Re: [blogger_makassar] Balada Pengendara Motor..

2008-11-06 Thread Kurus Keren
*save as*
*starred*

-- 

http://profmustamar.com
http://cimut.orangbiasa.com
http://orangbiasa.com


Re: [blogger_makassar] Balada Pengendara Motor..

2008-11-10 Thread Muhammad Nuryadin
hidup anak motor2 :))
*bukanggengmotornah

2008/11/6 Muhammad Rusdianto <[EMAIL PROTECTED]>

>   dari milis sebelah nih.. hehe
>
>
> Sebelumnya saya mohon maaf bila tulisan berikut kurang berkenan. Kami
> hanyalah ingin meminta maaf kepada bapak ibu pengguna roda empat mengenai
> perilaku kami di jalan raya.
>
> Sungguh, kami tidak memiliki maksud untuk 'mengganggu' kenyamanan anda.
> Bila kami terlihat suka nyerobot kekanan atau kekiri, itu hanyalah karena
> kami merasa kepanasan.
> Ini tentunya akibat jaket, helm, sarung tangan, masker, yang kami gunakan
> di siang bolong.
> Tentunya rasa kepanasan ini tdk anda rasakan, karena dinginnya hembusan AC
> yang keluar dari kisi kisi dashboard mobil anda.
>



-- 
a.k.a Adink [http://adink13.blogspot.com/]


Re: [blogger_makassar] Balada Pengendara Motor..

2008-11-11 Thread Irwin Day
Hehehehe

Bener juga tuh Om Hasan,  setiap kali mo nyebrang yang paling sa takutkan
itu motor, karena mobil biasanya lebih memberikan kesempatan menyeberang.
Kalau lagi bawa mobil trus ngasih pejalan kaki menyeberang juga saya kadang
ngeri karena walaupun kita dah berhenti para motorist dengan kecepatan
tinggi tanpa niat mengerem langsung meliuk mengambil kiri kanan mobil.
Jadinya saya pernah merasa bersalah, mau ngasih orang nyebrang eh malah di
sambar sama motor :-(

