Hikayat Anak Angkat Beranting2 Emas Sebelah was: [budaya_tionghua] Gadis Tionghoa yang Jadi Polwan

2006-09-14 Terurut Topik Eddy Tlessh
mungkin aja..
misal diangkat anak, untuk mengusir sue ( dengar2 lagu sway (kedengaran sue)
pantang diputar di singapura hehe ), atau supaya anaknya gak sakit2an

nah soal diangkat anak ini, ada yg pernah tahu asal mula anak yg diangkat
anak oleh toa pekong,
terus mesti make anting2 emas di sebelah telinganya. Kebetulan ada temanku
yg begitu sejak kecil,
jangan2 dia jadi trendsetter punk tahun 70-an. bisa aja ceritanya ada bule
backpacker main terus lihat itu terus jadi inspirasi

Best Regards,


Eddy Tlessh


On 9/14/06, Nandhy Patrick Chang [EMAIL PROTECTED] wrote:

   Orang tuanya marga TAN + Khou, koq marga anak bisa berubah menjadi marga
 Chang ?
 apakah memang ada cara utk merubah/mengganti marga ?
 Mohon pencerahannya dari pasa senior..

 kamsia,
 Nandhy












-- 
---
missed your OOT articles?
http://ootwatch.blogspot.com


[Non-text portions of this message have been removed]



.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.

 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Dihentikan dulu ([budaya_tionghua] Sejarah Tiongkok tercatat dalam Al-Kitab)

2006-09-14 Terurut Topik Rinto Jiang
Karena banyak anggota yang takut akan terulang diskusi2 menjurus kepada 
debat kusir karena perbedaan keyakinan. Juga karena pembahasan yang 
sepotong2 dapat menyulitkan pemahaman yang mendasar, kami tim moderator 
merencanakan untuk menghimpun seluruh sanggahan menjadi beberapa bagian 
tulisan untuk ditampilkan di milis, blog milis dan website.

Mudah2an, cara ini akan dapat menjembatani antara yang menolak dan yang 
ingin mendiskusikan masalah ini.


Rinto Jiang



Mr. X wrote:

 Makasih Bro Suryadi atas situsnya. saya udah buka-buka dikit. wah 
 ternyata situs itu berisi informasi penting bahwa:

 1. orang Tionghoa sebelum era budhis memuja Tuhan yang sama seperti 
 Tuhan yang ada di Bible ya.

 2. salah satu contoh untuk memperkuat argumen ini adalah karakter 
 huruf Tionghoa.

 3. Shang Ti adalah PENCIPTA alias Tuhan dalam cosmologi Tionghoa yang 
 mirip sekali dengan penjelasan Tuhan alias Jehova Kristen. Shang Ti 
 dipuja oleh tiga dinasti awal yaitu Xia, Shang dan Zhou.

 4. Tuhan Allah kembali diperkenalkan oleh orang Barat kepada Bangsa 
 Tionghoa. artinya, bangsa Tionghoa berhutang budi terhadap bangsa Barat.

 5. Pandangan yang mengatakan bahwa Bible adalah buku Barat tidak 
 tepat. ada kemungkinan yang besar bahwa bangsa Tionghoa kuno sudah 
 mengenal ajaran dan isi Bible sejak jaman kuno. hal ini dikuatkan oleh 
 pernyataan Bible bahwa bangsa-bangsa dan bahasa dikotak-kotak oleh 
 Tuhan 5 ribu tahun yang lalu. hal ini berarti 500 thn lebih awal sejak 
 ditemukannya huruf-huruf Tionghoa.

 6. seluruh ras dan bangsa di dunia berasal dari Babylonia. jadi bangsa 
 Tionghoa itu berasal dari Babylonia.

 7. menurut karakter huruf Tionghoa, 4.500 thn yang lalu bangsa 
 Tionghoa menyakini bahwa manusia diciptakan oleh debu dan tanah. 
 mengapa sekarang ini orang-orang Tionghoa hendak mencoba menyangkal 
 fakta ini??

 8. nabi Nuh dalam bahasa Inggrisnya disebut Noah (Nowah). coba liat 
 similarity-nya dengan legenda dewi Nuwa.

 9. dari penelitian tentang huruf-huruf Tionghoa dapat dipastikan bahwa 
 para penemu huruf Tionghoa pasti mengenal Bible.


 Lie Mei Fang

 Suryadi Hertanto [EMAIL PROTECTED] 
 mailto:suryadi.hertanto%40gmail.com wrote:
 Rekan-rekan milis yth,

 Silakan klik url ini :
 http://www.wbschool.org/chinesecharacters.htm 
 http://www.wbschool.org/chinesecharacters.htm

 Salam,
 Suryadi

 On 9/13/06, Rinto Jiang [EMAIL PROTECTED] 
 mailto:rinto%40rinto.homeunix.net wrote:
 
  Bung Kenken,
 
  Makasih atas informasinya. Topik seperti ini memang perlu dibahas, bukan
  membahas seberapa keterkaitan di antara mereka, namun untuk menjernihkan
  seberapa tidak adanya hubungan di antara mereka.
 
  Walau tidak jelas buku apa yang anda maksudkan, namun setahu saya, tidak
  ada persamaan antara legenda Nuh dan Nuwa, satu2nya yang dipercayai
  menjadi hubungan dan keterkaitan antara Nuh dan Nuwa hanya karena
  persamaan penulisan Nuh dan Nuwa itu sendiri, dalam arti kata, N dan
  U menjadi alasan bahwa Nuh dan Nuwa itu merupakan satu tokoh yang sama.
  Satu lagi, banjir, namun Nuwa itu dikisahkan punya cara untuk
  mencegahnya, dengan cara menambal itu langit supaya tidak bocor terus.
  Tidak ada kapal seperti dalam legenda Nuh.
 
  Fakta2 yang mematahkan keterkaitan antara Nuh dan Nuwa:
 
  - Nuh itu laki2, Nuwa adalah perempuan dan dianggap sebagai ibu dari
  seluruh orang Tionghoa.
  - Nuh itu pelafalan dan tulisan pinyin-nya adalah Nuoya (alkitab
  mandarin), Nuwa itu penulisan dan pinyinnya adalah Nuwa (dibaca Niiwa).
  Nu-nya itu adalah berarti perempuan.
  - Tidak ada kapal dalam legenda Nuwa.
  - Tidak ada penambalan langit dalam legenda Nuh.
  - Nuwa menciptakan manusia, Nuh tidak.
 
  Melihat fakta di atas, yang dipatahkan 2 tahun lalu, nampaknya para
  pendukung teori keterkaitan antara Alkitab dan sejarah Tionghoa masih
  kurang puas dan mengganti teori ini dengan teori keterkaitan antara Nuh
  dan Shennong (dewa petani dan bapak obat tradisional Tiongkok) dalam
  terbitan terbaru mereka. Benar2 kreatif.
 
  Demikian dulu.
 
