Hikayat Anak Angkat Beranting2 Emas Sebelah was: [budaya_tionghua] Gadis Tionghoa yang Jadi Polwan
mungkin aja.. misal diangkat anak, untuk mengusir sue ( dengar2 lagu sway (kedengaran sue) pantang diputar di singapura hehe ), atau supaya anaknya gak sakit2an nah soal diangkat anak ini, ada yg pernah tahu asal mula anak yg diangkat anak oleh toa pekong, terus mesti make anting2 emas di sebelah telinganya. Kebetulan ada temanku yg begitu sejak kecil, jangan2 dia jadi trendsetter punk tahun 70-an. bisa aja ceritanya ada bule backpacker main terus lihat itu terus jadi inspirasi Best Regards, Eddy Tlessh On 9/14/06, Nandhy Patrick Chang [EMAIL PROTECTED] wrote: Orang tuanya marga TAN + Khou, koq marga anak bisa berubah menjadi marga Chang ? apakah memang ada cara utk merubah/mengganti marga ? Mohon pencerahannya dari pasa senior.. kamsia, Nandhy -- --- missed your OOT articles? http://ootwatch.blogspot.com [Non-text portions of this message have been removed] .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Dihentikan dulu ([budaya_tionghua] Sejarah Tiongkok tercatat dalam Al-Kitab)
Karena banyak anggota yang takut akan terulang diskusi2 menjurus kepada debat kusir karena perbedaan keyakinan. Juga karena pembahasan yang sepotong2 dapat menyulitkan pemahaman yang mendasar, kami tim moderator merencanakan untuk menghimpun seluruh sanggahan menjadi beberapa bagian tulisan untuk ditampilkan di milis, blog milis dan website. Mudah2an, cara ini akan dapat menjembatani antara yang menolak dan yang ingin mendiskusikan masalah ini. Rinto Jiang Mr. X wrote: Makasih Bro Suryadi atas situsnya. saya udah buka-buka dikit. wah ternyata situs itu berisi informasi penting bahwa: 1. orang Tionghoa sebelum era budhis memuja Tuhan yang sama seperti Tuhan yang ada di Bible ya. 2. salah satu contoh untuk memperkuat argumen ini adalah karakter huruf Tionghoa. 3. Shang Ti adalah PENCIPTA alias Tuhan dalam cosmologi Tionghoa yang mirip sekali dengan penjelasan Tuhan alias Jehova Kristen. Shang Ti dipuja oleh tiga dinasti awal yaitu Xia, Shang dan Zhou. 4. Tuhan Allah kembali diperkenalkan oleh orang Barat kepada Bangsa Tionghoa. artinya, bangsa Tionghoa berhutang budi terhadap bangsa Barat. 5. Pandangan yang mengatakan bahwa Bible adalah buku Barat tidak tepat. ada kemungkinan yang besar bahwa bangsa Tionghoa kuno sudah mengenal ajaran dan isi Bible sejak jaman kuno. hal ini dikuatkan oleh pernyataan Bible bahwa bangsa-bangsa dan bahasa dikotak-kotak oleh Tuhan 5 ribu tahun yang lalu. hal ini berarti 500 thn lebih awal sejak ditemukannya huruf-huruf Tionghoa. 6. seluruh ras dan bangsa di dunia berasal dari Babylonia. jadi bangsa Tionghoa itu berasal dari Babylonia. 7. menurut karakter huruf Tionghoa, 4.500 thn yang lalu bangsa Tionghoa menyakini bahwa manusia diciptakan oleh debu dan tanah. mengapa sekarang ini orang-orang Tionghoa hendak mencoba menyangkal fakta ini?? 8. nabi Nuh dalam bahasa Inggrisnya disebut Noah (Nowah). coba liat similarity-nya dengan legenda dewi Nuwa. 9. dari penelitian tentang huruf-huruf Tionghoa dapat dipastikan bahwa para penemu huruf Tionghoa pasti mengenal Bible. Lie Mei Fang Suryadi Hertanto [EMAIL PROTECTED] mailto:suryadi.hertanto%40gmail.com wrote: Rekan-rekan milis yth, Silakan klik url ini : http://www.wbschool.org/chinesecharacters.htm http://www.wbschool.org/chinesecharacters.htm Salam, Suryadi On 9/13/06, Rinto Jiang [EMAIL PROTECTED] mailto:rinto%40rinto.homeunix.net wrote: Bung Kenken, Makasih atas informasinya. Topik seperti ini memang perlu dibahas, bukan membahas seberapa keterkaitan di antara mereka, namun untuk menjernihkan seberapa tidak adanya hubungan di antara mereka. Walau tidak jelas buku apa yang anda maksudkan, namun setahu saya, tidak ada persamaan antara legenda Nuh dan Nuwa, satu2nya yang dipercayai menjadi hubungan dan keterkaitan antara Nuh dan Nuwa hanya karena persamaan penulisan Nuh dan Nuwa itu sendiri, dalam arti kata, N dan U menjadi alasan bahwa Nuh dan Nuwa itu merupakan satu tokoh yang sama. Satu lagi, banjir, namun Nuwa itu dikisahkan punya cara untuk mencegahnya, dengan cara menambal itu langit supaya tidak bocor terus. Tidak ada kapal seperti dalam legenda Nuh. Fakta2 yang mematahkan keterkaitan antara Nuh dan Nuwa: - Nuh itu laki2, Nuwa adalah perempuan dan dianggap sebagai ibu dari seluruh orang Tionghoa. - Nuh itu pelafalan dan tulisan pinyin-nya adalah Nuoya (alkitab mandarin), Nuwa itu penulisan dan pinyinnya adalah Nuwa (dibaca Niiwa). Nu-nya itu adalah berarti perempuan. - Tidak ada kapal dalam legenda Nuwa. - Tidak ada penambalan langit dalam legenda Nuh. - Nuwa menciptakan manusia, Nuh tidak. Melihat fakta di atas, yang dipatahkan 2 tahun lalu, nampaknya para pendukung teori keterkaitan antara Alkitab dan sejarah Tionghoa masih kurang puas dan mengganti teori ini dengan teori keterkaitan antara Nuh dan Shennong (dewa petani dan bapak obat tradisional Tiongkok) dalam terbitan terbaru mereka. Benar2 kreatif. Demikian dulu. Rinto Jiang mayatperempuan wrote: dear Friends, saya baru saja mendapat sebuah buku tanpa nama yang menjelaskan hubungan erat antara sejarah Tiongkok dan Al-Kitab Kristiani. salah satu kisah yang saya temukan kemiripannya adalah legenda Nabi Nuh dan folklore tentang dewi Nuwa. sungguh menarik bahwa Al-Kitab telah mencatat seluruh kejadian di dunia ini. hal ini membuktikan bahwa Al-Kitab memang firman Tuhan. ada temen-temen di milis ini yang bisa sharing lebih jauh tentang hubungan antara Al-Kitab dengan sejarah Tiongkok? [Non-text portions of this message have been removed] .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to:
