[budaya_tionghua] Film "The Founding of a Republic"

2009-10-22 Terurut Topik dedistd
Tadi saya lagi lihat2 di internet dan menemukan ada film "The Founding of a 
Republic", tentang pendirian negara Republik Rakyat Tiongkok.
Ada yang tahu apakah film ini akan diputar juga di Indonesia, dan kapan?

Thanks




[budaya_tionghua] Re: Suatu ketika kata "Cina" akan bermakna positif ( I am sure )...:)

2009-10-13 Terurut Topik dedistd
Betul, kalau dasarnya salah, selamanya kita tidak akan bisa maju.

Kadang2 saya bingung, fakta sejarah sudah jelas alasan digantinya kata 'Cina' 
menjadi 'Tionghoa', tapi mengapa masih saja ada orang yang senang dipanggil 
'cina'? Koq tidak bisa ya menghargai jasa2 generasi di atas kita?

Atau seperti usulan beberapa rekan di milis ini, mungkin orang2 yang ngotot 
dipanggil 'cina' coba (dengan seijin moderator) kita panggil misalnya 'si 
monyet', 'si cabo". Maaf bukan bermaksud kasar, tapi sering kali orang baru 
benar2 sadar atau mengerti kalau sudah dipraktekkan.

Atau sudahlah kita cuekin saja orang2 yang ngotot dengan kata 'cina'. Bung 
karno kan pernah bilang "bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai para 
pahlawannya". Jadi orang2 yang nggak mau menghargai jasa2 generasi di atas kita 
berarti bukanlah orang yang 'besar'. Untuk apa ngotot dengan orang yang seperti 
itu?



--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, agoeng_...@... wrote:
>
> Yg nentuin alesan dah jadul n ga sesuai perkembangan jaman sapa? Jika 
> dasarnya salah n ga dibenerin maka selanjutnya ga bakal bisa lancar n 
> berhasil.  
> -Original Message-
> From: jackson_ya...@...
> Date: Wed, 14 Oct 2009 02:16:41 
> To: 
> Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Suatu ketika kata "Cina" akan bermakna 
> positif ( I am sure )...:)
> 
> Bukan maksa istilah cina, tapi gw gemes aja ada yg masalahin di ke 2 istilah 
> itu. Apalagi alasannya udah alasan jaman dulu punya yang sudah tidak sesuai 
> dengan perkembangan jaman
> Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung 
> Teruuusss...!
> 
> -Original Message-
> From: "ulysee_me2" 
> Date: Wed, 14 Oct 2009 00:31:15 
> To: 
> Subject: [budaya_tionghua] Re: Suatu ketika kata "Cina" akan bermakna positif 
> ( I am sure )...:)
> 
> Sikap gue mah sudah pasti. 
> 
> Disebut Cina ataupun Tionghoa, enggak usyah jadi masalah. Dua duanya sama 
> kok, enggak ada satu lebih jelek dari yang lain. Jadi, ngapain refot? 
> 
> Dan gue sih masih demen aje ngeledekin mereka yang blingsatan menolak-nolak 
> istilah "Cina", abis menurut gue reaksi berlebihan seperti itu menggelikan, 
> hehehe. 
> 
> Gue yakin, nggak ada "image baik" dengan memaksakan suatu istilah. 
> 
> Memaksakan orang pakai istilah "tionghoa" sama sintingnya dengan yang 
> memaksakan pakai istilah "cina", 
> 
> yang jelek bukan istilahnya, tapi sikap yang suka MAKSA. 
> 
> Jadi menurut gue, untuk orang muda, nggak perlu lah ikut-ikut dendam nggak 
> jelas soal istilah. Thats it.
> 





[budaya_tionghua] Re: Suatu ketika kata "Cina" akan bermakna positif ( I am sure )

2009-10-11 Terurut Topik dedistd
Sdr Nasir,

hal serupa pernah disampaikan oleh Arief Budiman. Dia mengatakan bahwa kalau 
kata "Cina" terus menerus dipakai dengan makna positif, lama kelamaan unsur 
penghinaannya akan hilang dan kata cina akan menjadi netral atau positif.
Saya setuju dengan itu.
 
