Bwee Tiauw Hong (Re: Tidak perlu (Re: [budaya_tionghua] OOT : Pembelot Dewi Kwan Im))

2005-05-29 Thread Akhmad Bukhari Saleh





Ilmu yang diperyakinkan Bwee Tiauw Hong adalah 
Kiu Im Pek Kut Jiauw.
Untuk itu dia tidak pakai mengisap manusia atau 
pun bayi, tetapi untuk melatih ketajaman cengkeraman tangannya menancap di 
kepala, dia pakai tengkorak kepala.
 
Dalam "Sia Tiauw Eng Hiong" versi terbaru buatan 
mainland, Bwee Tiauw Hong diperlihatkan sebagai wanita yang cantik, walau tetap 
sebagai wanita yang sudah agak berumur yang kosen dan telengas.
 
Wasalam.
 

 

  - Original Message - 
  From: 
  karang_terjal 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  
  Sent: Wednesday, 25 May, 2005 19:00
  Subject: Tidak perlu (Re: 
  [budaya_tionghua] OOT : Pembelot Dewi Kwan Im)
  
  > Namanya: Bwee Tiau Hong, ngisap manusia dan bukan bayi. 
  
  > Pakai baju hitam melulu dan rambutnya panjang terurai, 
  
  > serta ilmunya hebat.


.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :.








Yahoo! Groups Links

To visit your group on the web, go to:http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ 
To unsubscribe from this group, send an email to:[EMAIL PROTECTED] 
Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.










[budaya_tionghua] May '98 riot (30): Justice Terlebih Dahulu!

2005-05-29 Thread Jonathan Goeij
Justice Terlebih Dahulu!

Nova Poerwadi (NP): Terima kasih anda kembali bersama
Jurnal VOA, kini kita memasuki segment Opini Anda. 
Pemirsa, Tragedi Mei telah berlalu sekitar 7 tahun
namun luka akibat peristiwa tsb. tampaknya masih 
belum terobati.  Untuk membahas Tragedi Mei 1998 kami
akan berbincang-bincang dengan pengamat sosial
Jonathan Goeij yang saat ini berada di studio VOA di
Los Angeles, dan anda di Indonesia dapat ikut serta
dengan memberikan pertanyaan atau komentar singkat
lewat nomor telpon 021-58-3 ribu 22.  Selamat datang
diacara kami pak Jonathan.  

Jonathan Goeij (JG): Selamat siang atau selamat pagi
di Indonesia.

NP: Sebetulnya ini kasus yang sudah berjalan lama
tetapi apakah bapak kecewa dengan tindakan konkrit …
atau tidak adanya tindakan konkrit yang telah
dilakukan?

JG: Benar, saat ini terlihat sekali usaha-usaha untuk
melupakan kejadian Mei, padahal  kejadian Mei adalah
suatu tragedy nasional yang sebenarnya berulang kali
terjadi di Indonesia baik tahun 65 atau sekarang ini
tragedy Mei.  Dan tragedy Mei merupakan suatu kejadian
yang sudah dijaman modern yang datanya sebetulnya
sedemikian lengkap. Seharusnya kalau pemerintah
berniat untuk mengupasnya, tentu hal ini akan mudah
untuk dilakukan.

NP: Apakah bapak khawatir bahwa makin lama kita
meninggalkan tahun 98 itu makin terlupakan pula kasus
ini?

JG: Kalau kita melihat pengalaman yang sudah-sudah
dinegara kita, maka hal itu hampir pasti.  Maka itu
kasus ini harus terus diperingati setiap tahun dan
untuk dibuka.  Hal ini bukan karena dendam atau sakit
hati tentunya, tetapi merupakan suatu prosedur hukum
yang baik dimana untuk mencegah hal-hal seperti ini
terulang lagi dimasa depan.  

NP: Lalu mungkin kuncinya juga terletak pada DPR
mengingat bahwa undang undang ini mengharuskan DPR
menyatakan sesuatu sebagai kejahatan pelanggaran HAM
berat.  Apa yang bisa dilakukan dengan adanya anggota
DPR yang kelihatannya kurang mau menyentuh masalah
ini?