[budaya_tionghua] RE: Refresh: Hokkian atau Min (need info: kursus bhs canton)
Thanks atas refreshnya bung Rinto . masih ada pertanyaan lagi nih . mengapa di Indonesia, saya belum pernah menemui hoa-kiau yang bisa berbahasa Cantonese, sedangkan mayoritas Malay-hoa-kiao yang saya kenal, mereka ber-cantonese fasih sekali, dan bisa komunikasi dengan anak2x Hongkong Macau dengan baik, kebetulan saya juga kenal banyak teman dari 3 negara ini. Best, Richard http://groups. http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/message/12037 yahoo.com/group/budaya_tionghua/message/12037 Dialek Min / Hokkian (Re: MEI XIEN THAI PHU) Yonathan menulis : Menarik sekali topik mengenai asal usul orang hakka di Indonesia. Satu yg ingin saya tanyakan, orang2 yg berasal dari Pu Tian termasuk yg dialek yg mana? Kedua orang tua saya bilang kalo, leluhur kami berasal dari Pu Tian shi, tepatnya Xian You, kadang ortu saya juga nyebut dirinya orang Xian You. Terima kasih kalo ada bisa menjawab pertanyaan saya ini. David Chen Rinto Jiang : Logat Putian bukan termasuk dalam salah satu dialek Hakka, namun termasuk ke dalam dialek Min (Hokkian). Perlu diketahui, dialek (bahasa) yang digunakan di Tiongkok Selatan itu punya satu ciri khas, walau satu desa ke desa lainnya cuma berjarak puluhan kilometer, namun sangat mungkin perbedaan antar logat dalam dialek yang sama sangat jelas berbeda. Seperti, logat Fuzhou, logat Putian, logat Quanzhou dan logat Xiamen misalnya, kesemuanya masih termasuk ke dalam dialek (bahasa) Min, namun di antara pembicaranya mungkin tidak mengerti satu sama lainnya. Perbedaan logat Putian dengan logat lainnya lebih terasa. Inilah perbedaan jelas daripada bahasa di Tiongkok Utara dan Selatan. Di Tiongkok Utara, dialek Utara (Beifang Fangyan) yang kita kenal sebagai bahasa mandarin (atau Putong Hua) sekarang digunakan secara luas di propinsi2 di sebelah utara Chang Jiang, walau ada sedikit perbedaan logat, namun antara pengguna logat Beijing dan logat Chengdu misalnya, walau jaraknya beribu km, masih dapat saling mengerti apa yang dibicarakan lawan bicara. Oh, ya. Putian letaknya di antara Fuzhou (Hokchiu) dan Quanzhou (Coanchiu). Perbedaan dalam dialek Min yang lebih terasa misalnya antara Hokkian Medan dengan Hokkian Bagan Siapiapi. Hokkian Bagan lebih dekat dengan Hokkian Taiwan (Taiwanese), sedangkan Hokkian Medan berbeda sekali. Hokkian Medan selain lebih dekat ke Hokkian Zhangzhou, juga telah tercampur dengan bahasa lokal. Sama halnya dengan Hokkian Taiwan yang lebih kaya kosa katanya karena menyerap banyak kosa kata asing seperti bahasa Jepang, Belanda, Spanyol dan aborigin. Beberapa kosa kata di dalam bahasa Taiwan ada yang menyerap bahasa asing misalnya roti, disebut phang (dari bahasa Prancis), sabun disebut sabbun (dari bahasa Spanyol), obeng disebut lolaiba (dari bahasa Jepang) dan jambu disebut liem bu (dari bahasa aborigin). Liembu ini adalah bahasa austronesia, jadi memang ada hubungannya dengan jambu dalam bahasa Melayu. Kalau bahasa Hokkian Medan jangan dibilang lagi, sepertinya sudah banyak mengalami degradasi dan banyak unsur lokalnya. Seperti banyak sekali kata2 Hokkian yang tidak dimengerti oleh adik saya sewaktu berkomunikasi. Kengcio? Hociau? Untong? Tidak mengerti sama sekali. Kengcio itu pisang, Hociau itu paspor, Untong itu olahraga. Dalam bahasa sehari2, mereka telah terbiasa menggunakan kosa kata bahasa Indonesia. Demikian sekilas tentang dialek Min. Tentang pembagian dialek Min dan logat2nya dulu sekali pernah diulas di milis ini oleh Sdr. King Hian dan lain2. Rinto Jiang === http://groups. http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/message/12046 yahoo.com/group/budaya_tionghua/message/12046 *Perbedaan mendasar orang Hakka dan Hokkian:* 1. Bahasanya Bahasa orang Hokkian adalah Minnanhua [Banlam'ue] sedangkan bahasa orang Hakka adalah Kejiahua [Hakkafa]. Kedua bahasa ini berbeda cukup jauh, sehingga orang Hakka tidak bisa mengerti pembicaraan bahasa Hokkian, dan sebaliknya. 2. Tempat asalnya Mayoritas orang Hakka berasal dari propinsi Guangdong [Hakka: Kuongtung, Hokkian: Kngtang], dengan daerah yang dianggap 'pusat' orang Hakka di kabupaten Meixian (sekarang kota Meizhou) di Guangdong Timur Laut. Sedangkan orang Hokkian berasal dari propinsi Fujian Tenggara [Hokkian: Hokkian, Hakka: Fukkian] di keresidenan Quanzhou, Zhangzhou, dan Xiamen. Di Pulau Jawa, orang Hokkian merantau terlebih dahulu, terutama di kota2 pesisir utara Pulau Jawa. Pada kelompok pertama orang Hokkian yang merantau ke Indonesia (umumnya lelaki, jarang wanita yang ikut merantau) terjadi kawin campur dengan wanita asli Indonesia, yang kemudian menghasilkan golongan Tionghoa Peranakan. Orang Hakka yang terlebih dahulu merantau ke Indonesia, umunya berada di Kalimantan Barat. Orang Hakka di Bangka dan Belitung didatangkan untuk bekerja di pertambangan timah, cmiiw. Di Indonesia, secara keseluruhan orang Hokkian adalah yang terbesar, kemudian diikuti oleh orang
