Berikut saya kembali forwardkan seri tulisan dari Bpk.Syaiful Bachri, yang 
menurut saya "sangat bagus" bagi kita untuk membedakan pikiran dan perasaan.
Semoga bermanfaat dan terima kasih,
-----------------------------------------------------
Tips Prakstis : "Empat Sehat, Lima Sempurna"
Written By Syaiful Bahri,

Dalam kehidupan Manusia, antara yang telah DIPUNYAI dan ingin MEMPUNYAI itu… 
(Entah apa lagi?) Terrrr……lalu buuuuaanyak sekali dan tak mungkin saya tulis di 
sini. Karena maunya saya dan maunya Anda ‘kan belum tentu sama, toh?
 Mengingat banyaknya corak dan ragam Manusia ber PERILAKU, sehingga KARAKTER 
nya pun jadi beraneka ragam. Akan tetapi, berkat Manusia jualah yang 
menjadikannya… menjadi satu PERSAMAAN dalam KESAMAAN ber KELAKUAN di antara 
SESAMA.. Sehingga laku dari prilakunya mempunyai CIRI dan TANDA dari setiap 
Manusia yang terlihat sama tetapi ada perbedaannya alias Serupa tapi tak Sama.
 Nah, Dalam hal ini para pembaca pun sudah Hafal dan tahu Betul akan hal 
tersebut. Iyakan?!! So pasti, jadi ngak perlu diulas lagi. Ngapa’in buang-buang 
WAKTU aja. Lalu….. jarene Wong Jawi “Lajengnge kepripun?”, saur Urang Sunda ” 
Saterasna Kumaha?”, kate’ orang Betawi “Terus Gimane?”
 Justru inilah saya menulis, karena saya TAHU dan me RASA TAHU. Udah gitu, saya 
TIDAK MAU TAHU apa yang telah DIKETAHUI oleh saya. Sehingga acap kali saya 
BERKEHENDAK selalu MEMAKSA dengan berbagai cara.
 Inilah tulisan yang saya tulis tentang 4 SEHAT 5 SEMPURNA dalam “Kehidupan 
yang Hidup” menurut versi saya yang Mbeling.
 Dimana? Ketika saya TAHU dan TIDAK MAU TAHU akan perihal :
 1. Sikap/Attitude merangkum Metode Teknik
 Saya lahir ke Dunia SEBAB dan AKIBAT ini akibat dari Dua RASA KASIH (Dua 
Kinestetik = K-nya Ayah + K-nya Ibu ). Lalu diproses lewat METODE TEKNIK dan 
dirangkum oleh SIKAP/ATTITUDE, maka lahirlah saya.
 Kalau saja saya mau TAHU bahwa VAKOG yang dipunyai oleh kedua Orang Tua saya 
itu SAMA dengan VAKOG yang saya MILIKI. Sama? Ooooh….. jelas sekali sama. Hanya 
saja tidak SERUPA dalam mengaplikasikan “K”-nya.
 2. Program Pikiran yang tidak dapat dibelenggu Perasaan
 Dahulu kala ketika Ayah masih Muda dan awal mulanya bertemu Ibu saya. Beliau 
memprogram kata-kata dalam PIKIRAN (Pk) & PERASAAN (Ps) nya. Disebabkan ada 
KATA-KATA yang masuk ketika “V” menuju ke “K”-nya, lalu “A”-nya pun keluarlah. 
Contohnya : MELIHAT seorang gadis jelita – sepertinya HATI ini tertambat – ber 
SUARA lah : “Wow, gadis ini pantas jadi Istriku.”
 Telah terjadi proses pemograman kata-kata untuk di PROGRAM. PIKIRAN (Pk)-nya 
bekerja agar PERASAANNYA (Ps)-nya TERCAPAI. Lalu diciptakanlah METODE TEKNIK 
oleh Pk-nya yang tidak dapat di BELENGGU oleh Ps-nya.
 Terciptalah Rumus-rumus LEGALITAS yang diakui oleh pakar-pakar Ilmu pada Zaman 
itu. Bekerja keraslah Beliau mempraktekkan Rumus- rumus itu, sehingga Beliau 
LULUS Ujian Akhir dengan hasil nilai lebih dari memuaskan. Contoh : Bagaimana 
caranya agar dapat diterima oleh calon mertuanya dan sekaligus mendapatkan 
