Re: [budaya_tionghua] Rejeki, Bakso Enak Anti Rugi

2009-03-25 Terurut Topik melani chia
Kamu eksport dong ke Jkarta biar ,ntar kalau pulang
bisa ikut nikmati rasanya.



--- On Wed, 25/3/09, blitarkita  wrote:

From: blitarkita 
Subject: [budaya_tionghua] Rejeki, Bakso Enak Anti Rugi
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Wednesday, 25 March, 2009, 4:39 AM






BLITARKITA.COM - Pada makanan, seringkali kita bisa belajar soal budaya. Pada 
bakso, kita mendapat pelajaran tentang bangsa yang kini disebut Indonesia, 
nesia yang indo. Bangsa yang campuran. Bakso juga makanan campuran.

Memang belum ada riset serius soal asal-usul bakso. Tapi, mudah diterka, bakso 
bukan makanan "asli" Indonesia. Bakso segera mengingatkan kita pada awalan 
"bak" pada kata "bak mie" atau "bak pao". Ringkasnya, bakso datang dari negeri 
beratus-ratus kilometer di seberang lautan sana.

Orang kebanyakan menyebutnya negeri Cina, orang dulu menyebutnya Tiongkok, 
orang Jawa Tengah menghaluskannya sebagai Cinten. Kini, orang yang tak sadar 
betapa kayanya khazanah bahasa-bahasa Nusantara, latah menyebutnya China. Pada 
makanan khas China, orang sekarang menyebutnya Chinesse Food.

Begitulah, bakso dari Tiongkok yang Asia juga cocok buat lidah Asia. Maka, kita 
bisa saksikan, makanan ini dengan berbagai variasi bumbu serta bentuknya, 
sedemikian kondang di seluruh negeri, tak terkecuali di Blitar. 

Pasti butuh waktu berabad-abad untuk bisa kondang begitu. Ini sekaligus 
menandai satu akulturasi selera dan budaya. Ia juga menegaskan satu kasunyatan 
yang susah dihindari bahwa bangsa Tionghoa beranak-pinak di Nusantara sejak 
lama dan selayaknya ia tak lagi disebut non pribumi.

Kembali ke bakso. Ada satu bakso yang layak dicoba di Blitar. Tidak terlalu 
istimewa tempatnya tapi yang penting rasanya nendang banget. Dan, ini yang 
penting di atas segalanya, harganya kelewat murah. Cuma Rp 3.000 per porsi.. 
Itu sejak tahun lalu, ketika Gunung Kelud mengamuk tapi ternyata tak jadi..

Masih agak panjang, Boss. Foto dan naskah lengkapnya ada di situ>> 

http://blitarkita. com/2009/ 03/cerita- kita/rejeki- bakso-enak- anti-rugi. 
html/

















  

[budaya_tionghua] Rejeki, Bakso Enak Anti Rugi

2009-03-24 Terurut Topik blitarkita
BLITARKITA.COM - Pada makanan, seringkali kita bisa belajar soal budaya. Pada 
bakso, kita mendapat pelajaran tentang bangsa yang kini disebut Indonesia, 
nesia yang indo. Bangsa yang campuran. Bakso juga makanan campuran.

Memang belum ada riset serius soal asal-usul bakso. Tapi, mudah diterka, bakso 
bukan makanan "asli" Indonesia. Bakso segera mengingatkan kita pada awalan 
"bak" pada kata "bak mie" atau "bak pao". Ringkasnya, bakso datang dari negeri 
beratus-ratus kilometer di seberang lautan sana.

Orang kebanyakan menyebutnya negeri Cina, orang dulu menyebutnya Tiongkok, 
orang Jawa Tengah menghaluskannya sebagai Cinten. Kini, orang yang tak sadar 
betapa kayanya khazanah bahasa-bahasa Nusantara, latah menyebutnya China. Pada 
makanan khas China, orang sekarang menyebutnya Chinesse Food.

Begitulah, bakso dari Tiongkok yang Asia juga cocok buat lidah Asia. Maka, kita 
bisa saksikan, makanan ini dengan berbagai variasi bumbu serta bentuknya, 
sedemikian kondang di seluruh negeri, tak terkecuali di Blitar. 

Pasti butuh waktu berabad-abad untuk bisa kondang begitu. Ini sekaligus 
menandai satu akulturasi selera dan budaya. Ia juga menegaskan satu kasunyatan 
yang susah dihindari bahwa bangsa Tionghoa beranak-pinak di Nusantara sejak 
lama dan selayaknya ia tak lagi disebut non pribumi.

Kembali ke bakso. Ada satu bakso yang layak dicoba di Blitar. Tidak terlalu 
istimewa tempatnya tapi yang penting rasanya nendang banget. Dan, ini yang 
penting di atas segalanya, harganya kelewat murah. Cuma Rp 3.000 per porsi. Itu 
sejak tahun lalu, ketika Gunung Kelud mengamuk tapi ternyata tak jadi.

Masih agak panjang, Boss. Foto dan naskah lengkapnya ada di situ>> 

http://blitarkita.com/2009/03/cerita-kita/rejeki-bakso-enak-anti-rugi.html/