Re: [budaya_tionghua] RE: Refresh: Hokkian atau Min (need info: kursus bhs canton)
Saudara Richard pasti belum pernah ketemu hoakiau yang berasal dari Ujungpandang (Makasar). Di situ sebagian besar pakai bahasa Cantonese. Salam, Suryadi richardwu9 [EMAIL PROTECTED] Sent by: budaya_tionghua@yahoogroups.com 09/14/2006 12:59 PM Please respond to budaya_tionghua@yahoogroups.com To budaya_tionghua@yahoogroups.com cc Subject [budaya_tionghua] RE: Refresh: Hokkian atau Min (need info: kursus bhs canton) Thanks atas refreshnya bung Rinto . masih ada pertanyaan lagi nih . mengapa di Indonesia, saya belum pernah menemui hoa-kiau yang bisa berbahasa Cantonese, sedangkan mayoritas Malay-hoa-kiao yang saya kenal, mereka ber-cantonese fasih sekali, dan bisa komunikasi dengan anak2x Hongkong Macau dengan baik, kebetulan saya juga kenal banyak teman dari 3 negara ini. Best, Richard http://groups. http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/message/12037 yahoo.com/group/budaya_tionghua/message/12037 Dialek Min / Hokkian (Re: MEI XIEN THAI PHU) Yonathan menulis : Menarik sekali topik mengenai asal usul orang hakka di Indonesia. Satu yg ingin saya tanyakan, orang2 yg berasal dari Pu Tian termasuk yg dialek yg mana? Kedua orang tua saya bilang kalo, leluhur kami berasal dari Pu Tian shi, tepatnya Xian You, kadang ortu saya juga nyebut dirinya orang Xian You. Terima kasih kalo ada bisa menjawab pertanyaan saya ini. David Chen Rinto Jiang : Logat Putian bukan termasuk dalam salah satu dialek Hakka, namun termasuk ke dalam dialek Min (Hokkian). Perlu diketahui, dialek (bahasa) yang digunakan di Tiongkok Selatan itu punya satu ciri khas, walau satu desa ke desa lainnya cuma berjarak puluhan kilometer, namun sangat mungkin perbedaan antar logat dalam dialek yang sama sangat jelas berbeda. Seperti, logat Fuzhou, logat Putian, logat Quanzhou dan logat Xiamen misalnya, kesemuanya masih termasuk ke dalam dialek (bahasa) Min, namun di antara pembicaranya mungkin tidak mengerti satu sama lainnya. Perbedaan logat Putian dengan logat lainnya lebih terasa. Inilah perbedaan jelas daripada bahasa di Tiongkok Utara dan Selatan. Di Tiongkok Utara, dialek Utara (Beifang Fangyan) yang kita kenal sebagai bahasa mandarin (atau Putong Hua) sekarang digunakan secara luas di propinsi2 di sebelah utara Chang Jiang, walau ada sedikit perbedaan logat, namun antara pengguna logat Beijing dan logat Chengdu misalnya, walau jaraknya beribu km, masih dapat saling mengerti apa yang dibicarakan lawan bicara. Oh, ya. Putian letaknya di antara Fuzhou (Hokchiu) dan Quanzhou (Coanchiu). Perbedaan dalam dialek Min yang lebih terasa misalnya antara Hokkian Medan dengan Hokkian Bagan Siapiapi. Hokkian Bagan lebih dekat dengan Hokkian Taiwan (Taiwanese), sedangkan Hokkian Medan berbeda sekali. Hokkian Medan selain lebih dekat ke Hokkian Zhangzhou, juga telah tercampur dengan bahasa lokal. Sama halnya dengan Hokkian Taiwan yang lebih kaya kosa katanya karena menyerap banyak kosa kata asing seperti bahasa Jepang, Belanda, Spanyol dan aborigin. Beberapa kosa kata di dalam bahasa Taiwan ada yang menyerap bahasa asing misalnya roti, disebut phang (dari bahasa Prancis), sabun disebut sabbun (dari bahasa Spanyol), obeng disebut lolaiba (dari bahasa Jepang) dan jambu disebut liem bu (dari bahasa aborigin). Liembu ini adalah bahasa austronesia, jadi memang ada hubungannya dengan jambu dalam bahasa Melayu. Kalau bahasa Hokkian Medan jangan dibilang lagi, sepertinya sudah banyak mengalami degradasi dan banyak unsur lokalnya. Seperti banyak sekali kata2 Hokkian yang tidak dimengerti oleh adik saya sewaktu berkomunikasi. Kengcio? Hociau? Untong? Tidak mengerti sama sekali. Kengcio itu pisang, Hociau itu paspor, Untong itu olahraga. Dalam bahasa sehari2, mereka telah terbiasa menggunakan kosa kata bahasa Indonesia. Demikian sekilas tentang dialek Min. Tentang pembagian dialek Min dan logat2nya dulu sekali pernah diulas di milis ini oleh Sdr. King Hian dan lain2. Rinto Jiang === http://groups. http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/message/12046 yahoo.com/group/budaya_tionghua/message/12046 *Perbedaan mendasar orang Hakka dan Hokkian:* 1. Bahasanya Bahasa orang Hokkian adalah Minnanhua [Banlam'ue] sedangkan bahasa orang Hakka adalah Kejiahua [Hakkafa]. Kedua bahasa ini berbeda cukup jauh, sehingga orang Hakka tidak bisa mengerti pembicaraan bahasa Hokkian, dan sebaliknya. 2. Tempat asalnya Mayoritas orang Hakka berasal dari propinsi Guangdong [Hakka: Kuongtung, Hokkian: Kngtang], dengan daerah yang dianggap 'pusat' orang Hakka di kabupaten Meixian (sekarang kota Meizhou) di Guangdong Timur Laut. Sedangkan orang Hokkian berasal dari propinsi Fujian Tenggara [Hokkian: Hokkian, Hakka: Fukkian] di keresidenan Quanzhou, Zhangzhou, dan Xiamen. Di Pulau Jawa, orang Hokkian merantau terlebih dahulu, terutama di kota2 pesisir utara Pulau Jawa. Pada kelompok pertama orang Hokkian yang merantau ke Indonesia (umumnya lelaki,
Re: [budaya_tionghua] RE: Refresh: Hokkian atau Min (need info: kursus bhs canton)