Namun sekali lagi mari kita belajar dari sejarah pengubahan kata "cina" menjadi 
"Tionghoa" seperti yang saya paparkan dalam tulisan saya ("Mengapa Kata "Cina" 
Tidak Pantas Digunakan?"). Jelas bahwa penggantian kata tersebut memiliki makna 
sangat yang penting bagi kita Tionghoa Indonesia, karena itu salah satu bukti 
bahwa generasi di atas kita ikut berjuang untuk Indonesia.

Jadi msalah kata "Cina" vs "Tionghoa" sebenarnya bukanlah di penghinaan, 
konotasi dsb tapi di dasar sejarahnya.

Btw, bicara soal Arief Budiman, dia ini dulunya salah satu orang LPKB yang 
mendukung asimilasi. Namun setelah sekolah di Amerika dan melihat bagaimana 
imigran di sana tetap mempertahankan identitasnya, barulah dia "bertobat".


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Nasir Tan  wrote:

> Mmmm.dah banyak ngomong nich, tapi intinya adalah masalah 
> sebutan Cina/Chinese atau apapun namanya gak jadi masalah yang penting kita 
> bisa menyesuaikan diri di negara manapun kita berada. Dan yang lebih penting 
> adalah bukan karena soal penyebutan, tetapi yang terutama adalah makna dari 
> penyebutan itu sendiri . Kalau makna penyebutan (-), maka apapun penyebutan  
> itu sendiri jadi tidak berguna akan sia-sia, sebaliknya walo dipanggil "Cina" 
> , tetapi kita menonjolkan sifat yang baik ( secama umum ), maka maknanya  
> akan jadi baik, memang butuh waktu tetapi kata Cina akan sangat positif 
> artinya kalo kita mulai bangun dalam diri kita sendiri ( inner 
> building). Mohon maaf kalau ada kekuranagn dan yang mo share pendapat silakan 
> japri aja di email ini  : nasir_...@...
>  
> regards,
>  
>  
> Nasir Tan ( Tan Zi Wei)
>  




[budaya_tionghua] Re: Mengapa Kata 'Cina' Tidak Pantas Digunakan?

2009-10-06 Terurut Topik dedistd
Jaman dulu harusnya menjadi cerminan bagi kita sekarang. Orang yang tidak 
pernah (dan tidak mau) belajar sejarah tidak akan pernah maju.

Kata cina memang sudah bukan hinaan, tapi kembali seperti apa yang saya 
ungkapkan, bahwa alasannya bukan di masalah hinaan, tapi di makna sejarah bahwa 
penggantian kata cina menjadi Tionghoa adalah suatu bukti bahwa generasi 
Tionghoa (terutama di jaman pra kemerdekaan) memiliki jasa besar bagi 
Indonesia. Dan penggantian kata itu juga adalah suatu bentuk penghargaan dan 
pengakuan thd jasa2 orang Tionghoa thd Indonesia. 

Inilah yang banyak tidak diketahui oleh generasi muda Tionghoa sekarang. Lebih 
parah lagi, ada yang sudah tau tapi tetap saja ber-cina2 ria.

Masa kita tidak bisa menghargai sendiri pemberian yang diberikan kepada kita 
dan malah membuangnya?