 
  Rinto Jiang
 
 
  mayatperempuan wrote:
  
   dear Friends,
  
   saya baru saja mendapat sebuah buku tanpa
   nama yang menjelaskan hubungan erat antara
   sejarah Tiongkok dan Al-Kitab Kristiani.
  
   salah satu kisah yang saya temukan kemiripannya
   adalah legenda Nabi Nuh dan folklore tentang
   dewi Nuwa.
  
   sungguh menarik bahwa Al-Kitab telah mencatat
   seluruh kejadian di dunia ini. hal ini membuktikan
   bahwa Al-Kitab memang firman Tuhan.
  
   ada temen-temen di milis ini yang bisa
   sharing lebih jauh tentang hubungan antara
   Al-Kitab dengan sejarah Tiongkok?

   


[Non-text portions of this message have been removed]



.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.

 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:

[budaya_tionghua] RE: Refresh: Hokkian atau Min (need info: kursus bhs canton)

2006-09-14 Terurut Topik richardwu9
Thanks atas refreshnya bung Rinto . masih ada pertanyaan lagi nih . mengapa
di Indonesia, saya belum pernah menemui hoa-kiau yang bisa berbahasa
Cantonese, sedangkan mayoritas Malay-hoa-kiao yang saya kenal, mereka
ber-cantonese fasih sekali, dan bisa komunikasi dengan anak2x Hongkong 
Macau dengan baik, kebetulan saya juga kenal banyak teman dari 3 negara ini.

 

Best,

 

Richard

 

http://groups. http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/message/12037
yahoo.com/group/budaya_tionghua/message/12037

Dialek Min / Hokkian (Re: MEI XIEN  THAI PHU)

Yonathan menulis :

Menarik sekali topik mengenai asal usul orang hakka di Indonesia.
Satu yg ingin saya tanyakan, orang2 yg berasal dari Pu Tian termasuk yg
dialek yg mana? Kedua orang tua saya bilang kalo, leluhur kami berasal dari
Pu Tian shi, tepatnya Xian You, kadang ortu saya juga nyebut dirinya orang
Xian You.
Terima kasih kalo ada bisa menjawab pertanyaan saya ini.

David Chen

Rinto Jiang :

Logat Putian bukan termasuk dalam salah satu dialek Hakka, namun 
termasuk ke dalam dialek Min (Hokkian). Perlu diketahui, dialek (bahasa) 
yang digunakan di Tiongkok Selatan itu punya satu ciri khas, walau satu 
desa ke desa lainnya cuma berjarak puluhan kilometer, namun sangat 
mungkin perbedaan antar logat dalam dialek yang sama sangat jelas 
berbeda. Seperti, logat Fuzhou, logat Putian, logat Quanzhou dan logat 
Xiamen misalnya, kesemuanya masih termasuk ke dalam dialek (bahasa) Min, 
namun di antara pembicaranya mungkin tidak mengerti satu sama lainnya. 
Perbedaan logat Putian dengan logat lainnya lebih terasa.

Inilah perbedaan jelas daripada bahasa di Tiongkok Utara dan Selatan. Di 
Tiongkok Utara, dialek Utara (Beifang Fangyan) yang kita kenal sebagai 
bahasa mandarin (atau Putong Hua) sekarang digunakan secara luas di 
propinsi2 di sebelah utara Chang Jiang, walau ada sedikit perbedaan 
logat, namun antara pengguna logat Beijing dan logat Chengdu misalnya, 
walau jaraknya beribu km, masih dapat saling mengerti apa yang 
dibicarakan lawan bicara.

Oh, ya. Putian letaknya di antara Fuzhou (Hokchiu) dan Quanzhou 
(Coanchiu). Perbedaan dalam dialek Min yang lebih terasa misalnya antara 
Hokkian Medan dengan Hokkian Bagan Siapiapi. Hokkian Bagan lebih dekat 
dengan Hokkian Taiwan (Taiwanese), sedangkan Hokkian Medan berbeda 
sekali. Hokkian Medan selain lebih dekat ke Hokkian Zhangzhou, juga 
telah tercampur dengan bahasa lokal. Sama halnya dengan Hokkian Taiwan 
yang lebih kaya kosa katanya karena menyerap banyak kosa kata asing 
seperti bahasa Jepang, Belanda, Spanyol dan aborigin. Beberapa kosa kata 
di dalam bahasa Taiwan ada yang menyerap bahasa asing misalnya roti, 
disebut phang (dari bahasa Prancis), sabun disebut sabbun (dari bahasa 
Spanyol), obeng disebut lolaiba (dari bahasa Jepang) dan jambu disebut 
liem bu (dari bahasa aborigin). Liembu ini adalah bahasa austronesia, 
jadi memang ada hubungannya dengan jambu dalam bahasa Melayu.

Kalau bahasa Hokkian Medan jangan dibilang lagi, sepertinya sudah banyak 
mengalami degradasi dan banyak unsur lokalnya. Seperti banyak sekali 
kata2 Hokkian yang tidak dimengerti oleh adik saya sewaktu 
berkomunikasi. Kengcio? Hociau? Untong? Tidak mengerti sama sekali. 
Kengcio itu pisang, Hociau itu paspor, Untong itu olahraga. Dalam bahasa 
sehari2, mereka telah terbiasa menggunakan kosa kata bahasa Indonesia.

Demikian sekilas tentang dialek Min. Tentang pembagian dialek Min dan 
logat2nya dulu sekali pernah diulas di milis ini oleh Sdr. King Hian dan 
lain2.

Rinto Jiang

===
http://groups. http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/message/12046
yahoo.com/group/budaya_tionghua/message/12046

*Perbedaan mendasar orang Hakka dan Hokkian:*
1. Bahasanya
Bahasa orang Hokkian adalah Minnanhua [Banlam'ue] sedangkan bahasa orang 
Hakka adalah Kejiahua [Hakkafa]. Kedua bahasa ini berbeda cukup jauh, 
sehingga orang Hakka tidak bisa mengerti pembicaraan bahasa Hokkian, dan 
sebaliknya.

2. Tempat asalnya
Mayoritas orang Hakka berasal dari propinsi Guangdong [Hakka: Kuongtung, 
Hokkian: Kngtang], dengan daerah yang dianggap 'pusat' orang Hakka 
di kabupaten Meixian (sekarang kota Meizhou) di Guangdong Timur Laut. 
Sedangkan orang Hokkian berasal dari propinsi Fujian Tenggara [Hokkian: 
Hokkian, Hakka: Fukkian] di keresidenan Quanzhou, Zhangzhou, dan Xiamen.

Di Pulau Jawa, orang Hokkian merantau terlebih dahulu, terutama di kota2 
pesisir utara Pulau Jawa. Pada kelompok pertama orang Hokkian yang 
merantau ke Indonesia (umumnya lelaki, jarang wanita yang ikut merantau) 
terjadi kawin campur dengan wanita asli Indonesia, yang kemudian 
menghasilkan golongan Tionghoa Peranakan.
Orang Hakka yang terlebih dahulu merantau ke Indonesia, umunya berada di 
Kalimantan Barat. Orang Hakka di Bangka dan Belitung didatangkan untuk 
bekerja di pertambangan timah, cmiiw.