Ini sebenarnya erat kaitannya dengan mayoritas jumlah leluhur orang Tionghoa yang merantau ke Indonesia dan menetap di suatu wilayah. Dalam statistik yang dicatat oleh Belanda pada tahun 1930, urutan imigran terbanyak adalah Hokkian, Tiochiu, Hakka dan kemudian Kanton. Ini statistik umum, artinya, bahasa lokal biasanya didominasi oleh bahasa imigran yang terbanyak berdiam di wilayah tersebut. Misalnya, di Medan, walau ada orang Kanton, Hakka, Tiochiu dan lain2, namun bahasa lokal biasanya adalah bahasa Hokkian. Bahasa masing2 hanya digunakan di rumah dan lingkungan keluarga. Contoh lain adalah di Aceh yang dominan adalah bahasa Hakka, di Riau, Palembang dan Kalbar Tiochiu. Di Malaysia juga, komunitas Tionghoa di KL dan Melaka biasanya pintar berbahasa Kanton, terlepas dari mana asal leluhur mereka. Sedangkan di Penang, Johor, Selangor serta Singapura fasih berbahasa Hokkian. Imigran di Amerika Utara lebih seragam, mayoritas berasal dari Kanton, sehingga bahasa dominan di sana adalah Kanton, sama sekali tidak ada bahasa Hokkian di sana. Kalau di Indonesia, misalnya bahasa yang dominan itu ada 2, maka seseorang biasanya akan fasih berbagai dialek. Misalnya, Bung Minhui yang tinggal di Brahrang, akan menggunakan bahasa Tiochiu dengan tetangga2nya dan berbahasa Hokkian dengan rekan kerjanya di Medan. Dengan begitu, kita takkan heran mengapa Tionghoa di Malaysia fasih banyak dialek sedangkan di Indonesia sepertinya hanya Hokkian dan Hokkian melulu. Rinto Jiang richardwu9 wrote: Thanks atas refreshnya bung Rinto . masih ada pertanyaan lagi nih . mengapa di Indonesia, saya belum pernah menemui hoa-kiau yang bisa berbahasa Cantonese, sedangkan mayoritas Malay-hoa-kiao yang saya kenal, mereka ber-cantonese fasih sekali, dan bisa komunikasi dengan anak2x Hongkong Macau dengan baik, kebetulan saya juga kenal banyak teman dari 3 negara ini. Best, Richard http://groups. http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/message/12037 http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/message/12037 yahoo.com/group/budaya_tionghua/message/12037 Dialek Min / Hokkian (Re: MEI XIEN THAI PHU) Yonathan menulis : Menarik sekali topik mengenai asal usul orang hakka di Indonesia. Satu yg ingin saya tanyakan, orang2 yg berasal dari Pu Tian termasuk yg dialek yg mana? Kedua orang tua saya bilang kalo, leluhur kami berasal dari Pu Tian shi, tepatnya Xian You, kadang ortu saya juga nyebut dirinya orang Xian You. Terima kasih kalo ada bisa menjawab pertanyaan saya ini. David Chen . [Non-text portions of this message have been removed] .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [budaya_tionghua] 2000 anggota
Selamatnya seharusnya kepada seluruh anggota termasuk anda sendiri, bukan hanya tim moderator. Karena tim moderator bukan apa2 tanpa anggota yang aktif. Terima kasih atas dukungannya. Rinto Jiang hai hai wrote: CONGRATULATION TO ALL MODERATORS --- Rinto Jiang [EMAIL PROTECTED] mailto:rinto%40rinto.homeunix.net wrote: Hari ini, keanggotaan forum kita ini mencapai angka 2000 orang, walau masih dapat berfluktuasi karena masuk dan keluarnya anggota beberapa hari ini, namun forum ini sebenarnya masih mencatat pertambahan anggota baru kira2 10 anggota setiap minggunya. Walau kuantitas keanggotaan tidak mewakili apa2, namun paling tidak setiap pertambahan angka anggota merupakan pertanda bahwa di antara anggota2 baru tadi akan ada anggota2 potensial yang sekiranya dapat menyumbangkan ide, saran bagi pelestarian serta perkembangan kebudayaan Tionghoa-Indonesia di Indonesia untuk masa2 yang akan datang. [Non-text portions of this message have been removed] .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [budaya_tionghua] RE: Refresh: Hokkian atau Min (need info: kursus bhs canton)
itu hokkian di Medan dgn hokkian di penang sama sekali..100% gua ini di Jerman.banyak ketemu dan teman2 dr Taiwan, bisa sama2 bhs hokkian juga,krn bhs hokkian kita sdh campur dgn bhs indo...atau dgn bhs melayu. byeee Eddy Rinto Jiang [EMAIL PROTECTED] schrieb: Ini sebenarnya erat kaitannya dengan mayoritas jumlah leluhur orang Tionghoa yang merantau ke Indonesia dan menetap di suatu wilayah. Dalam statistik yang dicatat oleh Belanda pada tahun 1930, urutan imigran terbanyak adalah Hokkian, Tiochiu, Hakka dan kemudian Kanton. Ini statistik umum, artinya, bahasa lokal biasanya didominasi oleh bahasa imigran yang terbanyak berdiam di wilayah tersebut. Misalnya, di Medan, walau ada orang Kanton, Hakka, Tiochiu dan lain2, namun bahasa lokal biasanya adalah bahasa Hokkian. Bahasa masing2 hanya digunakan di rumah dan lingkungan keluarga. Contoh lain adalah di Aceh yang dominan adalah bahasa Hakka, di Riau, Palembang dan Kalbar Tiochiu. Di Malaysia juga, komunitas Tionghoa di KL dan Melaka biasanya pintar berbahasa Kanton, terlepas dari mana asal leluhur mereka. Sedangkan di Penang, Johor, Selangor serta Singapura fasih berbahasa Hokkian. Imigran di Amerika Utara lebih seragam, mayoritas berasal dari Kanton, sehingga bahasa dominan di sana adalah Kanton, sama sekali tidak ada bahasa Hokkian di sana. Kalau di Indonesia, misalnya bahasa yang dominan itu ada 2, maka seseorang biasanya akan fasih berbagai dialek. Misalnya, Bung Minhui yang tinggal di Brahrang, akan menggunakan bahasa Tiochiu dengan tetangga2nya dan berbahasa Hokkian dengan rekan kerjanya di Medan. Dengan begitu, kita takkan heran mengapa Tionghoa di Malaysia fasih banyak dialek sedangkan di Indonesia sepertinya