Ada yang tahu lebih jelas mengenai masalah ini ? Kalau bisa termasuk
berbagi tentang sejarah kelenteng ini.

foto:
http://foto.detik.com/index.php/detik.read/tahun/2008/bulan/02/tgl/26/time/143621/idnews/900211/idkanal/157/id/1

berita:
http://www.detiknews.com/indexfr.php?url=http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2008/bulan/02/tgl/26/time/132347/idnews/900141/idkanal/10

26/02/2008 13:23 WIB
Warga Yogya Demo Pengrusakan Tembok Klenteng Poncowinatan
Bagus Kurniawan - detikcom

Jakarta - Warga Yogyakarta tergabung dalam Gerakan Masyarakat Peduli
Cagar Budaya (Gempar Budaya) melakukan aksi demo. Mereka protes
pengrusakan tembok bangunan Klenteng Poncowinatan Yogyakarta.

Warga menuntut pembangunan tembok sekolah Budya Wacana yang berbatasan
klenteng dihentikan. Sebab hal itu merusak salah satu bangunan benda
cagar budaya (BCB).

Aksi yang diikuti berbagai elemen seperti Yayasan Bhakti Loka, Bonang
Foundation, Jogja Heritage Society, Kaum Muda Nahdlatul Ulama (KMNU)
itu digelar di halaman klenteng di Jl Poncowinatan, Jetis Yogyakarta,
Selasa (26/2/2006).

Aksi menarik para pedagang dan pembeli Pasar Kranggan Yogyakarta yang
berada di depan klenteng tersebut. Mereka menyaksikan jalannya aksi
dari balik pagar besi klenteng Poncowinatan.

Dalam aksinya warga membawa beberapa poster dan spanduk bertuliskan
'klenteng bukan barang jarahan, cabut IMMB Pemkot Yogya, benda cabar
budaya bukan untuk dijarah/dirusak.

Massa juga melakukan orasi bergantian menolak pembangunan gedung
sekolah Budaya Wacana yang dilakukan Yayasan Budaya Wacana. Mereka
juga menuntut Yayasan Budya Wacana segera menghentikan pembangunan
gedung sekolah berlantai tiga dan mengembalikan kawasan cagar budaya
klenteng yang telah dirusak.

Bangunan di kawasan klenteng  yang didirikan di atas tanah Sultan
tahun 1897 pada masa Sultan HB VII. Di kawasan itu berdiri Sekolah
Tionghoa Hak Tong (THHT) yang dibangun 1907.

"Kami meminta pembangunan segera distop, karena secara hukum tidak
sah. Yayasan BW tidak berhak sebab sampai sekarang status kelolanya
adalah Yayasan Bhakti Loka yang juga mengurusi klenteng," kata Z.
Siput Lokasari kepada wartawan di sela-sela aksi.

Usai aksi, Ziput kemudian menunjukkan bagian tembok bangunan yang
rusak akibat pembangunan gedung sekolah. Tampak sebagian batu bata
hancur dan sebagian lagi masih berdiri. Pembangunan gedung sekolah
tersebut tetap berjalan, meski polisi sudah memasang police line.

"Lihat saja, masih ada pekerja yang membangun. Mereka sudah tidak
menghiraukan kami dengan dalih IMBB sudah sah, meski sudah ada surat
penghentian pembangunan," kata Siput sambil menunjuk ke arah beberapa
orang pekerja proyek yang masih bekerja. ( bgs / djo ) 

Kirim email ke