Di Indonesia, secara keseluruhan orang Hokkian adalah yang terbesar, 
kemudian diikuti oleh orang 

Re: [budaya_tionghua] RE: Refresh: Hokkian atau Min (need info: kursus bhs canton)

2006-09-14 Terurut Topik adipranata . suryadi
Saudara Richard pasti belum pernah ketemu hoakiau yang berasal dari 
Ujungpandang (Makasar). Di situ sebagian besar pakai bahasa Cantonese.

Salam,
Suryadi




richardwu9 [EMAIL PROTECTED] 
Sent by: budaya_tionghua@yahoogroups.com
09/14/2006 12:59 PM
Please respond to
budaya_tionghua@yahoogroups.com


To
budaya_tionghua@yahoogroups.com
cc

Subject
[budaya_tionghua] RE: Refresh: Hokkian atau Min (need info: kursus bhs 
canton)






Thanks atas refreshnya bung Rinto . masih ada pertanyaan lagi nih . 
mengapa
di Indonesia, saya belum pernah menemui hoa-kiau yang bisa berbahasa
Cantonese, sedangkan mayoritas Malay-hoa-kiao yang saya kenal, mereka
ber-cantonese fasih sekali, dan bisa komunikasi dengan anak2x Hongkong 
Macau dengan baik, kebetulan saya juga kenal banyak teman dari 3 negara 
ini.

Best,

Richard

http://groups. 
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/message/12037
yahoo.com/group/budaya_tionghua/message/12037

Dialek Min / Hokkian (Re: MEI XIEN  THAI PHU)

Yonathan menulis :

Menarik sekali topik mengenai asal usul orang hakka di Indonesia.
Satu yg ingin saya tanyakan, orang2 yg berasal dari Pu Tian termasuk yg
dialek yg mana? Kedua orang tua saya bilang kalo, leluhur kami berasal 
dari
Pu Tian shi, tepatnya Xian You, kadang ortu saya juga nyebut dirinya orang
Xian You.
Terima kasih kalo ada bisa menjawab pertanyaan saya ini.

David Chen

Rinto Jiang :

Logat Putian bukan termasuk dalam salah satu dialek Hakka, namun 
termasuk ke dalam dialek Min (Hokkian). Perlu diketahui, dialek (bahasa) 
yang digunakan di Tiongkok Selatan itu punya satu ciri khas, walau satu 
desa ke desa lainnya cuma berjarak puluhan kilometer, namun sangat 
mungkin perbedaan antar logat dalam dialek yang sama sangat jelas 
berbeda. Seperti, logat Fuzhou, logat Putian, logat Quanzhou dan logat 
Xiamen misalnya, kesemuanya masih termasuk ke dalam dialek (bahasa) Min, 
namun di antara pembicaranya mungkin tidak mengerti satu sama lainnya. 
Perbedaan logat Putian dengan logat lainnya lebih terasa.

Inilah perbedaan jelas daripada bahasa di Tiongkok Utara dan Selatan. Di 
Tiongkok Utara, dialek Utara (Beifang Fangyan) yang kita kenal sebagai 
bahasa mandarin (atau Putong Hua) sekarang digunakan secara luas di 
propinsi2 di sebelah utara Chang Jiang, walau ada sedikit perbedaan 
logat, namun antara pengguna logat Beijing dan logat Chengdu misalnya, 
walau jaraknya beribu km, masih dapat saling mengerti apa yang 
dibicarakan lawan bicara.

Oh, ya. Putian letaknya di antara Fuzhou (Hokchiu) dan Quanzhou 
(Coanchiu). Perbedaan dalam dialek Min yang lebih terasa misalnya antara 
Hokkian Medan dengan Hokkian Bagan Siapiapi. Hokkian Bagan lebih dekat 
dengan Hokkian Taiwan (Taiwanese), sedangkan Hokkian Medan berbeda 
sekali. Hokkian Medan selain lebih dekat ke Hokkian Zhangzhou, juga 
telah tercampur dengan bahasa lokal. Sama halnya dengan Hokkian Taiwan 
yang lebih kaya kosa katanya karena menyerap banyak kosa kata asing 
seperti bahasa Jepang, Belanda, Spanyol dan aborigin. Beberapa kosa kata 
di dalam bahasa Taiwan ada yang menyerap bahasa asing misalnya roti, 
disebut phang (dari bahasa Prancis), sabun disebut sabbun (dari bahasa 
Spanyol), obeng disebut lolaiba (dari bahasa Jepang) dan jambu disebut 
liem bu (dari bahasa aborigin). Liembu ini adalah bahasa austronesia, 
jadi memang ada hubungannya dengan jambu dalam bahasa Melayu.

Kalau bahasa Hokkian Medan jangan dibilang lagi, sepertinya sudah banyak 
mengalami degradasi dan banyak unsur lokalnya. Seperti banyak sekali 
kata2 Hokkian yang tidak dimengerti oleh adik saya sewaktu 
berkomunikasi. Kengcio? Hociau? Untong? Tidak mengerti sama sekali. 
Kengcio itu pisang, Hociau itu paspor, Untong itu olahraga. Dalam bahasa 
sehari2, mereka telah terbiasa menggunakan kosa kata bahasa Indonesia.

Demikian sekilas tentang dialek Min. Tentang pembagian dialek Min dan 
logat2nya dulu sekali pernah diulas di milis ini oleh Sdr. King Hian dan 
lain2.

Rinto Jiang

===
http://groups. 
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/message/12046
yahoo.com/group/budaya_tionghua/message/12046

*Perbedaan mendasar orang Hakka dan Hokkian:*
1. Bahasanya
Bahasa orang Hokkian adalah Minnanhua [Banlam'ue] sedangkan bahasa orang 
Hakka adalah Kejiahua [Hakkafa]. Kedua bahasa ini berbeda cukup jauh, 
sehingga orang Hakka tidak bisa mengerti pembicaraan bahasa Hokkian, dan 
sebaliknya.

2. Tempat asalnya
Mayoritas orang Hakka berasal dari propinsi Guangdong [Hakka: Kuongtung, 
Hokkian: Kngtang], dengan daerah yang dianggap 'pusat' orang Hakka 
di kabupaten Meixian (sekarang kota Meizhou) di Guangdong Timur Laut. 
Sedangkan orang Hokkian berasal dari propinsi Fujian Tenggara [Hokkian: 
Hokkian, Hakka: Fukkian] di keresidenan Quanzhou, Zhangzhou, dan Xiamen.

Di Pulau Jawa, orang Hokkian merantau terlebih dahulu, terutama di kota2 
pesisir utara Pulau Jawa. Pada kelompok pertama orang Hokkian yang 
merantau ke Indonesia (umumnya lelaki, 

Re: [budaya_tionghua] RE: Refresh: Hokkian atau Min (need info: kursus bhs canton)

2006-09-14 Terurut Topik Rinto Jiang
Ini sebenarnya erat kaitannya dengan mayoritas jumlah leluhur orang 
Tionghoa yang merantau ke Indonesia dan menetap di suatu wilayah. Dalam 
statistik yang dicatat oleh Belanda pada tahun 1930, urutan imigran 
terbanyak adalah Hokkian, Tiochiu, Hakka dan kemudian Kanton. Ini 
statistik umum, artinya, bahasa lokal biasanya didominasi oleh bahasa 
imigran yang terbanyak berdiam di wilayah tersebut. Misalnya, di Medan, 
walau ada orang Kanton, Hakka, Tiochiu dan lain2, namun bahasa lokal 
biasanya adalah bahasa Hokkian. Bahasa masing2 hanya digunakan di rumah 
dan lingkungan keluarga.