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, jackson_ya...@... wrote:
>
> Untuk pemikiran jaman dulu benar. Untuk pemikiran jaman skrg cina udah bukan 
> hinaan lagi. Jadi ga masalah. Jaman dulu punya pemikiran saya rasa hanya 
> cocok dimasa itu. Masa kini sudah berubah
> Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung 
> Teruuusss...!
> 
> -Original Message-
> From: "ChanCT" 
> Date: Wed, 7 Oct 2009 11:30:11 
> To: 
> Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Mengapa Kata 'Cina' Tidak Pantas Digunakan?
> 
> Masalah sejak kapan penggunaan sebutan Tiongkok/Tionghoa boleh saja diusut 
> sejarahnya, tapi menurut saya, yang lebih penting dan patut kita perhatikan, 
> adalah sikap pejuang-pejuang Kemerdekaan RI saat itu. Setelah kemenangan 
> Revolusi Xing-Hai, 10 Oktober 1911 Sun Yat Sen berhasil mendirikan Zhong Hua 
> Min Guo (= Republik Nasionalis TIongkok), mereka, pejuang-pejuang Kemerdekaan 
> RI untuk menghormati kemenangan bangsa Tionghoa itu, sudah gunakan sebutan 
> Tiongkok/Tionghoa juga sebagaimana logat Hokkian yang banyak digunakan di 
> Indonesia. 
> 
> Dan sejak hubungan diplomatik RI-RRT resmi dibuka tahun 1950, Pemerintah 
> Indonesia ketika itu juga sudah secara resmi gunakan Republik Rakyat Tiongkok 
> dan sebutan Tionghoa untuk bangsa dan orangnya, ... 
> 
> Itulah kenyataan yang ada yang patut diperhatikan benar oleh rakyat dan 
> bangsa Indonesia untuk meenghormati dan bersahabat dengan bangsa lain yang 
> juga mengulurkan tangan persahabatan. Sebutan Tiongkok/Tionghoa itulah yang 
> dikehendaki Pemerintah dan rakyat Tiongkok, mereka betul-betul merasa terhina 
> dengan sebutan CINA, lebih-lebih kalau CINA menjadi Zhi-na dalam bhs. 
> Tionghoa. 
> 
> Kenapa masih juga ada orang yang tetap bertahan gunakan sebutan CINA? 
> Bukankah salah satu ayat dalam ajaran Islam yang kalau diterjemahkan artinya 
> begini: ''Panggillah seseorang itu dengan panggilan yang mereka sendiri 
> senang mendengarnya'' .
> 
> Salam,
> ChanCT
> 
>   - Original Message - 
>   From: ulysee_me2 
>   To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
>   Sent: Wednesday, October 07, 2009 8:46 AM
>   Subject: [budaya_tionghua] Re: Mengapa Kata 'Cina' Tidak Pantas Digunakan?
> 
> 
>   Tambahan:
>   Taon 1900 Phoa Keng Hek, salah satu pendiri Tiong Hwa Hwee Koan, menulis  
> "Surat Kiriman Kepada Sekalian Bangsa CINA" 
> 
>   Baru kemudian, orang yang sama, pada tahun 1907 sudah menulis menggunakan 
> kata Tionghoa. 
> 
>   Jadi yang perlu di tengok itu antara tahun 1900 - 1907 dimana mulai ada 
> pergantian istilah. 
> 
>   Ada yang punya copy surat pendirian Tiong Hwa Hwee Kwan? Kata Engkong, di 
> akta pendiriannya perkumpulan itu masih pake istilah Cina, belum pakai 
> Tionghoa. Betul tidak? 
> 
> 
>   --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "henyung"  wrote:
>   >
>   > Sebagai tambahan saja, rekan Suma Mihardja pernah menunjukkan bukti 
> konkrit berupa banyak foto spanduk kejadian sebelum 1911 yang mengusung kata 
> Tionghoa. Juga foto prasasti sebelum 1911 yang juga menggunakan istilah 
> Tionghoa.
>   > 
>   > Foto-foto itu ditunjukkan di diskusi istilah Cina vs Tionghua yang pernah 
> dilaksanakan dulunya. Sayang sekali yang hadir di diskusi itu berat sebelah 
> hanya dari satu pihak saja.
>   > 
>   > Jadi gagasan bahwa istilah Tionghoa diawali pendirian Republik Tiongkok 
> kelihatannya perlu dikaji lebih lanjut. 
>   > 
>   > Bukti foto ada di rekan Suma Mihardja.
>   > 
>   > Hormat saya,
>   > 
>   > Yongde
>   > 
>   > --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Dedi  wrote:
>   > >
>   > > Mengapa Kata 'Cina' Tidak Pantas Digunakan?
>   > > 
>   > > Latar Belakang Sejarah
>   > > 
>   > > Kata 'Cina' mulanya digunakan secara netral sampai dengan awal abad 
> ke-20, namun kemudian karena sering digunakan untuk menghina dan memaki, 
> akhirnya kata tersebut mulai ditinggalkan.
>   > > 
>   > > Seiring dengan itu, gerakan kemerdekaan di Tiongkok mencapai puncaknya 
> pada tahun 1911 dengan berdirinya Republik Tiongkok yang dalam bahasa 
> Mandarin disebut Zhonghua Minguo. Kata Zhonghua dalam dialek Hokkian menjadi 
> Tionghoa. Semangat gerakan ini menyebar ke orang-orang Tionghoa di Indonesia 
> sehin

