain apa apa yang telah diturunkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. [SUNGGUH ANEH ORANG ORANG YANG MEREMEHKAN SELEKTIFITAS DAN PENELITIAN ILMIAH] ------------------------------------------------------ Mengherankan, sungguh mengherankan, suatu kaum yang mencemooh orang orang yang intens atau mengajak kepada manhaj pemurnian, selektifitas, dan penelitian ilmiah. Firman Allah (yang artinya) : "Maka barangsiapa yang mengharap perjumpaan dengan Rabb nya hendaklah dia mengerjakan amal shalih, dan janganlah dia mempersekutukan sesuatu pun dalam beribadah kepada Rabb nya." (QS. Al Kahfi : 110). Ibnu Katsir berkata dalam Tafsirnya, "maka hendaklah dia mengerjakan amal shalih", yaitu apa apa yang sesuai dengan syari'at Allah. "dan janganlah dia mempersekutukan sesuatupun dalam beribadah kepada Rabb nya", yaitu apa apa yang diperbuat untuk mendapatkan Wajah (ridha) Allah semata, tiada sekutu bagi Nya. Inilah dua rukun amal yang diterima; harus ikhlas untuk Allah semata, serta benar dan sesuai dengan syari'at Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam. Jika demikian, maka amal shalih adalah yang sesuai dengan syari'at Allah Subhanahu wa Ta'ala. Hal ini tidak mungkin terjadi kecuali jika amal tersebut berdasarkan syari'at (sunnah) Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam. Perkara ini tidak mungkin terjadi dan terlaksana kecuali setelah adanya seleksi dan penelitian ilmiah. [BERHUKUM DENGAN APA APA YANG DITURUNKAN OLEH ALLAH DALAM SETIAP PERKARA] --------------------------------------------- Sesungguhnya nash nash yang memerintahkan untuk berhukum dengan apa yang diturunkan oleh Allah itu sifatnya umum, mencakup seluruh perkara. [PERSONAL VIEW] Ini adalah suatu buku yang bagus sekali untuk dibaca oleh ummat Islam khususnya yang punya komitmen terhadap agamanya. Inti dari buku ini bahwa hakikat menegakkan hukum Allah adalah dengan menghalalkan apa yang dihalalkan oleh Allah dan mengharamkan apa yang diharamkan oleh Allah. Semua ini tidak bisa terwujud kecuali kita melakukan selektifitas dan penelitian ilmiah. Sehingga kita mengetahui apa apa yang memang dihalalkan oleh Allah dan apa apa yang memang diharamkan oleh Allah. Maka dari itu kenapa kita tidak menuntut ilmu? Sehingga terang bagi kita mana yang halal dan mana yang haram. Sehingga terang bagi kita mana yang diperintah dan mana yang dilarang. Sehingga terang bagi kita mana yang Sunnah dan mana yang Bid'ah. Saya berharap semoga ringkasan ini membuka pandangan kaum muslimin, terutama mereka yang membantu penyebaran dakwah Islam. Marilah kita menuntut ilmu (agama) dan tidak merendahkan orang orang yang tekun menuntut ilmu (agama). Semoga tulisan ini mendapat keridhaan Nya. Saya tulis ini untuk mendapat simpati Allah Jalla wa 'Ala. Wassalamua'alaikum Chandraleka Independent IT Writer visit http://buku-islam.blogspot.com Sudahkah Anda membaca Al Qur'an hari ini? Sudahkah Anda membaca sebuah hadits hari ini? Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/belajar-islam/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/belajar-islam/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/