hanya Hokkian dan Hokkian melulu. Rinto Jiang richardwu9 wrote: Thanks atas refreshnya bung Rinto . masih ada pertanyaan lagi nih . mengapa di Indonesia, saya belum pernah menemui hoa-kiau yang bisa berbahasa Cantonese, sedangkan mayoritas Malay-hoa-kiao yang saya kenal, mereka ber-cantonese fasih sekali, dan bisa komunikasi dengan anak2x Hongkong Macau dengan baik, kebetulan saya juga kenal banyak teman dari 3 negara ini. Best, Richard http://groups. http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/message/12037 http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/message/12037 yahoo.com/group/budaya_tionghua/message/12037 Dialek Min / Hokkian (Re: MEI XIEN THAI PHU) Yonathan menulis : Menarik sekali topik mengenai asal usul orang hakka di Indonesia. Satu yg ingin saya tanyakan, orang2 yg berasal dari Pu Tian termasuk yg dialek yg mana? Kedua orang tua saya bilang kalo, leluhur kami berasal dari Pu Tian shi, tepatnya Xian You, kadang ortu saya juga nyebut dirinya orang Xian You. Terima kasih kalo ada bisa menjawab pertanyaan saya ini. David Chen . [Non-text portions of this message have been removed] - Was Sie schon immer wissen wollten aber nie zu Fragen trauten? Yahoo! Clever hilft Ihnen. [Non-text portions of this message have been removed] .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
RE: [budaya_tionghua] 2000 anggota
Selamat buat Budaya Tionghua. To Modie. Kegiatan di Frindster-nya lebih baik diaktifkan. Banyak Generasi Muda yang perlu Pencerahan Kembali Budaya Tionghua. Salam, Jimmy Okberto mailcare | 021 8823068 It is never too late to be what you might have been.-by George Eliot http://djoko-go.blogspot.com/ _ From: Rinto Jiang Sent: Thursday, September 14, 2006 4:03 PM To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] 2000 anggota Selamatnya seharusnya kepada seluruh anggota termasuk anda sendiri, bukan hanya tim moderator. Karena tim moderator bukan apa2 tanpa anggota yang aktif. Terima kasih atas dukungannya. Rinto Jiang [Non-text portions of this message have been removed] .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[budaya_tionghua] Re: My book has been published!
Thank you! Took me 5 years but it's finally done! :) --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Joao Kho [EMAIL PROTECTED] wrote: Hi Liang Xiong, Keep The Great Work!! Congratulation!! Joao Kho --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, liang_jieming kitmengleong@ wrote: Just letting you guys know that my book has been published! Chinese Siege Warfare: Mechanical Artillery Siege Weapons of Antiquity - An illustrated history ISBN 981-05-5380-3 Cheers, Leong Kit Meng (Liang Jieming) .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
RE: [budaya_tionghua] RE: Refresh: Hokkian atau Min (need info: kursus bhs canton)
Pak Suryadi, Saya ada 1 teman sekolah anak Makassar, benar dia bilang kalau di rumah sama emak engkong pake Cantonese, tapi dia nggak bisa mengerti saat mendengarkan anak2x HK, Macau, dan Malay ngomong Cantonese. Mungkin 1 ini belum mewakili. Best, Richard Saudara Richard pasti belum pernah ketemu hoakiau yang berasal dari Ujungpandang (Makasar). Di situ sebagian besar pakai bahasa Cantonese. Salam, Suryadi [Non-text portions of this message have been removed] .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
RE: [budaya_tionghua] RE: Refresh: Hokkian atau Min (need info: kursus bhs canton)
Terima kasih pak Rinto. Saya kira penjelasan anda sangat masuk akal, seperti mayoritas mata sipit junior di Jawa tengah Jawa Timur, relatif lebih fasih berbahasa Jawa daripada Indonesia, apalagi Mandarin! Best, Richard Ini sebenarnya erat kaitannya dengan mayoritas jumlah leluhur orang Tionghoa yang merantau ke Indonesia dan menetap di suatu wilayah. Dalam statistik yang dicatat oleh Belanda pada tahun 1930, urutan imigran terbanyak adalah Hokkian, Tiochiu, Hakka dan kemudian Kanton. Ini statistik umum, artinya, bahasa lokal biasanya didominasi oleh bahasa imigran yang terbanyak berdiam di wilayah tersebut. Misalnya, di Medan, walau ada orang Kanton, Hakka, Tiochiu dan lain2, namun bahasa lokal biasanya adalah bahasa Hokkian. Bahasa masing2 hanya digunakan di rumah dan lingkungan keluarga. Contoh lain adalah di Aceh yang dominan adalah bahasa Hakka, di Riau, Palembang dan Kalbar Tiochiu. Di Malaysia juga, komunitas Tionghoa di KL dan Melaka biasanya pintar berbahasa Kanton, terlepas dari mana asal leluhur mereka. Sedangkan di Penang, Johor, Selangor serta Singapura fasih berbahasa Hokkian. Imigran di Amerika Utara lebih seragam, mayoritas berasal dari Kanton, sehingga bahasa dominan di sana adalah Kanton, sama sekali tidak ada bahasa Hokkian di sana. Kalau di Indonesia, misalnya bahasa yang dominan itu ada 2, maka seseorang biasanya akan fasih berbagai dialek. Misalnya, Bung Minhui yang tinggal di Brahrang, akan menggunakan bahasa Tiochiu dengan tetangga2nya dan berbahasa Hokkian dengan rekan kerjanya di Medan. Dengan begitu, kita takkan heran mengapa Tionghoa di Malaysia fasih banyak dialek sedangkan di Indonesia sepertinya hanya Hokkian dan Hokkian melulu. Rinto Jiang [Non-text portions of this message have been removed] .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[budaya_tionghua] Beda Cina peranakan perantuan ?