JG: Begini ya, DPR merupakan representasi suara rakyat
tentunya, karena itu anggota-anggota DPR itu harus
turun kebawah mendengarkan suara rakyat.  Korban dari
peristiwa Mei ini banyak sekali, yang terbakar saja
lebih daripada 1000.  Dan ini harus didengarkan oleh
anggota DPR sehingga aspirasi rakyat ini bisa dibawa
agar kasus ini bisa dituntut dengan tuntas.  

NP: Sebetulnya khan pada sekitar tahun 99 tahun 2000
sudah ada hasil temuan Tim Pencari Fakta.  Mengapa ini
tidak dilanjutkan pak, kalau dari pantauan bapak?

JG: Dari kemauan politik mereka yang ada dikekuasaan
ataupun mereka yang ada di DPR, karena tidak ada
keinginan yang serius untuk menuntaskan kasus ini. 
Dan beberapa hal seperti misalnya mereka-mereka yang
pada temuan TGPF diduga terlibat dalam kasus ini pada
realitasnya juga masih berada di pemerintahan baik
dilembaga eksekutif maupun dilembaga legislative.

NP: Sejak 1998 pemerintah sudah silih berganti berubah
terus dari presiden satu ke pemerintahan satunya.
Apakah ini tidak membuat bapak dan kalangan lain yang
juga mungkin masih mempermasalahkan masalah ini
menjadi kecil hati pak?

JG: Tentu jangan kecil hati ya, kalau kita lihat
didunia semua peristiwa tragedy baik itu di Amerika
ataupun semuanya itu memerlukan waktu bertahun-tahun
dan diperlukan suatu persistensi untuk menekan agar
kasus-kasus seperti ini terus diungkap. Kalau itu
dihentikan tentunya hanya akan menjadi pembodohan
sejarah bahkan mungkin dilupakan seakan-akan tidak
ada.  Sekarang inipun terlihat sekali usaha-usaha
seperti itu dilakukan, seakan-akan tidak ada perkosaan
tidak ada pelanggaran HAM berat dan sebagainya.  Dan
realitas korban-korban itu ada, dan mereka yang mati
terbakar sedemikian banyaknya.  Itu tentu merupakan
suatu fakta yang tidak bisa kita elakkan lagi.

NP: Apakah sudah cukup pak adanya upaya untuk
merehabilitasi korban-korban ini yang sementara ini
banyak yang disebut penjarahlah dan lain-lain?

JG: Begini, para korban itu sebenarnya adalah korban
kita nggak bisa bilang mereka adalah penjarah. 
Sebenarnya mereka adalah masa yang dipancing oleh para
provokator dan mereka sebenarnya adalah korban.  Jadi
kita tidak bisa mengatakan bahwa mereka adalah
penjarah yang kemudian sudah terhukum, itu sama sekali
tidak.  Itu salah sekali.  Dan para korban ini saya
lihat belum dapat santunan yang berarti.  Yang pertama
santunannya belum ada untuk mereka.  Dan yang kedua
juga pelaku daripada, mastermind maksud saya, daripada
peristiwa ini sama sekali belum diungkap.  Bagi para
korban hal ini menyakitkan hati sekali tentunya.

NP: Pak Jonathan kita bergabung dahulu dengan pak
Mulyono dari Jakarta, silahkan pak Mulyono.

Mulyono (penelpon dari Jakarta): Halo, selamat pagi
pak Jonathan.

JG: Selamat pagi.

M: Pak saya ingin tanya, mohon maaf saya baru gabung. 
Diperistiwa Mei itu menurut pengamatan bapak apa ada
campur tangan asing yang meng-create peristiwa luar
biasa itu sehingga segala sesuatu seakan-akan menjadi
begitu terorganisir yang bekerja dengan elemen-elemen
didalam negeri.

NP: Baik, terima 

[budaya_tionghua] Test FTP Download

2005-05-29 Thread Mr_Five WenZ
Dear All
Namo Buddhaya,

Bagi yang berminat dengan MP3 "The Chant Of Metta" dapat mendownloadnya melalui 
Test FTP Server OprekPC di ftp://test.oprekpc.com 
folder "Free_MP3"
Tersedia dalam 2 bahasa, Pali dan Linggis.
Gunakan login Anonymous dengan passwd email masing-2
Apabila ada kesulitan login coba matikan PASV mode pada browser ataupun pada 
FTP Client.