Contoh lain adalah di Aceh yang dominan adalah bahasa Hakka, di Riau, 
Palembang dan Kalbar Tiochiu. Di Malaysia juga, komunitas Tionghoa di KL 
dan Melaka biasanya pintar berbahasa Kanton, terlepas dari mana asal 
leluhur mereka. Sedangkan di Penang, Johor, Selangor serta Singapura 
fasih berbahasa Hokkian.

Imigran di Amerika Utara lebih seragam, mayoritas berasal dari Kanton, 
sehingga bahasa dominan di sana adalah Kanton, sama sekali tidak ada 
bahasa Hokkian di sana.

Kalau di Indonesia, misalnya bahasa yang dominan itu ada 2, maka 
seseorang biasanya akan fasih berbagai dialek. Misalnya, Bung Minhui 
yang tinggal di Brahrang, akan menggunakan bahasa Tiochiu dengan 
tetangga2nya dan berbahasa Hokkian dengan rekan kerjanya di Medan. 
Dengan begitu, kita takkan heran mengapa Tionghoa di Malaysia fasih 
banyak dialek sedangkan di Indonesia sepertinya hanya Hokkian dan 
Hokkian melulu.


Rinto Jiang



richardwu9 wrote:

 Thanks atas refreshnya bung Rinto . masih ada pertanyaan lagi nih . 
 mengapa
 di Indonesia, saya belum pernah menemui hoa-kiau yang bisa berbahasa
 Cantonese, sedangkan mayoritas Malay-hoa-kiao yang saya kenal, mereka
 ber-cantonese fasih sekali, dan bisa komunikasi dengan anak2x Hongkong 
 Macau dengan baik, kebetulan saya juga kenal banyak teman dari 3 
 negara ini.

 Best,

 Richard

 http://groups. 
 http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/message/12037 
 http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/message/12037
 yahoo.com/group/budaya_tionghua/message/12037

 Dialek Min / Hokkian (Re: MEI XIEN  THAI PHU)

 Yonathan menulis :

 Menarik sekali topik mengenai asal usul orang hakka di Indonesia.
 Satu yg ingin saya tanyakan, orang2 yg berasal dari Pu Tian termasuk yg
 dialek yg mana? Kedua orang tua saya bilang kalo, leluhur kami berasal 
 dari
 Pu Tian shi, tepatnya Xian You, kadang ortu saya juga nyebut dirinya orang
 Xian You.
 Terima kasih kalo ada bisa menjawab pertanyaan saya ini.

 David Chen

 .

  


[Non-text portions of this message have been removed]



.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.

 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Re: [budaya_tionghua] 2000 anggota

2006-09-14 Terurut Topik Rinto Jiang
Selamatnya seharusnya kepada seluruh anggota termasuk anda sendiri, 
bukan hanya tim moderator. Karena tim moderator bukan apa2 tanpa anggota 
yang aktif. Terima kasih atas dukungannya.


Rinto Jiang


hai hai wrote:


 CONGRATULATION TO ALL MODERATORS

 --- Rinto Jiang [EMAIL PROTECTED] 
 mailto:rinto%40rinto.homeunix.net wrote:

  Hari ini, keanggotaan forum kita ini mencapai angka
  2000 orang, walau
  masih dapat berfluktuasi karena masuk dan keluarnya
  anggota beberapa
  hari ini, namun forum ini sebenarnya masih mencatat
  pertambahan anggota
  baru kira2 10 anggota setiap minggunya. Walau
  kuantitas keanggotaan
  tidak mewakili apa2, namun paling tidak setiap
  pertambahan angka anggota
  merupakan pertanda bahwa di antara anggota2 baru
  tadi akan ada anggota2
  potensial yang sekiranya dapat menyumbangkan ide,
  saran bagi pelestarian
  serta perkembangan kebudayaan Tionghoa-Indonesia di
  Indonesia untuk
  masa2 yang akan datang.

   


[Non-text portions of this message have been removed]



.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.

 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Re: [budaya_tionghua] RE: Refresh: Hokkian atau Min (need info: kursus bhs canton)

2006-09-14 Terurut Topik *
itu hokkian di Medan dgn hokkian di penang sama sekali..100%
  gua ini di Jerman.banyak ketemu dan teman2 dr Taiwan,
  bisa sama2 bhs hokkian juga,krn bhs hokkian kita sdh
  campur dgn bhs indo...atau dgn bhs melayu.
  byeee
   
  Eddy
  

Rinto Jiang [EMAIL PROTECTED] schrieb:
  Ini sebenarnya erat kaitannya dengan mayoritas jumlah leluhur orang 
Tionghoa yang merantau ke Indonesia dan menetap di suatu wilayah. Dalam 
statistik yang dicatat oleh Belanda pada tahun 1930, urutan imigran 
terbanyak adalah Hokkian, Tiochiu, Hakka dan kemudian Kanton. Ini 
statistik umum, artinya, bahasa lokal biasanya didominasi oleh bahasa 
imigran yang terbanyak berdiam di wilayah tersebut. Misalnya, di Medan, 
walau ada orang Kanton, Hakka, Tiochiu dan lain2, namun bahasa lokal 
biasanya adalah bahasa Hokkian. Bahasa masing2 hanya digunakan di rumah 
dan lingkungan keluarga.

Contoh lain adalah di Aceh yang dominan adalah bahasa Hakka, di Riau, 
Palembang dan Kalbar Tiochiu. Di Malaysia juga, komunitas Tionghoa di KL 
dan Melaka biasanya pintar berbahasa Kanton, terlepas dari mana asal 
leluhur mereka. Sedangkan di Penang, Johor, Selangor serta Singapura 
fasih berbahasa Hokkian.

Imigran di Amerika Utara lebih seragam, mayoritas berasal dari Kanton, 
sehingga bahasa dominan di sana adalah Kanton, sama sekali tidak ada 
bahasa Hokkian di sana.

Kalau di Indonesia, misalnya bahasa yang dominan itu ada 2, maka 
seseorang biasanya akan fasih berbagai dialek. Misalnya, Bung Minhui 
yang tinggal di Brahrang, akan menggunakan bahasa Tiochiu dengan 
tetangga2nya dan berbahasa Hokkian dengan rekan kerjanya di Medan. 
Dengan begitu, kita takkan heran mengapa Tionghoa di Malaysia fasih 
banyak dialek sedangkan di Indonesia sepertinya hanya Hokkian dan 
Hokkian melulu.