All, tolong tanya, apa definisi kedua kata dalam subjek di atas. Thanks in advance. Dalam Mandarin juga ada dan dalam hal ini saya juga belum paham bedanya. Best, Richard [Non-text portions of this message have been removed] .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[budaya_tionghua] Re: Refresh: Hokkian atau Min (need info: kursus bhs canton)
salam kenal semua, Tambahan sedikit dari saya ttg Putian Shi, orang2 putian di indonesia menyebut diri mereka adalah orang 'hinghua' /'xinghua' kebanyakan dari mereka melakukan bisnis di bidang onderdil. thx, Zhou - http://groups. http://groups. yahoo.com/ group/budaya_ tionghua/ message/12037 yahoo.com/group/ budaya_tionghua/ message/12037 Dialek Min / Hokkian (Re: MEI XIEN THAI PHU) Yonathan menulis : Menarik sekali topik mengenai asal usul orang hakka di Indonesia. Satu yg ingin saya tanyakan, orang2 yg berasal dari Pu Tian termasuk yg dialek yg mana? Kedua orang tua saya bilang kalo, leluhur kami berasal dari Pu Tian shi, tepatnya Xian You, kadang ortu saya juga nyebut dirinya orang Xian You. Terima kasih kalo ada bisa menjawab pertanyaan saya ini. David Chen Rinto Jiang : Logat Putian bukan termasuk dalam salah satu dialek Hakka, namun termasuk ke dalam dialek Min (Hokkian). Perlu diketahui, dialek (bahasa) yang digunakan di Tiongkok Selatan itu punya satu ciri khas, walau satu desa ke desa lainnya cuma berjarak puluhan kilometer, namun sangat mungkin perbedaan antar logat dalam dialek yang sama sangat jelas berbeda. Seperti, logat Fuzhou, logat Putian, logat Quanzhou dan logat Xiamen misalnya, kesemuanya masih termasuk ke dalam dialek (bahasa) Min, namun di antara pembicaranya mungkin tidak mengerti satu sama lainnya. Perbedaan logat Putian dengan logat lainnya lebih terasa. Inilah perbedaan jelas daripada bahasa di Tiongkok Utara dan Selatan. Di Tiongkok Utara, dialek Utara (Beifang Fangyan) yang kita kenal sebagai bahasa mandarin (atau Putong Hua) sekarang digunakan secara luas di propinsi2 di sebelah utara Chang Jiang, walau ada sedikit perbedaan logat, namun antara pengguna logat Beijing dan logat Chengdu misalnya, walau jaraknya beribu km, masih dapat saling mengerti apa yang dibicarakan lawan bicara. Oh, ya. Putian letaknya di antara Fuzhou (Hokchiu) dan Quanzhou (Coanchiu). Perbedaan dalam dialek Min yang lebih terasa misalnya antara Hokkian Medan dengan Hokkian Bagan Siapiapi. Hokkian Bagan lebih dekat dengan Hokkian Taiwan (Taiwanese), sedangkan Hokkian Medan berbeda sekali. Hokkian Medan selain lebih dekat ke Hokkian Zhangzhou, juga telah tercampur dengan bahasa lokal. Sama halnya dengan Hokkian Taiwan yang lebih kaya kosa katanya karena menyerap banyak kosa kata asing seperti bahasa Jepang, Belanda, Spanyol dan aborigin. Beberapa kosa kata di dalam bahasa Taiwan ada yang menyerap bahasa asing misalnya roti, disebut phang (dari bahasa Prancis), sabun disebut sabbun (dari bahasa Spanyol), obeng disebut lolaiba (dari bahasa Jepang) dan jambu disebut liem bu (dari bahasa aborigin). Liembu ini adalah bahasa austronesia, jadi memang ada hubungannya dengan jambu dalam bahasa Melayu. Kalau bahasa Hokkian Medan jangan dibilang lagi, sepertinya sudah banyak mengalami degradasi dan banyak unsur lokalnya. Seperti banyak sekali kata2 Hokkian yang tidak dimengerti oleh adik saya sewaktu berkomunikasi. Kengcio? Hociau? Untong? Tidak mengerti sama sekali. Kengcio itu pisang, Hociau itu paspor, Untong itu olahraga. Dalam bahasa sehari2, mereka telah terbiasa menggunakan kosa kata bahasa Indonesia. Demikian sekilas tentang dialek Min. Tentang pembagian dialek Min dan logat2nya dulu sekali pernah diulas di milis ini oleh Sdr. King Hian dan lain2. Rinto Jiang - All-new Yahoo! Mail - Fire up a more powerful email and get things done faster. [Non-text portions of this message have been removed] .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[budaya_tionghua] Bedah Buku Supersemar Palsu - Kebohongan Sejarah yang Dibiarkan
http://jawapos.com/index.php?act=detail_cid=246796 Jumat, 15 Sept 2006, Bedah Buku Supersemar Palsu Upaya Mencari Kebenaran JAKARTA-Musim lahirnya buku tentang Soeharto masih belum berakhir. Menjelang peringatan peristiwa 30 September, sebuah buku berjudul Supersemar Palsu dibedah dalam acara Trisakti Book Fair di Universitas Trisakti Jakarta kemarin. Buku yang ditulis dengan gaya ringan itu mendapat perhatian mahasiswa. Seperti disampaikan Primajaya dari jurusan Teknik Informatika. Dia bertanya apakah Supersemar (Surat Perintah Sebelas Maret) itu ada? Lalu, siapa yang mengonsep. Apakah Presiden Soekarno saat menyetujui Supersemar berada dalam todongan senjata? lanjutnya. Pambudi, penulis buku yang sebenarnya sudah terbit sejak Mei 2006 itu, meyakini Supersemar ada. Tapi, isinya bagaimana, Pambudi sendiri mengakui belum jelas sampai sekarang. Sejauh ini ada beberapa versi. Pambudi menulis buku itu melalui metode uji konsistensi. Dia mengompilasi pengakuan para tokoh yang berada di seputar Supersemar -baik melalui buku maupun koran- lalu menyajikan perbedaan-perbedaan di antara pengakuan itu. Ini karena sejumlah tokoh yang berada di seputar misteri Supersemar memang sudah meninggal. Kontroversi memang belum akan selesai, katanya. Menurut dia, Supersemar memang dibuat di Istana Bogor, namun konsepnya dibawa dari Jakarta oleh tiga jenderal yang menyusul Soekarno ke sana. Ketiganya adalah Jenderal M. Yusuf, Jenderal Basuki Rahmat, dan Jenderal Amir Machmud. Tapi, saya tak meyakini adanya todongan karena dari uji konsistensi, itu gagal, terangnya. FX Rudi Gunawan dari Gagas Media mengatakan, penulisan buku sejarah haruslah dipandang sebagai sebuah cara mencari kebenaran. Ini kontribusi bagi sejarah (Indonesia) yang memang masih bisa ditulis ulang, katanya. Sejarah belum akan berhenti dan harus terus dicari. (naz) http://jawapos.com/index.php?act=detail_cid=246809 Jumat, 15 Sept 2006, Kebohongan Sejarah yang Dibiarkan Oleh Endang Suryadinata Bangsa dengan 250 juta jiwa ini terus saja hidup dalam satu bencana ke bencana yang lain. Tragedi demi tragedi datang silih berganti. Masalah yang satu belum kelar, datang 1001 krisis lain. Konflik sosial demi konflik bagai litani tanpa ujung. Itu belum terhitung kesalahan dalam mengambil keputusan yang dilakukan pemerintah. Akibatnya, harapan rakyat untuk melihat perubahan selalu kandas dalam kekecewaan. Dalam merespons tragedi lumpur Lapindo, misalnya, terlihat betapa lemahnya pemerintah. Jujur saja, jika kita melihat apa yang terjadi di segala bidang kehidupan kita sebagai bangsa, kita hanya akan digelayuti kekecewaan demi kekecewaan. Misalnya, daya saing Indonesia di arena persaingan ekonomi global kian melorot. Laporan