Mohon laporkan segala error dan juga masukan ke admin(at)oprekpc(dot)com
Mohon untuk tidak mereply email saya ini di milis, karena status saya masih "No 
Mail"

Thanks all.


Regards,

YUNARTO GOH  |  Mr_Five   `WenZ  |  +628153308995  |  +628163116137
www.VitHost.com - Web Hosting & Domain Name Registration
www.oprekPC.com  |  www.virtual-dalnet.com  |  www.sic.or.id  |  www.musicfm.org



.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[budaya_tionghua] Re: Rumah Persembunyian Soekarno di Rengasdengklok

2005-05-29 Thread ~YOGHA
Yang saya herankan juga kenapa anak keturunan Tokoh-Tokoh yang pernah berada
di rumah bersejarah tersebut juga diam saja ya?.. tentunya kita sudah "tahu"
bagaimana political will dan kemampuan pemerintah dalam hal menjaga
kelestarian cagar budaya dan sejarah..

Bukankah mereka ( anak tokoh-tokoh tsb ) juga bukan orang yg tidak
mampubaik dalam hal dana ataupun melobi pihak berwenang dalam hal
pelestarian rumah bersejarah tersebut...

Salam

~ Yogha


Message: 1
   Date: Thu, 26 May 2005 11:23:54 -
   From: "yastaki_kurata" <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: Re: Rumah Persembunyian Soekarno di Rengasdengklok

Rekan Rinto,

Berikut artikel yang saya dapatkan mengenai pemilik rumah tersebut.
sumbernya adalah dari http://www.gpdi-gatep.org/wmview.php?ArtID=118

Koreksi sedikit, istilah "persembunyian" Soekarno kurang tepat. Bung
Karno tidak bersembunyi tetapi "disembunyikan". Kalau kita setuju
bahwa peristiwa rengas dengklok itu adalah penculikan, maka kata
yang tepat sebetulnya adalah tempat "penyekapan". Tapi, karena
tujuan "penculikan" itu adalah "baik" (supaya Bung Karno
memproklamirkan kemerdekaan RI), maka kata itu terasa terlalu kasar.
Oke, itu adalah hal lain lagi, yaitu sejarah. Maaf berpanjang-
panjang kata

Salam






.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




RE: [budaya_tionghua] Re: Tan Hu Jin (Miao, Si, Ci (TOLONG BANTU TTG KELENTENG!!!!))

