Kedua, senantiasa menjadi pengayom dan pembela masyarakat sehingga 
masyarakat merasa aman dan terlindungi. Kehidupan pun menjadi 
tenteram dan bahagia.

Kebijakan yang dikeluarkannya pun tidak akan menjadi kebijakan yang 
merugikan rakyat. Ketika terjadi konflik antara kepentingan elite 
dan kepentingan rakyat kecil, ia akan lebih memilih membela 
kepentingan rakyat kecil.

>>>>>>>>>>>>>
hehehe,dari lurah ampe menterinyah...ituh uler ijoh

kerjaannyah cuman mempermiskin rakyatnyah,

dan enggak bosen2nyah memperkosah rakyatnyah!

jadi kotbah ituh endah..dan prakteknyah bejad sakkalih bukan?


Hehehe,daku pernah membuat uler ijoh,

yang mengaku bening atinyah,nyungsep dalem pengakuan,

bahuwa uler ijoh ituh,endah ajarannyah,

tatapi bejad prakteknyah.

lalu kubilang,di Indonlah saksinyah.

bejibun uler ijoh yang demen kotbah tentang

kejungjuran dan keadilan kaum uler ijoh,

tatapi dalem prakteknyah jebol luhar biasak.

nih, kutungrunken..kotbah yang endah..

yang dalem prakteknyah jibul enol puntul.
Sebuah teladan yang sangat luar biasa, ingat kepada nasib rakyatnya 
hingga nyawa berpisah dari jasad. Karena itu, Rasulullah telah 
mengingatkan bahwa pemimpin yang baik dan adil akan menjadi salah 
satu dari tujuh golongan yang akan mendapat naungan dan perlindungan 
Allah di hari kiamat nanti (HR Bukhari).

Sebaliknya, pemimpin yang kejam dan tidak amanah merupakan salah 
satu dari tiga kelompok yang dikategorikan sebagai penyakit kronis 
agama (HR Daelamy), yang hanya akan membawa kemudharatan dan 
kesengsaraan bagi agama dan masyarakat. Ciri pemimpin yang baik Ada 
beberapa ciri pemimpin yang baik, yang akan berhasil dalam 
kepemimpinannya.

Pertama, senantiasa bersikap adil dan menjunjung tinggi kebenaran. 
Saking pentingnya masalah ini sampai-sampai Rasulullah SAW 
menyatakan bahwa satu jam keadilan pemimpin jauh lebih baik 
dibandingkan dengan seribu rakaat shalat sunah (alhadis). Pemimpin 
yang adil; di samping ilmunya para ulama, kemurahan kaum kaya, dan 
doanya kaum dhuafa; akan menjadi pilar utama yang menjadi penopang 
masyarakat yang kuat dan berhasil (alhadis).

Kedua, senantiasa menjadi pengayom dan pembela masyarakat sehingga 
masyarakat merasa aman dan terlindungi. Kehidupan pun menjadi 
tenteram dan bahagia.

Kebijakan yang dikeluarkannya pun tidak akan menjadi kebijakan yang 
merugikan rakyat. Ketika terjadi konflik antara kepentingan elite 
dan kepentingan rakyat kecil, ia akan lebih memilih membela 
kepentingan rakyat kecil.

Ketiga, berpihak dan berorientasi pada kesejahteraan rakyat. 
Khalifah Umar bin Khattab RA adalah contoh pemimpin yang selalu 
berpatroli setiap malam, memastikan bahwa rakyatnya tidak ada yang 
kelaparan. Tidak hanya itu, beliau pun menyatakan, "Jangankan 
manusia, binatang pun tidak boleh ada yang kelaparan," selama masa 
pemerintahannya.

Demikian pula dengan Khalifah Umar bin Abdul Aziz yang mampu 
mengentaskan kemiskinan melalui instrumen zakat hanya dalam waktu 
kurang dari dua tahun. Inilah model kepemimpinan yang selalu 
didambakan kehadirannya oleh seluruh masyarakat kapan pun dan di 
mana pun, termasuk di negara yang kita cintai ini. Mudah- mudahan, 
melalui pemimpin yang demikian, Indonesia akan menjadi bangsa yang 
lebih baik dan lebih sejahtera. Wallahu'alam. 



kerna di Indon..uler ijohnyah buas buas dan rangkus.

mangka rungsaklah pemerentahannyah.



Kirim email ke