IFC dan Bank Dunia mengenai Doing Business 2007 menyatakan, Indonesia menduduki peringkat 135 dari 175 negara dalam hal kemudahan memulai usaha baru, turun dari posisi 131 tahun lalu. Berbagai data yang mencoba memberikan harapan, misalnya tentang jumlah orang miskin, juga sudah dimanipulasi. Meski Wapres Jusuf Kalla berkoar krisis ekonomi sudah terlewati, kegelisahan dan jeritan jutaan orang kecil yang merasa hidupnya kian menderita tidak bisa dibungkam. Di bidang hukum, Amien Rais dan banyak orang kecewa terhadap sandiwara hukum. Bidang olahraga yang seharusnya bisa memberikan kebanggaan dan hiburan, kita juga belum berbicara banyak di pentas internasional. Sepak bola yang jadi tumpuan harapan hanya memberikan kekecewaan karena di peringkat FIFA terbaru, Indonesia ada di nomor 145 dari 205 negara. Bidang-bidang lain idem ditto. *** Mengapa kita gagal dalam banyak bidang? Mengapa impian sebagai bangsa yang unggul seperti diharapkan Presiden SBY harus kandas di tengah kenyataan yang mengecewakan? Apa sebenarnya yang menjadi akar semua kegagalan dan kekalahan kita? Jawabnya tentu bisa beragam dan bisa jadi sangat subjektif, tergantung siapa yang berbicara. Tetapi dari perspektif sejarah, sesuai kompetensi penulis, kita harus mengakui bahwa selama 61 tahun usia negeri ini, kita masih hidup dalam banyak kebohongan. Kebohongan jelas tidak bisa dijadikan titik tolak atau modal untuk hidup berbangsa atau bernegara. Kebohongan bisa dilihat di mana-mana dan yang paling kasat mata terlihat pada kebohongan sejarah yang masih tetap terus ditutup-tutupi hingga saat ini. Dalam kasus Munir, misalnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dianggap tidak melaksanakan Keputusan Presiden No 111/2004 tentang Pembentukan Tim Pencari Fakta Kasus Kematian Munir. Dalam keppres itu, pemerintah berjanji mengumumkan hasil penyelidikan tim kepada masyarakat, tapi hingga kini pemerintah belum juga mengumumkan. Bahkan, di ajang ASEM di Helsinki, presiden juga dicecar pertanyaan seputar Munir. Bukan hanya soal pengumuman terkait Munir itu yang mengecewakan, tapi jika kita mencoba melihat ada apa di balik sikap pemerintah yang seperti itu, kita akan semakin kecewa karena ternyata pemerintah SBY memang ingin
RE: [budaya_tionghua] My book has been published!
Mr Leong Kit Meng, First of all . Congratulations for this hard work . would you mind giving us more introduction of your book? Thank you in advance. Regards, Richard Just letting you guys know that my book has been published! Chinese Siege Warfare: Mechanical Artillery Siege Weapons of Antiquity - An illustrated history ISBN 981-05-5380-3 Cheers, Leong Kit Meng (Liang Jieming) [Non-text portions of this message have been removed] .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[budaya_tionghua] CONFUCIUS A man in the soul of Japan
http://search.japantimes.co.jp/cgi-bin/fl20060910x2.html Sunday, Sept. 10, 2006 CONFUCIUS A man in the soul of Japan By MICHAEL HOFFMAN Special to The Japan Times This story is part of a package on Confucius. The introduction is here. Hiraga Gennnai was a low-ranking Shikoku samurai and searing satirist against the neo-Confucianists holding sway in the Tokugawa Shogunate's closed Japan. He died in prison after stabbing a disciple in 1779 in a fit of madness. The Analects and other Confucian texts were brought to Japan by the Korean envoy and scholar Wani in the fourth or fifth century A.D., some 800 years after Confucius' death. Buddhist sutras were also among the gifts he bore. What kind of pupils Wani found the courtiers of preliterate Japan to be is not recorded. But the first fruits of Japan's early education were summarized two centuries later in the 17 articles of the Constitution of Prince Shotoku, dated 604. Its very first words, Harmony is to be valued, are Confucian to the core. So is the exhortation in Article 4: The ministers and functionaries should make decorous behavior their leading principle, for the leading principle of the government of the people consists in decorous behavior. If the superiors do not behave with decorum, the inferiors are disorderly: if inferiors are wanting in proper behavior, there must necessarily be offences. A palace revolution in 645, known as the Taika Reform, aimed to fuse Japan's loose assemblage of rival clans into the centralized Confucian state envisioned by Prince Shotoku in Article 12: In a country there are not two lords; the people cannot have two masters. The sovereign is the master of the people of the whole country. Japan's cultural and political infancy, then, bears a strong Confucian stamp. A Chinese visitor to Nara at the height of the Nara Period (710-784) would have seen a model in miniature of his own society. The Heian Period (794-1185) was a different story Ea purely Japanese cultural flowering that had little use for Confucianism. In Murasaki Shikibu's classic Tale of Genji, the masterpiece of the age, Confucian scholars are figures of fun, their stuffy solemnity and stilted language provoking gusts of laughter among the guests at Genji's son's matriculation ceremony. Chinese recasting The close of the Heian Period coincided with a Chinese recasting of the Confucian legacy by a group of scholars known to posterity as neo-Confucianists. The outstanding figure among them as far as Japan is concerned is Chu Hsi (1130-1200), for whom the quality of benevolence, very dear to Confucius' heart and central to his doctrine, is not only a human quality pertaining to society, but a natural force underpinning the physical universe: Man learns virtue by contemplating the natural order. It is only a short leap from here to the notion that the given social hierarchy is ordained by nature itself. Hayashi Razan, who was the Confucian scholar-adviser to four shoguns from 1607. PHOTO COURTESY OF YOSHIKAWA KO-BUNKAN, from Japanese Historians and the National Myths, 1600-1945, by John S. Brownlee (Univ. of Tokyo Press; 1997) Perhaps we need look no further for an explanation of why Chu Hsi's thinking was so attractive to the ultraconservative regime of the Edo Period (1603-1867). The Tokugawa shoguns closed Japan to all but the most limited foreign intercourse and froze, to the greatest extent possible, the social system in its 17th-century mold. Throughout this period, Chu Hsi's neo-Confucianism was the official state dogma. * * * * * Many Japanese Confucian scholars are truly frogs who know nothing outside their own small wells, wrote the satirist Hiraga Gennai (1728-1779). They slavishly copy everything Chinese and refer to Japan as a nation of 'Eastern Barbarians.' Hiraga was a jack-of-all-trades, an accomplished