CiKEAS> Prediksi Salah, Yang Salah Analisis Pakarnya Bukan Teknologinya!!!
Prediksi Salah, Yang Salah Analisis Pakarnya Bukan Teknologinya!!! Pengaruh agama Islam di Indonesia betul2 menghancurkan pendidikan teknologi disegala bidang. Bahkan pakar gempa dari Univ. Andalas sekalipun ternyata lebih menguasai agama Islamnya katimbang ilmu tentang gempa yang dipakarinya. Bayangkan saja, apa artinya Dr Badrul Mustapa Kamal yang katanya pakar gempa ternyata memberi penjelasan tentang gempa kepada masyarakat di Indonesia sbb: http://www.suaramerdeka.com/ "Padang, CyberNews. Pakar gempa dari Universitas Andalas Dr Badrul Mustapa Kamal mengimbau masyarakat tidak mempercayai isu akan terjadi gempa besar dan tsunami pascagempa 7,9 Skala Richter yang mengguncang Sumatra Barat, 30 September 2009. Yang penting, katanya mengimbau, sebagai umat beragama harus pasrah pada Allah SWT karena soal bencana alam adalah urusan Tuhan." Comment saya: Prediksi gempa adalah hasil analisa dari data2 yang dikumpulkan dengan peralatan teknologi yang canggih. Jadi teknologi adalah hasil produksi yang menyangkut alat atau peralatan dalam pengumpulan data atau informasi. Otomatis tidak ada satupun teknologi yang bisa memprediksi apapun juga bukan hanya gempa. Tidak ada teknologi yang bisa memprediksi hujan. Tidak ada teknologi yang bisa memprediksi cuaca. Tidak ada teknologi yang bisa memprediksi kondisi mesin mobil. Tidak ada teknologi yang bisa memprediksi kesehatan. Semua teknologi memang bukan diciptakan untuk memprediksi melainkan hanya untuk membantu analisis data dalam memprediksi. Jadi yang bisa memprediksi itu adalah pakar yang dibantu teknologi, BUKAN TEKNOLOGI YANG BISA MEMPREDIKSI. http://en.wikipedia.org/wiki/Technology Technology is a broad concept that deals with usage and knowledge of tools and crafts, and how to control and adapt to its environment. Dari definisi "Teknologi" diatas, anda bisa memastikan, bahwa memang "teknologi" bukanlah digunakan untuk memprediksi melainkan se-mata2 untuk membantu analisis oleh para pakar agar mampu memprediksi. Adalah absurd pernyataan pakar gempa ala Islam dari Padang ini, seharusnya dia bukan menjadi pakar gempa tapi pakar agama Islam, untuk apa dia sekolah di universitas bidang gempa kalo kemudian kemampuannya menganalisa cuma menghasilkan "pasrah kepada Allah" sebagai hal yang penting dari analisis kepakarannya !!! Kemudian berita lanjutannya: "Pada simposium internasional di Padang, 24-28 Agustus 2005, para pakar gempa sepakat bahwa hingga kini belum ditemukan teknologi yang dapat memprediksi kapan terjadi gempa baik dalam jam, hari, minggu, bulan maupun tahun," kata Badrul Mustapa Kemal di Padang, Minggu (25/10)." Comment saya: Badrul Mustapa Kemal ini kembali memutar balik fakta2nya atau kemungkinan besar dia tidak menguasai bahasa Inggris yang baik sehingga salah kaprah dalam memahami simposium Internasional diPadang baru2 ini. Simposium Internasional ini bukan untuk menyepakati tentang belum ditemukannya teknologi yang dapat memprediksi gempa, karena memang teknologi bukan untuk "memprediksi". Simposium ini digelar untuk menggalang kerja sama dan saling tukar menukar informasi dalam kerja sama Internasional, baik untuk penanggulangan, bantuan, maupun analisis data2 yang berguna untuk memprediksi gempa. Jadi memang, tidak ada teknologi yang bisa memprediksi gempa karena untuk memprediksi gempa bukanlah digunakan teknologi tetapi dengan menggunakan kemampuan analisis masing2 pakar yang mendapatkan bantuan dari teknologi. Bahkan dalam semua hal, tidak pernah ada teknologi yang bisa memprediksi kejadian apapun juga bukan cuma memprediksi gempa saja. Seperti yang sudah saya tulis, bumi dan alam semesta belum selesai tercipta dan masih dalam proses penciptaan sehingga terus menerus akan terjadi perubahan2. Bumi yang permukaannya tersusun dari lempeng2 horizontal, vertical, oblique, maupun tidak beraturan, apabila ada dorongan magma sehingga terjadi pergeseran atau pergerakan, maka pergeseran atau pergerakan ini akan mempengaruhi lempeng2 lainnya tergantung kemana arahnya untuk kemudian bisa diprediksi oleh para pakar gempa bahwa setelah gempa disini akan terjadi gempa disana, dlsb. Apabila prediksinya salah, maka yang salah itu bukan teknologinya melainkan analisis pakarnya. Sangatlah tidak mendidik, masyarakat diminta untuk tidak percaya kepada issue terjadinya gempa padahal gempa maut itu sendiri sudah terjadi. Seharusnya sebagai seorang pakar bukanlah bertugas untuk meminta masyarakat jangan percaya kepada issue yang sudah kejadian, sang pakar harusnya mendidik atau memberi informasi kepada masyarakat bagaimana cara2 mengatasinya maupun menghindarinya. Kalo masalah pasrah kepada Allah, serahkan saja kepada para ulama karena hal2 seperti itu bukan urusan sang pakar. Ny. Muslim binti Muskitawati.