2005-05-29 Thread Yonathan David
Terima kasih atas jawabannya Ko Rinto, Ko Jayasentosa-bali, Ko David Kwa, 
(Bdan Ko Xuan Tong
(B
(BSaya memang tertarik dengan riwayat Tan Hu Cin Jin yang di hormati di 
(Bkelenteng di Banyuwangi.
(BTapi selain itu saya juga tertarik dengan siapa2 yang lain yang dihormati 
(Bdi kelenteng. 
(BKarena kadang kalau saya ke kelenteng, banyak tidak tahu siapa yang di 
(Bhormati di sana dengan cuman membaca namanya saja.
(BKalau ada yang punya cerita2 tentang dewa2 dewi2 yang dihormati di 
(Bkelenteng, baik yang di Indonesia, di China, Taiwan, bisakah berbagi cerita 
(Btersebut? Atau kalo memang ada site yang memperkenalkan cerita2 tersebut, 
(Bbisakah berbagi informasi?
(B
(BTerima kasih sebelumnya,
(BDavid Chen
(B
(B
(B>From: "david_kwa2003" <[EMAIL PROTECTED]>
(B>Reply-To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
(B>To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
(B>Subject: [budaya_tionghua] Re: Tan Hu Jin (Miao, Si, Ci (TOLONG BANTU TTG 
(BKELENTENG))
(B>Date: Thu, 26 May 2005 05:16:19 -
(B>
(B>Kang-heng,
(B>
(B>Tan Hu Cin-jin (Chen Fu Zhenren), seperti juga Tek Hai Cin-jin (Ze
(B>Hai Zhenren) di pantura Jawa, adalah tokoh lokal yang kemudian
(B>dihormati di beberapa kelenteng di ujung timur Jawa dan di Bali.
(B>Dengan demikian tokoh ini tidak dapat ditemui di Tiongkok maupun di
(B>Taiwan.
(B>
(B>Ini terbukti dari Riwayat Tan Hu Cin-jin yang ditulis oleh Hindra
(B>Suarlim, yang dikutip oleh Jayasentosa-bali-heng tersebut. Lagipula
(B>Tan Hu Cin-jin adalah "kong-cou" (laki-laki), sedangkan Tan Hu-jin
(B>(Cu Seng Nio-nio) adalah "mah-cou" (perempuan).
(B>
(B>Tokoh lokal lainnya konon adalah Tan Oei Djie Sian-seng (Chen Huang
(B>Er Xiansheng) di kelenteng-kelenteng Juana, Kudus, Rembang dan Lasem.
(B>Kedua "kong-cou" ini adalah pejuang Tionghoa pada waktu Geger Pacina,
(B>yakni perlawanan gabungan orang Tionghoa dan Jawa melawan VOC,
(B>setelah Tragedi Pembantaian Angke di Batavia (Ang-khe Tai Tou-sat
(B>Cham-an tahun 1740).
(B>
(B>Kiongchiu,
(B>DK
(B>
(B>--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Rinto Jiang <[EMAIL PROTECTED]>
(B>wrote:
(B> > Makasih atas koreksi dan tambahan dari Sdr. Xuan Tong dan Sdr. Jaya
(B> > Sentosa. Bila yang dimaksud Tan Hu Jin Yin oleh Sdr. David itu
(B>adalah
(B> > dewi, maka Zhu Sheng Niang Niang (Tan Hu Jin) saya kira sangat
(B> > mendekati, karena Tan Hujin memang menjadi dewi utama di banyak
(B> > kelenteng di Taiwan dan Fujian. Namun bila adalah dewa, maka
(B>pastilah
(B> > bukan Tan Hujin, melainkan yang dikutip oleh Sdr. Jaya tadi adalah
(B>lebih
(B> > mendekati.
(B> >
(B> >
(B> > Rinto Jiang
(B> >
(B> >
(B> >
(B> >
(B> > perfect_harmony2000 wrote:
(B> >
(B> > > sdr.Jaya ,
(B> > >
(B> > > saya mencoba meluruskan kesalahpahaman disini.
(B> > > Yang dimaksud oleh anda adalah Chen Fu Zhen Ren  $B%D%/(B 
(B> > > $B%f%r%M!&(B>dan yang
(B> > > dimaksud oleh sdr.Rinto adalah Chen Fu Ren  $B%D(B $B%M!&(B> > >
(B> > >
(B> > >
(B> > > hormat saya ,
(B> > >
(B> > >
(B> > > Xuan Tong
(B> > >
(B> > > --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "jayasentosa_bali"
(B> > > <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
(B> > > > Saya mengutip sebagian dari tulisan Bapak Hindra Suarlim.
(B> > > > Riwayat Yang Mulia Kongco Tan Hu Cin jin
(B> > > > Tan HU Cin Jin berarti; manusia sejati dari keluarga /marga Tan
(B> > > > Nama Beliau adalah Tan Bun Ciong,berasal dari Propinsi Kwan
(B>Tung.
(B> > > > Terkenal sangat pintar dalam berbagai pengetahuan dan
(B>ketrampilan
(B> > > > antara lain sebagai Sinse,pakar hong shui,arsitek bangunan dan
(B> > > > pertamanan.
(B> > > > Beliau terdampar di pantai Banyuwangi,sedangkan dua saudaranya
(B> > > > terdampar di Pulau Bali.
(B> > > > Arsitek Tan menetap untuk sementara di Kerajaan Blambangan.pada
(B> > > masa
(B> > > > pemerintahan Pangeran Danureja(1697-1736)
(B> > > > Beliau membangun sebuah Istana di daerah Macan Putih Blambangan.
(B> > > >
(B> > > > Pada masa itu Blambangan berada di bawah kekuasaan Kerajaan
(B>Mengwi
(B> > > di
(B> > > > Bali.Raja Mengwi mengirim utusan ke Blambangan menitahkan kepada
(B> > > > Pangeran Danureja agar segera menugaskan Arsitek Tan dan para
(B> > > pekerja
(B> > > > ke Mengwi,untuk membangun Istana dan taman yang indah.
(B> > > >
(B> > > > KongCo Bio Kuta didirikan oleh komunitas Tionghua Kuta-Bali dan
(B> > > > sekitarnya. Sebagai tempat bersemayamnya Yang Mulia Kongco Tan
(B>Hu
(B> > > Cin
(B> > > > Jin.yang diyakini dapat memberi perlindungan,kesejahteraan dan
(B> > > > kebahagiaan bagi para keluarga pengabdinya.Secara organisatoris
(B> > > Kongco
(B> > > > Bio Kuta-Bali dipertanggung Jawabkan oleh Hiap Yu Hwe Yu,wadah
(B>suka
(B> > > > duka masyarakat Tionghua Kuta-Bali yang dipimpin oleh seorang
(B> > > Lothia
(B> > > > atau yang dituakan.
(B> > > >
(B> > > > Kongco Bio Kuta berubah nama menjadi Vihara Dharmayana Kuta
(B> > > > untuk lebih jelasnya silahkan membaca Buku "Mengenal Vihara
(B> > > Dharmayana
(B> > > > Kuta"

