dan setahu saya bang Rene bisa berbahasa Mandarin, sangat fasih karena dia
pernah lama tinggal di RRC dan Hong Kong :)
Dari: twa...@yahoo.com twa...@yahoo.com
Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Terkirim: Rab, 16 Juni, 2010 19:57:18
Judul: Re: [budaya_tionghua] Re: : PRC -cheap labour ???
Setau saya, Pak Rene ini sebenarnya termasuk penulis senior di Kompas, terutama
utk kolom IT. Apakah ada kemungkinan sampai beliau ini menulis hal yg tanpa di
lakukan pengecekan data yg akurat ?
Seharusnya beliau ini mengerti konsekwensinya kalau seandainya beliau ini
melakukan hal ini :)
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT
From: Nasir Tan hitaci2...@yahoo. com
Sender: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Date: Wed, 16 Jun 2010 04:11:17 -0700 (PDT)
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
ReplyTo: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: : PRC -cheap labour ???
Iya..sih...makanya saya bilang kalo wartawan ngomong...kadang susah dipercaya.
Ini bukan soal profesi atau apa, tapi faktanya sering begitu. Kadang
kejjadiannya tidak demikian tapi di blow up. Dalam hal ini wartawannya mungkin
juga gak ke PRC,tapi cuma memngambil data sekunder atau data yang tidak up to
date trus dijadikan berita.
--- On Wed, 6/16/10, zho...@yahoo. com zho...@yahoo. com wrote:
From: zho...@yahoo. com zho...@yahoo. com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: : PRC -cheap labour ???
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Date: Wednesday, June 16, 2010, 6:36 AM
Menurut saya: penulis kompas yg satu ini kurang bermutu, infonya sering tdk
akurat, datanya asal comot, logika berpikirnya tdk runtut. Sama sekali Tdk
memberi pencerahan.
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT
From: ayen ayen.oy...@gmail. com
Sender: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Date: Wed, 16 Jun 2010 15:11:30 +0700
To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
ReplyTo: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: : PRC -cheap labour ???
Buruh China di Tengah Globalisasi
KOMPAS, Rabu, 16 Juni 2010 | 04:13 WIB
RENE L PATTIRADJAWANE Pertumbuhan ekonomi dan perdagangan China akhirnya
terganjal persoalan serius. Upaya China untuk bisa meloncat mencapai bentuk
lebih tinggi peradaban modern, melampaui kapitalisme modern melalui
modernisasi dan keterbukaan menuju sosialisme ala China, menghadapi tantangan
serius dari kaum buruh.
Banyak pengamat China yang mulai melihat penutupan pabrik otomotif Honda pekan
lalu sebagai pertanda berakhirnya era buruh murah yang tersedia dalam jumlah
banyak. Buruh murah dan terampil selama ini menjadi daya pikat bagi investor
asing untuk menanamkan modal di berbagai provinsi daratan China.
Mogok dan protes di China bukan hal baru. Selama ini tercatat ribuan aksi
unjuk rasa berlangsung setiap tahun. Tujuannya antara lain menuntut perbaikan
nasib buruh, menolak penggusuran, dan menggugat persoalan sosial lain.
Penutupan sementara tiga pabrik Honda, walau sudah pulih pekan ini, sebenarnya
merupakan bukti jelas bahwa sosialisme ala China menjadi tidak relevan di
tengah integrasi global kapitalis.
Revitalisasi sosialisme ala China ternyata tidak berhasil menemukan bentuk
idealnya. China mulai masuk ke dalam perangkap logika pasar yang ganas dan
ternyata tidak mampu dibengkokkan oleh sosialisme atau sistem yang
berorientasi sosial. China sekarang disebut oleh para pengamat terkepung
”pulau-pulau kapitalisme” yang terkonsentrasi di pesisir timur dengan entitas
buruh yang selama ini dipersepsikan selalu tersedia dalam jumlah besar dan
murah untuk dipekerjakan.
Faktor penting yang memicu perubahan lanskap buruh China di era modernisasi
dan pembangunan sosialisme adalah meningkatnya jumlah buruh yang bunuh diri di
Foxconn, perusahaan manufaktur elektronik dan teknologi informasi. Perusahaan
ini menghasilkan komponen untuk Apple, Dell, Sony, Panasonic, dan lainnya.
”Xiaokang”
Keresahan di Foxconn menyebabkan manajemen menaikkan gaji para buruh yang
memang bekerja secara intensif dengan pembagian kerja setidaknya per 12 jam
untuk gelombang yang mendukung ketersediaan pasokan seperti iPad atau iPhone 4
yang dipesan Apple Computers.
Kenaikan gaji di Foxconn tergolong tinggi, sekitar 70 persen. Hal ini memicu
buruh lain, termasuk di Honda, menuntut hal serupa.
Perselisihan perburuhan pun akhirnya menjadi sebuah dilema baru, yang selama
ini tidak pernah difokuskan penguasa dan sekarang menjadi tren yang memaksa
pabrik-pabrik manufaktur berurusan dengan buruh China.
Di masa lalu, Deng Xiaoping menyebutkan akan terbentuk masyarakat xiaokang
(kelas menengah) yang fungsional menuju terbentuknya modernisasi China. Namun,
hal yang tidak menjadi perhitungan adalah bagaimana mengintegrasikan kehidupan
modern dengan pekerjaan yang melulu didasarkan pada mata rantai sistem
kapitalisme.
Ketika pasar dalam globalisasi