restu dari mereka.
 3. RUMUS : 4 x { ( B ? T) }
 Untuk mendapatkan SERTIFIKAT alias SURAT NIKAH yang diakui oleh khalayak ramai 
maka Beliau mulai menggunakan Rumus-rumus NLP yang diberi nama DALIL. Rumusnya 
adalah 4 x { ( B ? T) }
 Inilah rumus yang PIKIRAN (Pk)-nya digunakan guna PERASAAN (Ps)-nya tercapai. 
Mohon jangan ditertawakan, yaaaa….. Mohon maaf yang seluas luasnya lahir dan 
bathin. Penjabarannya adalah :
 a. Bagaimana ? dekaT
 b. Bagaimana ? pikaT
 c. Bagaimana ? dapaT
 d. Bagamana ? ikaT
 konon ada tambahan lagi :
 e. Bagaimana ? sikaT
 f. Bagaimana ? mingaT
 Nah, kalau saya pake rumus yang diiteruskan sampai “e” dan “f” yaitu bagaimana 
sikat lalu bagaimana mingaaaat. Itu BAHAYA sekali!!! Op. Op.. oop…MOHON DIHAPUS 
e dan f nya, yah.
 Akibat pengaplikasian dari rumus tersebut, Beliau berhasil menyatukan “K” 
sehingga terlahirlah saya yang Mbeling ini.
 4. Menyamakan persamaan-persamaan
 Dalam mengaplikasikan dua “K” Ayah Ibu saya; ternyata “K”-nya saya berbeda 
sama sekali dalam pengaplikasiannya. Akibat dari saya TAHU tetapi saya TIDAK 
MAU TAHU, sehingga hancur berantakanlah saya.
 Dimana saya = “KA”, Istri saya = “VA” dan putra saya = “VK”. Jika ketiga 
persamaan ini tidak dapat disamakan maka Mala Petaka pun kemudian menimpa.
 Saya =”KA”. Yang namanya “KA”; bicaranya pelan dan tidak pernah rapi. Mengapa? 
Karena “K” yang didahulu’in dulu baru kemudian “A” nya. Sedangkan “VA” 
bicaranya cepat dan rapih.
 Ya, ramelah panggung sandiwara ini. Yang satu bicaranya sudah pelan berantakan 
pula, satunya lagi cepat rapi pula. Niat baik dapat diterjemahkan menjadi niat 
buruk oleh pihak yang satu dengan pihak lainnya.
 Bila “VA” berprilaku; katenye orang, sih cerewet. Karena gak boleh liat yang 
gak rapi, makanya ngomel melulu. Sedangkan “KA” ngak mau ambil pusing, sehingga 
kesannya lambat oleh “VA”. Lalu “VA” bilang, “Lelet amat, sih.” Sedangkan dalam 
kepala Si “KA” bilang, “Mau ke mane sih buru-buru? Belanda masih jauh. Huh, 
dasar cerewet!!!”
 Jika tiap hari kejadian model begini, maka perang Batarayuda dimix dengan 
perang Bubat pun terjadilah.
 “Yaah, Mah. Biarlah…. Itukan ANAKKU!! Aku ‘kan Bapaknya!!! Aku mau dia jadi 
sepertiku”. Sedangkan Ibunya menginginkan yang sebaliknya dan masih 
buaaaaaanyak lagi kata-kata yang berlawanan kata terucap.
 5. Sempurna jika masih ada maaf
 Akibat dari TIDAK MAU TAHU nya saya, maka melalui tulisan ini saya MEMOHON 
MAAF kepada Ibu dan Ayahku yang telah terpisah oleh selubung Dunia.
 “Ibu Ayah, MAAFKANLAH pupung ini, karena salah mengaplikasikan “K” yang Ibu 
Ayah berikan. Maafkan, ya BU… Maafkan, ya YAH … dan Ampuni Dosa-dosa pupung 
ini”.
 “Wahai, Anak-anakku… Ampuni Bapak dan Maafkanlah Bapak ini”.
 Begitu juga kepada para Pembaca yang saya Hormati, mohon Ampuni kata-kata 
saya….
Sumber: www.portalnlp. com 


Daniel Kurniawan
[Mind Educator]
www.rumahmotivasi.com
       
---------------------------------
Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di bidang Anda di Yahoo! 
Answers

Reply via email to