RE: [budaya_tionghua] Pergeseran Identitas Warga Keturunan Tionghoa

2005-05-29 Thread Yonathan David
Kalo boleh menanggapi:
(B
(B>Pertama, yang manakah centre bagi warga keturunan Tionghoa di Indonesia,
(B>apakah geopolitik dan kebudayaan Tionghoa, atau geopolitik dan
(B>kebudayaan Indonesia. ?
(B
(BPertanyaan ini tidak akan pernah habis dibahas dan tidak akan pernah ketemu 
(Bjawaban yang sesuai. Tapi menurut pandangan saya berdsarkan pengalaman saya 
(Bsendiri adalah sebagai berikut.
(BGeopolitik dan kebudayaan yang menjadi center bagi orang Tionghoa Indonesia 
(Badalah unik orang Tionghoa Indonesia. 'Bukan' Indonesia dan juga 'bukan' 
(BTionghoa itu sendiri. Karena orang Tionghoa Indonesia 'tidak' diakui 
(Bsebagai suku asli Indonesia, jadi Tionghoa Indonesia 'bukan' orang 
(BIndonesia. Tapi, orang Tionghoa Indonesia juga 'bukan' orang Tionghoa.
(BSaya tidak akan membahas panjang lebar kenapa Tionghoa Indonesia 'bukan' 
(Borang Indonesia. Rekan2 yang merasa dirinya orang Tionghoa Indoesia toh 
(Bbisa merasakannya sendiri apa dan bagaimana diperlakukan sebagai 'bukan' 
(Borang Indonesia.
(BLalu kenapa orang Tionghoa Indonesia juga 'bukan' orang Tionghoa? Banyak 
(Bdiantara orang Tionghoa Indoesia yang tidak bisa berbahasa Tionghoa 
(B(termasuk saya). Bagi orang Tionghoa seperti ini, kalau ke luar negeri, 
(Bketemu orang Tionghoa, bisakah mereka menyebut dirinya sendiri orang 
(BTionghoa? Jawabannya tidak. Saya sendiri sudah 10 tahun lebih menetap di 
(Bluar, tapi saya masih suka ngomong suroboyoan kalo ketemu orang yang memang 
(Bdari jawa timur. Lebih terasa di rumah. Sering kangen makan soto, rawon, 
(Bbakso, yang notabene asli masakan Indonesia, dan masih suka masak sendiri 
(Bmasakan seperti itu. Waktu ketemu orang Tionghoa yang memang berasal dari 
(BTionghoa, saya memang merasa lebih 'dekat' daripada waktu ketemu orang 
(Bbule, ataupun Jepang. Harus diakui rasa 'tali persaudaraan (?)' memang 
(Bsedikitnya ada. Tapi ya tetap aja tidak bisa mengakui diri sendiri sebagai 
(Borang Tionghoa dihadapan orang Tionghoa (bagaimana mau ngaku orang 
(BTionghoa? bahasa Tionghoa saja gak ngerti? Tapi memang ukuran 
(Bke-Tionghoa-an bukan dari bisa tidaknya berbahasa Tionghoa, tapi itu adalah 
(Bsalah satu contoh)
(BJadi, orang Tionghoa Indoesia, di Indonesia, di rumah sendiri dianggap 
(Btamu, kalo ke luar rumah, di luar negeri, merasa Indonesia adalah rumah. 
(BMungkin yang bisa jadi jawaban, yang menjadi center bagi Tionghoa Indonesia 
(Badalah dua kebudayaan, baik Tionghoa dan Indonesia itu sendiri. Dan saya 
(Bmerasa alangkah senangnya kalau Tionghoa Indoesia itu bisa disejajarkan 
(Bdengan suku yang lain, Jawa, Bali, dsb, dengan demikian saya bisa benar2 
(Bmerasa Indonesia adalah rumah saya.
(B
(B>Kedua, bagaimana "identitas ke-Cina-an" itu didefinisikan, sebagai