[budaya_tionghua] Re: Mengapa Kata 'Cina' Tidak Pantas Digunakan?

2009-10-05 Terurut Topik dedistd
Untuk memperjelas saja, kata "Tionghoa" di Indonesia memang sudah digunakan 
sebelum 1911 (seiring dengan kata "cina"), hanya saja sejak 1911 timbul 
kecenderungan yang lebih kuat untuk lebih intensif menggunakan kata "Tionghoa" 
menggantikan "Cina".


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "henyung"  wrote:
>
> Sebagai tambahan saja, rekan Suma Mihardja pernah menunjukkan bukti konkrit 
> berupa banyak foto spanduk kejadian sebelum 1911 yang mengusung kata 
> Tionghoa. Juga foto prasasti sebelum 1911 yang juga menggunakan istilah 
> Tionghoa.
> 
> Foto-foto itu ditunjukkan di diskusi istilah Cina vs Tionghua yang pernah 
> dilaksanakan dulunya. Sayang sekali yang hadir di diskusi itu berat sebelah 
> hanya dari satu pihak saja.
> 
> Jadi gagasan bahwa istilah Tionghoa diawali pendirian Republik Tiongkok 
> kelihatannya perlu dikaji lebih lanjut. 
> 
> Bukti foto ada di rekan Suma Mihardja.
> 
> Hormat saya,
> 
> Yongde
> 
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Dedi  wrote:
> >
> > Mengapa Kata 'Cina' Tidak Pantas Digunakan?
> > 
> > Latar Belakang Sejarah
> > 
> > Kata 'Cina' mulanya digunakan secara netral sampai dengan awal abad ke-20, 
> > namun kemudian karena sering digunakan untuk menghina dan memaki, akhirnya 
> > kata tersebut mulai ditinggalkan.
> > 
> > Seiring dengan itu, gerakan kemerdekaan di Tiongkok mencapai puncaknya pada 
> > tahun 1911 dengan berdirinya Republik Tiongkok yang dalam bahasa Mandarin 
> > disebut Zhonghua Minguo. Kata Zhonghua dalam dialek Hokkian menjadi 
> > Tionghoa. Semangat gerakan ini menyebar ke orang-orang Tionghoa di 
> > Indonesia sehingga mereka mulai menyebut dirinya dengan kata Tionghoa, 
> > menggantikan kata Cina.
> > 
> > Semangat kemerdekaan ini kemudian ditularkan kepada para pejuang 
> > kemerdekaan Indonesia. Karena sama-sama merasa senasib, sama-sama berjuang 
> > melawan kekuasaan asing (Eropa), maka terciptalah kerja sama dan saling 
> > pengertian antara orang Tionghoa dan Indonesia.
> > 
> > Beberapa bentuk kerja sama tersebut di antaranya:
> > 1. Lagu kebangsaan kita, Indonesia Raya, pertama kali dipublikasikan seara 
> > umum oleh harian Sin Po, harian milik golongan Tionghoa yang berorientasi 
> > ke negeri Tiongkok (Saat itu ada 3 golongan Tionghoa: pro-Tiongkok, 
> > pro-Indonesia dan pro-Belanda).
> > 2. Orang Belanda suka menggunakan kata 'Inlander' untuk menghina orang 
> > Indonesia. Kata ini sama dengan kata 'Cina', awalnya netral tapi kemudian 