dabbler in Western arts and sciences whose impatience with the hidebound Confucian scholar-officials is understandable in view of the festering social problems Epoverty, peasant riots, the first hints of dangerous foreign resentment over Japan's isolationism Eto which they had no solutions beyond pedantic appeals for greater Confucian rectitude. The fact that people today will frivolously walk down a road from which there is no return is due to the existence of the 'Tale of Genji' and the [more overtly erotic] 'Tales of Ise,'E huffed the orthodox Chu Hsi scholar Yamazaki Ansai (1618-1682). It is said that the 'Tale of Genji' was written as an admonishment for men and women. It is extremely doubtful, however, that such frivolity could serve to admonish anyone. But the Confucian camp was less united than its outward ceremonial gravity made it appear. Had not Confucius himself treasured the Book of Odes, a poetry and song collection from the ancient golden age he longed to recreate? Was it not one of the five Confucian classics? Did that
[budaya_tionghua] CONFUCIUS East and West echo the sage: 'The ideal society is like a family'
http://search.japantimes.co.jp/cgi-bin/fl20060910x3.html Sunday, Sept. 10, 2006 CONFUCIUS East and West echo the sage: 'The ideal society is like a family' By MICHAEL HOFFMAN This story is part of a package on Confucius. The introduction is here. Is Confucius dead? He walked the Earth more than 2,500 years ago, his thinking focused even then on the remote past. Why bother with him today? The eminence of his name, combined with aspects of his teachings that seem to favor absolute rule and unconditional obedience, have made him a convenient prop for Asian tyrants seeking to justify their dictatorships. But does he have anything meaningful to say to the rest of us? Confucius, after all, knew little of technological change. We know nothing of stasis. To us, yesterday's wisdom seems obsolete today. To him, a filial son was one who made no change to his father's ways until the father had been dead at least three years. What can our globalized universe possibly learn from such a sage? A good deal, argues a book titled Confucianism for the Modern World. The volume is a collection of essays by 18 scholars, Asian and Western, who evaluate the master's legacy in terms of its contemporary relevance. Their point is that the incoherences and dissonances of our time have more in common than outward appearance might suggest with those that troubled Confucius 2Emillennia ago Eand that we, too, would be the better for a stiff dose of li. Li is generally translated as rites or rituals, but those words, with their connotation of empty forms, strike the wrong note. Think of it instead, suggests contributor Hahm Chaihark, a professor at South Korea's Yonsei University, as a marvelous combination of education, self-cultivation, training, discipline, restraint, authority and legitimacy. For Hahm, li served as a kind of unwritten premodern constitution, a constraint on government absolutism rather than an encouragement of it. For example, he writes, during the Choson dynasty in Korea (1392-1910), the central bureaucracy included many offices Estaffed by experts in li Ewhose explicit duties were to educate, correct and criticize the behavior of the ruler. It's a model worthy of careful study, Hahm maintains, for once the citizens of modern East Asian countries begin to emulate their Confucian scholar-official ancestors, who first disciplined themselves with ritual propriety and then demanded the ruler's discipline, their countries will become constitutionalist states. Skeptics doubt a globalized regime's capacity to nourish civilized values beyond mass entertainment and mass consumption. Geir Helgesen, senior researcher at the Nordic Institute of Asian Studies in Copenhagen, warns in his essay in the book of globalization's tendency to overwhelm the individual and trigger a retreat into personal, private spheres of interest .EE Accordingly, he says, globalization might turn out to be a much more effective enemy of democracy than the totalitarian ideologies of the recent past ever were. So, should we disembark from the Internet and dust off our copies of The Analects? Maybe we should. Helgesen cites a recent South Korean survey showing 89 percent of respondents agreeing with Confucius that a leader should care for the people as parents for their children. Ninety-one percent felt comfortable with the orthodox Confucian notion that The objective of good government is to maintain harmonious social relations. For 87 percent, as of course for Confucius, The ideal society is like a family. Well, that's South Korea, the Confucian nation par excellence. But Helgesen's institute also conducted a similar survey in Denmark. To our surprise, he reports, 75 percent of Danish respondents agreed that 'the ideal society is like a family.'E What should we conclude from that? This at least, says Helgesen: By teaching a social morality which stresses proper rituals based on the emotional pattern people recognize from family life, Confucianism may well have something to offer [our] 'runaway world.' For other stories in our package on Confucius, please click the following links: A man in the soul of Japan The Japan Times (C) All rights reserved [Non-text portions of this message have been removed] .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to:
[budaya_tionghua] Re: My book has been published!
Hi Richard, certainly. There's an online version available here. http://authors.history-forum.com/liang_jieming/chinesesiegewarfare Kit Meng --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, richardwu9 [EMAIL PROTECTED] wrote: Mr Leong Kit Meng, First of all . Congratulations for this hard work . would you mind giving us more introduction of your book? Thank you in advance. Regards, Richard Just letting you guys know that my book has been published! Chinese Siege Warfare: Mechanical Artillery Siege Weapons of Antiquity - An illustrated history ISBN 981-05-5380-3 Cheers, Leong Kit Meng (Liang Jieming) [Non-text portions of this message have been removed] .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[budaya_tionghua] Re: My book has been published!
Gongxi ni Liang xiong, I am certain that your book will correct common mistakes about chinese warfare, because many chinese still think that their ancestors only use primitive swords and spears in battle. Is your book also published in Indonesia ? Valiant Virtue ¥Í¬°¤¤µØ¤H, ¦º¬°¤¤µØ»î .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :. Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/