(B>bagian budaya leluhur atau dikonstruksikan secara lokal. ?
(B
(BIdentitas ke-Tionghoa-an, seperti yang saya tulis di atas, secara budaya, 
(Bsalah satunya masih bisa berbahasa Tionghoa, terutama bagi yang berbahasa 
(BTionghoa di rumah, bukan yang bisa berbahasa Tionghoa karena kursus di 
(Bsekolah bahasa. Agama (misalnya ajaran Tri Dharma) tidak bisa menjadi 
(Bukuran ke-Tionghoa-an. Karena di Tionghoa sendiri, agama bukan menjadi 
(Bmasalah. Bahkan banyak juga yang tidak beragama. Nama Tionghoa mungkin bisa 
(Bjadi ukuran. Tapi itu juga tidak semuanya tepat. Masih banyak faktor budaya 
(Blain yang bisa menjadi ukuran ke-Tionghoa-an. Mungkin rekan2 yang lain bisa 
(Bmemberi definisi yang lebih tepat untuk hal ini.
(BSecara politis, orang Indonesia yang bukan Tionghoa masih lebih suka 
(Bmembedakan orang Tionghoa Inodenesia dan yang Non Tionghoa Indonesia. Jadi, 
(Bkadang kala bukan orang Tionghoa Indonesia yang mengidentitaskan dirinya 
(Bsebagai keturunan Tionghoa, tapi orang Non Tionghoa yang memberi indentitas 
(Bseperti itu.
(B
(B>Ketiga, bagaimana warga keturunan Tionghoa menempatkan dirinya di antara
(B>dua centre, ketika kedua-duanya berusaha menjadi centre bagi warga
(B>keturunan. ?
(B
(BSeperti yang saya tulis di jawaban pertama.
(B
(B>Keempat, apakah studi tentang "identitas ke-Cinaan" bisa membantu proses
(B>pembentukan identitas (identity building) warga keturunan Tionghoa di
(B>Indonesia. ?
(B
(BKenapa mesti mencari identitas? Identitas macam apa lagi yang dibutuhkan? 
(BOrang Tionghoa Indonesia adalah orang Indonesia keturunan Tionghoa yang 
(Bberkewarganegaraan Indonesia, yang merasa Indonesia adalah rumanya tapi 
(Btidak pernah bisa menjadi tuan rumah di Indonesia.
(BStudi yang dibutuhkan bukan proses pembentukan identitas, tapi studi 
(Bbagaimana orang Tionghoa Indonesia bisa menjadi tuan rumah di rumahnya 
(Bsendiri?
(B
(BSalam,
(B
(BDavid Chen
(B
(B
(B>-Original Message-
(B>From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
(B>[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Ambon
(B>Sent: Saturday, May 14, 2005 5:29 AM
(B>To: budaya_tionghua
(B>Subject: [budaya_tionghua] Pergeseran Identitas Warga Keturunan Tionghoa
(B>
(B>http://www.suarapembaruan.

[budaya_tionghua] Tekstualisme dalam Agama Bisa Membahayakan Kehidupan Bersama

2005-05-29 Thread Jeritan Bisu



 Senin, 30 Mei 2005 

Tekstualisme dalam Agama Bisa Membahayakan Kehidupan Bersama 

Jakarta, Kompas - Tekstualisme atau pemahaman agama dengan melepaskan diri dari konteks sejarah akan membawa implikasi cukup banyak. Bahkan, tekstualisme bisa membahayakan kehidupan bersama karena kondisi itu memungkinkan adanya pelaksanaan ajaran-ajaran yang tidak lagi kontekstual dengan zamannya, di antaranya dengan membenarkan suatu tindak kekerasan.

