Re: [budaya_tionghua] RUU Antipornografi Sarat Konspirasi

2006-03-13 Terurut Topik skala selaras
Sekarang ini semakin kelihatan, Partai2 apa saja yang paling getol
menggoalkan RUU APP ini:
PKS !!! Partai Talibannya Indonesia.
Rupanya, belum surutlah perjuangan mereka untuk mengganti pembukaan UUD
dengan piagam Jakarta !!!

ZFy
- Original Message -
From: RM Danardono HADINOTO [EMAIL PROTECTED]
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Sunday, March 12, 2006 4:22 AM
Subject: [budaya_tionghua] RUU Antipornografi Sarat Konspirasi


 SUARA PEMBARUAN DAILY

 RUU Antipornografi Sarat Konspirasi


 JAKARTA - Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (FPDI-P)
 menilai pembahasan RUU Antipornografi dan Pornoaksi oleh Pansus DPR
 tidak jujur, penuh penipuan dan konspirasi. FPDI-P Kamis (9/3)
 memilih walkout saat rapat Pansus dan tidak mengikuti rapat tim
 musyawarah Pansus yang dilaksanakan di Cisarua mulai Jumat (10/3)
 selama tiga hari, untuk pembuatan sekaligus pembahasan Daftar
 Inventaris Masalah (DIM) RUU tersebut.


.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[budaya_tionghua] RUU Antipornografi Sarat Konspirasi

2006-03-11 Terurut Topik RM Danardono HADINOTO
SUARA PEMBARUAN DAILY

RUU Antipornografi Sarat Konspirasi


JAKARTA - Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (FPDI-P) 
menilai pembahasan RUU Antipornografi dan Pornoaksi oleh Pansus DPR 
tidak jujur, penuh penipuan dan konspirasi. FPDI-P Kamis (9/3) 
memilih walkout saat rapat Pansus dan tidak mengikuti rapat tim 
musyawarah Pansus yang dilaksanakan di Cisarua mulai Jumat (10/3) 
selama tiga hari, untuk pembuatan sekaligus pembahasan Daftar 
Inventaris Masalah (DIM) RUU tersebut.

Hal itu dikatakan Wakil Ketua Pansus RUU Antipornografi, Agung 
Sasongko (FPDI-P), Eva K Sundari (FPDI-P) dan Alfridel Jinu (FPDI-P) 
di Jakarta, Jumat (10/3).

Agung mengatakan, FPDI-P tidak mau terburu-buru atau kejar target 
dalam pembahasan RUU tersebut. Karena untuk dapat melahirkan sebuah 
UU yang baik, haruslah dengan prosedur dan substansi yang benar, 
yakni tidak bertentangan dengan nilai-nilai hak asasi manusia dan 
Pasal 28 dan 32 UUD 1945.

Karena itu, PDI-P dalam mempersiapkan dan menyusun DIM RUU ini 
berusaha sebisa mungkin mengakomodasi aspirasi, pendapat dan usul 
dari berbagai lapisan masyarakat yang selaras dengan nilai Pancasila 
dan UUD 1945.


Tidak Jujur

Eva Sundari mengatakan, situasi pembahasan RUU ini sudah tidak 
jujur, penuh penipuan dan konspirasi. Misalnya, pada Kamis (9/3), 
Pansus bersidang membahas rencana penyerahan DIM RUU ini dari fraksi-
fraksi. FPDI-P mengatakan, belum siap karena masih harus menerima 
begitu banyak masukan dan aspirasi dari masyarakat. Karena itu, 
kami meminta penundaan hingga satu minggu lagi, katanya.

Tapi pimpinan Pansus menolak usulan itu. Alasannya, semua fraksi 
sudah siap menyerahkan DIM, dan kalau PDI-P belum bisa silakan 
menyelesaikannya, tapi Pansus tetap memproses DIM yang sudah 
ada. Kami tidak menerima cara-cara pemaksaan seperti itu dan kami 
pun memutuskan walkout, kata Eva.

Ironisnya, setelah dicek, ternyata hanya Fraksi Partai Keadilan 
Sejahtera (FPKS) saja yang sudah siap dengan DIM-nya. Beberapa 
fraksi lain belum siap dan belum menyerahkannya. 

Bahkan Fraksi Partai Amanat Nasional (FPAN) dan Fraksi Kebangkitan 
Bangsa (FKB) juga meminta penyerahan DIM diundur. Itu artinya, ada 
proses yang tidak fair, penuh penipuan dan konspirasi yang dilakukan 
pimpinan Pansus dan beberapa pihak yang memaksakan RUU ini agar 
segera disahkan, katanya.


Tidak Akomodatif

Secara terpisah Ketua Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia DKI 
Jakarta, I Gde Dharma Nugraha mengatakan, pihaknya dengan tegas 
menolak RUU Antipornografi dan Pornoaksi karena tidak akomodatif, 
mengekang kebebasan berekspresi yang bertanggung jawab, 
kontraproduktif, batasan, definisi dan pengertian RUU ini tidak 
jelas serta menyiratkan diskriminasi gender.

Sementara itu, rohaniawan Benny Susetyo Pr menjelaskan, tugas negara 
melindungi nilai-nilai masyarakat, khususnya anak-anak dan perempuan 
dari perdagangan anak-anak dan perempuan, serta eksploitasi kaum 
perempuan. Kewajiban negara meningkatkan kesejahteraan masyarakat, 
bukan menentukan dan mengatur bagaimana seharusnya masyarakat 
bermoral dalam bentuk melahirkan RUU Antipornografi dan Pornoaksi. 
(L-8/E-5)








.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/