Rinto Jiang

richardwu9 wrote:

 Thanks atas refreshnya bung Rinto . masih ada pertanyaan lagi nih . 
 mengapa
 di Indonesia, saya belum pernah menemui hoa-kiau yang bisa berbahasa
 Cantonese, sedangkan mayoritas Malay-hoa-kiao yang saya kenal, mereka
 ber-cantonese fasih sekali, dan bisa komunikasi dengan anak2x Hongkong 
 Macau dengan baik, kebetulan saya juga kenal banyak teman dari 3 
 negara ini.

 Best,

 Richard

 http://groups. 
 http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/message/12037 
 http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/message/12037
 yahoo.com/group/budaya_tionghua/message/12037

 Dialek Min / Hokkian (Re: MEI XIEN  THAI PHU)

 Yonathan menulis :

 Menarik sekali topik mengenai asal usul orang hakka di Indonesia.
 Satu yg ingin saya tanyakan, orang2 yg berasal dari Pu Tian termasuk yg
 dialek yg mana? Kedua orang tua saya bilang kalo, leluhur kami berasal 
 dari
 Pu Tian shi, tepatnya Xian You, kadang ortu saya juga nyebut dirinya orang
 Xian You.
 Terima kasih kalo ada bisa menjawab pertanyaan saya ini.

 David Chen

 .

 

[Non-text portions of this message have been removed]



 


-
Was Sie schon immer wissen wollten aber nie zu Fragen trauten? Yahoo! Clever 
hilft Ihnen.

[Non-text portions of this message have been removed]





.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.

 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




RE: [budaya_tionghua] 2000 anggota

2006-09-14 Terurut Topik Jimmy Okberto
Selamat buat Budaya Tionghua.

 

To Modie. Kegiatan di Frindster-nya lebih baik diaktifkan.

Banyak Generasi Muda yang perlu Pencerahan Kembali Budaya Tionghua.

 

Salam,

 

Jimmy Okberto 

mailcare | 021 8823068

It is never too late to be what you might have been.-by George Eliot 

http://djoko-go.blogspot.com/

 

  _  

From: Rinto Jiang
Sent: Thursday, September 14, 2006 4:03 PM
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] 2000 anggota

 

Selamatnya seharusnya kepada seluruh anggota termasuk anda sendiri, 
bukan hanya tim moderator. Karena tim moderator bukan apa2 tanpa anggota

yang aktif. Terima kasih atas dukungannya.

Rinto Jiang





[Non-text portions of this message have been removed]





.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.

 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[budaya_tionghua] Re: My book has been published!

2006-09-14 Terurut Topik liang_jieming
Thank you!  Took me 5 years but it's finally done!  :)

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Joao Kho [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Hi Liang Xiong, Keep The Great Work!! Congratulation!!
 
 Joao Kho
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, liang_jieming
 kitmengleong@ wrote:
 
  Just letting you guys know that my book has been published!
  
  Chinese Siege Warfare: Mechanical Artillery  Siege Weapons of
  Antiquity - An illustrated history
  ISBN 981-05-5380-3 
  
  Cheers,
  Leong Kit Meng (Liang Jieming)
 










.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.

 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





RE: [budaya_tionghua] RE: Refresh: Hokkian atau Min (need info: kursus bhs canton)

2006-09-14 Terurut Topik richardwu9
Pak Suryadi,

 

Saya ada 1 teman sekolah anak Makassar, benar dia bilang kalau di rumah sama
emak  engkong pake Cantonese, tapi dia nggak bisa mengerti saat
mendengarkan anak2x HK, Macau, dan Malay ngomong Cantonese. Mungkin 1 ini
belum mewakili.

 

Best,

 

Richard

 

Saudara Richard pasti belum pernah ketemu hoakiau yang berasal dari 
Ujungpandang (Makasar). Di situ sebagian besar pakai bahasa Cantonese.

Salam,
Suryadi





[Non-text portions of this message have been removed]






.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.

 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





RE: [budaya_tionghua] RE: Refresh: Hokkian atau Min (need info: kursus bhs canton)

2006-09-14 Terurut Topik richardwu9
Terima kasih pak Rinto. Saya kira penjelasan anda sangat masuk akal, seperti
mayoritas mata sipit junior di Jawa tengah  Jawa Timur, relatif lebih
fasih berbahasa Jawa daripada Indonesia, apalagi Mandarin!

 

Best,

 

Richard

 

Ini sebenarnya erat kaitannya dengan mayoritas jumlah leluhur orang 
Tionghoa yang merantau ke Indonesia dan menetap di suatu wilayah. Dalam 
statistik yang dicatat oleh Belanda pada tahun 1930, urutan imigran 
terbanyak adalah Hokkian, Tiochiu, Hakka dan kemudian Kanton. Ini 
statistik umum, artinya, bahasa lokal biasanya didominasi oleh bahasa 
imigran yang terbanyak berdiam di wilayah tersebut. Misalnya, di Medan, 
walau ada orang Kanton, Hakka, Tiochiu dan lain2, namun bahasa lokal 
biasanya adalah bahasa Hokkian. Bahasa masing2 hanya digunakan di rumah 
dan lingkungan keluarga.

Contoh lain adalah di Aceh yang dominan adalah bahasa Hakka, di Riau, 
Palembang dan Kalbar Tiochiu. Di Malaysia juga, komunitas Tionghoa di KL 
dan Melaka biasanya pintar berbahasa Kanton, terlepas dari mana asal 
leluhur mereka. Sedangkan di Penang, Johor, Selangor serta Singapura 
fasih berbahasa Hokkian.

Imigran di Amerika Utara lebih seragam, mayoritas berasal dari Kanton, 
sehingga bahasa dominan di sana adalah Kanton, sama sekali tidak ada 
bahasa Hokkian di sana.

Kalau di Indonesia, misalnya bahasa yang dominan itu ada 2, maka 
seseorang biasanya akan fasih berbagai dialek. Misalnya, Bung Minhui 
yang tinggal di Brahrang, akan menggunakan bahasa Tiochiu dengan 
tetangga2nya dan berbahasa Hokkian dengan rekan kerjanya di Medan. 
Dengan begitu, kita takkan heran mengapa Tionghoa di Malaysia fasih 
banyak dialek sedangkan di Indonesia sepertinya hanya Hokkian dan 
Hokkian melulu.

Rinto Jiang





[Non-text portions of this message have been removed]





.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.

 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[budaya_tionghua] Beda Cina peranakan perantuan ?

2006-09-14 Terurut Topik richardwu9
All, tolong tanya, apa definisi kedua kata dalam subjek di atas. Thanks in
advance. Dalam Mandarin juga ada  dan  dalam hal ini saya juga belum paham
bedanya.

 

Best,

 

Richard



[Non-text portions of this message have been removed]






.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.