Padahal, tidak ada satu ayat pun dalam Al Quran yang memerintahkan hukuman mati atau hukuman lain terhadap orang murtad karena persoalan diserahkan pada Allah semata.
Demikian benang merah diskusi sehari Studium General di Yayasan Paramadina, Sabtu (28/5) di Jakarta.
Diskusi bertema "Tekstualisme dan Fundamentalisme Islam: Menebar ’Kejahatan dan Kezaliman’ Atas Nama Agama" itu menghadirkan Ulil Abshar Abdalla, Direktur Eksekutif Jaringan Islam Liberal dan Dr Zainun Kamal, Dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai pembicara, dengan moderator Moh Monib, Direktur Pusat Studi Islam Paramadina.
Sehari sebelumnya, Jumat (27/5), di tempat yang sama berlangsung diskusi "Teks dan Realitas: Ketegangan Hermeneutis dalam Pemikiran Islam". Para pembicaranya adalah Prof Dr Jalaluddin Rakhmat, Dr Zainul Kamal, Dr Seyyed Mohsen Miri, dan Dr Ali Ridha A’rafi.
Tak ada hukuman mati
Zainun Kamal dalam makalah tertulisnya menekankan, memang ada satu Hadits yang meriwayatkan hukuman mati terhadap orang murtad dalam kisah kaum Ukl yang menghadap Nabi dan memeluk Islam. "Mereka pura-pura sakit dan mengeluh bahwa udara Madinah kurang sehat untuk mereka," ujarnya.
Mereka kemudian dinasihatkan untuk pindah ke suatu tempat yang agak jauh dari Madinah, namun memiliki udara yang berbeda. Tempat itu, lanjut Zainun, adalah tempat untuk memelihara unta negara. Persoalannya, setelah sembuh, mereka membunuh para perawat dan penggembala kemudian membawa lari untanya.
"Upaya ini tertangkap dan kaum Ukl dijatuhi hukuman mati. Jadi, faktanya adalah hukuman mati bukan dijatuhkan karena konvensi agama, melainkan mereka telah melakukan pembunuhan dan perampokan," ujarnya.
Mengutip Surat al-Anfal 8:38-39 yang menginformasikan tentang bagaimana seharusnya kaum Muslimin bersikap setelah perang Badar (624 M), Zainun menekankan bahwa Allah akan menghentikan siksa-Nya jika mereka menghentikan pertempuran, mengakhiri kesewenang-wenangan, dan memperbaiki perilaku.
"Jika fitnah (penindasan) telah ternegasikan, maka agama pun hanya untuk Allah, dan tidak ada lagi perang atas nama Allah," tegas Zainun.
Ia menekankan bahwa pada ayat itu teks tidak berbunyi "agar hanya agama Islam menjadi milik Allah", melainkan "agar semua agama adalah kepunyaan Allah".
Menurut Zainun, hal itu berarti tercakup di dalamnya setiap millah, tanpa pembatasan pada agama tertentu. "Karena itu, jika ada pembatasan hanya pada agama tertentu, hal itu bertentangan dengan ayat yang membiarkan agama lain berjalan sebagaimana mestinya," demikian ditegaskannya.
Besar implikasinya
Lebih lanjut Ulil menjelaskan, bagi Indonesia tekstualisme-khususnya dalam agama- membawa implikasi cukup besar. "Terutama jika dipahami secara harafiah, bisa kurang tepat," katanya saat ditanya seusai diskusi.
Menurut Ulil, ajaran Islam yang tertuang dalam kitab suci Al Quran harus dipahami secara kontekstual. Dalam arti, pemahaman yang dibarengi dengan pengetahuan pada konteks dan sejarah yang melatarbelakangi ayat-ayat tersebut.
Karena itu pula, Ulil menegaskan pentingnya memisahkan antara Islam dan ekspresi kultural. Sebagai contoh, Ulil menyebutkan ibunya yang orang Jawa sehingga sehari-harinya mengenakan kain dan kebaya. "Namun, itu kan tidak berarti tingkat pemahaman dan pengamalan ajaran Islam ibu saya lebih rendah dibanding yang lain," tegasnya.
Menurut dia, agama Islam tidak harus diungkapkan dengan cara meninggalkan kebudayaan sendiri untuk kemudian mengadopsi kebudayaan Timur Tengah. "Tampaknya memang diperlukan suatu warning bahwa ekspresi budaya tidak bisa dicampuradukkan dengan ekspresi agama," ujarnya.
Ia menggarisbawahi bahaya tekstualisme agama, khususnya di Indonesia. "Tekstualisme biasanya dipahami untuk membenarkan satu tindak kekerasan," katanya.
Ini yang dibahas Zainun sebagai pemahaman yang keliru terhadap ungkapan "sehingga agama itu hanya kepunyaan Allah". Menurut Zainun, kalau agama yang dimaksud ditafsirkan sebagai Islam dan kemudian pemeluk agama lain dipaksa dengan kekerasan untuk mengikutinya, maka justru itulah yang disebut fitnah. "Penafsiran seperti ini justru bertentangan dengan makna ayat itu sendiri," jelasnya.
Zainun juga menegaskan bahwa Al Quran memberi kebebasan seluas-luasnya untuk memeluk agama apa saja yang mereka sukai. Dalam konteks Indonesia, Ulil menyebutnya sebagai ikatan suatu bangsa dalam satu negara.
"Yang mengikat bukan lagi agama, melainkan tanah. Selama kita berdiri di atas tanah yang sama, meskipun agama berbeda, tentu saja kita tetap bangsa Indonesia," tegasnya. (RIE)
		Do You Yahoo!? Yahoo! 

