----- Original Message ----- From: Han Hwie Song To: Tionghoa-net ; Nasional-list ; K. Prawira ; Jonathan Goeij ; C.T. Chan Sent: Tuesday, February 28, 2006 6:11 PM Subject: Re: Han Hwie-Song:Perlawatan saya ke Jawa Jan-Febr. 2006 (bagian tujuh)
Perlawatan saya ke Jawa Jan-Febr. 2006 (bagian tujuh) Baiklah saya terangkan secara singkat sejarah dibetuknya Petjinan, dalam bahasa Belanda Doeloe dinamakan "de Chinese Kamp" atau "de Chinese Wijk". Dibentuknya Petjinan ada hubungan erat dengan sejarah hitam dalam masa VOC, yaitu sejarah pembataian yang memakan kira-kira sepuluh ribu orang Tionghoa. Peristiwa yang terkenal dengan nama "de Chinese Moord", atau pembantaihan orang-orang Tionghoa pada tahun 1740. Kejadian ini adalah kesalahan pemerintahan jaman VOC doeloe, dan mengadu domba dengan penduduk pribumi. Kejadian ini membawa akibat resesi perekonomian yang hebat dari Batavia pada masa kompanyi kemudian. Sejak permulaan dari keberadaannya Batavia orang-orang Belanda meminta agar orang-orang Tionghoa datang berdagang atau membangun Batavia. Dapat dikatakan bahwa Batavia doeloe dibangun terutama oleh "koeli-koeli" Tionghoa yang mereka datangkan dari Tiongkok daratan; juga pekerjaan eksploitasi (mining), mengelolah tanah dikerjakan oleh mereka. Orang-orang Tionghoa ada yang sudah kaya sewaktu VOC datang, tetapi juga banyak dari pekerja-pekerja ini kemudian menjadi kaya. Pedatang-pedatang baru ini yang dinamakan "koeli-koeli" beraneka warna kepandaiannya, dari ahli bangunan gedung dan kapal, ahli cocok tanam, artis, pedagang sampai koeli biasa. Pedagang-pedagang Tionghoa memainkan rol yang penting dalam perekonomian Batavia. Dapat dikatakan bahwa pada achir dari abad ke enambelas pemerintah VOC tergantung dari perdagangan dengan Tiongkok dan dengan pedagang-pedagang Tionghoa setempat dengan jaringannya di Asia Tenggara. Dari sini dapat disimpulkan bahwa kesejahteraan VOC terutama disebabkan oleh jaringan perdagangan inter Asia dari Hua-Yi. Karena jaringan perdagangan ini, maka kedua belah fihak mendapatkan keuntungan, karenanya orang Tionghoa adalah satu-satunya bangsa Asia dijaman VOC yang diwajibkan membayar pajak. Perusahan yang penting bagi orang-orang Tionghoa kaya jaman itu ialah fabrik gula dan refinery (pabrik penyaringan), pembuatan alkohol. Karena perkembangan perdagangan orang-orang Tionghoa ini, maka penduduk Batavia kebanyakan terdiri dari orang-orang Tionghoa. Orang-orang pribumi kebanyakan tinggal di sekitarnya yang dinamakan Ommelanden. Antara orang Tionghoa dan Pribumi sebetulnya tiada perbedahan Anda dan saya. Karena peraturan rezim VOC doeloe yang membagi-bagi golongan etnis, dan setiap etnis dipimpin oleh kepalanya masing-masing, maka mau tidak mau membuat mereka sadar perbedahan antar etnis ini. Karena kuatnya economi etnis Tionghoa, sebetulnya hanya termasuk golongan kecil dari mereka, maka kepala dari golongan Tionghoa inilah yang paling menonjol. Kapitein, atau kapitan adalah pimpinan yang tertinggi dari setiap etnis, dan dibawah kapitein ialah luitenant, letnan dan yang paling rendah ialah "wijkmeester" atau Lotia. Yang terachir ini kepala dari satu daerah atau wijk yang kecilan. Mereka diberi nama dengan pangkat militer, tetapi bukan militer. Biasanya oleh VOC yang diangkat sebagai kapitein atau luitenant adalah orang Tionghoa yang kaya dan berpengaruh. Semua pekerjaan orang-orang Tionghoa dan hubungan dengan pemerintahan harus melalui Kepalanya yang ditunjuk oleh Gubernur Jendral, dan kepala etnis Tionghoa ini dinamakan "Kapitein der Chinezen", disampingnya fungsi mengurus bangsanya, mereka masih ditugaskan untuk menarik pajak orang-orang Tionghoa, menarik pajak jalanan dan dijinkan menjual candu yang chusus di pakai oleh orang-orang Tionghoa. Oleh VOC orang Tionghoa tidak diperbolehkan menjadi pegawai negeri, tentara dan kepolisian. Untuk kepentingan ini VOC menggunakan orang-orang Pribumi; pimpinan VOC tidak percaya akan kesetiaan etnis Tionghoa, takut mereka memberontak. Juga orang Tionghoa tidak diijinkan punya tanah. Kapitan pertama dari orang Tionghoa di Batavia ialah So Bing Kong yang karena kepandaiannya menjadi teman baiknya Gubernur Jendral Jan Pieterszoon Coen. Kekuasahan Kapitan Tionghoa ini paling besar kalau dibandingkan dengan kapitan-kapitan golongan lain. Karena pedagang-pedagang Tionghoa memainkan rol yang penting di Batavia, Belanda tergantung keuangan dari orang-orang Tionghoa. Jelas bagi kita kapitein Tionghoa ini pengaruhnya besar, mau tidak mau juga dalam pemerintahan VOC. Ini semua menimbulkan irihati baik dalam lingkungan orang Belanda maupun golongan lain. Dengan turunnya harga gula di Eropa, dan ekspansinya pabrik-pabrik gula dan kedatangan tenaga-tenaga kerja yang didatangkan dari daratan Tiongkok untuk memenuhi ekspansi pabrik-pabrik tersebut diatas, ditambah pula banyaknya import gula dari West-Indiƫ (jajahan Barat di Amerika Latin) yang murah, terjadi banyak pengangguran orang-orang Tionghoa di Batavia. Pula peraturan-perturan Belanda yang mengharuskan mereka tetap membayar pajak meskipun mereka menganggur, tanpa adanya perhatian dari pada pemeritah. Banyak dari mereka berkumpul dan menjadi perampok untuk mencari makan dan bahkan katanya akan memberontak. Menurut saya pribadi kalau betul mau berontak, ini disebabkan karena kemelaratan dan lalu karena jalan buntu menjadii gerombolan perampok. Dalam hal kemelaratan tentunya masyarakat Tionghoa dan terutama para Kapitan dan letnan juga mempunyai tanggung jawab. Dr. Han Hwie-Song Breda, 25-2-2006 Holland [Non-text portions of this message have been removed] .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/