 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[budaya_tionghua] Re: Refresh: Hokkian atau Min (need info: kursus bhs canton)

2006-09-14 Terurut Topik Zhou Wenhan
salam kenal semua, 
  Tambahan sedikit dari saya ttg Putian Shi,
  orang2 putian di indonesia menyebut diri mereka adalah orang 'hinghua' 
/'xinghua'
  kebanyakan dari mereka melakukan bisnis di bidang onderdil.
   
  thx,
  Zhou 
   
  -
  http://groups. http://groups. yahoo.com/ group/budaya_ tionghua/ 
message/12037
yahoo.com/group/ budaya_tionghua/ message/12037


  Dialek Min / Hokkian (Re: MEI XIEN  THAI PHU)

Yonathan menulis :

Menarik sekali topik mengenai asal usul orang hakka di Indonesia.
Satu yg ingin saya tanyakan, orang2 yg berasal dari Pu Tian termasuk yg
dialek yg mana? Kedua orang tua saya bilang kalo, leluhur kami berasal dari
Pu Tian shi, tepatnya Xian You, kadang ortu saya juga nyebut dirinya orang
Xian You.
Terima kasih kalo ada bisa menjawab pertanyaan saya ini.

David Chen

Rinto Jiang :

Logat Putian bukan termasuk dalam salah satu dialek Hakka, namun 
termasuk ke dalam dialek Min (Hokkian). Perlu diketahui, dialek (bahasa) 
yang digunakan di Tiongkok Selatan itu punya satu ciri khas, walau satu 
desa ke desa lainnya cuma berjarak puluhan kilometer, namun sangat 
mungkin perbedaan antar logat dalam dialek yang sama sangat jelas 
berbeda. Seperti, logat Fuzhou, logat Putian, logat Quanzhou dan logat 
Xiamen misalnya, kesemuanya masih termasuk ke dalam dialek (bahasa) Min, 
namun di antara pembicaranya mungkin tidak mengerti satu sama lainnya. 
Perbedaan logat Putian dengan logat lainnya lebih terasa.

Inilah perbedaan jelas daripada bahasa di Tiongkok Utara dan Selatan. Di 
Tiongkok Utara, dialek Utara (Beifang Fangyan) yang kita kenal sebagai 
bahasa mandarin (atau Putong Hua) sekarang digunakan secara luas di 
propinsi2 di sebelah utara Chang Jiang, walau ada sedikit perbedaan 
logat, namun antara pengguna logat Beijing dan logat Chengdu misalnya, 
walau jaraknya beribu km, masih dapat saling mengerti apa yang 
dibicarakan lawan bicara.

Oh, ya. Putian letaknya di antara Fuzhou (Hokchiu) dan Quanzhou 
(Coanchiu). Perbedaan dalam dialek Min yang lebih terasa misalnya antara 
Hokkian Medan dengan Hokkian Bagan Siapiapi. Hokkian Bagan lebih dekat 
dengan Hokkian Taiwan (Taiwanese), sedangkan Hokkian Medan berbeda 
sekali. Hokkian Medan selain lebih dekat ke Hokkian Zhangzhou, juga 
telah tercampur dengan bahasa lokal. Sama halnya dengan Hokkian Taiwan 
yang lebih kaya kosa katanya karena menyerap banyak kosa kata asing 
seperti bahasa Jepang, Belanda, Spanyol dan aborigin. Beberapa kosa kata 
di dalam bahasa Taiwan ada yang menyerap bahasa asing misalnya roti, 
disebut phang (dari bahasa Prancis), sabun disebut sabbun (dari bahasa 
Spanyol), obeng disebut lolaiba (dari bahasa Jepang) dan jambu disebut 
liem bu (dari bahasa aborigin). Liembu ini adalah bahasa austronesia, 
jadi memang ada hubungannya dengan jambu dalam bahasa Melayu.

Kalau bahasa Hokkian Medan jangan dibilang lagi, sepertinya sudah banyak 
mengalami degradasi dan banyak unsur lokalnya. Seperti banyak sekali 
kata2 Hokkian yang tidak dimengerti oleh adik saya sewaktu 
berkomunikasi. Kengcio? Hociau? Untong? Tidak mengerti sama sekali. 
Kengcio itu pisang, Hociau itu paspor, Untong itu olahraga. Dalam bahasa 
sehari2, mereka telah terbiasa menggunakan kosa kata bahasa Indonesia.

Demikian sekilas tentang dialek Min. Tentang pembagian dialek Min dan 
logat2nya dulu sekali pernah diulas di milis ini oleh Sdr. King Hian dan 
lain2.

Rinto Jiang



-
 All-new Yahoo! Mail - Fire up a more powerful email and get things done faster.

[Non-text portions of this message have been removed]



.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.

 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[budaya_tionghua] Bedah Buku Supersemar Palsu - Kebohongan Sejarah yang Dibiarkan

2006-09-14 Terurut Topik HKSIS
http://jawapos.com/index.php?act=detail_cid=246796
Jumat, 15 Sept 2006,
Bedah Buku Supersemar Palsu


Upaya Mencari Kebenaran
JAKARTA-Musim lahirnya buku tentang Soeharto masih belum berakhir. Menjelang 
peringatan peristiwa 30 September, sebuah buku berjudul Supersemar Palsu 
dibedah dalam acara Trisakti Book Fair di Universitas Trisakti Jakarta 
kemarin.

Buku yang ditulis dengan gaya ringan itu mendapat perhatian mahasiswa. 
Seperti disampaikan Primajaya dari jurusan Teknik Informatika. Dia bertanya 
apakah Supersemar (Surat Perintah Sebelas Maret) itu ada? Lalu, siapa yang 
mengonsep. Apakah Presiden Soekarno saat menyetujui Supersemar berada dalam 
todongan senjata? lanjutnya.

Pambudi, penulis buku yang sebenarnya sudah terbit sejak Mei 2006 itu, 
meyakini Supersemar ada. Tapi, isinya bagaimana, Pambudi sendiri mengakui 
belum jelas sampai sekarang. Sejauh ini ada beberapa versi.

Pambudi menulis buku itu melalui metode uji konsistensi. Dia mengompilasi 
pengakuan para tokoh yang berada di seputar Supersemar -baik melalui buku 
maupun koran- lalu menyajikan perbedaan-perbedaan di antara pengakuan itu. 
Ini karena sejumlah tokoh yang berada di seputar misteri Supersemar memang 
sudah meninggal. Kontroversi memang belum akan selesai, katanya.

Menurut dia, Supersemar memang dibuat di Istana Bogor, namun konsepnya 
dibawa dari Jakarta oleh tiga jenderal yang menyusul Soekarno ke sana. 
Ketiganya adalah Jenderal M. Yusuf, Jenderal Basuki Rahmat, dan Jenderal 
Amir Machmud. Tapi, saya tak meyakini adanya todongan karena dari uji 
konsistensi, itu gagal, terangnya.

FX Rudi Gunawan dari Gagas Media mengatakan, penulisan buku sejarah haruslah 
dipandang sebagai sebuah cara mencari kebenaran. Ini kontribusi bagi 
sejarah (Indonesia) yang memang masih bisa ditulis ulang, katanya. Sejarah 
belum akan berhenti dan harus terus dicari. (naz)


http://jawapos.com/index.php?act=detail_cid=246809
Jumat, 15 Sept 2006,
Kebohongan Sejarah yang Dibiarkan



Oleh Endang Suryadinata

Bangsa dengan 250 juta jiwa ini terus saja hidup dalam satu bencana ke 
bencana yang lain. Tragedi demi tragedi datang silih berganti. Masalah yang 
satu belum kelar, datang 1001 krisis lain. Konflik sosial demi konflik bagai 
litani tanpa ujung. Itu belum terhitung kesalahan dalam mengambil keputusan 
yang dilakukan pemerintah.