CiKEAS> Prediksi Salah, Yang Salah Analisis Pakarnya Bukan Teknologinya!!!
Prediksi Salah, Yang Salah Analisis Pakarnya Bukan Teknologinya!!! Pengaruh agama Islam di Indonesia betul2 menghancurkan pendidikan teknologi disegala bidang. Bahkan pakar gempa dari Univ. Andalas sekalipun ternyata lebih menguasai agama Islamnya katimbang ilmu tentang gempa yang dipakarinya. Bayangkan saja, apa artinya Dr Badrul Mustapa Kamal yang katanya pakar gempa ternyata memberi penjelasan tentang gempa kepada masyarakat di Indonesia sbb: "Padang, CyberNews. Pakar gempa dari Universitas Andalas Dr Badrul Mustapa Kamal mengimbau masyarakat tidak mempercayai isu akan terjadi gempa besar dan tsunami pascagempa 7,9 Skala Richter yang mengguncang Sumatra Barat, 30 September 2009. Yang penting, katanya mengimbau, sebagai umat beragama harus pasrah pada Allah SWT karena soal bencana alam adalah urusan Tuhan." Comment saya: Prediksi gempa adalah hasil analisa dari data2 yang dikumpulkan dengan peralatan teknologi yang canggih. Jadi teknologi adalah hasil produksi yang menyangkut alat atau peralatan dalam pengumpulan data atau informasi. Otomatis tidak ada satupun teknologi yang bisa memprediksi apapun juga bukan hanya gempa. Tidak ada teknologi yang bisa memprediksi hujan. Tidak ada teknologi yang bisa memprediksi cuaca. Tidak ada teknologi yang bisa memprediksi kondisi mesin mobil. Tidak ada teknologi yang bisa memprediksi kesehatan. Semua teknologi memang bukan diciptakan untuk memprediksi melainkan hanya untuk membantu analisis data dalam memprediksi. Jadi yang bisa memprediksi itu adalah pakar yang dibantu teknologi, BUKAN TEKNOLOGI YANG BISA MEMPREDIKSI. http://en.wikipedia.org/wiki/Technology Technology is a broad concept that deals with usage and knowledge of tools and crafts, and how to control and adapt to its environment. Dari definisi "Teknologi" diatas, anda bisa memastikan, bahwa memang "teknologi" bukanlah digunakan untuk memprediksi melainkan se-mata2 untuk membantu analisis oleh para pakar agar mampu memprediksi. Adalah absurd pernyataan pakar gempa ala Islam dari Padang ini, seharusnya dia bukan menjadi pakar gempa tapi pakar agama Islam, untuk apa dia sekolah di universitas bidang gempa kalo kemudian kemampuannya menganalisa cuma menghasilkan "pasrah kepada Allah" sebagai hal yang penting dari analisis kepakarannya !!! Kemudian berita lanjutannya: "Pada simposium internasional di Padang, 24-28 Agustus 2005, para pakar gempa sepakat bahwa hingga kini belum ditemukan teknologi yang dapat memprediksi kapan terjadi gempa baik dalam jam, hari, minggu, bulan maupun tahun," kata Badrul Mustapa Kemal di Padang, Minggu (25/10)." Comment saya: Badrul Mustapa Kemal ini kembali memutar balik fakta2nya atau kemungkinan besar dia tidak menguasai bahasa Inggris yang baik sehingga salah kaprah dalam memahami simposium Internasional diPadang baru2 ini. Simposium Internasional ini bukan untuk menyepakati tentang belum ditemukannya teknologi yang dapat memprediksi gempa, karena memang teknologi bukan untuk "memprediksi". Simposium ini digelar untuk menggalang kerja sama dan saling tukar menukar informasi dalam kerja sama Internasional, baik untuk penanggulangan, bantuan, maupun analisis data2 yang berguna untuk memprediksi gempa. Jadi memang, tidak ada teknologi yang bisa memprediksi gempa karena untuk memprediksi gempa bukanlah digunakan teknologi tetapi dengan menggunakan kemampuan analisis masing2 pakar yang mendapatkan bantuan dari teknologi. Bahkan dalam semua hal, tidak pernah ada teknologi yang bisa memprediksi kejadian apapun juga bukan cuma memprediksi gempa saja. Seperti yang sudah saya tulis, bumi dan alam semesta belum selesai tercipta dan masih dalam proses penciptaan sehingga terus menerus akan terjadi perubahan2. Bumi yang permukaannya tersusun dari lempeng2 horizontal, vertical, oblique, maupun tidak beraturan, apabila ada dorongan magma sehingga terjadi pergeseran atau pergerakan, maka pergeseran atau pergerakan ini akan mempengaruhi lempeng2 lainnya tergantung kemana arahnya untuk kemudian bisa diprediksi oleh para pakar gempa bahwa setelah gempa disini akan terjadi gempa disana, dlsb. Apabila prediksinya salah, maka yang salah itu bukan teknologinya melainkan analisis pakarnya. Sangatlah tidak mendidik, masyarakat diminta untuk tidak percaya kepada issue terjadinya gempa padahal gempa maut itu sendiri sudah terjadi. Seharusnya sebagai seorang pakar bukanlah bertugas untuk meminta masyarakat jangan percaya kepada issue yang sudah kejadian, sang pakar harusnya mendidik atau memberi informasi kepada masyarakat bagaimana cara2 mengatasinya maupun menghindarinya. Kalo masalah pasrah kepada Allah, serahkan saja kepada para ulama karena hal2 seperti itu bukan urusan sang pakar. Ny. Muslim binti Muskitawati.