2008/11/11 Hasanuddin Tamir <[EMAIL PROTECTED]>

>   bah! ngomongnya jangan ke atas dong,
> ke tingkat pengguna jalan yang lebih rendah, yaitu pejalan kaki!
>
> gak ada alasan itu motor lewat trotoar, itu buat pejalan kaki.
> gak ada alasan itu nyempil-nyempil nyalip sembarangan,
> karena ada saja pejalan kaki yang akan menyebrang.
>
> dasar goblok! [?]
>
>
> *tiba-tiba esmony*
>
> 2008/11/6 Muhammad Rusdianto <[EMAIL PROTECTED]>
>
>  dari milis sebelah nih.. hehe
>>
>>
>> Sebelumnya saya mohon maaf bila tulisan berikut kurang berkenan. Kami
>> hanyalah ingin meminta maaf kepada bapak ibu pengguna roda empat mengenai
>> perilaku kami di jalan raya.
>>
>> Sungguh, kami tidak memiliki maksud untuk 'mengganggu' kenyamanan anda.
>> Bila kami terlihat suka nyerobot kekanan atau kekiri, itu hanyalah karena
>> kami merasa kepanasan.
>> Ini tentunya akibat jaket, helm, sarung tangan, masker, yang kami gunakan
>> di siang bolong.
>> Tentunya rasa kepanasan ini tdk anda rasakan, karena dinginnya hembusan AC
>> yang keluar dari kisi kisi dashboard mobil anda.
>> Sedangkan kami hanya mengandalkan kisi kisi ujung jaket, ataupun bagian
>> bawah helm, he he he.
>>
>> Bila anda melihat kami mendaki trotoar, ataupun mengambil jalur kanan yang
>> berlawanan, itupun bukan karena kami sok jago.
>> Tapi kami hanya mencari alternatif jalur, sebab seluruh badan jalan
>> tertutup oleh MPV ataupun SUV bapak ibu ?.
>> Rasanya kami nggak kuat jika harus menunggu dibelakang knalpot anda, yg
>> belum tentu bebas emisi (maaf ya).
>> Belum lagi kami takut di PHK, hanya karena telat masuk kerja.
>> Tentunya khusus hal ini, sebagian dari anda tidak perlu absen kan?, kalo
>> masuk kerja? Sebab kalo sebagian besar dari kami,
>> harus pak-buu... Minimal dipotong uang transport, hiks!!
>> Belum lagi, kami suka malu bila harus melewati resepsionis nan cantik yang
>> menutup hidung kecil mereka,
>> karena mereka mencium aroma knalpot dan 'bau matahari' dari jaket lusuh
>> kami.
>> Walau deodorant 5 ribuan telah kami semprot, tentu tidak sebanding dg
>> parfum mobil anda yg 50 ribuan plus sejuknya AC mobil anda.
>> Kami sadar kok, kami jg suka keterlaluan. Tapi kami juga gak pernah
>> memprotes roda empat.
>>
>> Kami cukup tau diri kok, dengan pajak yg super murah kami, sehingga kami
>> harus rela mengalah bila berbicara tentang parkir.
>> Kami cukup puas dengan areal 150 x 50 cm sebagai tempat parkir kami. Tentu
>> berbeda dengan areal parkir bapak-ibu.
>> Memang sih,tarif parkirnya aja beda J.
>> Hmmm . . . . . ,
>>
>> kami juga gak pernah protes kok, terhadap roda empat yang telah oleh
>> pemerintah di-anak emaskan.
>> Jalan tol trilyunan rupiah telah dibangun, di atas gusuran tanah dan rumah
>> kami.
>> Kami harus putar otak mencari tempat tinggal bagi anak dan keluarga, hanya
>> demi bapak-ibu bisa cepat sampai tamasya ke ancol ataupun taman safari.
>> Ngomong2 tentang tamasya. Memang sih . . . . . . . . . . . . . . . .,
>> mungkin anda sering melihat kamiberboncengan 3 atau 4 dengan putra putri
>> kami pergi ke dufan.
>> Tapi kami gak yakin apakah anda melihat kami, memijit tangan, kaki dan
>> bahu mereka yang kecil ditempat parkir.
>> Ini karena cara duduk mereka yg sedikit berakrobat di atas motor kami.
>> Tentunya berbeda dengan lucunya putra-putri anda yang asyik bermain game
>> di dalam mobil,
>> atau tidur pulas di jok belakang. Kami juga gak keki kok, dengan senyum
>> kecil bapak-ibu, bila melihat kami panik saat hujan turun.
>> Dimana kami harus buru-buru, loncat dari motor, buka jok motor, copot
>> sepatu, dan mengenakan jas hujan.
>> Terkadang kami membayangkan, bila kami ada di posisi anda.
>> Mau gerimis kek, mau hujan gede kek, bodo' amat, cukup putar tuas kecil
>> disamping stir,
>> maka wiper kaca akan bekerja lembut membersihkan air di kaca depan &
>> belakang.
>> Aaaah enaknyaa di mobil. Kami juga gak protes kok, bila mungkin bapak-ibu
>> yang terbiasa menginstruksikan lembur kepada kami.
>> kami cukup mengerti bila anda tidak pernah membayangkan, betapa dinginnya
>> pulang kerja di malam hari dengan motor.
>> Kami cuma berharap, bahwa petuah orang tua, yang mengatakan, kalo kena
>> angin malam bisa kena paru-paru basah,
>> adalah isapan jempol semata. Amit-amt.
>>
>> Kami juga gak protes kok, bila jari jemari anda menjentikkan abu rokoknya
>> lewat jendela,
>> sehingga mengenai jaket kami. Ataupun celana kami harus 'menerima' sampah,
>> yang anda buang lewat jendela. Mungkin kami dengan jaket hitamnya, tampak
>> seperti tong sampah kali yeee. Hi hi hi
>

Re: [blogger_makassar] Balada Pengendara Motor..

2008-11-11 Thread Hasanuddin Tamir
bah! ngomongnya jangan ke atas dong,
ke tingkat pengguna jalan yang lebih rendah, yaitu pejalan kaki!

gak ada alasan itu motor lewat trotoar, itu buat pejalan kaki.
gak ada alasan itu nyempil-nyempil nyalip sembarangan,
karena ada saja pejalan kaki yang akan menyebrang.

dasar goblok! [?]