Akibatnya, harapan rakyat untuk melihat perubahan selalu kandas dalam 
kekecewaan. Dalam merespons tragedi lumpur Lapindo, misalnya, terlihat 
betapa lemahnya pemerintah.

Jujur saja, jika kita melihat apa yang terjadi di segala bidang kehidupan 
kita sebagai bangsa, kita hanya akan digelayuti kekecewaan demi kekecewaan. 
Misalnya, daya saing Indonesia di arena persaingan ekonomi global kian 
melorot. Laporan IFC dan Bank Dunia mengenai Doing Business 2007 menyatakan, 
Indonesia menduduki peringkat 135 dari 175 negara dalam hal kemudahan 
memulai usaha baru, turun dari posisi 131 tahun lalu.

Berbagai data yang mencoba memberikan harapan, misalnya tentang jumlah orang 
miskin, juga sudah dimanipulasi. Meski Wapres Jusuf Kalla berkoar krisis 
ekonomi sudah terlewati, kegelisahan dan jeritan jutaan orang kecil yang 
merasa hidupnya kian menderita tidak bisa dibungkam.

Di bidang hukum, Amien Rais dan banyak orang kecewa terhadap sandiwara 
hukum. Bidang olahraga yang seharusnya bisa memberikan kebanggaan dan 
hiburan, kita juga belum berbicara banyak di pentas internasional. Sepak 
bola yang jadi tumpuan harapan hanya memberikan kekecewaan karena di 
peringkat FIFA terbaru, Indonesia ada di nomor 145 dari 205 negara. 
Bidang-bidang lain idem ditto.

***

Mengapa kita gagal dalam banyak bidang? Mengapa impian sebagai bangsa yang 
unggul seperti diharapkan Presiden SBY harus kandas di tengah kenyataan yang 
mengecewakan? Apa sebenarnya yang menjadi akar semua kegagalan dan kekalahan 
kita?

Jawabnya tentu bisa beragam dan bisa jadi sangat subjektif, tergantung siapa 
yang berbicara. Tetapi dari perspektif sejarah, sesuai kompetensi penulis, 
kita harus mengakui bahwa selama 61 tahun usia negeri ini, kita masih hidup 
dalam banyak kebohongan. Kebohongan jelas tidak bisa dijadikan titik tolak 
atau modal untuk hidup berbangsa atau bernegara.

Kebohongan bisa dilihat di mana-mana dan yang paling kasat mata terlihat 
pada kebohongan sejarah yang masih tetap terus ditutup-tutupi hingga saat 
ini. Dalam kasus Munir, misalnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dianggap 
tidak melaksanakan Keputusan Presiden No 111/2004 tentang Pembentukan Tim 
Pencari Fakta Kasus Kematian Munir.

Dalam keppres itu, pemerintah berjanji mengumumkan hasil penyelidikan tim 
kepada masyarakat, tapi hingga kini pemerintah belum juga mengumumkan. 
Bahkan, di ajang ASEM di Helsinki, presiden juga dicecar pertanyaan seputar 
Munir.

Bukan hanya soal pengumuman terkait Munir itu yang mengecewakan, tapi jika 
kita mencoba melihat ada apa di balik sikap pemerintah yang seperti itu, 
kita akan semakin kecewa karena ternyata pemerintah SBY memang ingin 

RE: [budaya_tionghua] My book has been published!

2006-09-14 Terurut Topik richardwu9
Mr Leong Kit Meng,

 

First of all . Congratulations for this hard work . would you mind giving us
more introduction of your book? Thank you in advance.

 

Regards,

 

Richard

 

Just letting you guys know that my book has been published!

Chinese Siege Warfare: Mechanical Artillery  Siege Weapons of
Antiquity - An illustrated history
ISBN 981-05-5380-3 

Cheers,
Leong Kit Meng (Liang Jieming)



[Non-text portions of this message have been removed]



.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.

 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[budaya_tionghua] CONFUCIUS A man in the soul of Japan

2006-09-14 Terurut Topik Ambon
http://search.japantimes.co.jp/cgi-bin/fl20060910x2.html

Sunday, Sept. 10, 2006




CONFUCIUS
A man in the soul of Japan


By MICHAEL HOFFMAN
Special to The Japan Times

This story is part of a package on Confucius. The introduction is here.

 
  Hiraga Gennnai was a low-ranking Shikoku samurai and searing satirist 
against the neo-Confucianists holding sway in the Tokugawa Shogunate's closed 
Japan. He died in prison after stabbing a disciple in 1779 in a fit of madness. 
 

The Analects and other Confucian texts were brought to Japan by the Korean 
envoy and scholar Wani in the fourth or fifth century A.D., some 800 years 
after Confucius' death. Buddhist sutras were also among the gifts he bore.

What kind of pupils Wani found the courtiers of preliterate Japan to be is not 
recorded. But the first fruits of Japan's early education were summarized two 
centuries later in the 17 articles of the Constitution of Prince Shotoku, 
dated 604. Its very first words, Harmony is to be valued, are Confucian to 
the core. So is the exhortation in Article 4: The ministers and functionaries 
should make decorous behavior their leading principle, for the leading 
principle of the government of the people consists in decorous behavior. If the 
superiors do not behave with decorum, the inferiors are disorderly: if 
inferiors are wanting in proper behavior, there must necessarily be offences.

A palace revolution in 645, known as the Taika Reform, aimed to fuse Japan's 
loose assemblage of rival clans into the centralized Confucian state envisioned 
by Prince Shotoku in Article 12: In a country there are not two lords; the 
people cannot have two masters. The sovereign is the master of the people of 
the whole country. 

Japan's cultural and political infancy, then, bears a strong Confucian stamp. A 
Chinese visitor to Nara at the height of the Nara Period (710-784) would have 
seen a model in miniature of his own society.

The Heian Period (794-1185) was a different story Ea purely Japanese cultural 
flowering that had little use for Confucianism. In Murasaki Shikibu's classic 
Tale of Genji, the masterpiece of the age, Confucian scholars are figures of 
fun, their stuffy solemnity and stilted language provoking gusts of laughter 
among the guests at Genji's son's matriculation ceremony.

Chinese recasting
The close of the Heian Period coincided with a Chinese recasting of the 
Confucian legacy by a group of scholars known to posterity as 
neo-Confucianists. The outstanding figure among them as far as Japan is 
concerned is Chu Hsi (1130-1200), for whom the quality of benevolence, very 
dear to Confucius' heart and central to his doctrine, is not only a human 
quality pertaining to society, but a natural force underpinning the physical 
universe: Man learns virtue by contemplating the natural order.

It is only a short leap from here to the notion that the given social hierarchy 
is ordained by nature itself.