> > berkonotasi negatif. Koran Sin Po-lah yang pertama kali mengambil inisiatif 
> > untuk mengganti kata 'Inlander' dengan kata 'Boemipoetra' yang lebih 
> > positif.
> > 
> > Sebagai wujud rasa terima kasih atas kedua hal ini dan terutama atas 
> > semangat kebangkitan nasional yang ditularkan orang Tionghoa kepada orang 
> > Indonesia, tokoh-tokoh pergerakan Indonesia juga mulai meninggalkan kata 
> > 'Cina' dan mulai menggunakan kata Tionghoa.
> > 
> > Dengan demikian penghilangan kata Cina dan menggantinya dengan kata 
> > Tionghoa memiliki makna yang sangat penting, khususnya bagi orang-orang 
> > Tionghoa di Indonesia. Inilah salah satu bukti bahwa orang Tionghoa ikut 
> > berjuang untuk Indonesia. Inilah juga yang membuktikan adanya kerja sama 
> > dan saling pengertian yang harmonis antara orang Tionghoa dan Indonesia di 
> > jaman pra-kemerdekaan.
> > 
> > Pada jaman orde lama, kata yang selalu digunakan adalah Tionghoa, bahkan 
> > koran dan tokoh yang anti Tionghoapun juga menggunakan kata Tionghoa. 
> > 
> > Lalu bagaimana kata Tionghoa berubah kembali menjadi kata Cina?
> > 
> > Tanggal 25-31 Agustus 1966 (di awal rejim orde baru) berlangsung seminar 
> > Angkatan Darat di Bandung yang bertujuan untuk membahas peran Angkatan 
> > Darat. Entah dari mana, tiba-tiba mereka membahas dan memutuskan untuk 
> > mengganti kata Tionghoa/Tiongkok dengan kata Cina. Pada tanggal 25 Juni 
> > 1967 keluarlah keputusan presidium kabinet untuk membuang kata 
> > Tionghoa/Tiongkok dan menggantinya dengan kata Cina. Dan keputusan ini 
> > didukung oleh segelintir Tionghoa (yang, maaf, tidak tahu malu) yang 
> > tergabung di dalam LPKB (K. Shindunata dkk).
> > 
> > Sebenarnya ini suatu keganjilan besar. Bagaimana mungkin suatu seminar yang 
> > tidak ada hubungannya dengan soal Tionghoa mengambil suatu keputusan 
> > menghilangkan kata  Tionghoa?! Bagaimana mungkin penghilangan suatu kata 
> > saja harus ditetapkan melalui keputusan presidium kabinet?! Jelas sekali 
> > bahwa keputusan ini rasis dan bermotif politik yang bertujuan 
> > mendiskriminasi golongan Tionghoa. Dengan demikian jelas bahwa kata Cina
> > sengaja dihidupkan kembali dengan tujuan yang tidak baik.
> > 
> > Sejak saat itu, semua media massa mulai menggunakan kembali kata 'Cina' dan 
> > meninggalkan kata Tionghoa. Hanya ada satu koran yang tetap bertahan 
> > menggunakan kata Tionghoa, yaitu Indonesia Raya yang dipimpin oleh Mochtar 
> > Lubis.
> > 
> > Akibatnya bisa kita rasakan sampai sekarang terutama di kalangan generasi 
>