*tiba-tiba esmony*

2008/11/6 Muhammad Rusdianto <[EMAIL PROTECTED]>

>  dari milis sebelah nih.. hehe
>
>
> Sebelumnya saya mohon maaf bila tulisan berikut kurang berkenan. Kami
> hanyalah ingin meminta maaf kepada bapak ibu pengguna roda empat mengenai
> perilaku kami di jalan raya.
>
> Sungguh, kami tidak memiliki maksud untuk 'mengganggu' kenyamanan anda.
> Bila kami terlihat suka nyerobot kekanan atau kekiri, itu hanyalah karena
> kami merasa kepanasan.
> Ini tentunya akibat jaket, helm, sarung tangan, masker, yang kami gunakan
> di siang bolong.
> Tentunya rasa kepanasan ini tdk anda rasakan, karena dinginnya hembusan AC
> yang keluar dari kisi kisi dashboard mobil anda.
> Sedangkan kami hanya mengandalkan kisi kisi ujung jaket, ataupun bagian
> bawah helm, he he he.
>
> Bila anda melihat kami mendaki trotoar, ataupun mengambil jalur kanan yang
> berlawanan, itupun bukan karena kami sok jago.
> Tapi kami hanya mencari alternatif jalur, sebab seluruh badan jalan
> tertutup oleh MPV ataupun SUV bapak ibu ?.
> Rasanya kami nggak kuat jika harus menunggu dibelakang knalpot anda, yg
> belum tentu bebas emisi (maaf ya).
> Belum lagi kami takut di PHK, hanya karena telat masuk kerja.
> Tentunya khusus hal ini, sebagian dari anda tidak perlu absen kan?, kalo
> masuk kerja? Sebab kalo sebagian besar dari kami,
> harus pak-buu... Minimal dipotong uang transport, hiks!!
> Belum lagi, kami suka malu bila harus melewati resepsionis nan cantik yang
> menutup hidung kecil mereka,
> karena mereka mencium aroma knalpot dan 'bau matahari' dari jaket lusuh
> kami.
> Walau deodorant 5 ribuan telah kami semprot, tentu tidak sebanding dg
> parfum mobil anda yg 50 ribuan plus sejuknya AC mobil anda.
> Kami sadar kok, kami jg suka keterlaluan. Tapi kami juga gak pernah
> memprotes roda empat.
>
> Kami cukup tau diri kok, dengan pajak yg super murah kami, sehingga kami
> harus rela mengalah bila berbicara tentang parkir.
> Kami cukup puas dengan areal 150 x 50 cm sebagai tempat parkir kami. Tentu
> berbeda dengan areal parkir bapak-ibu.
> Memang sih,tarif parkirnya aja beda J.
> Hmmm . . . . . ,
>
> kami juga gak pernah protes kok, terhadap roda empat yang telah oleh
> pemerintah di-anak emaskan.
> Jalan tol trilyunan rupiah telah dibangun, di atas gusuran tanah dan rumah
> kami.
> Kami harus putar otak mencari tempat tinggal bagi anak dan keluarga, hanya
> demi bapak-ibu bisa cepat sampai tamasya ke ancol ataupun taman safari.
> Ngomong2 tentang tamasya. Memang sih . . . . . . . . . . . . . . . .,
> mungkin anda sering melihat kamiberboncengan 3 atau 4 dengan putra putri
> kami pergi ke dufan.
> Tapi kami gak yakin apakah anda melihat kami, memijit tangan, kaki dan bahu
> mereka yang kecil ditempat parkir.
> Ini karena cara duduk mereka yg sedikit berakrobat di atas motor kami.
> Tentunya berbeda dengan lucunya putra-putri anda yang asyik bermain game di
> dalam mobil,
> atau tidur pulas di jok belakang. Kami juga gak keki kok, dengan senyum
> kecil bapak-ibu, bila melihat kami panik saat hujan turun.
> Dimana kami harus buru-buru, loncat dari motor, buka jok motor, copot
> sepatu, dan mengenakan jas hujan.
> Terkadang kami membayangkan, bila kami ada di posisi anda.
> Mau gerimis kek, mau hujan gede kek, bodo' amat, cukup putar tuas kecil
> disamping stir,
> maka wiper kaca akan bekerja lembut membersihkan air di kaca depan &
> belakang.
> Aaaah enaknyaa di mobil. Kami juga gak protes kok, bila mungkin bapak-ibu
> yang terbiasa menginstruksikan lembur kepada kami.
> kami cukup mengerti bila anda tidak pernah membayangkan, betapa dinginnya
> pulang kerja di malam hari dengan motor.
> Kami cuma berharap, bahwa petuah orang tua, yang mengatakan, kalo kena
> angin malam bisa kena paru-paru basah,
> adalah isapan jempol semata. Amit-amt.
>
> Kami juga gak protes kok, bila jari jemari anda menjentikkan abu rokoknya
> lewat jendela,
> sehingga mengenai jaket kami. Ataupun celana kami harus 'menerima' sampah,
> yang anda buang lewat jendela. Mungkin kami dengan jaket hitamnya, tampak
> seperti tong sampah kali yeee. Hi hi hi
> Mohon maaf juga bila, kami harus terlihat melotot di depan anda.
> Hmm sungguh, itu gak sengaja kok, Sebab selama naik motor, mata kami harus
> dipicingkan agar tidak kena debu.
> Naaah begitu berhenti, secara refleks mata kami terbuka lebar, seperti
> melotot, he he he
> Maaf ya pak-bu. Peace !!!
> Memang siiih, kami sering bikin masalah di jalan raya,
> tapi setidaknya, kaum kami belum pernah punya kesempatan bikin masalah buat
> negara ini.
> (Jadi gak enak nerusinnya)
> Memang siiih, rata rata dari kami tidak berpendidikan. Walau beberapa rekan
> kami masih setia berprofesi pengojek
> untuk mengantar kaum berpend