 
  Hayashi Razan, who was the Confucian scholar-adviser to four shoguns from 
1607. PHOTO COURTESY OF YOSHIKAWA KO-BUNKAN, from Japanese Historians and the 
National Myths, 1600-1945, by John S. Brownlee (Univ. of Tokyo Press; 1997)  

Perhaps we need look no further for an explanation of why Chu Hsi's thinking 
was so attractive to the ultraconservative regime of the Edo Period 
(1603-1867). The Tokugawa shoguns closed Japan to all but the most limited 
foreign intercourse and froze, to the greatest extent possible, the social 
system in its 17th-century mold. Throughout this period, Chu Hsi's 
neo-Confucianism was the official state dogma.

  * * * * * 


Many Japanese Confucian scholars are truly frogs who know nothing outside 
their own small wells, wrote the satirist Hiraga Gennai (1728-1779). They 
slavishly copy everything Chinese and refer to Japan as a nation of 'Eastern 
Barbarians.'

Hiraga was a jack-of-all-trades, an accomplished dabbler in Western arts and 
sciences whose impatience with the hidebound Confucian scholar-officials is 
understandable in view of the festering social problems Epoverty, peasant 
riots, the first hints of dangerous foreign resentment over Japan's 
isolationism Eto which they had no solutions beyond pedantic appeals for 
greater Confucian rectitude.

The fact that people today will frivolously walk down a road from which there 
is no return is due to the existence of the 'Tale of Genji' and the [more 
overtly erotic] 'Tales of Ise,'E huffed the orthodox Chu Hsi scholar Yamazaki 
Ansai (1618-1682). It is said that the 'Tale of Genji' was written as an 
admonishment for men and women. It is extremely doubtful, however, that such 
frivolity could serve to admonish anyone. 

But the Confucian camp was less united than its outward ceremonial gravity made 
it appear. Had not Confucius himself treasured the Book of Odes, a poetry and 
song collection from the ancient golden age he longed to recreate? Was it not 
one of the five Confucian classics? Did that 

[budaya_tionghua] CONFUCIUS East and West echo the sage: 'The ideal society is like a family'

2006-09-14 Terurut Topik Ambon
http://search.japantimes.co.jp/cgi-bin/fl20060910x3.html

Sunday, Sept. 10, 2006


CONFUCIUS
East and West echo the sage: 'The ideal society is like a family' 


By MICHAEL HOFFMAN
This story is part of a package on Confucius. The introduction is here.



Is Confucius dead?

He walked the Earth more than 2,500 years ago, his thinking focused even then 
on the remote past. Why bother with him today?

The eminence of his name, combined with aspects of his teachings that seem to 
favor absolute rule and unconditional obedience, have made him a convenient 
prop for Asian tyrants seeking to justify their dictatorships.

But does he have anything meaningful to say to the rest of us? Confucius, after 
all, knew little of technological change. We know nothing of stasis. To us, 
yesterday's wisdom seems obsolete today. To him, a filial son was one who made 
no change to his father's ways until the father had been dead at least three 
years. What can our globalized universe possibly learn from such a sage?

A good deal, argues a book titled Confucianism for the Modern World. The 
volume is a collection of essays by 18 scholars, Asian and Western, who 
evaluate the master's legacy in terms of its contemporary relevance. Their 
point is that the incoherences and dissonances of our time have more in common 
than outward appearance might suggest with those that troubled Confucius 
2Emillennia ago Eand that we, too, would be the better for a stiff dose of li.

Li is generally translated as rites or rituals, but those words, with their 
connotation of empty forms, strike the wrong note. Think of it instead, 
suggests contributor Hahm Chaihark, a professor at South Korea's Yonsei 
University, as a marvelous combination of education, self-cultivation, 
training, discipline, restraint, authority and legitimacy.

For Hahm, li served as a kind of unwritten premodern constitution, a constraint 
on government absolutism rather than an encouragement of it.

For example, he writes, during the Choson dynasty in Korea (1392-1910), the 
central bureaucracy included many offices Estaffed by experts in li Ewhose 
explicit duties were to educate, correct and criticize the behavior of the 
ruler.

It's a model worthy of careful study, Hahm maintains, for once the citizens of 
modern East Asian countries begin to emulate their Confucian scholar-official 
ancestors, who first disciplined themselves with ritual propriety and then 
demanded the ruler's discipline, their countries will become constitutionalist 
states.

Skeptics doubt a globalized regime's capacity to nourish civilized values 
beyond mass entertainment and mass consumption. Geir Helgesen, senior 
researcher at the Nordic Institute of Asian Studies in Copenhagen, warns in his 
essay in the book of globalization's tendency to overwhelm the individual and 
trigger a retreat into personal, private spheres of interest .EE  
Accordingly, he says, globalization might turn out to be a much more effective 
enemy of democracy than the totalitarian ideologies of the recent past ever 
were.

So, should we disembark from the Internet and dust off our copies of The 
Analects? Maybe we should.

Helgesen cites a recent South Korean survey showing 89 percent of respondents 
agreeing with Confucius that a leader should care for the people as parents 
for their children. Ninety-one percent felt comfortable with the orthodox 
Confucian notion that The objective of good government is to maintain 
harmonious social relations. For 87 percent, as of course for Confucius, The 
ideal society is like a family.

Well, that's South Korea, the Confucian nation par excellence. But Helgesen's 
institute also conducted a similar survey in Denmark. To our surprise, he 
reports, 75 percent of Danish respondents agreed that 'the ideal society is 
like a family.'E

What should we conclude from that? This at least, says Helgesen: By teaching a 
social morality which stresses proper rituals based on the emotional pattern 
people recognize from family life, Confucianism may well have something to 
offer [our] 'runaway world.'

For other stories in our package on Confucius, please click the following links:
A man in the soul of Japan

The Japan Times 
(C) All rights reserved



[Non-text portions of this message have been removed]



.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.

 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:

[budaya_tionghua] Re: My book has been published!

2006-09-14 Terurut Topik liang_jieming
Hi Richard, certainly.  There's an online version available here.

http://authors.history-forum.com/liang_jieming/chinesesiegewarfare

Kit Meng


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, richardwu9 [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 Mr Leong Kit Meng,
 
  
 
 First of all . Congratulations for this hard work . would you mind
giving us
 more introduction of your book? Thank you in advance.
 
  
 
 Regards,
 
  
 
 Richard
 
  
 
 Just letting you guys know that my book has been published!
 
 Chinese Siege Warfare: Mechanical Artillery  Siege Weapons of
 Antiquity - An illustrated history
 ISBN 981-05-5380-3 
 
 Cheers,
 Leong Kit Meng (Liang Jieming)
 
 
 
 [Non-text portions of this message have been removed]







.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.

 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[budaya_tionghua] Re: My book has been published!

2006-09-14 Terurut Topik valiant_virtue
Gongxi ni Liang xiong,

I am certain that your book will correct common mistakes about chinese
warfare, because many chinese still think that their ancestors only
use primitive swords and spears in battle. Is your book also published
in Indonesia ?

Valiant Virtue
¥Í¬°¤¤µØ¤H, ¦º¬°¤¤µØ»î





.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.

 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/