[budaya_tionghua] OOT : Etiket Bermilis-ria

2005-05-29 Thread Rinto Jiang
Etiket Bermilis-ria

Etiket berkomunikasi di ranah maya alias netiquette via Internet
sangat menentukan keberhasilan seseorang dalam bersosialisasi di era
maya ini. Selama beraktivitas di mailing list (milis), sebaiknya
perhatikan hal berikut ini.

* Biasakan memperkenalkan diri dengan jelas ketika bergabung dengan
sebuah milis. Kejujuran akan jati diri akan terasa manfaatnya di
kemudian hari.

* Baca dengan baik aturan sebuah milis, yang bisa saja berbeda dengan
aturan milis lain.

* Pastikan subject (kepala surat) yang Anda tulis benar-benar
mencerminkan isi e-mail Anda.

* Pastikan subject e-mail berisi informasi yang benar: apakah bersifat
meminta info, bertanya, memberikan informasi, atau memang berbagi
cerita di luar konteks. Milis tertentu biasanya meminta anggota
mencantumkan tema subject, misalnya dengan [INFO], [TANYA], [OOT].

* Jika menanggapi sebuah posting, hapuslah bagian-bagian yang tidak
sedang Anda tanggapi. Ini berguna untuk menghemat bandwidth.

* Hindari membalas posting orang hanya dengan satu baris (one liner)
supaya tidak terkesan Anda sedang main-main.

* Jika Anda meneruskan (forwarding) e-mail seseorang, jangan pernah
mengubah isi aslinya.

* Jangan sekali-kali meneruskan e-mail dari seseorang yang tidak Anda
kenal.

* Jika Anda ingin meneruskan e-mail seseorang ke sebuah milis,
pastikan dulu Anda telah meminta izin kepada yang bersangkutan.

* Bila Anda merasa isi e-mail-nya mengandung informasi yang sensitif
atau kebenarannya tidak bisa dipertanggungjawabkan, sekalipun Anda
telah meminta izin, sebaiknya tidak diteruskan.

* Jangan tulis e-mail dengan huruf kapital semuanya karena penerimanya
akan menyangka Anda sedang berteriak-teriak atau marah.
 
BP
KORAN TEMPO, MINGGU 22 MEI 2005



.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[budaya_tionghua] OOT : koran mandarin

2005-05-29 Thread huanghua_chen
ada yang tau  alamat agen terbesar yang menjual koran-koran 
mandarin di jakarta?

Xie Xie
huang hua







.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/